Penerapan Metode Demonstrasi Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas III SDN Mire

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

Peningkatan Ketrampilan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas III SDN Paranonge

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Menggunakan Metode SAS Dengan Bantuan Kartu Kalimat di Kelas I SDN Tampanombo

Penerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas pada Siswa Kelas IV SDN No. 1 Balukang 2

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Pakem Siswa Kelas V SDN 21 Ampana

Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Pembelajaran Pkn Melalui Metode Diskusi Di Kelas IV SDN Tolulos Kecamatan Peling Tengah

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

Peningkatan Kemampuan Siswa Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Pada Siswa Kelas III SDN 08 Paleleh

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Melalui Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA di SDN No. 1 Balukang

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIRENJA

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Kompetensi Dasar Tentang Jual Beli Melalui Metode Diskusi Untuk Pelajaran IPS Di Kelas V SD Inpres 2 Kasimbar

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Sri Listia Wati,Najamuddin Laganing, dan Yusdin Gagaramusu ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Renold, Mohammad Jamhari, dan Amran Rede. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) di Kelas III SDN Mire

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak

Ratna Abdul Halim 1* Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Agustina Simpan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 03 Lakea Kab. Buol

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Kelas IV Dengan Metode Demonstrasi Pada SD Inpres Gunung Sari

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN X. Budianti, Vanny Maria, dan Ratman

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

Susilawati, Lilies, dan Bustamin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Pokok Sumber Daya Alam Pada Siswa Kelas IV SDN 4 Tuladenggi

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Metode Eksperimen di Kelas VI SDN 21 Ampana

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang, Jl. SK Lerik, Kota Baru Kupang

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Penerapan Model Siklus Pembelajaran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Terhadap Ketercapain KKM Pada Siswa SMP Negeri 6 Kota Bima.

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Pemberian Tugas di SDN Silampayang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber Pembelajaran IPS Siswa Kelas III SDN Bone-Bone Kecamatan Bangkurung Kabupaten Banggai Laut

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat

Penerapan Metode Discovery Learning pada Materi Sistem Pencernaan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Labuan

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN 1 Balukang

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan Media Gambar Di Kelas III SDN Santigi Pada Meteri Makhluk Hidup

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Mengunakan Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas V SDN No 1 Balukang

Ainun Sampede, Mohammad Jamhari, dan Amiruddin Kade. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Kabinuang Dalam Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Diskusi Kelas

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 6 Palu Pada Materi Operasi Hitung Campuran Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIB SDN Inpres Dodung Pada Materi Luas Permukaan Bangun Ruang Melalui Penggunaan Media Peraga

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

Fince, Achmad Ramadhan, dan Yusdin Gagaramusu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 9 MAMBORO PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI. Oleh WAHDANIA* ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas IV SD Inpres I Mepanga

Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Siswa Kelas IV SDN 1 Siwalempu

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Kontekstual (CTL) Pada Perubahan Sifat Benda Siswa Kelas V SDN 3 Ogotua

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VA2 SDN 12 Palu pada Mata Pelajaran Matematika

Transkripsi:

Penerapan Metode Demonstrasi Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas III SDN Mire Ratna Kamoyo, Amran Rede dan Sri Mulyani Sabang Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas III SDN Mire melalui penerapan metode demonstrasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Desain penelitian mengacu pada model Kemmis dan Mc. Target yang terdiri atas 4 komponen, yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi. Jenis data yang digunakan yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Adapun hasil observasi kegiatan guru siklus I presentase aktifitas guru sebesar 72% atau berada dalam kategori baik sedangkan siklus II meningkat menjadi 84% dan pada kategori sangat baik. Aktivitas siswa siklus I persentase rata-rata yang diperoleh mencapai 72,85 % dan pada siklus II meningkat menjadi 91,42 % dan berada pada kategori sangat baik. Hasil analisis tes tindakan siklus I menjelaskan Presentase Daya Serap Klasikal mencapai 69,46% dengan kriteria penilaian cukup, Persentase ini meningkat pada siklus II menjadi 78,75 % dengan kriteria baik, sedangkan untuk Persentase Ketuntasan Klasikal pada Siklus I mencapai 75 % dengan kriteria baik meningkat pada siklus II menjadi 85,71 % atau dengan kriteria ketuntasan yang sangat baik. Berdasarkan perolehan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA dengan materi Energi untuk siswa kelas III SDN Mire. Kata Kunci: Metode Demonstrasi dan Hasil Belajar I. PENDAHULUAN Pengertian IPA (science) dalam KTSP ditegaskan sebagai cara mencari tahu tentang alam secara sistematis dan bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja, tetapi juga suatu proses penemuan. Sejalan dengan kemampuan siswa fungsi pembelajarn IPA adalah untuk menguasai konsep, serta manfaat yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataan yang ada bahwa pembelajarn IPA di sekolah belum begitu berkembang itu terjadi karena beberapa hal, diantaranya: guru kurang maksimal dalam medesain kegiatan pembelajaran yang inofatif, kreatif dan menyenangkan. Juga karena guru kurang melibatkan siswa dalam beberapa kegiatan percobaan atau jarang aktif sehingga bisa 102

