3 BAHAN DAN METODE. Sarmi. Kota. Waropen. Jayapura. Senta. Ars. Jayapura. Keerom. Puncak Jaya. Tolikara. Pegunungan. Yahukimo.

dokumen-dokumen yang mirip
3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian 3.2 Waktu Penelitian

3 BAHAN DAN METODE. Lokasi penelitian di Desa Riau Kecamatan Riau Silip Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung. Lokasi Penelitian. Kec.

3 BAHAN DAN METODE. Kecamatan Batulayar

3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian

3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Gambar 3.2 Waktu Penelitian 3.3 Metode Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Provinsi Kabupaten/kota Laki-laki Perempuan Total

Dapat undangan tetapi musyawarah dilakukan pada waktu yang salah. Dapat undangan terlambat N % N % N % N % N % N %

Sejak tahun 2009, tingkat kemiskinan terus menurun namun pada tahun 2013 terjadi peningkatan.

Waktu Check In Waktu Pembukaan PLPG Tahap Agustus 2015 LPMP Provinsi

ARTIKEL SISTEM KEWASPADAAN DIM KLB MALARIA BERDASARKAN CURAH HUJAN, KEPADATAN VEKTOR DAN KESAKITAN MALARIA DIKABUPATEN SUKABUMI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Balai Litbang P2B2 Banjarnegara. SURVEI ENTOMOLOGI MALARIA dan DBD

DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan

Seuntai Kata. Jayapura, Desember 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Ir. Didik Koesbianto, M.Si

BAHAN DAN METODE. permukaan laut. Desa Sedayu terletak di wilayah kerja Puskesmas Loano 11.

3 METODOLOGI. untuk menentukan lokasi tempat perindukan larva nyamuk Anopheles. Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi Nyamuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hubungan Kepadatan dan Biting Behaviour Nyamuk Anopheles farauti Dengan Kasus Malaria di Ekosistem Pantai dan Rawa (Kabupaten Biak Numfor dan Asmat)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Penelitian Pengamatan Tempat Perindukan Aedes

1. PENDAHULUAN. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp. betina (Depkes R.I.,

PERILAKU NYAMUK Anopheles punctulatus DONITZ DAN KAITANNYA DENGAN EPIDEMIOLOGI MALARIA DI DESA DULANPOKPOK KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT

Rataan Kepadatan A. punctulatus yang tertangkap dengan umpan orang di dalam dan di luar rumah di Desa Dulanpokpok, periode Mei-Agustus 2009

Summery ABSTRAK. Kata kunci : Malaria, Lingkungan Fisik Kepustakaan 16 ( )

nyamuk bio.unsoed.ac.id

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua. UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK

Keanekaragaman Jenis Nyamuk Di Sekitar Kampus. Universitas Hasanuddin Makassar

KEMENTERIAN KESEHATAN RI Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta Telepon : (021) (Hunting)

Lampiran Surat Nomor : 331/KN.320/J/07/2016 Tanggal : 14 Juli 2016

BAHAN DAN METODE. Lokasi penelitian adalah di Desa Sedayu, Kecamatan Loano Kabupaten. Topografi Desa Sedayu yang berada pada bukit Menoreh tanahnya

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. serta semakin luas penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Iklim dan Cuaca Pesisir Selatan

BAB VIII PENGEMBANGAN WILAYAH PAPUA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. menetap dan berjangka lama terbesar kedua di dunia setelah kecacatan mental (WHO,

Paparan Progres Implementasi 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba di Provinsi Papua PEMERINTAH PROVINSI PAPUA 2015

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

A. CABAI BESAR C. BAWANG MERAH

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

TEMA PEMBANGUNAN TPH DAN KOMODITAS UNGGULAN DI 5 WILAYAH PENGEMBANGAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

Pasal 3 Pedoman Identifikasi Faktor Risiko Kesehatan Akibat Perubahan Iklim sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Papua Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Amah Majidah Vidyah Dini, FKM UI, 2009

PROVINSI PAPUA BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KOTA TERPADU MANDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Provinsi Papua terdiri : Luasnya : Km2 Total Penduduk Jiwa Kepadatan penduduk Per Km2 : 9 org/km2

Global Warming. Kelompok 10

BAB I PENDAHULUAN. Data statistik WHO menyebutkan bahwa diperkirakan sekitar 3,2 milyar

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Gondanglegi Kulon kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BUPATI KEEROM PERATURAN BUPATI KEEROM NOMOR 15 TAHUN 2013

PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PINGGIRAAN MELALUI SAGU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAYBRAT DI PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran 1 Nomor : 6517 /D.3.2/06/2017 Tanggal : 22 Juni Daftar Undangan

