LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DAN PENGARUHNYA TERHADAP SELF-ESTEEM SISWA. Kata kunci: self-esteem; layanan bimbingan kelompok; siswa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu. batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang matang akan menciptakan generasi-generasi yang cerdas baik cerdas

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, tinjauan pustaka berisi komponen self esteem (harga diri) dan konseling kelompok, yaitu sebagai berikut :

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terbentang dari masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Harga Diri. Harris, 2009; dalam Gaspard, 2010; dalam Getachew, 2011; dalam Hsu,2013) harga diri

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Sebelum dikaji tentang pengertian bimbingan dan konseling Terlebih dahulu diuraikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. kelompok dan kelompok, ataukah individu dengan kelompok. Menurut Walgito (2000)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja juga merupakan priode yang penting, dimana pada masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan bantuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Meningkatkan optimisme siswa menguasai materi pelajaran matematika di Kelas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Berkaitan dengan Pendidikan, Musaheri (2007 : 48) mengungkapkan,

BAB II LANDASAN TEORI. yang diperoleh melalui proses individuasi, yaitu proses realisasi kedirian dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TOERI

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI GORONTALO. Maspa Mardjun, Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan siswa dalam belajar adalah memperoleh

BAB II KAJIAN TEORI Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk paling unik di dunia. Sifat individualitas manusia

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas. perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wangi Citrawargi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah memiliki tanggung jawab yang besar membantu siswa agar

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang individu atau lebih,

BAB 1 PENDAHULUAN. menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial yang setiap harinya menjalin hubungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. prenatal sampai fase lanjut usia. Di antara rentang fase-fase tersebut salah

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, bergaul, ekspresi diri, harga diri dan lain-lain. Menurut Maslow (dalam Hambali 2013: ) bahwa setiap manusia

BAB II KAJIAN TEORI. sekolah, yang memberikan kewenangan penuh kepada sekolah dan guru

BAB I PENDAHULUAN. dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja berlangsung proses-proses perubahan secara biologis,

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan ekonomi,yang menuju dewasa. Selain mejunjukan adanya perubahan

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah, agar memperoleh prestasi harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju. dewasa. Dimana pada masa ini banyak terjadi berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pendukung utama tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia

BAB II PEMBAHASAN. A. Tinjauan Tentang Bimbingan Kelompok. 1. Pengertian Bimbingan Kelompok

PERAN GURU DALAM MENDIDIK SISWA BERDASARKAN PSIKOLOGI. Juwanda Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon. Abstrak

SKRIPSI. Oleh : WAHYU KURNIAWATI NPM: P

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN DIRI (SELF-ACCEPTANCE) SISWA

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di manapun dan kapanpun mereka berada.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat

II. TINJAUAN PUSTAKA. berpikir positif. Adapun penjabaran dan hubungan dari masing-masing

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun

LAMPIRAN: STRUKTUR ORGANISASI SUMBER BAHAGIA PRINTING. Pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Peningkatan Konsep Diri Positif dengan Layanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hana Nailul Muna, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemampuan seseorang mengungkapkan pendapat sangat berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia memiliki potensi di dalam dirinya. Potensi

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa yang paling indah dalam kisah hidup seseorang. Semua orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Remaja mengalami perkembangan begitu pesat, baik secara fisik maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

Kata kunci : keterampilan kepemimpinan dasar, metode outbond, kualitas hidup remaja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan suatu sistem, pengorganisasian,

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan sebuah wadah berkumpulnya orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. kembar identik pun masih dapat dibedakan melalui sifat-sifat non-fisik yang

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah

SANGAT CERDAS, MEMANG BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. seorang peserta didik adalah belajar. Menurut Gagne (Hariyanto, 2010), belajar

BAB I PENDAHULUAN. ini kita semua pasti pernah merasakan tekanan-tekanan batin akibat kesalahan

Transkripsi:

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DAN PENGARUHNYA TERHADAP SELF-ESTEEM SISWA Meiske Puluhulawa, Moh. Rizki Djibran, Mohamad Rizal Pautina Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo Email: meiske310183@gmail.com, rmu_djibran@yahoo.com, isal.pautina@gmail.com ABSTRAK Tujuan artikel ini yaitu mengkaji pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap self-esteem siswa. Self-esteem merupakan penilaian yang dilakukan oleh siswa kepada dirinya dan orang lain secara positif maupun negatif. Siswa perlu mengembangkan self-esteemnya agar mereka dapat mengembangkan nilai-nilai positif yang ada dalam diri sendiri seperti: percaya diri, kemandirian, bertanggung jawab, keberanian dan mencintai diri. Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu kegiatan kelompok yang dilakukan antara pemimpin kelompok (konselor) dengan anggota kelompok (konseli/peserta didik) yang memanfaatkan dinamika kelompok. Layanan bimbingan kelompok dapat memberikan pengaruh terhadap self-esteem siswa, karena dalam pelaksanaannya siswa sebagai anggota kelompok mempunyai kesempatan untuk melatih diri dalam mengemukakan pendapat, saling menghargai dan menciptakan dinamika kelompok yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk mengembangkan self-esteemnya. Kata kunci: self-esteem; layanan bimbingan kelompok; siswa Self-esteem merupakan salah satu karakter yang sangat dibutuhkan oleh siswa. Karena dengan memiliki self-esteem yang baik, siswa akan lebih percaya diri dan mampu untuk mengaktualisasikan dirinya. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Maslow (Baihaqi, 2008) self-esteem merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh individu. Individu yang telah memenuhi kebutuhan self-esteem akan lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri. Dewasa ini, gejala self-esteem rendah sudah tampak dalam perilaku keseharian siswa. Sikap suka menyalahkan diri sendiri dan orang lain, tidak mau menerima kekurangan diri sendiri, kurang menghargai orang lain, kurang percaya diri, serta terjerumus dalam perilaku merusak diri sendiri seperti merokok, minum minuman keras, tawuran, penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan serta seks bebas. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Rosenberg (Srisayekti, Setiady dan Sanitioso, 2015) Mereka 301

yang memiliki self-esteem rendah diduga memiliki kecenderungan menjadi rentan terhadap depresi, penggunaan narkoba, dan dekat dengan kekerasan. Selain itu, hasil penelitian Hidayati (2016) menyatakan bahwa self-esteem memiliki hubungan yang signifikan dengan kenakalan remaja. Semakin tinggi selfesteem remaja maka semakin rendah kenakalan yang dilakukan remaja, sebaliknya semakin rendah self-esteem maka semakin tinggi kenakalan yang dilakukan remaja. Dengan mencermati kondisi tersebut maka, penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling dipandang sebagai suatu upaya yang tepat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut sebab layanan bimbingan konseling memiliki fungsi dan peran untuk membantu siswa dalam pengembangan kehidupan pribadi, sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan konseling yang dianggap tepat untuk membantu siswa mengembangkan self-esteemnya. Melalui layanan bimbingan kelompok siswa akan mendapatkan pembinaan dan informasi yang positif untuk mengembangkan self-esteemnya. Pembahasan berikut ini menguraikan tentang pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap self-esteem siswa. PEMBAHASAN Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok. Menurut Nurihsan (2006) bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Sedangkan menurut Yusuf (2006) bimbingan kelompok yaitu pemberian bantuan kepada siswa melalui situasi kelompok. Masalah yang dibahas dalam bimbingan kelompok adalah masalah yang dialami bersama dan tidak rahasia, baik menyangkut masalah pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Gazda (Prayitno dan Amti, 2004) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Sedangkan menurut Mu awanah dan Hidayah (2009) bimbingan kelompok merupakan sebuah kegiatan bimbingan yang 302