dikatakan bahwa pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang sulit untuk dipahami apalagi diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. IPA harus dimulai dari hal-hal yang sifatnya umum ke hal-hal yang lebih khusus. Selain itu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam harus memperhatikan urutan dari beberapa konsep. Suatu konsep harus diajarkan lebih dulu jika konsep itu akan diperlukan pada pembelajaran konsep berikutnya. Maka dari itu peneliti mengadakan rancangan pembelajaran untuk memperbaiki sistem pembelajaran dan dapat menciptakan suatu pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan. Untuk memfasilitasi siswa agar dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya dan menambah pemahaman siswa, peneliti menerapkan penggunaan alat peraga pembelajaran yang tepat sesuai dengan pokok bahasan. Sebagai alat untuk menumbuhkan Pemahaman dan hasil belajar, khususnya dalam kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang dilaksanakan, secara umum bahwa alat peraga pembelajaran adalah sebagai alat bantu dalam proses belajar dan tidak bisa dipungkiri keberadaanya. Hasil tes formatif mata pelajaran IPA yang dilakukan pada kelas III SDN Mire menunjukan bahwa dari 25 siswa yang yang mengikuti tes tersebut hanya 28% atau 7 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi 85% ke atas atau mendapat nilai di atas KKM minimal 70, dengan nilai rata-rata secara klasikal sebesar 56,80. Sedangkan sisanya yaitu 72% atau 18 siswa masih belum mencapai batas KKM yang ditentukan. Berdasarkan data hasil ulangan tersebut maka rendahnya hasil ulangan formatif tersebut peneliti anggap sebagai suatu kasus yang harus diatasi. Hasil studi awal tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata secara klasikal masih di bawah KKM. Metode demonstrasi merupakan salah satu alternativ yang dapat digunakan guru dalam mengembangkan pembelajaran didalam kelas, karena dalamm proses pembelajarannya yaitu dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan dalam melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun dengan menggunakan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang akan disajikan. Kelebihan dari metode demonstrasi itu sendiri adalah 103

memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai materi yang dipelajari, perhatian siswa juga akan lebih mudah untuk dipusatkan pada hal-hal yang sedang dibahas, dapat mengurangi kesalahan, baik pada guru maupun pada siswa, serta dapat memberikan kesempatan yang lebih luas kepada siswa dan guru untuk berdiskusi apa yang telah didemonstrasikan. Mengingat uraian di atas, maka pemilihan alat peraga maupun metode pembelajaran harus sesuai dengan materi yang diajarkan. Tanpa ada penjelasan guru melalui gambar atau dalam bentuk media dan alat, murid akan kesulitan dalam memahami penjelasan guru. Akibatnya presentasi atau ceramah yang dilakukan oleh guru akan membosankan sehingga murid kurang memahami materi pelajaran. Penggunaan metode demonstrasi bertujuan agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu. Penggunaan metode demontrasi menunjang proses interaksi belajar mengajar di dalam kelas karena dapat memusatkan perhatian siswa pada pelajaran, meningkatkan partisipasi aktif siswa untuk mengembangkan kecakapan siswa dan memotivasi untuk belajar giat. Dengan kata lain penggunaan metode demonstrasi bertujuan untuk mewujudkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, menghindari kesalahan dalam memahami materi yang diajarkan dan dapat memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, serta dapat melatih kecakapan siswa dalam menganalisa sesuatu yang sedang dialami atau didemonstrasikan. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan lebih dari satu siklus, penelitian tindakan kelas ini adalah di adaptasi dari Kemmis dan Taggart yang dikutib dalam buku yang disusun oleh Wiriaatmaja, 2007:25 menggambarkan bahwa penelitian tindakan dilaksanakan dalam beberapa siklus dan setiap siklus terdiri atas 4 tahap, yaitu : perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflektion). Dalam penelitian ini peneliti menganalisis tingkat pemahaman siswa pada pelajaran IPA melalui metode demonstrasi. Subjek dalam penelitian ini adalah Kelas III SDN Mire yang berjumlah 20 Siswa. Penelitian ini dilakukan dengan 104

