c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Kebijakan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016; No. Urut: 05, 2016 G U B E R N U R SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 31 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, rencana pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dituangkan dalam kebijakan pengawasan tahunan dan ditetapkan oleh Gubernur berpedoman pada kebijakan pengawasan yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri; b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengawasan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016, bahwa kebijakan pengawasan adalah acuan, sasaran dan prioritas pengawasan dalam pelaksanaan dan pengawasan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian/ Lembaga dan Pemerintahan Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Nomor 1646); 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Nomor 4426); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Nomor 5601); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2007 tentang Pedoman Pemeriksaan Dalam Rangka Berakhirnya Masa Jabatan Kepala Daerah; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengawasan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016; 10. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2014; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2016 Pasal 1 Tujuan Kebijakan Pengawasap atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 adalah untuk : a. meningkatkan kualitas pengawasan internal di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat; b. mensinerjikan pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota; dan c. meningkatkan penjaminan mutu atas penyelenggaraan pemerintahan dan kepercayaan masyarakat atas pengawasan Aparatur Pengawas Intern Pemerintahan (APIP). Pasal 2 Pelaksanaan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan oleh Inspektorat Provinsi Sumatera Barat meliputi: a. pengawasan umum; b. pengawasan teknis atas pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren; dan c. pelaksanaan urusan pemerintahan umum di daerah. Pasal 3 Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terdiri dari: a. kegiatan utama; dan b. kegiatan penunjang. Pasal 4 Kegiatan utama pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut: a. kegiatan pengawasan internal di lingkungan Pemerintah Provinsi; b. kegiatan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten/ Kota; dan c. kegiatan pengawasan umum di Kabupaten/Kota. Pasal 5 Uraian kegiatan Kebijakan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Pasal 6 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Sumatera Barat. LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 5 TAHUN 2016 TANGGAL : 19 FEBRUARI 2016 TENTANG : KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2016 Diundangkan di Padang Pada tanggal 19 Februari 2016 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT, ALI ASMAR Ditetapkan di Padang Pada tanggal 19 Februari 2016 GUBERNUR SUMATERA BARAT, IRWAN PRAYITNO BERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 NOMOR : 5 URAIAN KEGIATAN KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2016 I. KEGIATAN UTAMA A. Kegiatan pengawasan internal di lingkungan Pemerintah Provinsi, meliputi a. Pengawasan dalam rangka penguatan akuntabilitas kinerja dan keuangan, antara lain : 1) Pengelolaan tugas dan fungsi, keuangan, barang, kepegawaian Lerhadap penyelenggaraan urusan pernerintahan daerah. 2) Reviu Rencana Kerja Anggaran; 3) Reviu Laporan Keuangan; 4) Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 5) Evaluasi Sistem Pengendalian Internal; 6) Pengaduan masyarakat dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu; 7) Pemeriksaan terpadu dengan Inspektorat Jenderal Kementerian/Inspektorat Utama/Inspektorat Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Inspektorat Provinsi; 8) Pemeriksaan hibah/bantuan sosial; 9) Pendampingan, asistensi dan fasilitasi; 10) Tugas Pembantuan dan Dana Bantuan Keuangan; dan 11) Kegiatan prioritas lain sesuai dengan kebijakan Gubernur. b. Kegiatan pengawasan dalam rangka percepatan menuju good governance, clean government, dan pelayanan publik di lingkungan Pemerintah Provinsi dan Pernerintah Kabupaten/Kota, meliputi 1) Mengawal reformasi birokrasi melalui kegiatan: Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB), Evaluasi periodik pelaksanaan reformasi
birokrasi (setiap triwulan), Pembangunan Zona Integritas, Pengendalian Gratifikasi, Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP), Penanganan Pengaduan Masyarakat, Penguatan 41/hi5t/e Blowing System, Penanganan Benturan Kepentingan, dan Penguatan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP). 2) Pemantauan pelaksanaan Perpres 55 tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 serta peraturan perundang-undangan tindak lanjutnya; 3) Pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan. c. Kegiatan penunjang pengawasan, meliputi : 1) Penyusunan peraturan perundang-undangan bidang pengawasan; 2) Penyusunan pedoman/standar di bidang pengawasan; 3) Koordinasi program pengawasan; 4) Tugas lain sesuai kebijakan Gubernur, antara lain mengenai hal-hal yang dianggap strategis di lingkup Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. B. Kegiatan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten/Kota, meliputi : a. Pengawasan terhadap urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan rakyat dan kawasan permukiman, ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat dan sosial. b. Pengawasan teknis urusan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat atas penyelenggaraan pemerintahan daerah yang difokuskan pada : 1) Alokasi, penyaluran, realisasi dan pertanggungjawaban Dana Desa; 2) Pembinaan wawasan kebangsaan dan penanganan konflik sosial; 3) Pelayanan pendaftaran penduduk, catatan sipil, pengurnpulan data kependudukan, pemanfaatan dan penyajian database, penyusunan profil kependudukan Kabupaten/Kota; 4) Pemetaan dan penanggulangan bencana Kabupaten/ Kota dan pencegahan serta pengendalian kebakaran; dan 5) Penyelesaian batas daerah. C. Kegiatan pengawasan umum di Kabupaten/Kota yang difokuskan pada a. Pembagian Urusan Pemerintahan, Kelembagaan dan Kepegawaian pada Perangkat Daerah, yang berkaitan dengan Penyerahan Person'', Perlengkapan, Pembiayaan dan Dokumen (P3D) urusan pendidikan menengah, kelautan, energi dan sumber daya mineral; b. Keuangan Daerah, yang berkaitan dengan pemanfaatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan dan sumber pendapatan lainnya serta pemanfaatan Aset Daerah dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan daerah; dan dukungan anggaran Pilkada Tahun 2017; c. Pembangunan dan Keuangan Daerah, yang berkaitan dengan konsistensi kebijakan perencanaan dan penganggaran serta evaluasi capalan daya serap pendanaan dan capaian kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah terhadap urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan rakyat dan kawasan permukiman, ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, dan sosial; d. Pelayanan Publik di Daerah, yang berkaitan dengan kewenangan perijinan kepada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan ketepatan waktu penyelesaian perijinan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP); e. Kebijakan Daerah, yang berkaitan dengan pembatalan Peraturan Daerah Provinsi dan penerapan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) serta pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) terhadap urusan wajib yang menjadi pelayanan dasar; f. Kepegawaian Daerah, yang berkaitan dengan mutasi PNS di daerah menjelang Pilkada Tahun 2017, pembinaan jabatan fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) dan rekruitmen serta pemberhentian dalam jabatan.
II. KEGIATAN PENUNJANG Dalam melaksanakan kegiatan utama, dilakukan beberapa kegiatan penunjang antara lain: 1. Pemantauan penerimaan CPNS. 2. Rapat koordinasi pengawasan. 3. Fasilitasi, sosialisasi dan Bimbingan Teknis. 4. Memberikan pelayanan (quality Assurance) kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat secara sinergis serta arahan/bimbingan dan solusi terhadap kendala dalam pelaksanaan dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan. GUBERNUR SUMATERA BARAT IRWAN PRAYITNO