BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perpajakan, kepatuhan wajib pajak dan kinerja penerimaan pajak. Sumber data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Subjek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang melaporkan

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswa dan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. November 2007 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 132/PMK.01/2006

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menjawab rumusan masalah dan melakukan pengujian pada hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Yang menjadi objek penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif dan sumber data yang digunakan. berhubungan dengan penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2. Lokasi dalam penelitian ini adalah Arena Futsal Score Purwokerto

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan di analisis yaitu dari tahun 2009 sampai dengan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2016 di Jakarta. Data-data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Perpajakan, Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak Terhadap Tingkat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pajak Pratama (KPP) Kebon Jeruk

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih.

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian explanatory research. Jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. pembahasan penulisan ini, maka penulis mengambil lokasi penetian PT. BPR

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan bentuk penelitian survai. Menurut Sugiyono (2013: 14)

BAB III METODE PENELITIAN

28 Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Maka variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian survey yang berupa penelitian penjelasan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Tanah Abang Dua yang beralamat di jalan K.H Mas Mansyur No.71.

A. Populasi dan Sampel

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Motor Air Tiris, Kec. Kampar jln. Pekanbaru-Bangkinang KM.48 Psr. Air

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan

BAB III METODE PENELITIAN. gambaran penjelasan mengenai hasil penelitian serta penelitian ini. dari responden dengan menggunakan kuesioner.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dimanapenelitian yang lebih menekankan pada angka-angka serta teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah pada pada PT. Medco E & P yang

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian bulan Maret sampai bulan April 2015.


BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pakning Kabupaten Bengkalis. Penelitian ini dimulai sejak bulan April sampai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan kerangka pemikiran dan tujuan penelitian di atas, maka

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Promosi Jabatan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Padang Panjang dengan objek penelitian mahasiswa jurusan televisi dan film

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN G. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dikategorikan sebagai metode survey dan data penelitian yang didapat menggunakan instrumen kuesioner. Studi kasus yang diambil merupakan studi kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki usaha yang terdaftar pada KPP Purwokerto. H. Populasi dan Sampel 4. Populasi Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari objek-objek yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi dalam penelitian ini, yaitu seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai kegiatan usaha yang terdaftar pada KPP Purwokerto. 5. Sampel Pada penelitian ini digunakan pengambilan sampel dengan cara purposive sampling yaitu merupakan penetapan sampel dengan cara menentukan target dari elemen populasi yang diperkirakan paling cocok untuk dikumpulkan datanya. Elemen populasi yang dipilih sebagai sampel dibatasi pada elemen-elemen yang dapat memberikan informasi berdasarkan pertimbangan. Adapun kriteria yang digunakan dalam teknik ini yaitu orang pribadi yang mempunyai kegiatan usaha yang terdaftar di KPP 34

Purwokerto, berdiri minimal 1 tahun usaha. Sampel yang digunakan adalah jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki usaha yang terdaftar pada KPP Pratama Purwokerto pada tahun 2015. Besaran sampel minimal ditentukan dengan metode Slovin, sebagai berikut ini : Keterangan : n : Jumlah sampel N : Ukuran populasi e : Batas kesalahan atau kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yaitu dapat ditolerir sebanyak 10% Berdasarkan rumus diatas maka jumlah sampel dapat ditentukan sebesar : = 99,578 (dibulatkan menjadi 100) 6. Teknik Pengambilan Sampel Sugiyono (2008:91-92) mengatakan Teknik Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Dalam penelitian ini saya menggunakan Sampling kebetulan (accidental sampling) yang menurut Sugiyono (2008:91-92) adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ accidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, 35

bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Sedangkan menurut Husaini Usman (2008:45-46) mendefinisikan Teknik sampling kebetulan (accidental sampling). Teknik sampling kebetulan dilakukan apabila pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap orang atau benda yang kebetulan ada atau dijumpai. Saya mengambil accidental ini sesuai dengan tempat yang akan saya teliti yaitu di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto, selain itu saya juga dapat mengambil penelitian sampel langsung ditempat orang tersebut tinggal/ usaha. I. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner yang akan dibagikan langsung kepada responden wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha. Selain itu, responden juga diberikan batas waktu maksimal 10 hari untuk mengembalikan kuesioner tersebut dalam penelitian ini untuk mencegah rendahnya respon rate dari responden maka responden akan diberikan kebebasan untuk mengisi identidas. Serta hal terpenting adalah untuk menjaga kerahasiaan atas jawaban dari responden. 36

J. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, variabel dependen atau terikat dan variabel independen atau bebas. Dan untuk mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif maka pada penelitian ini digunakan skala pengukuran berupa skala likert. Menurut Sugiyono (2011:93) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. 3. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini untuk variabel dependen yaitu kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang memiliki usaha. 4. Variabel Independen (X) Variabel independen merupakan variabel mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini diantaranya modernisasi sistem administrasi perpajakan, sosialisasi perpajakan, kesadaran perpajakan dan sanksi perpajakan. K. Definisi Operasional Definisi operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkan 37

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2007). 1. Kepatuhan Wajib Pajak (Y) Menurut Devano dan Siti (2006:110) dalam Puji (2014) kepatuhan wajib pajak adalah wajib pajak yang taat dan mematuhi ketentuan undang-undang perpajakan serta melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan aturan yang berlaku. Adapun indikator pada kepatuhan wajib pajak menurut Handayani oleh Dudy (2016) sebagai berikut : a. Wajib pajak melakukan perhitungan pajaknya dengan benar b. Wajib pajak melakukan pembayaran dan pelaporan dengan tepat waktu c. Wajib pajak mengisi formulir SPT dengan benar, lengkap dan jelas. d. Wajib pajak tidak pernah menerima surat teguran. Variabel dependen ini akan diukur dengan menggunakan skala Ordinal dengan teknik pengukuran skala Likert dengan pola sebagai berikut : 38

Tabel 3.1 Pengukuran Skala Likert Variabel Kepatuhan Wajib Pajak STS TS KS S SS 1 2 3 4 5 Keterangan : STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju KS : Kurang Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju 2. Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan (X 1 ) Modernisasi Sistem Adminstrasi merupakan salah satu instrumen penting dalam dunia perpajakan. Karena semakin modern sistem adminitrasinya diharapkan wajib pajak akan semakin mengetahui dan memudahkan wajib pajak dalam melaksanakan pembayaran tagihan pajaknya. Adapun indikator modernisasi sistem administrasi sebagai berikut (Puji, 2016): a. Sistem Administrasi b. Efektivitas Pengawasan c. Sumber Daya Manusia Profesional Variabel modernisasi sistem administrasi ini akan diukur dengan menggunakan skala Ordinal dengan teknik pengukuran skala Likert dengan pola sebagai berikut : 39

Tabel 3.2 Pengukuran Skala Likert Variabel Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan STS TS KS S SS 1 2 3 4 5 Keterangan : STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju KS : Kurang Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju 3. Sosialisasi Perpajakan (X 2 ) Sosialisasi perpajakan merupakan upaya dan tindakan dari Direktorat Jenderal Pajak untuk memberikan informasi dan pembinaan terhadap wajib pajak dan masyarakat pada umumnya khususnya mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan perpajakan. Menurut Ihsan (2013) pada Tegar (2016) indikator pada sosialisasi perpajakan adalah : a. Pemberian sosialisasi perpajakan atas peraturan terbaru. b. Peran kantor pajak setempat. c. Menjadi paham dan mengerti d. Media sosialisasi perpajakan. Variabel sosialisasi perpajakan ini akan diukur dengan menggunakan skala Ordinal dengan teknik pengukuran skala Likert dengan pola sebagai berikut : 40

Tabel 3.3 Pengukuran Skala Likert Variabel Sosialisasi Perpajakan STS TS KS S SS 1 2 3 4 5 Keterangan : STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju KS : Kurang Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju 4. Kesadaran Perpajakan (X 3 ) Kesadaran perpajakan adalah keadaan untuk mengerti dan mengetahui akan penilaian positiv masyarakat dan wajib pajak terhadap pelaksanaan fungsi negara yang dilakukan oleh pemerintah demi menggerakan masyarakat dalam mematuhi kewajibannya dalam membayar pajak Utami dkk (2013). Indikator pada kesadaran perpajakan adalah a. Mengetahui adanya undang-undang dan ketentuan perpajakan. b. Mengetahui fungsi pajak untuk pembiayaan negara. c. Memahami bahwa kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. d. Memahami fungsi pajak untuk pembiayaan negara. e. Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan suka rela. f. Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan benar. 41