memberikan tes kepada siswa tentang materi Energi. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu secara kualitatif dan secara kuantitatif. Indikator Kinerja Kualitatif pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa dan guru. Pembelajaran dikatakan berhasil jika aktivitas siswa dan guru telah berada dalam kategori baik yaitu 75 %. Indikator Kinerja Kuantitatif yaitu Seorang siswa dikatakan tuntas belajar secara individual bila diperoleh persentase daya serap individual lebih dari atau sama dengan 75% dan tuntas belajar secara klasikal bila diperoleh persentase daya serap klasikal lebih dari atau sama dengan 80 % (Depdiknas 2008: 38). III. HASIL DAN PENELITIAN Hasil analisis aktivitas guru dalam menggunakan metode demonstrasi diperoleh presentase nilai rata-rata (PNR) sebesar 72%. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka aktivitas guru belum berhasil karena ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan perlu diperbaiki sedangkan Secara umum aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA di kelas III SDN Mire dapat dikategorikan baik terlihat dengan persentase rata-rata yang diperoleh mencapai 73 %. Begitu pula dengan hasil tes akhir tindakan siklus I memperlihatkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I dalam kategori baik. Siswa yang tuntas sebanyak 21 dan yang tidak tuntas sebanyak 7 orang dengan Presentase daya serap Klasikal 69%, Tuntas Klasikal 75%. Hasil penilaian keseluruhan mulai dari hasil observasi aktivitas siswa, aktivitas pembelajaran dan hasil evaluasi siswa meningkat pada siklus II dimana hasil observasi guru dalam pembelajaran siklus II rata-rata presentase aktivitas guru pada siklus II meningkat sebesar 84% atau berada dalam kategori sangat baik, hasil Observasi belajar Siswa dalam pembelajaran siklus II dalam pembelajaran IPA di kelas III SDN Mire juga mengalami peningkatan yaitu berada dalam kategori sangat dengan presentasi nilai rata-rata sebesar 92%. 105

Sedangkan hasil tes akhir tindakan siklus II memperlihatkan bahwa hasil belajar siswa dalam kategori sangat baik. Hal itu terlihat pada banyaknya siswa yang tuntas. Siswa yang tuntas sebanyak 24 orang siswa dan tidak tuntas sebanyak 4 orang siswa, dengan persentase ketuntasan Klasikal mencapai 86% dan Daya serap Klasikal mencapai 79%. Pembahasan Metode Demonstrasi merupaka alternatif untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pertanian pada pelajaran IPA, hal ini terbukti sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan. Pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan metode demonstrasi ternyata belum cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA, hasil yang dicapai belum dapat memenuhi kriteria indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini. Adapun faktor yang menyebabkan hal tersebut di atas yakni dalam proses belajar mengajar siswa sudah terbiasa menerima, mendengarkan materi yang diberikan oleh guru. Disamping itu kendala lain yang mempengaruhi pembelajaran adalah kurangnya minat siswa pada pelajaran IPA, siswa masih merasa malu dan takut bertanya maupun mengelurkan pendapatnya. Oleh karena itu untuk memperbaikinya diperlukan motivasi, bimbingan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Sehingga dalam proses pembelajaran keterlibatan siswa merupakan penunjang keberhasilan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi aktifitas guru pada siklus 1 diperoleh persentase sebesar 74% dan siklus 2 diperoleh persentase sebesar 84%. (meningkat sebesar 12%). Sedangkan hasil observasi aktifitas siswa pada siklus 1 diperoleh persentase sebesar 73% dan siklus 2 diperoleh persentase sebesar 92%. (meningkat sebesar 19%). Untuk lebih jelasnya adanya peningkatan aktivitas yang dilakukan guru maupun siswa dapat di lihat pada tabel 1. 106