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. Pulau Untung Jawa berada pada posisi ,21 Lintang Selatan dan

SAGU UNTUK KEMAJUAN INDONESIA. Prof. Dr. Ir. H. Mochamad Hasjim Bintoro, MAgr

DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS

Environment Factor of Malaria Incidence in Desa Telagah Kecamatan Namu Kabupaten Langkat, 2016

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TELEKOMUNIKASI & PITA LEBAR DI INDONESIA. Dadang Irawanto, Kasubdit Tatakelola Pitalebar, Direktorat Pengembangan Pitalebar

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun. Perwakilan BKKBN Provinsi Papua 2014

PENGADILAN TINGGI JAYAPURA [RENSTRA] RENCANA STRATEGIS J L N. T A N J U N G R I A N O. 9 8 B A S E G J A Y A P U R A - P A P U A

BEBERAPA ASPEK PERILAKU AN. MACULATUS THEOBALD DI PITURUH KABUPATEN PURWOREJO JAWA TENGAH

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL

Daftar Daerah Tertinggal

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAYBRAT DI PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAYBRAT DI PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

BAB I PENDAHULl1AN Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. tiga tipe kebun kakao di Desa Cipadang. Secara administratif, Desa Cipadang

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PENGADILAN TINGGI JAYAPURA RENCANA STRATEGIS J LN. T ANJUNG R IA N O. 98 B ASE G JAYAPURA PAPUA

BUPATI RAJA AMPAT PROVINSI PAPUA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

1 Aman 0 2 Agak Aman 0 < IK 3,38 3 Agak Rawan 3,38 < IK 5,54 4 Rawan 5,54 < IK 6,61 5 Sangat Rawan IK > 6,61

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis

global warming, periode iklim dapat dihitung berdasarakan perubahan setiap 30 tahun sekali.

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian (Profil

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA TAHUN 2016

Transkripsi:

3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Dulanpokpok Kecamatan Fakfak Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat. Desa Dulanpokpok merupakan daerah pantai, yang dikelilingi oleh perbukitan dan lahan perkebunan/hutan di belakang desanya. Lahan perkebunan merupakan kebun campur yang sebagian besar ditumbuhi tanaman keras seperti pala, durian, duku, kelapa, cengkeh dan tanaman pisang (Gambar 1). Raja Amp at Kota Sorong Manokwari Manokwar Supiori Bia SorongSela tan Fakfak Bintuni Kaimana Teluk Wonda ma Nabire Timika Seru i Waropen Pania Puncak Jaya Sarmi Tolikara Wamen a Jaya wijaya Senta Jayapura Kota Jayapura Ars Keerom Pegunungan. Yahukimo Bintang Oksi A s m a t Boven Digul Mappi Merauke LOKASI PENELITIAN Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

Jumlah penduduk Desa Dulanpokpok sebanyak 1.432 jiwa, pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani kebun dan nelayan, sebagian pegawai negeri serta pedagang. Desa Dulanpokpok termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Fakfak dan Puskesmas Pembantu Sekban. Desa Dulanpokpok juga merupakan pusat kegiatan dan permukiman di Kecamatan Fakfak dengan mobilitas penduduk yang cukup tinggi. Sebagai daerah yang sedang berkembang, berbagai kegiatan pembangunan seperti pembuatan jalan dan permukiman semakin meningkat. Pembangunan ini memerlukan lahan, sehingga kawasan hutan pun mulai dimanfaatkan untuk permukiman dan aktivitas perkebunan. Kondisi ini berpengaruh terhadap habitat fauna, dengan terbentuknya genangan-genangan air sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk. Desa Dulanpokpok beriklim tropis sangat dipengaruhi oleh iklim laut, suhu udara rata-rata pada tahun 2008 berkisar antara 21,1 30,1 C. Musim hujan tidak menentu, disertai panas matahari yang terik. Banyaknya hari hujan pada tahun 2008 sebanyak 224 hari, biasanya hari hujan terbanyak terjadi mulai bulan April sampai bulan Agustus dengan jumlah curah hujan pada tahun 2008 tercatat 3.465 mm. Kelembaban udara berkisar antara 83% - 91%, dengan rata-rata 86,4% dan kecepatan angin berkisar antara 4 6 meter per jam. 3.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama empat bulan dari bulan Mei sampai dengan Agustus 2009. Penangkapan nyamuk dewasa menggunakan umpan badan dilakukan satu minggu satu kali selama 16 minggu (Mei-Agustus 2009). 3.3 Metode Penelitian Jenis penelitian adalah observasional yaitu penelitian yang dilakukan dalam bentuk survai lapangan dan eksploratif epidemiologik. Ekploratif artinya menggali informasi sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan informasi perilaku A. punctulatus, habitat larva, angka kejadian malaria dan perilaku masyarakat dalam pencegahan penularan malaria.