dikelola secara klasikal dengan memanfaatkan satuan/grup yang dibentuk untuk keperluan administrasi dan peningkatan interaksi siswa dari berbagai tingkatan kelas. Jadi dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang dilakukan antara pemimpin kelompok (konselor) dengan anggota kelompok (konseli/peserta didik) yang memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu sebagai anggota kelompok mencapai perkembangan dalam hal pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok Suatu proses layanan sangat ditentukan pada tahapan-tahapan yang harus dilalui sehingga akan terarah, runtut, dan tepat pada sasaran. Menurut Prayitno (1995) bahwa Tahap-tahap bimbingan kelompok ada empat tahap, yaitu : tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan dan tahap pengakhiran. Tahap Pembentukan Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukkan diri ke dalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagian, maupun seluruh anggota. Memberikan penjelasan tentang bimbingan kelompok sehingga masing-masing anggota akan tahu apa arti dari bimbingan kelompok dan mengapa bimbingan kelompok harus dilaksanakan serta menjelaskan aturan main yang akan diterapkan dalam bimbingan kelompok ini. Jika ada masalah dalam proses pelaksanaannya, mereka akan mengerti bagaimana cara menyelesaikannya. Asas kerahasiaan juga disampaikan kepada seluruh anggota agar orang lain tidak mengetahui permasalahan yang terjadi pada mereka. 303

Tahap Peralihan Tahap kedua merupakan jembatan antara tahap pertama dan ketiga. Ada kalanya jembatan ditempuh dengan amat mudah dan lancar, artinya para anggota kelompok dapat segera memasuki kegiatan tahap ketiga dengan penuh kemauan dan kesukarelaan. Ada kalanya juga jembatan itu ditempuh dengan susah payah, artinya para anggota kelompok enggan memasuki tahap kegiatan keompok yang sebenarnya, yaitu tahap ketiga. Dalam keadaan seperti ini pemimpin kelompok, dengan gaya kepemimpinannya yang khas, membawa para anggota meniti jembatan itu dengan selamat. Tahap Kegiatan Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok, maka aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang seksama dari pemimpin kelompok. ada beberapa yang harus dilakukan oleh pemimpin dalam tahap ini, yaitu sebagai pengatur proses kegiatan yang sabar dan terbuka, aktif akan tetapi tidak banyak bicara, dan memberikan dorongan dan penguatan serta penuh empati. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar dapat terungkapnya masalah atau topik yang dirasakan, dipikirkan dan dialami oleh anggota kelompok. Selain itu dapat terbahasnya masalah yang dikemukakan secara mendalam dan tuntas serta ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan baik yang menyangkut unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan. Tahap Pengakhiran Pada tahap pengakhiran bimbingan kelompok, pokok perhatian utama bukanlah pada berapa kali kelompok itu harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu. Kegiatan kelompok sebelumnya dan hasil-hasil yang dicapai seyogyanya mendorong kelompok itu harus melakukan kegiatan sehingga tujuan bersama tercapai secara penuh. Dalam hal ini ada kelompok yang menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan berhenti melakukan kegiatan, dan kemudian bertemu kembali untuk melakukan kegiatan. Setelah kegiatan kelompok memasuki pada tahap pengakhiran, kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan penjelajahan tentang apakah 304

