BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor: 55/PMK.01/2007 tanggal 31 Mei 2007, yang merupakan KPP Pecahan dari KPP Jakarta Kebon Jeruk, yaitu: 1. KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Satu dengan wilayah kerja Kelurahan Kebon Jeruk, Sukabumi Selatan, Sukabumi Utara dan Kelapa Dua; 2. KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua dengan wilayah kerja Kelurahan Duri Kepa, Kedoya Utara dan Kedoya Selatan; 3. KPP Pratama Jakarta Kembangan dengan wilayah kerja meliputi Kecamatan Kembangan. Namun baru pada tanggal 02 Oktober 2007 KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua resmi beroperasional dengan lokasi kantor di Jl KS Tubun No. 10, hal ini sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-86/PJ/2007 tanggal 11 Juni 2007. Sesuai dengan visi yang dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Pajak, maka dalam hal ini kami sebagai karyawan akan selalu terus menerus meningkatkan kualitas pelayanan kepada Wajib Pajak sebagai cerminan dari adanya Kantor Pelayanan yang Modern. 27
Dalam rangka pencapaian visi tersebut di atas maka kami akan selalu berusaha memberikan pelayanan prima, bersikap professional, dan selalu menciptakan suasana kerja yang kondusif sebagai wujud dari pertanggungjawaban kepada para Wajib Pajak. Sasaran utama kami adalah meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak dengan cara membangun hubungan yang didasari dengan profesionalisme, keterbukaan, dan sikap keramahtamahan, baik dalam konteks pembinaan, pelayanan, sosialisasi, sehingga diharapkan adanya peningkatan penerimaan pajak dari tahun ke tahun dan perubahan persepsi Wajib Pajak yang positif terhadap kinerja KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua. III.1.2 Kegiatan Operasional KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua Kegiatan-kegiatan operasional yang telah dilaksanakan oleh KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua sampai saat ini antara lain: a. Penyuluhan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Batang Mewah, Pajak Tidak langsung Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah. b. Pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-udangan yang berlaku. 28
III.1.3 Wilayah Kerja KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua seluas 930,2 Ha dengan jumlah penduduk 96.914 jiwa dan jumlah kepala keluarga sebanyak 29.069 KK dengan perincian sebagai berikut: Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Wilayah Kerja No Nama Kelurahan Luas Wilayah (ha) Jumlah Penduduk Jumlah Kepala Keluarga (KK) 1. Kedoya Utara 314.78 29.935 8.334 2. Kedoya Selatan 228.42 19.563 5.711 3 Duri Kepa 387 47.416 15.024 Jumlah 930.2 96.914 29.069 Sumber : Sub Bagian Umum KPP Pratama Jakarta Kebon jeruk Dua. Wilayah Kerja tersebut diawasi oleh 4 (empat) Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon), dengan menggunakan Blok PBB sebagai dasar pembagian wilayah kerja: a. Seksi Waskon I mengawasi Kelurahan kedoya Selatan dengan jumlah 17 Blok PBB. b. Seksi Waskon II mengawasi Kelurahan Duri Kepa dengan jumlah 17 Blok PBB. c. Seksi Waskon III mengawasi Kelurahan Duri Kepa dengan jumlah 17 Blok PBB. d. Seksi Waskon IV mengawasi Kelurahan Kedoya Utara dengan jumlah 16 Blok PBB. Wilayah Kerja KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua dengan batas wilayah 29
sebagai berikut: Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : Kecamatan Grogol : Kelurahan Kebon Jeruk : Kelurahan Kembangan Utara dan Selatan : Kelurahan Tanjung Duren Utara. III.1.4 Visi, Misi, dan Motto KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua III.1.4.1 Visi Direktorat Jenderal Pajak Menjadi Instansi Pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan professional yang tinggi. III.1.4.2 Misi Direktorat Jenderal Pajak Menghimpun penerimaan pajak Negara berdasarkan Undang Undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien. III.1.4.3 Motto KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua Pelayanan Prima Untuk Semua Permasalahan pajak Anda (PUSPA). 30
III.1.5. Struktur Organisasi KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-83/PJ/2007 tentang Penetapan dan Penggunaan Kode Surat dan Cap Dinas Sementara pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak di wilayah daerah khusus ibukota Jakarta selain Kantor Direktorat Jenderal Pajak Pusat sehubungan dengan reorganisasi instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2007, terdiri dari 9 seksi, 1 sub bagian dan kelompok jabatan fungsional. Gambar 3.1 STRUKTUR ORGANISASI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA JAKARTA KEBON JERUK DUA Kepala Kantor Sub Bagian Umum Seksi Pelayanan Seksi PDI Seksi Penagihan Seksi Ekstensifikasi Seksi Waskon Seksi Pemeriksaan Kelompok Fungsional Pemeriksa 31