Tabel 1. Perbandingan aktivitas Guru dan siswa siklus I dan siklus II No Pengamatan Siklus I Kriteria II Kriteria 1 Aktivitas Guru 72 % Baik 84 % Sangat baik 2 Aktivitas Siswa 73 % Baik 91 % Sangat baik Berdasarkan Tabel 1 terlihat jelas peningkatan aktivitas yang dilakukan guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran sedangkan untuk melihat perbandingan hasil evaluasi siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan hasil evaluasi siswa siklus I dan siklus II No Nama SIKLUS I Kriteria II Kriteria 1 Asna 75 Baik 95 Sangat baik 2 Ananda Putri 70 Baik 85 Sangat baik 3 Akmal 70 Baik 80 Sangat baik 4 Abdullah 65 Cukup 80 Sangat baik 5 Abd Malik 75 Baik 95 Sangat baik 6 Abd. Rahman 80 Sangat baik 85 Sangat baik 7 Harlan 75 Baik 80 Sangat baik 8 Hasna 60 Cukup 60 Cukup 9 Listina 65 Cukup 85 Sangat baik 10 Melia 75 Baik 85 Sangat baik 11 Moh. Albab 70 Baik 75 Baik 12 Moh. Alfaris 55 Kurang 55 Kurang 13 Moh. Akmal 60 Cukup 65 Cukup 14 Moh. Aril 65 Cukup 90 Sangat baik 15 Moh. Afriansyah 75 Baik 95 Sangat baik 16 Moh. Aldi 80 Sangat baik 85 Sangat baik 17 Moh. Juardin 70 Baik 80 Sangat baik 18 Moh. Wahyu 60 Cukup 55 Kurang 19 Moh. Fahri 70 Baik 85 Sangat baik 20 Nia Rahmawati 80 Sangat baik 75 Baik 21 Nurul Inaya 75 Baik 90 Sangat baik 22 Nur Mutmainah 65 Cukup 65 Cukup 23 Rafli 95 Sangat baik 95 Sangat baik 24 Serly 70 Baik 85 Sangat baik 25 Sindi Fathika 60 Cukup 65 Cukup 26 Salmah 55 Kurang 85 Sangat baik 27 Moh. Ridwan 55 Kurang 60 Cukup 28 Novitasari 75 Baik 70 Baik Daya Serap Klasikal 69 % Cukup 79 % Baik Ketuntasan Belajar Klasikal 75 % Baik 86 % Sangat baik 107

Kriteria taraf keberhasilan tindakan: 80 100 % = Sangat baik 70 79 % = Baik 60 69 % = Cukup 50 59 % = Kurang 00 49 % = Sangat kurang Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 2 Berdasarkan Tabel 2 analisis tindakan pembelajaran siklus I dengan menggunakan metode demonstrasi diperoleh presentase tuntas klasikal 75%, dan pada siklus II terjadi peningkatan presentase dibanding siklus I yaitu 86%. Kenaikan tersebut menunjukan bahwa tindakan penelitian ini berhasil. Maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan yang diharapkan. Peningkatan hasil belajar siswa tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang terdapat pada metode demonstrasi yaitu: 1) Adanya perencanaan yang matang Perencanaan yang matang mengindikasikan pembelajaran berlangsung secara sistematis sehingga pembelajaran akan terarah dan terorganisir sehingga guru dapat mengajar dengan lebih efektif. 2) Tersedianya perangkat pembelajaran yang memadai Perangkat pembelajaran yang memadai mengindikasikan guru mampu mengajar dengan lebih baik dan memungkinkan setiap siswa dapat belajar lebih aktif, kreatif dan terarah. 3) Terciptanya suasana yang kondusif Kondisi yang kondusif dalam pelaksanaan pembelajaran mengindikasikan bahwa siswa belajar terasa nyaman dan tidak diliputi ketegangan yang dapat menekan proses perkembangan potensi yang dimiliki siswa, pembelajaran menjadi rileks dan menyenangkan sehingga dapat memusatkan perhatian secara penuh pada waktu belajar selain itu siswa mendapatkan peluang yang cukup besar untuk mengasah pengetahuan yang dimilikinya. 4) Pembentukan kelompok belajar dengan latar belakang berbeda Pembentukan siswa kedalam kelompok belajar yang memiliki latar belakang berbeda menyebabkan siswa saling bekerja sama dalam belajar dan 108