para anggota kelompok mampu menerapkan hal-hal yang mereka pelajari dalam suasana kelompok, pada kehidupan nyata mereka sehari-hari. Pengertian Self-esteem Self-esteem merupakan keseluruhan cara yang digunakan untuk mengevaluasi diri, dimana self-esteem merupakan perbandingan antara ideal-self dengan real-self (Santrock, 2012). Purwanto (2010) mengemukakan bahwa self-esteem ialah perasaan yang dialami individu ketika menilai tinggi rendahnya diri sendiri terhadap orang lain di dalam pergaulan sehari-hari. Selanjutnya Deaux, Dane, dan Wrightsman (Sarwono dan Meinarno, 2009) menyatakan bahwa self esteem adalah penilaian atau evaluasi secara positif atau negatif terhadap diri. Senada dengan hal tersebut, Harper (Dariuzky, 2004) menyatakan bahwa Selfesteem adalah penilaian diri yang dipengaruhi oleh sikap, interaksi, penghargaan dan penerimaan orang lain terhadap individu. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa self-esteem adalah penilaian yang dilakukan oleh siswa kepada dirinya dan orang lain secara positif maupun negatif. Perlunya Siswa Memiliki Self-esteem Self-esteem merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi keberhasilan seseorang. Dengan adanya self-esteem, seseorang dapat memahami dan menerima kekurang dan kelebihan dirinya, yang kemudian dapat memaksimalkan kelebihannya untuk mencapai keberhasilan. Self-esteem juga dapat mengoptimalkan kepribadian dan usaha seseorang. Hal yang paling penting ialah self-esteem menggerakkan kemampuan untuk mencapai tujuan hidup dan merespon secara positif terhadap rintangan yang akan dialami. Apabila seseorang memiliki self-esteem positif, secara tidak langsung akan membuat seseorang dengan mudah menjalin hubungan interpersonal yang baik. Kesimpulannya, individu dengan self-esteem tinggi adalah mereka yang cenderung ke arah kesuksesan. Mereka juga bersedia menghadapi kemungkinan masalah yang muncul secara positif dan senantiasa berkeyakinan serta mudah mendapatkan kepercayaan orang lain. Ciri umum individu yang mempunyai self-esteem tinggi adalah: (1) layak untuk hidup, (2) yakin dengan diri sendiri, (3) menghormati diri, 305

(4) senantiasa berusaha memajukan diri, (4) merasa harmoni dan damai dalam diri sendiri, (5) memiliki hubungan interpersonal yang baik, (6) bertanggungjawab, (7) sabar menghadapi kekecewaan, (8) ramah, (9) tegas, (10) berani menerima resiko, (11) penyayang dan mudah disayangi, (12) memiliki tingkah laku yang terarah. (Yahaya, Boon, Ramli, Latif, Yahya, dan Abdul, 2004). Oleh karena itu, self-esteem sangat penting untuk dimiliki oleh setiap individu utamanya para siswa. Siswa yang memiliki self-esteem yang baik akan memiliki kontrol emosi yang lebih baik karena mereka merasakan penerimaan yang cukup atas dirinya. Seperti yang diungkapkan oleh Coopersmith (Burns, 1993) bahwa murid-murid dengan perasaan self-esteem tinggi memperlihatkan diri mereka aktif dan berhasil baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam bidang akademis. Mereka senang untuk mengekspresikan pendapat-pendapat di dalam diskusi dan tidak puas jika hanya mendengarkan saja. Mereka tidak mengalami kecemasan ataupun masalah-masalah psikosomatik yang membuat mereka mengalami kesulitan. Selain itu, mereka lebih percaya diri dan menganggap diri mereka berarti, penting dan patut dihargai, mampu mempengaruhi orang lain dengan ide-ide yang kreatif, lebih optimis, suka akan tugastugas baru dan menantang, dan mengharapkan keberhasilan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2016) yaitu tentang pengaruh self esteem siswa terhadap prestasi akademik. Siswa yang memiliki self-esteem yang tinggi cenderung memiliki prestasi akademik yang tinggi pula. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa self-esteem perlu untuk dimiliki oleh setiap siswa. Karena Siswa dengan self-esteem yang baik akan bisa menempatkan dirinya dengan mudah dalam berbagai situasi karena merasa aman secara emosi. Siswa dapat mengeluarkan pendapat dengan sangat mudah namun tetap respek pada orang lain dan bebas dari rasa takut terhadap pandangan orang lain sehingga siswa akan termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Layanan Bimbingan Kelompok dan Pengaruhnya Terhadap Self-esteem Siswa Self-esteem adalah sesuatu yang tidak ternilai. Dengan adanya self-esteem seseorang akan menerima dirinya apa adanya, percaya diri, puas dengan karakter dan kemampuan diri sehingga individu dapat mengembangkan sikap dan perilakunya dalam 306