3.3.1 Penangkapan Nyamuk Dewasa Penangkapan nyamuk dewasa dilakukan satu minggu satu kali di dalam dan di luar rumah dengan umpan orang. Penangkapan nyamuk dilakukan oleh 6 orang, dengan 3 orang menangkap di dalam rumah dan 3 orang menangkap di luar rumah pada 3 rumah yang berbeda. Waktu penangkapan nyamuk dilakukan pada malam hari dimulai dari jam 18.00-06.00, setiap jam penangkapan terdiri atas 40 menit. Tiap penangkap duduk di dalam dan di luar rumah dengan celana digulung sampai lutut. Nyamuk yang hinggap langsung ditangkap dengan aspirator, kemudian nyamuk yang tertangkap dimasukkan dalam gelas kertas dan dibedakan menurut jam penangkapan. 3.3.2 Pengumpulan Larva dan Pengamatan Habitat Perkembangbiakan Larva dikumpulkan dengan menggunakan cidukan di setiap habitat, kemudian dimasukan ke dalam botol larva dengan menggunakan pipet dan diberi label sesuai dengan habitatnya. Larva dipindahkan ke laboratorium lapangan untuk dipelihara (rearing) sampai menjadi nyamuk dewasa agar memudahkan proses identifikasi. Karakteristik habitat terdiri atas jenis habitat, kedalaman air, suhu air, ph air, kadar garam, dasar habitat. 3.3.3. Identifikasi Nyamuk Nyamuk dewasa yang tertangkap dengan umpan orang dan nyamuk yang berasal dari hasil rearing larva di laboratorium lapangan dimatikan dengan kloroform, kemudian diidentifikasi di bawah mikroskop stereo berdasarkan panduan buku Kunci Bergambar Nyamuk Anopheles Dewasa di Indonesia (O Connor & Soepanto 1979). 3.3.4 Pengamatan Angka Kejadian Malaria dan Kondisi Cuaca Angka kejadian malaria di Desa Dulanpokpok diperoleh dari puskesmas Fakfak dan puskesmas pembantu Sekban selama waktu penelitian (Mei- Agustus 2009). Data cuaca diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika Kabupaten Fakfak selama bulan Mei-Agustus 2009.

3.3.5 Pengamatan Perilaku Masyarakat Pengamatan perilaku masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan malaria diperoleh melalui wawancara dengan panduan kuesioner terstruktur (Depkes 2006b). Responden adalah penduduk usia dewasa antara 15-60 tahun dan bersedia untuk diwawancarai. Untuk menentukan besar sampel kegiatan survai perilaku masyarakat di Desa Dulanpokpok menggunakan rumus dari Lemeshow et al. (1997) : n = (Z1- /2)² P (1 P) Keterangan : P d (Z1- /2) d² = 10% (perkiraan kasus malaria) = 5% (tingkat kesalahan) = 1,96 (tabel distribusi standar normal) n = (1,96)² 0,1 (1 0,1) (0,0025) n = 138,2976 138 Jadi besar sampel minimal untuk kegiatan survai perilaku masyarakat adalah 138 orang, dalam penelitian ini jumlah orang yang berhasil diwawancarai adalah 132 orang dari total populasi penduduk berusia di atas 15-60 tahun (930 orang). 3.4 Analisis Data Data kepadatan dan aktivitas menghisap darah A. punctulatus, larva dan hasil pengamatan habitat perkembangbiakan nyamuk, angka kejadian malaria, perilaku masyarakat dan kondisi cuaca dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Untuk menganalisis keeratan hubungan (asosiasi) antara faktor cuaca, kepadatan vektor dan angka kejadian malaria digunakan uji statistik korelasi Product Moment Pearson menggunakan bantuan software program komputer SPSS For Windows Versi 13. Kepadatan populasi nyamuk Anopheles dihitung berdasarkan MBR (man biting rate) yaitu rata-rata nyamuk Anopheles tertangkap dengan umpan orang

per malam dan MHD (man hour density) yaitu rata-rata nyamuk Anopheles tertangkap dengan umpan orang per jam. Rumus : MBR = Jumlah spesies Anopheles tertentu yang tertangkap dengan umpan orang Jumlah malam x Jumlah umpan orang MHD = Jumlah spesies Anopheles tertentu yang tertangkap dengan umpan orang 40/60 x 12 per malam x Jumlah umpan orang