Berdasarkan Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Kebon Jeruk Dua, dapat diketahui pembagian tugas dan wewenang sesuai dengan fungsi dan kedudukan masing-masing secara garis besar di Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Kebon Jeruk Dua: 1. Kepala Kantor Mempunyai tugas seperti merencanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan operasional di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kebon Jeruk Dua. 2. Bagian Umum Mempunyai kegiatan mengelola semua kebutuhan kantor termasuk karyawan, meliputi urusan kepegawaian, keuangan dan rumah tangga diantaranya kenaikan pangkat, disiplin pegawai, penggajian pegawai, cuti, pengadaan sarana/prasarana kantor dan bahkan obat-obatan bagi pegawai dalam skala kecil juga disediakan. 3. Seksi Pelayanan Seksi Pelayanan bertugas untuk memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak antara lain menerima dan mengadministrasikan dokumen dan berkas wajib pajak, memberikan penyuluhan, registrasi Wajib Pajak serta menerbitkan produk hukum perpajakan, yang sebelumnya telah diproses oleh seksi Waskon dan seksi Pemeriksaan. Dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada Wajib Pajak, Seksi Pelayanan didukung dengan sarana dan prasarana sebagai berikut: a. Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) Kegiatan pelayanan yang dilaksanakan di Tempat Pelayanan Terpadu berupa penerimaan surat Wajib Pajak seperti Surat Setoran Pajak (SSP), Surat Pemberitahuan (SPT) Masa/Tahunan, Surat Permohonan, dan Surat-surat 32
lainnya. Seluruh dokumen perpajakan yang disampaikan oleh Wajib Pajak cukup dilayani dalam satu loket pelayanan. Demi kelancaran dan kecepatan pelayanan, telah diterapkan sistem antrian dengan menggunakan queuing machine sehingga Wajib Pajak akan selalu dilayani secara First Come First Serve. b. Help Desk Help Desk berfungsi untuk memberikan bantuan informasi kepada Wajib Pajak mengenai masalah pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (eregistration), e-spt, e-filling, dan menjawab pertanyaan Wajib Pajak tentang peraturan perpajakan dan proses administrasi perpajakan lainnya. Help Desk dilayani oleh Account Representative (AR). c. Pengarsipan Data setiap Wajib Pajak disimpan dalam ruangan khusus dan diarsipkan dengan sistem pengarsipan yang aman sehingga data yang disimpan tidak dapat disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan. 4. Seksi Pengelolaan Data dan Informasi Secara garis besar Seksi Pengelolaan Data dan Informasi memiliki tugas penyusunan rencana penerimaan berdasarkan potensi pajak, perkembangan ekonomi dan keuangan, penatausahaan penerimaan pajak, penerimaan PBB, pembuatan laporan, perbaikan komputer dan aplikasi pendukung, penatausahaan alat keterangan, peminjaman berkas data / alat keterangan, perekaman SPT untuk Wajib Pajak yang belum menggunakan e-spt dan e-filling, perekaman 33
SPOP, pembuatan simulasi ketetapan PBB serta mencetak dan Merekam SPPT PBB. 5. Seksi Penagihan Seksi Penagihan melaksanakan penagihan atas tunggakan Wajib Pajak yang dilakukan secara persuasif hingga penagihan aktif sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penagihan secara persuasif dilakukan dengan menghimbau secara lisan / tertulis kepada Wajib Pajak untuk melunasi tunggakan pajaknya. Apabila Wajib Pajak belum melunasi tunggakan pajaknya setelah ditegur dalam upaya penagihan persuasif, maka selanjutnya dilakukan tindakan penagihan aktif berupa upaya paksa, sita dan lelang hingga pencekalan penanggung pajak. 6. Seksi Ekstensifikasi Seksi Ekstensifikasi pada dasarnya bertugas untuk melakukan pendataan dan penilaian (individual dan massal) objek PBB, pembuatan monografi fiskal, penyelesaian pendaftaran mutasi objek dan subjek pajak PBB, serta pencarian data dari pihak ketiga dalam rangka pemutakhiran bank data. 7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi Seksi Pengawasan dan Konsultasi mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, bimbingan / himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, usulan pembetulan ketetapan pajak serta evaluasi hasil banding, Pengurangan PBB dan lain-lain. 34