berinteraksi dengan orang lain maupun dengan lingkungannya. Hal ini senada dengan pendapat Campbell (2002), yaitu self-esteem merupakan perasaan individu terhadap dirinya sendiri, termasuk rasa hormat dan percaya diri. Untuk memiliki penghargaan pada diri sendiri yang tinggi, seseorang harus merasa percaya diri, dapat dicintai, berkompeten dalam lingkungannya, dan mampu berperan serta dalam berbagai kegiatan yang berarti bagi orang lain. Menurut Suryabrata (2010) Perasaan self-esteem pada setiap individu dibedakan menjadi dua macam, yaitu self-esteem positif (perasaan puas, senang, gembira, dan bangga ketika mendapatkan penghargaan dari orang lain) dan self-esteem negatif (Perasaan kecewa, tak senang, tak berdaya, dan rendah diri). Setiap individu pernah mengalami perasaan rendah diri. Rendah diri merupakan salah satu gejala self-esteem negatif dan dapat mengakibatkan rendahnya self-esteem seseorang. Untuk itu, individu harus mengembangkan perasaan self-esteem positif karena dengan self-esteem positif individu akan merasa senang, bahagia dan percaya diri sehingga dapat meningkatkan self-esteemnya dan terhindar dari perasaan rendah diri. Berkaitan dengan upaya meningkatkan self-esteem, menurut Campbell (2002) ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru dalam upaya meningkatkan self-esteem siswa salah satunya adalah melalui proses-proses kelompok baik besar maupun kecil sehingga bentuk kerja kelompok yang dianggap efektif dalam membahas masalah rendahnya self-esteem siswa yaitu melalui bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok merupakan suatu kegiatan yang mengandung unsur psikopedagogis yang memanfaatkan dinamika kelompok, dengan jumlah anggota kelompok yang dibatasi 10 15 orang, sehingga memungkinkan pemimpin kelompok dapat melakukan pendekatan personal, serta dilakukan secara berkesinambungan yang berisi pemberian informasi tentang cara mengembangkan self-esteem siswa secara lebih mendalam. Hal ini senada dengan pendapat Romlah (Natawidjaja, 2009) yang menyatakan bahwa kegiatan bimbingan kelompok berupa penyampaian yang tepat mengenai masalah pendidikan, pekerjaan, pemahaman pribadi, penyesuaian diri, dan masalah hubungan antar pribadi. Informasi tersebut diberikan terutama dengan tujuan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri individu dan pemahaman terhadap orang lain. 307

Kegiatan bimbingan kelompok juga dapat membuat anggotanya lebih menghargai pendapat orang lain, dan lebih berani mengemukakan pendapatnya secara bertanggungjawab. Apa yang disampaikan dalam bimbingan kelompok diharapkan lebih mengena mengingat bentuk komunikasi yang dijalani bersifat multi arah. Bimbingan kelompok dalam hal ini bertujuan untuk membahas topik-topik mengenai cara mengembangkan self-esteem siswa. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif. Selain itu, bimbingan kelompok juga bertujuan untuk membantu individu menemukan dirinya sendiri, mengarahkan diri, dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Layanan bimbingan kelompok dipandang tepat untuk memberikan kontribusi pada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya terutama masalah yang berkaitan dengan self-esteem, karena dalam pelaksanaan bimbingan kelompok, siswa sebagai anggota kelompok akan membahas secara bersama-sama topik-topik masalah mengenai cara mengembangkan self-esteem dan menciptakan dinamika kelompok. Setiap anggota kelompok akan mempunyai kesempatan yang sama untuk melatih diri dalam mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat orang lain, membahas masalah yang dialaminya secara tuntas, saling bertukar informasi, dan dapat memecahkan masalah secara bersama-sama sehingga dapat mengembangkan selfesteemnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok berpengaruh terhadap self-esteem siswa, karena dalam pelaksanaannya siswa sebagai anggota kelompok mempunyai kesempatan untuk melatih diri dalam mengemukakan pendapat, saling menghargai dan menciptakan dinamika kelompok yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk mengembangkan self-esteemnya. PENUTUP Layanan bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang dilakukan antara pemimpin kelompok (konselor) dengan anggota kelompok (konseli/peserta didik) yang memanfaatkan dinamika kelompok. Tahapan pelaksanaan bimbingan kelompok 308

