BAB I PENDAHULUAN. dapat di mengerti dengan baik oleh banyak pihak dalam masyarakat itu karena tingkat

dokumen-dokumen yang mirip
seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

Iklim Perubahan iklim

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

BAB I PENDAHULUAN I.1

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana?

APA ITU GLOBAL WARMING???

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK

Makalah Pemanasan Global Dan Perubahan Iklim

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR

MAKALAH PEMANASAN GLOBAL

4. Apakah pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir, kekeringan, pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau cuaca yan

PENDAHULUAN Latar Belakang

FIsika PEMANASAN GLOBAL. K e l a s. Kurikulum A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon

APA & BAGAIMANA PEMANASAN GLOBAL?

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

Kebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim. Gusti Mohammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai peristiwa meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan

Global Warming. Kelompok 10

SAMBUTAN KETUA DPR-RI. Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011

FENOMENA GAS RUMAH KACA

TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah

MAKALAH GLOBAL WARMING PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Amah Majidah Vidyah Dini, FKM UI, 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SMA BERNUANSA ARSITEKTUR EKOLOGIS

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

15B08063_Kelas C SYAMSUL WAHID S. GEJALA PEMANASAN GLOBAL (Kelas XI SMA) PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR STRUKTUR MATERI

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

MAKALAH FISIKA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

JAWABAN PERTANYAAN EVOLUSI TUGAS

TANYA-JAWAB Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. 1

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif seperti mudahnya berkomunikasi maupun berpindah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PENDAHULUAN Latar Belakang

Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan

TINJAUAN PUSTAKA. udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit pada jangka

KISI-KISI SOAL UJI COBA TES. : Efek Pemanasan Global : 3.9 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

ANCAMAN GLOBALISASI. Ali Hanapiah Muhi Juli, komunikasi. Revolusi informasi mengarahkan kita ke dalam milenium ketiga

PENIPISAN LAPISAN OZON

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan

PERUBAHAN IKLIM DAN BENCANA LINGKUNGAN DR. SUNARTO, MS FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

EVALUASI BAB IX EFEK RUMAH KACA DAN PEMANASAN GLOBAL : MUHAMMAD FIRDAUS F KELAS : 11 IPA 3

BAB I PENDAHULUAN. karena hutan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, hewan dan

Pemanfaatan Hutan Mangrove Sebagai Penyimpan Karbon

BAB I PENDAHULUAN. intensitas ultraviolet ke permukaan bumi yang dipengaruhi oleh menipisnya

Pasal 3 Pedoman Identifikasi Faktor Risiko Kesehatan Akibat Perubahan Iklim sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Dengan kata lain manfaat

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

LKS EFEK RUMAH KACA, FAKTA ATAU FIKSI. Lampiran A.3

PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DAN PROSES TERJADINYA EROSI E-learning Konservasi Tanah dan Air Kelas Sore tatap muka ke 5 24 Oktober 2013

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

MENGURANGI EMISI GAS RUMAH KACA

Draft Komik. Tema : Perubahan Iklim dan REDD. Judul :

I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Peran sektor pertanian sangat penting terhadap perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi sekarang ini. Menurut catatan World Economic Review (2007), sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan pemimpin politik untuk merespon berbagai tantangan dari ancaman

SUMBER DAYA ENERGI MATERI 02/03/2015 JENIS ENERGI DAN PENGGUNAANNYA MINYAK BUMI

08/06/2013. Ilmu Kealaman Dasar (IAD) ISU LINGKUNGAN. Pertemuan ke-12

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sekarang ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

Perubahan iklim dan dampaknya terhadap Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses. infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.

Pemanasan Bumi. Suhu dan Perpindahan Panas

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1 P. Nasoetion, Pemanasan Global dan Upaya-Upaya Sedehana Dalam Mengantisipasinya.

PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan Pemanasan global telah di kenal luas oleh hampir semua masyarakat di belahan dunia manapun. Walaupu demikian fenomena pemanasan global ini belum dapat di mengerti dengan baik oleh banyak pihak dalam masyarakat itu karena tingkat ketidakperdulian yang sangat tinggi dan keegoisan orang-orang yang memiliki kepentingan pribadi dalam mencapai keuntungan dengan atau tanpa sadar melakukan pencemaran lingkungan yang kemudian menjadi salah satu akibat terjadinya pemanasan global. Pemanasan global tidak terjadi secara seketika, tetapi berangsurangsur. Namun kemudian, dampak dari tindakan-tindakan pemicu pemanasan global yang dialakukan jauh sebelum hari ini sudah dapat kita rasakan sekarang. Dahulu, semua perubahan iklim berjalan secara alami. Ketika revolusi industri baru dimulai sekitar tahun 1850 kebutuhan energi untuk menjalankan mesin terus meningkat dari waktu ke waktu. Sebagian besar energi untuk penerangan dan pemanasan rumah, datang dari bahan bakar seperti batubara dan minyak bumi atau lebih dikenal dengan nama bahan bakar fosil karena telah terjadi dari pembusukan fosil mahluk hidup. Pembakaran bahan bakar inilah yang kemudian melepaskan gas rumah kaca ke atmosfir.