8. Seksi Pemeriksaan Seksi Pemeriksaan bertugas mengelola administrasi kegiatan Pemeriksaan Pajak mulai dari membuat Usulan Pemeriksaan, membuat Surat Perintah Pemeriksaan sampai dengan mengadministrasikan hasil pemeriksaan. Seluruh kegiatan tersebut terekam dalam Sistem Informasi Manajemen Pemeriksaan Pajak (SIMPP) maupun sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP). 9. Seksi Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak Pemeriksaan pajak yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak dan dilaksanakan oleh Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak. Dalam pelaksanaan pemeriksaan pajak digunakan Teknik Audit Berbasis Komputer (TABK) untuk mendapatkan kualitas hasil pemeriksaan yang optimal. Selain itu, sinergi antara fungsional pemeriksa pajak dengan Account Representative (AR) Wajib Pajak yang sedang diperiksa akan memberikan hasil pemeriksaan yang sesuai dengan kondisi aktual Wajib Pajak. Dalam hal ini fungsional pemeriksa pajak melakukan pemeriksaan yang meliputi: a. Pemeriksaan Lengkap b. Pemeriksaan Sederhana c. Pemeriksaan Dalam Rangka Penagihan d. Dan Pemeriksaan Tujuan lainnya. 35
III.2 Desain Penelitian III.2.1. Jenis Dan Sumber Data Data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber, yaitu: 1. Data Primer Merupakan data yang diperoleh dari pihak-pihak terkait di KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua, baik melalui teknik wawancara maupun dokumen yang berhubungan dengan SPT Tahunan PPh dan Wajib Pajak Baru selama Tahun Pajak. 2. Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah diolah dan diperoleh langsung dari objek penelitian. III.2.2 Penentuan Jumlah Data Penentuan jumlah data yang dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan penelitian terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak baru berdasarkan data-data yang diperoleh dari KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua dengan cara melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait. Data-data yang diperoleh dapat berupa jumlah Wajib Pajak Baru dan jumlah pelaporan SPT Tahunan PPh yang terdaftar di KPP tersebut. Selain melakukan wawancara, penentuan jumlah data dapat dilakukan dengan cara studi kepustakaan dengan mengambil data dari berbagai macam media massa lainnya seperti buku, internet dan lain-lain. 36
III.2.3 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Metode wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab dengan pihakpihak yang terkait sebagai penyedia informasi yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Metode ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan segala informasi yang berkaitan dengan objek penelitian dan harapan yang akan dicapai dalam metode wawancara adalah dapat mengetahui dengan jelas data-data yang tepat mengenai objek penelitian yaitu data Wajib Pajak Baru, jumlah pelaporan SPT Tahunan PPh, kendalakendala yang dihadapi serta langkah-langkah yang telah dilakukan KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Baru. 2. Metode Dokumentasi yaitu dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data yang berhubungan dengan objek penelitian yang meliputi data Wajib Pajak Baru, jumlah pelaporan SPT Tahunan PPh, kendala-kendala yang dihadapi dan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak Baru. Dan data-data yang telah diperoleh dapat digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas dan akurat dari perumusan masalah objek penelitian. 3. Studi Kepustakaan yaitu metode pengumpulan data yang menyangkut masalah yang diteliti dengan cara mempelajari dan menelaah media massa seperti buku, surat kabar, peraturan-peraturan yang relevan dan media massa yang ada hubungannya terhadap masalah yang menjadi fokus penelitian. 37
III.2.4 Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, yaitu dengan mengidentifikasi masalah yang menjadi objek penelitian dengan cara melakukan wawancara yang dilakukan dengan cara tanya jawab kepada pihak-pihak yang terkait seperti sub bagian umum, bagian pusat data dan informasi (PDI), bagian pengawasan dan konsultasi (Waskon) serta pihak-pihak lainnya. Tujuan dari metode analisis deskriptif adalah untuk menyusun, menganalisis dan menginterpretasikan data yang diperoleh untuk memberikan gambaran yang jelas dan akurat dari perumusan masalah objek penelitian. III.2.5 Metode Penyajian Data Metode Penyajian data yang dilakukan adalah melakukan teknik dokumentasi dengan cara melakukan survei dan melakukan wawancara (interview) kepada pihak-pihak yang terkait guna memperoleh informasi yang tepat sesuai dengan objek penelitian. Selain itu metode penyajian data yang dilakukan adalah studi kepustakaan, maksudnya data-data yang diperoleh akan dikaitkan berdasarkan landasan teori, peraturan-peraturan yang relevan, dan sumber-sumber yang berkaitan dengan objek penelitian. 38