terdiri atas 4 tahap yaitu tahap pembukaan, tahap peralihan, tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran. Self-esteem adalah penilaian yang dilakukan oleh siswa kepada dirinya dan orang lain secara positif maupun negatif. Self-esteem perlu untuk dimiliki oleh setiap siswa. Karena Siswa dengan self-esteem yang baik akan bisa menempatkan dirinya dengan mudah dalam berbagai situasi karena merasa aman secara emosi. Siswa dapat mengeluarkan pendapat dengan sangat mudah namun tetap respek pada orang lain dan bebas dari rasa takut terhadap pandangan orang lain sehingga siswa akan termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Layanan bimbingan kelompok dipandang tepat untuk memberikan kontribusi pada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya terutama masalah yang berkaitan dengan self-esteem, karena dalam pelaksanaan bimbingan kelompok, siswa sebagai anggota kelompok akan membahas secara bersama-sama topik-topik masalah mengenai cara mengembangkan self-esteem dan menciptakan dinamika kelompok. Setiap anggota kelompok akan mempunyai kesempatan yang sama untuk melatih diri dalam mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat orang lain, membahas masalah yang dialaminya secara tuntas, saling bertukar informasi, dan dapat memecahkan masalah secara bersama-sama sehingga dapat mengembangkan selfesteemnya. DAFTAR RUJUKAN Baihaqi, M. (2008). Psikologi Pertumbuhan. Bandung: Rosdakarya. Burns. (1993). Konsep Diri Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. Alih Bahasa: Eddy. Jakarta: Penerbit Arcan. Campbell. (2002). Multiple Intelegences Metode Terbaru Melesatkan Kecerdasan. Depok: Inisiasi Press. Dariuszky, D. (2004). Membangun Harga Diri. Bandung : CV. Pionir Jaya. Hidayati, N. W. (2016). Hubungan Harga Diri dan Konformitas Teman Sebaya Dengan Kenakalan Remaja. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia. Vol. 1, No. 2. Hlm. 31 36. Michener, H. A., DeLamater, J.D., & Myers, D. J. (2004). Social Psychology (5th ed.). Belmont, CA: Wadsworth. 309

Mu awanah, E. dan Hidayah, R. (2009). Bimbingan Konseling Islami Di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Prayitno dan Amti. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Prayitno. (1995). Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok Dasar Dan Profil. Jakarta: Ghalia Indonesia. Purwanto, N. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Natawidjaja, R. (2009). Konseling Kelompok Konsep Dasar & Pendekatan. Bandung: Rizqi Press. Nurihsan, A. J. (2006). Bimbingan dan konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama. Santrock, J. W. (2012). Life-span Development. 13 th Edition. University of Texas, Dallas : Mc Graw-Hill. Sarwono & Meinarno. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humantika. Srisayekti, W., Setiady, D. A. dan Sanitioso, R. B. (2015). Harga-diri (Self-esteem) Terancam dan Perilaku Menghindar. Jurnal Psikologi. Vol. 42, No. 2. Hlm. 141 156. Wibowo, S. B. (2016). Benarkah Self-esteem Mempengaruhi Prestasi Akademik?. Jurnal Humanitas. Vol. 13, No. 1. Hlm. 72-83. Yunus, S. (2006). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah (SLTP dan SLTA). Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Yahaya, A, Boon, Y, Ramli, J, Latif, J. S, Yahya, F dan Abdul, A. H. (2004). Psikologi Sosial. Malaysia: Universiti Teknologi Malaysia Skudai Johor Darul Ta zim. 310