Pengamatan selama 157 tahun terakhir menunjukan bahwa suhu permukaan bumi mengalami peningkatan sebesar 0,05 C/decade. Selama 25 tahun terakhir peningkatan suhu semakin tajam 0.18 C/decade. Intergovernmental panel on climate change menyimpulkan bahwa sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas gas runah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan setidaknya oleh 30 badan ilmiah akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Konsentrasi salah satu gas rumah kaca (GRK) penting yaitu CO 2 di atmosfer baru 290 ppmv(part per million by volume), saat ini tlah mencapai sekitar 350 ppmv. Jika pola konsumsi, gaya hidup dan pertumbuhan penduduk tidak berubah, 100 tahun yang akan datang konsentrasi CO 2 diperkirakan akan meningkat menjadi 580 ppmv atau dua kali lipat dari zaman pra-industri. Akibatnya kemudian suhu bumi akan meningkat 4,5 C dengan dampak berbagai sektor kehidupan manusia yang luar biasa besarnya. Seperti juga penyumbang emisi yang lain, sumber utamanya adalah manusia dan agrikultural. Kombinasi ketiga komponen utama tersebut menjadi penyumbang terbesar pada pemanasan global. Kontribusi antropogenik pada aerosol (sulfat, karbon organik, karbon hitam, nitrat and debu) memberikan efek mendinginkan, tetapi efeknya masih tidak dominan dibanding terjadinya pemanasan, disamping ketidakpastian perhitungan yang masih sangat besar. Demikian juga dengan perubahan ozon troposper akibat proses kimia pembentukan ozon (nitrogen oksida,

karbon monoksida dan hidrokarbon) berkontribusi pada pemanasan global. Kemampuan pemantulan cahaya Matahari (albedo), akibat perubahan permukaan Bumi dan deposisi aerosol karbon hitam dari salju, mengakibatkan perubahan yang bervariasi, dari pendinginan sampai pemanasan. Perubahan dari pancaran sinar Matahari (solar irradiance) tidaklah memberi kontribusi yang besar pada pemanasan global. Dampak yang kemudian sudah kita bisa rasakan sekarang yang terbukti terjadi di berbagai belahan dunia : 1. Merebaknya penyakit Bluetongue di dataran Eropa antara tahun 1998-2005. Penyakit ini telah membunuh lebih dari 1.5 juta ekor domba dan menyebabkan periode ini sebagai periode wabah bluetongue terlama dan terbesar dalamsejarah Eropa. Lima serotipe virus bluetongue diketahui telah menginvasieropa pada periode ini. Kasus wabah bluetongue ini terjadi di beberapanegara atau wilayah yang sebelumnya dilaporkan sama sekali tidak pernah terdapat kasus Culicoides-borne arboviral disease, seperti Turki, dataran Yunani, Bulgaria, beberapa negara Balkan, dataran Italia, Sicily dan Sardinia, Corsica, kepulauan Balearic, dan Tunisia. Kejadian ini sekarang dihubungkan dengan kejadian pemanasan global di wilayah Eropa. Dari hasil penelitian yang dilakukan,

terindikasi bahwa penyebaran dramatis dari vektor Culicoides imicola ke wilayah yang tidak pernah mengalami infeksi bluetongue sebelumnya atau transimisi virus bluetongue oleh vektor baru, C. Obsoletus dan C. pulicaris, hanya terjadi di areaarea yang secara nyata mengalami pemanasan suhu. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan langsung antara kemunculan bluetongue di Eropa dengan global warming. 2. Adanya keterlibatan global warming terhadap punahnya 67% dari sekitar 110 spesies katak Atelopus sp. dari pegunungan Costa Rica akibat infeksi fungi patogen Batrachochytrium dendrobatidis sekitar 20 tahun lalu. Atelopus sp merupakan spesies katak endemis di wilayah tropis benua Amerika. Analisa hubungan periode kepunahan terhadap perubahan level permukaan laut dan suhu udara menunjukkan bahwa pemanasan global telah menyebabkan suhu lingkungan pada sebagian besar pegununganpegunungan di wilayah Amerika Selatan dan Tengah bergerak mendekati suhu optimum pertumbuhan fungi pathogen B. dendrobatidis sehingga menyebabkan wabah dan mengakibatkan punahnya sebagian spesies Atelopus sp. 3. Meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir disebabkan oleh terjadinya pola hujan yang acak dan musim hujan yang pendek