Variabel kesadaran perpajakan ini akan diukur dengan menggunakan skala Ordinal dengan teknik pengukuran skala Likert dengan pola sebagai berikut : Tabel 3.4 Pengukuran Skala Likert Variabel Kesadaran Perpajakan TS TS KS S SS 1 2 3 4 5 Keterangan : STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju KS : Kurang Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju 5. Sanksi Perpajakan (X 4 ) Sanksi perpajakan adalah hukuman dan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti dan dipatuhi oleh wajib pajak. Indikator sanksi perpajakan antara lain : a. Sanksi pidana yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak cukup berat. b. Sanksi administrasi yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak sangat ringan. c. Pengenaan sanksi yang cukup berat merupakan salah satu sarana untuk mendidik wajib pajak. d. Sanksi pajak harus dikenakan kepada pelanggarnya tanpa toleransi. 42

e. Pengenaan sanksi atas pelanggaran pajak dapat dinegosiasikan. Variabel sanksi perpajakan ini akan diukur dengan menggunakan skala Ordinal dengan teknik pengukuran skala Likert dengan pola sebagai berikut : Tabel 3.5 Pengukuran Skala Likert Variabel Sanksi Perpajakan STS TS KS S SS 1 2 3 4 5 Keterangan : STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju KS : Kurang Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju L. Metode Analisis Data Penelitian ini dilakukan dengan mnggunakan teknik analisis kuantitatif. Karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif sehingga analisis kualitatif yang dilakukan terlebih dahulu harus mengkuantitatifikasikan semua data penelitian kedalam bentuk angka-angka dengan menggunakan skala likert 5 point. 7. Uji Validitas Uji validitas merupakan sebuah alat untuk mengukurvalid tidaknya kuesioner atau kuesioner dapat dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kueioner tersebut. Jadi, Validitas merupakan ukuran yang benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Semakin tinggi 43

validitas suatu alat tes, maka alat tes tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Jadi, validitas menunjuk kepada ketepatan dan kecermatan tes dalam menjalankan fungsi pengukurannya (Rochaety, Tresnati dan Latief, 2009:57) Kriteria pengujian menggunakan rumus statistik Product Moment Correlation atau Korelasi Produk Moment, yaitu : Keterangan : r xy x y n : Koefisien Korelasi Produk Moment : Nilai dari item : Nilai dari total item : Banyaknya sampel Pengujian dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor individu dengan skor total. Nilai korelasi (r) dibandingkan dengan angka kritis dalam tabel korelasi. Dengan level signifikan 5%, jika nilai siginifikan 0,05 artinya item x dapat dikatakan valid. 8. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara brulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama atau suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel atau 44

handal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan tersebut adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha. Yaitu sebagai berikut : Keterangan : α K = Koefisien reliabilitas Cronbach Alpha = Jumlah item pertanyaan yang diuji = jumlah varians skor item = varians skor-skor tes (seluruh item K) Jika nilai alpha > 0,6 berarti reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha > 0,80 maka ini mensugestikan seluruh item reliabel dan tes secara konsisten secara interal karena memiliki reliabilitas yang kuat. 9. Uji Non-Response Bias Pengujian non-response bias dilakukan untuk melihat kesalahan yang timbul karena subyek sampel tidak memberikan respon ternyata lebih representatif daripada sampel yang memberikan tanggapan, sehingga sampel yang diteliti kurang akurat dan presisi mencerminkan karakteristik populasinya ( Indrianto dkk, 2002 ) Puji (2016). Pengujian variabelnya menggunakan independent t-test. 45

10. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji data apakah data yang akan di distribusikan tersebut normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011) ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual data tersebut berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan cara analisis grafik dan uji statistik. Penelitian ini menggunakan uji non statistik paramatik kolmogrof-smirnof dan PP plot standardized residual, dimana dilihat jika hasil kolmogrof-smirnof lebih besar dari 0,05 dan PP plot standardized residual mendekati garis diagonal, maka data tersebut berdistribusi normal. b. Uji Multikolinieritas Uji multikolonieritas ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat interkorelasi antara variabel bebas yang digunakan dalam metode penelitian. Untuk mendeteksi adanya multikolonieritas diadakan dengan menguji uji variance inflationfactor (VIF) serta perhitungan nilai toleransi. Multikolonieritas terjadi jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 dan nilai VIF lebih besar dari 10, apabila VIF kurang dari 10 dapat dikatakan bahwa variabel independen dapat dipercaya dan objektif (Ghozali,2011). 46

c. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variansi variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Jika variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas karena 46 data cross section memiliki data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar) (Wijaya, 2012:130). 11. Teknik Analasis Analisis data digunakan untuk menyederhanakan data agar lebih mudah untuk diintrepestasikan. Analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan atau lebih dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda. Teknik analisis regresi berganda atau regresi linier berganda ini digunakan karena variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu. Model regresi linier berganda bisa dijabarkan sebagai berikut : KWPOP = α + β 1 MSAP + β 2 SsP + β 3 KP + β 4 SkP + e Keterangan : KWPOP α MSA SsP KP Skp β 1, β 2, β 3, β 4 : Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi : Konstanta : Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan : Sosialisasi Perpajakan : Kesadaran Perpajakan : Sanksi Perpajakan : Koefisien regresi untuk masing-masing variabel indepen 47

12. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis statistik regresi berganda yang terdiri dari Uji Koefisien Determinasi (R 2 ), Uji F serta Uji. a. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) mengukur sejauh mana kemampuan model dalam menerapkan variasi variabel dependen. Menurut Ghozali (2011) nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen yang terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi-variasi dependen. b. Uji Simultan (Uji F) 1) Hipotesis Pertama (H 1 ) Uji statistik F pada dasarnya menunujukan apakah semua variabel independen (Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan, Kesadaran Perpajakan, Sanksi Perpajakan) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat yaitu Kepatuhan Wajib Pajak (Ghozali, 2011). Uji F metode crounbach alpha 0,05 atau 95% menggunakan rumus (Suliyanto,2011) : 48

Keterangan : F R 2 k n : Nilai F hitung : Koefisien determinasi : Jumlah variabel : Jumlah pengamatam (ukuran sampel) H 0 : β 1, β 2, β 3, β 4 = 0 : artinya secara simultan Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan, Kesadaran Perpajakan, Sanksi Perpajakan merupakan penjelasan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. H a : β 1, β 2, β 3, β 4 0 : artinya secara simultan Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan, Kesadaran Perpajakan, Sanksi Perpajakan tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Tingkat siginifikan α yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan sebesar 0,05 (5%) dan tingkat kepercayaan 0,95 (95%) serta derajat kebebasan (degree of fredoom) sebesar (nk-l). 49

c. Uji t Untuk memberikan pengujian apakah secara parsial variabel-variabel penelitian Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan, Kesadaran Perpajakan, Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Untuk menguji koefisien regresi linier berganda digunakan rumus (Suliyanto, 2011) : Keterangan : t bj Sbj : Nilai t hitung : Koefisien regresi : Kesalahan baku koefisien regresi Langkah-langkah untuk menguji variabel-variabel independen : 1) Hipotesis Kedua (H 2 ) a) Perumusan hipotesis H 0 : β 2 0 : secara parsial variabel modernisasi sistem administrasi perpajakan tidak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. H a : β 2 > 0 : secara parsial variabel modernisasi sistem administrasi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. 50

b) Kriteria pengujian H 0 diterima jika t hitung t tabel, H a ditolak H a ditolak jika t hitung > t tabel, H a diterima c) Kriteria signifikan Selain itu pada pengujian ini juga memiliki tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 (5%) dengan tingkat kepercayaan 0,95 (95%). Dikatakan tidak siginifikan jika α > 0,5 (Ghozali, 2011). 2) Hipotesis Ketiga (H 3 ) a) Perumusan hipotesis H 0 : β 3 0 : secara parsial variabel sosialisasi perpajakan tidak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. H a : β 3 > 0 : secara parsial variabel sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. b) Kriteria pengujian H 0 diterima jika t hitung t tabel, H a ditolak H a ditolak jika t hitung > t tabel, H a diterima c) Kriteria signifikan Selain itu pada pengujian ini juga memiliki tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 (5%) dengan tingkat kepercayaan 0,95 (95%). Dikatakan tidak siginifikan jika α > 0,5 (Ghozali, 2011). 51

3) Hipotesis Keempat (H 4 ) a) Perumusan hipotesis H 0 : β 4 0 : secara parsial variabel kesadaran perpajakan tidak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. H a : β 4 > 0 : secara parsial variabel kesadaran perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. b) Kriteria pengujian H 0 diterima jika t hitung t tabel, H a ditolak H a ditolak jika t hitung > t tabel, H a diterima c) Kriteria signifikan Selain itu pada pengujian ini juga memiliki tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 (5%) dengan tingkat kepercayaan 0,95 (95%). Dikatakan tidak siginifikan jika α > 0,5 (Ghozali, 2011). 4) Hipotesis Kelima (H 5 ) a) Perumusan hipotesis H 0 : β 5 0 : secara parsial variabel sanksi perpajakan tidak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. H a : β 5 > 0 : secara parsial variabel sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. b) Kriteria pengujian H 0 diterima jika t hitung t tabel, H a ditolak H a ditolak jika t hitung > t tabel, H a diterima 52

c) Kriteria signifikan Selain itu pada pengujian ini juga memiliki tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 (5%) dengan tingkat kepercayaan 0,95 (95%). Dikatakan tidak siginifikan jika α > 0,5 (Ghozali, 2011). 53