Lampiran 1. Karakteristik Metode GC-AOAC dan Liquid Chromatography AOAC (Wood et al., 2004)

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN

PENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Diblender Halus. Supernatan. Dikeringkan diatas penangas air. Ditambahkan sedikit H2S04 (P) Ditambahkan metanol Dibakar

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

III. METODOLOGI PENELITIAN

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PENGAWET BENZOAT PADA SAUS TOMAT PRODUKSI LOKAL YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA MANADO ABSTRAK

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Pupuk amonium sulfat

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

A. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

METODE PENELITIAN. A. Alat dan Bahan. B. Metode Penelitian. 1. Persiapan Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

P FORTIFIKASI KEJU COTTAGE

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

Pupuk kalium sulfat SNI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

METODE. Materi. Rancangan

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

Bab III Bahan dan Metode

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analis Kesehatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN


Lampiran 2. Metode Analisa Kimiawi. 2.1 Uji Kadar Air 35

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama

Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) selama 1 menit dan didiamkan selama 30 menit. diuapkan dengan evaporator menjadi 1 L.

Pupuk dolomit SNI

METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

49 Lampiran. Karakteristik Metode GC-AOAC dan Liquid Chromatography AOAC (Wood et al., 004) Performance characteristics for benzoic acid in almond paste, fish homogenate and apple juice (GC method) Samples Almond paste Fish homogenate Apple juice No. of 8 8 8 8 8 8 laboratories Units mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg Mean value 98 987 50 044 4 00 S r 36 6 4 40.6 9.4 RSD r 3.7 % 3. %.8 %.0 % 6. %.7 % S R 33 83 7 76 5.8 3 RSD R 4.7 % 5.3 % 6. % 4.3 % 4.7 % 3.5 % Ho R 0.83.04 0.97 0.85.6 0.6 Av recovery 00.4 % 98.8 % 00. % 98.3 % 05.9 % 94.4 % Performance characteristics for benzoic acid in orange juice (liquid chromatography method) Samples (spike level) 0.5 3 4 0 No. of laboratories 9 9 9 9 9 Units µg/ml µg/ml µg/ml µg/ml µg/ml Mean 0.57.0 3.0 3.78 9.6 Mean recovery % 4.0 0.0 00.3 94.5 96. S r 0.3 0.084 0.59 0.84 0.46 RSD r 9.9 % 8.7 % 5.8 % 4.87 % 4.79 % r 0.36 0.35 0.445 0.55 0.74 S R 0.59 0.6 0.76 0.55 0.665 RSD R 7.90 % 5.97 % 9.6 % 6.74 % 6.9 % Ho R.60.00 0.68 0.5 0.6 R 0.445 0.45 0.773 0.74.86 Key Mean The observed mean. The mean obtained from the collaborative trial data. r Repeatability (within laboratory variation). The value below which the absolute difference between two single test results obtained with the same method on identical test material under the same conditions may be expected to lie with 95 % probability. The standard deviation of the repeatability. S r

50 RSD r The relative standard deviation of the repeatability (Sr 00/mean). R Reproducibility (between-lab variation). The value below which the absolute difference between two single test results obtained with the same method on the identical test material under different conditions may be expected to lie with 95 % probability. S R The standard deviation of the reproducibility. RSD R The relative standard deviation of the reproducibility (SR 00/mean). Ho R The HORRAT value for the reproducibility is the observed RSDR value divided by the RSDR value calculated from the Horwitz equation.

Lampiran. Diagram Alir Penentuan Validasi dan Verifikasi 5

Lampiran 3. Tabel t 5

Lampiran 4. Tabel F 53

54 Lampiran 5. Diagram Alir Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC 90.0B 999) Persiapan Sampel b. Padatan atau semi padatan : 50-00 g bahan + 300-400 ml air Dihancurkan dalam waring blender Ditambah NaOH 0 % sampai alkalis Dibiarkan jam, kemudian disaring b. Cairan : 50-00 ml sampel Ditambah NaOH 0 % sampai alkalis Disaring dengan kapas (jika kadar gula tinggi, encerkan sampai TPT 0-5 %) Pengujian Dipipet 00 ml atau lebih filtrat Dimasukkan ke labu pemisah Ditambah HCl (+3) sampai asam, ditambah lagi 5-0 ml HCl (+3) Diekstrak dengan 75-00 ml eter Dicuci ekstrak eter tiga kali dengan masing-masing 5 ml air @