sementara curah hujan sangat tinggi (kejadian ekstrim). Kemungkinan lainnya adalah akibat terjadinya efek backwater dari wilayah pesisir ke darat. Frekuensi dan intensitas banjir diprediksikan terjadi 9 kali lebih besar pada dekade mendatang dimana 80% peningkatan banjir tersebut terjadi di Asia Selatan dan Tenggara (termasuk Indonesia) dengan luas genangan banjir mencapai 2 juta mil persegi. 1 Peningkatan volume air pada kawasan pesisir akan memberikan efek akumulatif apabila kenaikan muka air laut serta peningkatan frekuensi dan intensitas hujan terjadi dalam kurun waktu yang bersamaan. 4. Di Amerika Latin hutan tropis di bagian timur Amazon dan bagian selatan serta Meksiko tengah diprediksi aka berubah menjadi savana. Sebagian daerah bagian timur laut Brazil serta sebagian besar Meksiko tengah dan utara akan menjadi lebih kering (arid) disebabkan oleh kombinasi antara perubahan iklim dan manajemen lahan oleh manusia. Pada 2050, 50% dari lahan pertanian diperkirakan akan perlahan berubah menjadi gurun dan mengalami salinitasi. 1 Britain s Meteorological Office (November 1999) dalam http://www.ecobridge.org.htm

Indonesia yang dikenal dengan Negara yang memiliki dua per tiga hutan di dunia yang juga dikenal baik dengan nama jantung dunia. karena banyaknya hutan yang di miliki Indonesia yang membuat dunia dapat bernafas. Seperti kita ketahui dalam isu pemanasan global, peran hutan sebagai paru-paru dunia semakin diakui keberadaannya. Hutan menjadi bagian penting dalam sebuah siklus yang dipercaya dapat mengurangi tingkat pemanasan global. Hutan menjadi tameng terakhir umat manusia untuk berlindung dari dampak yang mengerikan pemanasan global tersebut. Ironisnya, meskipun semua orang setuju akan peran penting kawasan hutan, namun masih banyak sekali kasus eksploitasi hutan dengan berbagai dalih kepentingan yang terjadi di Indonesia. Tingkat penggundulan hutan di Indonesia mencapai lebih dari 50 kilometer persegi setiap harinya baik akibat pembukaan lahan oleh penduduk lokal, aktivitas penambangan oleh perusahaan tambang, maupun penebangan kayu oleh pemegang HPH dan penebangan liar. Pembabatan hutan pastinya akan memperparah pemanasan global yang pada akhirnya akan mengakibatkan pencairan es di kutub dan mengakibatkan perubahan iklim yang sangat ekstrim. Banyak Negara yang kemudian mencari jalan keluar untuk mengatasi persoalan global ini dengan melalui prosedur Perserikatan bangsa-bangsa. Isu utama yang harus ditangani adalah bagaimana agr sistem iklim bumi tidak terganggu dan terus memburuk. Para wakil pemerintahan berbagai Negara kemudian membentuk panel untuk membentuk pembicaraan-pembicaraan awal tentang isu ini. Setelah

melalui proses yang panjang, dalam suatu konfrensi yang diadakan di Kyoto yang kemudian menghasilkan suatu konsensus yang berupa keputusan untuk mengadopsi suatu protokol yang merupakan dasar bagi Negara-negara industri untuk mengurangi emisi gas rumah kaca gabungan mereka paling sedikit 5 persen dari tingkat emisi tahun 1990 menjelang periode 2008-2012. komitmen yang yang mengikat secara hukum ini akan akan mengembalikan tendensi peningkatan secara emisi yang secara historis dimulai dari Negara-negara maju. Sedangkan Negara berkembang tidak memiliki kewajiban atau komitmen dalam menurunkan emisinya. Berdasarkan hal itu, menjadi alasan penulis untuk membahas materi skripsi ini dengan judul : PEMANASAN GLOBAL DI INDONESIA DI TINJAU DARI PROTOKOL KYOTO. B. Perumusan Masalah Berdasarkan paparan diatasa maka penulis tertarik untuk mengetahui : 1. Apa saja instrumen-instrumen hukum nasional dan internasional yang mengatur tentang pengelolaan lingkungan hidup dalam rangka membantu penghentian pemanasan global? 2. Bagaimanakah pemanasan global di Indonesia? 3. Bagaimana implementasi Protokol Kyoto di Indonesia?