siswa yang berkemampuan rendah memperoleh masukan-masukan dari teman sekelompoknya yang memiliki kemampuan tinggi, hal ini yang memotivasi untuk mengembangkan pemahaman mereka tentang materi yang diajarkan. Peningkatan hasil belajar siswa tersebut bukan hanya disebabkan oleh metode pembelajaran yang digunakan tetapi juga karena adanya faktor-faktor lain seperti: 1. Lingkungan 2. Kultur Daerah 3. Karakteristik wilayah Ketiga faktor ini begitu mempengaruhi terbentuknya prilaku yang baik bagi seorang siswa, SDN Mire yang berada di daerah kepulauan memiliki masyarakat yang dalam kehidupan sehari-hari selalu dapat bekerjasama dan berkelompok dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sehingga hal ini menjadi panutan bagi setiap anak, di lingkungan sekolahpun kebiasaan yang mereka lakukan di lingkungan rumah senantiasa dipraktekkan ketika berada di lingkungan sekolah seperti kegiatan berkelompok jadi ketika guru menerapkan metode yang mewajibkan untuk bekerja kelompok bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan seperti metode Demonstrasi. Dengan kata lain ketiga faktor ini mempengaruhi penggunaan metode Demonstrasi yang digunakan oleh guru atau memudahkan guru dalam penerapan metode tersebut. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Demonstrasi dapat mempengaruhi siswa dalam pembelajaran IPA terutama pada tema pertanian dengan materi Energi, dengan penggunaan metode Demonstrasi siswa dapat memberikan penjelasan dan memahami bahwa angin dapat menimbulkan energi gerak dan dapat menyebutkan benda-benda yang dapat digerakkan oleh angin, dengan menggunakan metode Demonstrasi siswa juga mampu memberikan penjelasan tentang defenisi atau pengertian dari energi, macam-macam sumber Energi dan dapat memberikan contoh benda-benda yang terdapat disekitar kita yang dapat digerakkan oleh angin, siswa yang tidak memahami materi Energi ketika dikelompokkan bersama siswa yang telah memahami materi tersebut akan mudah paham dengan pelajaran tersebut hal ini 109

disebabkan siswa yang telah mengetahui materi Energi akan memberikan penjelasan kepada siswa yang tidak memahami sehingga pada akhirnya siswa tersebut dapat pula paham dengan materi tersebut. IV. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebgai berikut hasil observasi aktivitas guru meningkat dari kategori baik (72%) siklus I menjadi kategori sangat baik (84%) pada siklus II, hal ini dapat dikatakan berhasil baik siklus I dan II karena presentase yang didapatkan nilai klasikal dengan predikat Baik dan Sangat Baik, hasil observasi siswa siklus I masih terlihat kurangnya minat siswa dalam belajar terlihat dengan nilai rata-rata (73%) dengan kategori baik dan setelah kekurangan-kekurangan yang terjadi di siklus I di perbaiki maka terjadi peningkatan pada siklus II perolehan nilai sebesar (92%) atau dapat dikatakan sangat baik sedangkan dari hasil evaluasi tindakan siklus I persentase ketuntasan klasikal (75%) dan pada siklus II meningkat menjadi (86%) berada dalam kategori sangat baik. DAFTAR PUSTAKA Anwar. (2008). Model Pembelajaran Kooperatif. [Online]. Tersedia: http://anwar.blogspot.com. [7 Nopember 2013]. Arikunto 1996 Teori Pembelajaran IPA untuk Sekolah Dasar. UPI. Tasikmalaya Abin Syamsudin M Hefi Tusilawati 2009 Belajar dan Pembelajaran. Bandung Rosda Karya Depdiknas, 2005. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kerangka Dasar. Jakarta: Pusat Kurikulum. Depdiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kerangka Dasar. Jakarta: Pusat Kurikulum. Depdiknas. (2008). Skor Penilaian Kelas. Bandung, CV. Alfabeta. Gagne 2000 Manajemen Pendidikan Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan Disdik Jabar. Muhibin Syah. (2007). Psikologi pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 110

Nurnaningsih. M. (2009). Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Poboya pada mata pelajaran sains dengan menggunakan metode Demonstrasi. Skripsi sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Palu. Tidak diterbitkan Ramadhan Achmad, dkk. (2013). Panduan Tugas Akhir (Skripsi) dan Artikel Penelitian. Palu: Universitas Tadulako Syaiful Bahri Djamarah 1989. Tehnik-tehnik Penialaian Sekolah Dasar. Jakarta Intan Pariwara Syamsudin 1999 Karakteristik Belajar Siswa SD. Jakarta. Intan Pariwara Sudirman 2006. KTSP: Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Kurikulum. Yuliariantiningsih (2004:28) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Winataputra. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka Wiraatmaja. (2007). Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda Karya. Zunaldi. 2002. IPA 4, Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Yudhistira 111