55 @ Dimasukkan ekstrak eter ke pinggan porselin, diuapkan dalam penangas air Dilarutkan residu dalam air (jika perlu, panaskan sampai 80-85 o C,0 menit) Ditambah beberapa tetes NH 3 sampai basa Diuapkan untuk menghilangkan kelebihan NH 3 Dilarutkan residu dengan air panas (saring jika perlu) Ditambah beberapa tetes FeCl 3 0.5 % Endapan Ferribenzoat yang berwarna salmon menunjukkan adanya benzoat

56 Lampiran 6. Diagram Alir Analisis Kuantitatif Natrium Benzoat Secara Titrimetri (AOAC 963.9 999) Persiapan Sampel a. Prosedur Umum Dihomogenkan sampel Dimasukkan 50 ml atau 50 gram sampel ke labu takar 500 ml Ditambahkan NaCl powder Ditambahkan NaOH 0 % hingga alkalis Ditepatkan sampai tanda tera dengan larutan NaCl jenuh Dibiarkan + jam, dikocok berulang kali, disaring f. Sampel Saus Tomat 00 gram sampel + 5 gram NaCl powder Dipindahkan campuran ke labu takar 500 ml Dicuci wadah semula dengan + 50 ml larutan NaCl jenuh Ditambahkan NaOH 0 % hingga alkalis Ditepatkan sampai tanda tera dengan larutan NaCl jenuh Dibiarkan + jam, dikocok berulang kali (sentrifuse bila perlu) Disaring

57 Penetapan Sampel Dipipet 00-00 ml filtrat sampel Dimasukkan ke dalam labu pemisah Dinetralkan dengan HCl ( + 3) dan tambahkan lagi 5 ml HCl sesudah netral Diekstrak dengan kloroform beberapa kali (70, 50, 40, 30 ml) Diambil bagian jernih kloroform (Jika kloroform yang diperoleh kurang jernih, perlu dicuci dengan akuades sampai jernih) Dibilas labu pemisah dengan 5-0 ml CHCl 3 tiga kali. Didistilasi dengan lambat pada suhu rendah sampai volume ekstrak seperempat dari volume semula Diuapkan sampai kering pada suhu kamar di atas penangas air sampai tinggal beberapa tetes cairan saja yang tinggal. Dikeringkan residu semalaman (atau sampai bau asam asetat hilang jika sampelnya adalah saus tomat) dalam desikator yang mengandung H SO4 pekat Dilarutkan residu asam benzoat dalam 30-50 ml alkohol Ditambahkan -5 ml air dan atau tetes indikator PP Dititrasi dengan NaOH 0.05 N

Lampiran 7. Data Pengukuran Konsentrasi Natrium Benzoat pada Berbagai Perlakuan KETERANGAN PERLAKUAN PERLAKUAN PERLAKUAN 3 Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan berat benzoat (g) 0.493 0.493 0.507 0.507 0.507 0.507 Volume benzoat (ml) 50 50 50 50 50 50 ppm benzoat standar 997. 997. 00.8 00.8 00.8 00.8 ppm benzoat dikali kemurnian 99% 987.8 987.8 99.77 99.77 99.77 99.77 Volume sampel (ml) 50 50 50 50 50 50 Berat sampel (g) 75.0 75.0 75.30 75.30 75.0979 75.0979 Berat KHP (g) 0.7 0.639 0.69 0.69 0.0957 0.0957 ml NaOH utk standarisasi 4.0 7.80 8.45 8.45 0.40 0.40 N NaOH 0.0448 0.04509 0.0449 0.0449 0.0450 0.0450 ml NaOH 4.60 4.40 4.35 4.45 4.40 4.45 ppm benzoat 989.05 95.738 933.7769 955.430 949.60 959.9469 Rata-rata benzoat (ppm) 970.6 944.5 954.55 Standar deviasi (ppm) 6.08 5.8 7.63 RSD (%).69.6 0.80 Persen recovery (%) 98.3 95.4 96.5 58