C. Keaslian Penulisan Pembuatan karya ilmiah haruslah merupakan suatu hal yang berasal dari alam pemikiran yang berdasarkan pengetahuan yang dimilik penulis, tidak merupakan suatu hal yang telah ditulis terlebih dahulu oleh orang lain atau yang biasa disebut plagiat. Penulisan karya ilmiah ini adalah murni dan benar benar berasal dari pemikiran penulis dan pertanyaan pertanyaan yang timbul dari dalam diri penulis bahwa terhadap judul diperlukannya suatu pembahasan yang lebih dalam, keaslian penulisan ini dapat dibuktikan karena sebelum penulisan ini berlangsung penulis telah melakukan pengecean terhadap judul ini terlebih dahulu ke Perpustakaan Fakultas Hukum apakah mengenai judul ini telah dibahas sebelumnya atau tidak, hasil dari pengecekkan tersebut adalah penulis telah mendapatkan persetujuan dari pihak perpustakaan dan jurusan bahwasanya judul ini dapat dilanjutkan penulisannya. D. Tinjauan Kepustakaan Dalam melakukan sebuah penelitian maka dibutuhkan suatu tinjauan kepustakaan, yang bertujuan sebagai bahan pemikiran penuis mengenai hal hal apa saja yang nantinya akan menjadi bahasan terhadap penulisan ilmiah ini, dan merupakan pembimbing atau petunjuk apabila penulis memerlukan teori teori dari para ahli mengenai objek yang sedang diteliti penulis yang nantinya akan diambil

menjadi sebuah kutipan untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam penulisan karya ilmiah. Tinjauan kepustakaan dalam penulisan ini menggunakan Library Research, yaitu mempelajari serta mengumpulkan data yang diperoleh dari buku buku yang menulis tentang pemanasan global baik karangan dalam negeri maupun luar negeri dan peraturan peraturan yang mengaturnya secara internasional seperti konvensi konvensi mengenai pemanasan global secara internasional maupun yang secara nasional. Teori yang dibahas meliputi teori pemasan global, teori perubahan iklim dan teori perjanjian internasional. Teori pemanasan global secara garis besar membahas tentang bagaimana terjadinya pemanasan global. Dimana pemanasan global adalah meningkatnya temperature suhu rata-rata di atmosfir, laut dan darat. 2 Teori perubahan iklim membahas bagaimana proses terjadinya perubahan iklim. Perubahan iklim adalah suatu kondisi yang merupakan hasil dari efek gas rumah kaca yang merubah iklim bumi menjadi panas. 3 Selanjutnya adalah teori mengenai perjanjian internasional. Perjanjian internasional adalah sumber hukum utama dalam hukum internasional. Konvensikonvensi internasional yang merupakan sumber utama hukum internasional dalah konvensi yang berbentuk law making treaties yaitu perjanjian-perjanjian internasional 2 Fatkurrohman, S.IP, M.Si, Pemanasan Global dan Lubang Ozon: Bencana Masa Depan, Yogyakarta, 2009, hal 10 3 Ibid, hal 8

yang berdasarkan prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan yang berlaku secara umum. E. Metode Penulisan Metode penelitian adalah suatu proses yang menjelaskan tentang cara pelaksanaan kegiatan penelitian mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan, dan cara analisis data. Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian deskriptif. Dimana penelitian memaparkan dan membahas data data yang diperoleh mengenai implikasi dari protocol Kyoto di Indonesia yang ditinjau dari beberapa bidang. F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan skripsi ini, dibagi di dalam 5 ( lima ) bab yang meliputi Bab Pendahuluan, yang berisikan antara lain mengenai latar belakang penulisan, permasalahan, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab Kedua diuraikan mengenai instrumen-instrumen hukum baik nasional maupun internasional yang berkaitan erat dengan pemanasan global serta target dibuatnya instrument-instrumen hukum nasional dan internasional tersebut. Bab Ketiga, membahas tentang pemanasan global secara general yang terjadi di Indonsia. Sebab-sebab terjadi pemanasan global, dampak-dampak pemanasan

global, tingkat kesadaran masyarakat dan upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam upaya menghentikan pemanasan global di Indonesia. Bab Keempat diuraikan mengenai implementasi protocol Kyoto itu sendiri terhadap kehidupan berbangsa di indonesia. Apakah program-program di dalam protocol Kyoto telah berhasil di terapkan di Indonesia. Bab Kelima merupakan bagian penutup yang berisikan kesimpulan yang ditarik dari hasil pembahasan yang berhubungan dengan materi yang dibahas. Pada bagian ini juga dikemukakan beberapa saran saran baik yang bersifat teori dan praktis.