59 Lampiran 8. Contoh Perhitungan Konsentrasi Natrium Benzoat, SD, RSD, dan Persen Recovery Konsentrasi natrium benzoat pada perlakuan, ulangan berat KHP (g) N NaOH standard= 04.8 V NaOH (L) 0.7 N NaOH standard= = 0.0448 N 04.8 0.04 Volume larutan ppm Na Titer x N NaOH x 44 x yang dibuat pada x 0 6 benzoat = persiapan sampel anhidrat Volume yang diambil x berat sampel x 000 untuk penetapan = 4.60 x 0.0448 x 44 x 50 x 0 6 00 x 75.0 x 000 = 989.05 ppm Dengan cara yang sama, didapat konsentrasi natrium benzoat pada ulangan sebesar 95.738 ppm. Rata-rata konsentrasi benzoat sebesar = 970.6 ppm (x i x) SD= = n - (989.05-970.695) + (95.738-970.695) = 6.08 ppm SD 6.0769 RSD = 00 % = 00 % =.69 % x 970.695 konsentrasi benzoat terukur Persen Recovery = konsentrasi benzoat standar 970.695 = 00 % 987.8 00 % = 98.3 %

60 Lampiran 9. Uji t dan F Untuk Perlakuan dan Perlakuan Uji t. Hipotesis H0 : µ = µ H : µ µ. Hipotesis uji = uji t t hitung= sp x - x (/n ) + (/n ) sp= (n )s n + (n -) s + n ( -) 6.08 + ( -)5.8 sp= =.34 + - 970.6-944.5 t hitung= =.3.34 (/) + (/) 3. Wilayah kritik pada α = 0.0 H0 diterima bila t hitung < t α/ (v) atau >- t α/ (v) t tabel = 9.95 dan -9.95 4. Keputusan H0 diterima 5. Kesimpulan: rataan perlakuan tidak berbeda nyata dengan rataan perlakuan Uji F. Hipotesis H0 : s = s H : s s. Hipotesis uji = uji F s 6.08 F hitung= = =.95 s 5.8 3. Wilayah kritik pada α = 0.0 H0 diterima bila F hitung < F α (v,v) F tabel = 405.85 4. Keputusan H0 diterima 5. Kesimpulan : SD perlakuan tidak berbeda nyata dengan SD perlakuan

6 Lampiran 0. Uji t dan F Untuk Perlakuan dan Perlakuan 3 Uji t. Hipotesis H0 : µ = µ 3 H : µ µ 3. Hipotesis uji = uji t t hitung = sp x - x (/n ) + (/n ) 3 3 sp= (n -)s n + (n 3 -) s + n - 3 3 ( -)5.8 + ( -) 7.63 sp= =.0 + - 944.5-954.55 t hitung= = -0.836.0 (/) + (/) 3. Wilayah kritik pada α = 0.0 H0 diterima bila t hitung < t α/ (v) atau >- t α/ (v) t tabel = 9.95 dan -9.95 4. Keputusan H0 diterima 5. Kesimpulan: rataan perlakuan tidak berbeda nyata dengan rataan perlakuan 3 Uji F. Hipotesis H0 : s = s 3 H : s s 3. Hipotesis uji = uji F 3 s 5.8 F hitung= = = 3.958 s 7.63 3. Wilayah kritik pada α = 0.0 H0 diterima bila F hitung < F α (v,v3) F tabel = 405.85 4. Keputusan H0 diterima 5. Kesimpulan : SD perlakuan tidak berbeda nyata dengan SD perlakuan 3

6 Lampiran. Uji t dan F Untuk Perlakuan dan Perlakuan 3 Uji t. Hipotesis H0 : µ = µ 3 H : µ µ 3. Hipotesis uji = uji t t hitung = sp x - x (/n ) + (/n ) 3 3 sp = (n -)s n + + n (n 3 3 - -) s 3 ( -) 6.08 + ( -) 7.63 sp= = 9. + - 970.6-954.55 t hitung= = 0.836 9. (/) + (/) 3. Wilayah kritik pada α = 0.0 H0 diterima bila t hitung < t α/ (v) atau >- t α/ (v) t tabel = 9.95 dan -9.95 4. Keputusan H0 diterima 5. Kesimpulan: rataan perlakuan tidak berbeda nyata dengan rataan perlakuan 3 Uji F. Hipotesis H0 : s = s 3 H : s s 3. Hipotesis uji = uji F s 6.08 F hitung= = =.683 s 7.63 3 3. Wilayah kritik pada α = 0.0 H0 diterima bila F hitung < F α (v,v3) F tabel = 405.85 4. Keputusan H0 diterima 5. Kesimpulan : SD perlakuan tidak berbeda nyata dengan SD perlakuan 3

Lampiran. Hasil Uji ANOVA pada Berbagai Perlakuan 63

64 Lampiran 3. Rincian Biaya pada Berbagai Perlakuan (satu kali ulangan, duplo) Jenis Perlakuan Bahan Kimia Harga Kebutuhan Biaya NaCl powder p.a Rp 353,600/500 g 00 g Rp 70,70 NaOH p.a Rp 708,900/500 g g Rp,48 Perlakuan HCl pekat p.a Rp,700/L 5 ml Rp,4 Kloroform p.a Rp 344,50/.5 L 500 ml Rp 68,850 Alkohol p.a Rp 7,850/.5 L 00 ml Rp 0,94 TOTAL BIAYA Rp53,06 NaCl powder p.a Rp 353,600/500 g 00 g Rp 70,70 NaOH p.a Rp 708,900/500 g g Rp,48 Perlakuan HCl pekat p.a Rp,700/L 5 ml Rp,4 Kloroform teknis Rp 30,000/L 500 ml Rp 65,000 Alkohol teknis Rp 35,000/L 00 ml Rp 3,500 TOTAL BIAYA Rp4,75 NaCl powder teknis Rp 4,000/kg 00 g Rp,400 NaOH p.a Rp 708,900/500 g g Rp,48 Perlakuan 3 HCl pekat p.a Rp,700/L 5 ml Rp,4 Kloroform teknis Rp 30,000/L 500 ml Rp 65,000 Alkohol teknis Rp 35,000/L 00 ml Rp 3,500 TOTAL BIAYA Rp 7,03

Lampiran 4. Data Analisis Natrium Benzoat pada Saus Sambal dengan Metode Labu Pemisah KETERANGAN Ulangan Ulangan Ulangan 3 Ulangan 4 Ulangan 5 Ulangan 6 Ulangan 7 Volume sampel (ml) 50 50 50 50 50 50 50 Volume yg diambil (ml) 00 00 85 00 00 00 00 Berat sampel (g) 68.83 63.79 65.8977 65.5008 65.940 74.6583 79.839 Berat KHP (g) 0.093 0.0746 0.083 0.083 0.0738 0.076 0.0803 ml NaOH utk stdr 8.5 6.55 7.0 7.40 6.65 6.55 7.00 N NaOH 0.0553 0.0558 0.0560 0.0550 0.0543 0.0543 0.056 ml NaOH.75.65.5.60.65.95 3.0 ppm benzoat 80.9397 84.5748 773.897 785.9446 785.5948 77.407 8.0654 Rata-rata ppm benzoat 796.34 Standar Deviasi 4.84 RSD (%) 3. 65

Lampiran 5. Data Analisis Natrium Benzoat pada Saus Sambal dengan Metode Shaker KETERANGAN Ulangan Ulangan Ulangan 3 Ulangan 4 Ulangan 5 Ulangan 6 Ulangan 7 Volume sampel (ml) 50 50 50 50 50 50 50 Volume yg diambil (ml) 00 00 00 90 00 00 00 Berat sampel (g) 66.560 66.778 66.3789 70.999 67.546 66.7407 66.849 Berat KHP (g) 0.0770 0.076 0.0774 0.0765 0.0739 0.087 0.0754 ml NaOH utk stdr 6.75 6.60 6.75 6.60 6.40 7.50 7.60 N NaOH 0.0558 0.0564 0.056 0.0568 0.0565 0.0569 0.0486 ml NaOH.65.65.60.60.85.65 3.0 ppm benzoat 800.864 806.4654 79.0586 84.487 858.7 83.3358 8.43 Rata-rata ppm benzoat 87.46 Standar Deviasi 3.85 RSD (%).9 66

Lampiran 6. Metode Laboratorium Terakreditasi 67

68

Lampiran 7. Hasil Analisis Kuantitatif dari Laboratorium Terakreditasi 69

70

7

7 Lampiran 8. Uji t dan F Untuk Metode Labu Pemisah () dan Shaker () Uji t. Hipotesis H0 : µ = µ H : µ µ. Hipotesis uji = uji t t hitung= sp x - x (/n ) + (/n ) sp= (n )s n + (n -) s + n (7 -) 4.84 + (7 -) 3.85 sp= = 4.35 7+ 7-796.34-87.46 t hitung= = -.63 4.35 (/7) + (/7) 3. Wilayah kritik pada α = 0.0 H0 diterima bila t hitung < t α/ (v) atau >- t α/ (v) t tabel = 3.055 dan -3.055 4. Keputusan H0 diterima 5. Kesimpulan: rataan metode tidak berbeda nyata dengan rataan metode. Uji F. Hipotesis H0 : s = s H : s s. Hipotesis uji = uji F s 4.84 F hitung= = =.085 s 3.85 3. Wilayah kritik pada α = 0.0 H0 diterima bila F hitung < F α (v,v) F tabel = 8.466 4. Keputusan H0 diterima 5. Kesimpulan : SD metode tidak berbeda nyata dengan SD metode

73 Lampiran 9. Uji t dan F Untuk Metode Labu Pemisah () dan Laboratorium Terakreditasi () Uji t. Hipotesis H0 : µ = µ H : µ µ. Hipotesis uji = uji t t hitung= sp x - x (/n ) + (/n ) sp= (n )s n + (n -) s + n (7 -) 4.84 + ( -)4.40 sp= = 3.63 7+ - 796.34-839.00 t hitung= = -.5 3.63 (/7) + (/) 3. Wilayah kritik pada α = 0.0 H0 diterima bila t hitung < t α/ (v) atau >- t α/ (v) t tabel = 3.499 dan -3.499 4. Keputusan H0 diterima 5. Kesimpulan: rataan metode tidak berbeda nyata dengan rataan metode. Uji F. Hipotesis H0 : s = s H : s s. Hipotesis uji = uji F s 4.84 F hitung= = =.976 s 4.40 3. Wilayah kritik pada α = 0.0 H0 diterima bila F hitung < F α (v,v) F tabel = 5858.950 4. Keputusan H0 diterima

74 5. Kesimpulan : SD metode tidak berbeda nyata dengan SD metode Lampiran 0. Uji t dan F Untuk Metode Shaker () dan Laboratorium Terakreditasi () Uji t. Hipotesis H0 : µ = µ H : µ µ. Hipotesis uji = uji t t hitung= sp x - x (/n ) + (/n ) sp= (n )s n + (n -) s + n (7 -) 3.85 + ( -)4.40 sp= =.74 7+ - 87.46-839.00 t hitung= = -.8.74 (/7) + (/) 3. Wilayah kritik pada α = 0.0 H0 diterima bila t hitung < t α/ (v) atau >- t α/ (v) t tabel = 3.499 dan -3.499 4. Keputusan H0 diterima 5. Kesimpulan: rataan metode tidak berbeda nyata dengan rataan metode Uji F. Hipotesis H0 : s = s H : s s. Hipotesis uji = uji F s 3.85 F hitung= = =.743 s 4.40 3. Wilayah kritik pada α = 0.0 H0 diterima bila F hitung < F α (v,v) F tabel = 5858.950 4. Keputusan H0 diterima

5. Kesimpulan : SD metode tidak berbeda nyata dengan SD metode Lampiran. Hasil Uji ANOVA pada Metode Labu Pemisah, Metode Shaker, dan Metode Laboratorium Terakreditasi 75