ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka

TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNA JALAN DALAM MEMATUHI PERATURAN DI KAWASAN TERTIB LALU LINTAS PROPOSAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB VI PENUTUP. Labuan Bajo Manggarai Barat NTT, maka dapat disimpulkan: 1) Berdasarkan kelengkapan pengendara kendaraan sepeda motor di

KUESIONER. Identitas Responden

KUEISONER PENELITIAN PENERAPAN SAFETY RIDING PENGGUNA SEPEDA MOTOR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ESA UNGGUL TAHUN 2016

機車標誌 標線 號誌是非題 印尼文 第 1 頁 / 共 15 頁 題號答案題目圖示題目. 001 X Tikungan beruntun, ke kiri dahulu. 002 O Persimpangan jalan. 003 X Permukaan jalan yang menonjol

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar

Perpustakaan Unika SKALA DISIPLIN

機車標誌 標線 號誌選擇題 印尼文 第 1 頁 / 共 12 頁 題號答案題目圖示題目. (1) Tikungan ke kanan (2) Tikungan ke kiri (3) Tikungan beruntun, ke kanan dahulu

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH BLIND SPOT PADA PENGEMUDI KENDARAAN RODA EMPAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil

INFORMASI KEHIDUPAN BERBAGAI BAHASA

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009

Detail denda lalu lintas berserta pasal ( tilang ),

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan keterangan dan fakta yang terdapat dalam pembahasan,

BAB III LANDASAN TEORI. Tata cara berlalu lintas dijelaskan pada Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Masyarakat Transparansi Indonesia Kajian Page 1 of 6

Lampiran 1: Keterangan Telah Melakukan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

I. PENDAHULUAN. Keadaan di dalam masyarakat yang harmonis akan terpelihara dengan baik jika tercipta

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA

Penempatan marka jalan

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERILAKU PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM MENGUTAMAKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 13

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 60 TAHUN 1993 T E N T A N G MARKA JALAN MENTERI PERHUBUNGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam

(1) Sebelum jalan, 2 hal yang benar cara memastikan aman melalui kaca spion adalah?

LAMPIRAN 1. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Universitas Sumatera Utara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman,

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Modal Dasar Yang Harus Dimiliki Oleh Pengendara. a. Indera : Sesuatu yang membuat pengemudi waspada dalam mengemudi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengguna jalan itu bukan hanya satu, dua atau tiga orang. Belasan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 %

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

Perda No. 19/2001 tentang Pengaturan Rambu2 Lalu Lintas, Marka Jalan dan Alat Pemberi Izyarat Lalu Lintas.

(1) Sebelum jalan, 2 hal yang benar cara memastikan aman melalui kaca spion adalah?

Analisis Simpang Bersinyal Metode Webster. Dr. Gito Sugiyanto, S.T., M.T. ARUS JENUH

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dengan mudah. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia.

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS). Pasal 1

MUDIK BERLEBARAN MERUPAKAN FENOMENA TERBESAR MASYARAKAT MUSLIM DIDUNIA DAN ADA DI INDONESIA

(2) Di lokasi manakah dari yang berikut ini Anda diharuskan untuk mengemudi sambil mengurangi kecepatan menurut Undang-undang Lalu Lintas Jalan?

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. motor. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi karakteristik pengemudi Modal dasar yang harus dimiliki oleh pengendara

CRITICAL CARE UNIT. Berfikir kritis bagaimana tanda-tanda shock yang selalu kita hadapi dalam kegawatdaruratan medis di Unit Gawat Darurat

PANDUAN MATERI LALU LINTAS PATROLI KEAMANAN SEKOLAH

Pengertian Lalu Lintas

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PONOROGO

UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 2009/96, TLN 5025]

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR

BAB II TINJAU PUSTAKA. jalan bergabung atau berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. transportasi pribadi khususnya sepeda motor guna mempercepat dan

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak

BAB IV ANALISIS DATA. Data simpang yang dimaksud adalah hasil survey volume simpang tiga

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

(1) Rambu lalu lintas lebih memiliki prioritas dibandingkan dengan isyarat dari petugas pengontrol lalu lintas. 정답 :

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

BAB III LANDASAN TEORI. hanya melibatkan satu kendaraan tetapi beberapa kendaraan bahkan sering sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODEL PELUANG KECELAKAAN SEPEDA MOTOR BERDASARKAN KARAKTERISTIK PENGENDARA (Studi Kasus: Surabaya, Malang dan Sragen)

BAB II TATA TERTIB LALU LINTAS BAGI KENDARAAN BERMOTOR. yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR GAMBAR... xvi. DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN...

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan

TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Inspeksi Keselamatan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,

Transkripsi:

ABSTRAK SATLANTAS POLRESTABES Bandung sebagai pihak berwajib selaku pelaksana penegakan hukum di Negara Indonesia berwenang menerbitkan SIM-C kepada pemohon SIM-C dan sebagai pihak yang melakukan pengawasan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas umumnya disebabkan oleh pelanggaran lalu lintas. Angka kecelakaan lalu lintas dan pelanggaran lalu lintas di Kota Bandung tergolong tinggi. Penyebab kecelakaan lalu lintas berdasarkan faktor pengemudi dikarenakan pengemudi sepeda motor belum sepenuhnya memiliki perilaku safety riding dan juga minimnya pendidikan safety riding yang menyulitkan pengemudi sepeda motor menerima pemahaman mengenai safety riding. Tujuan tugas akhir ini adalah untuk mengembangkan materi safety riding yang berguna untuk mengurangi angka pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas di Kota bandung. Faktor yang diteliti adalah faktor pengemudi yang dijabarkan ke dalam 6 dimensi yang meliputi : etika berlalu lintas, keterampilan mengemudi, kepatuhan terhadap hukum dalam berlalu lintas, kesadaran terhadap hukum dalam berlalu lintas, kebiasaan dalam berupaya mengurangi terjadinya pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas, dan bertanggung jawab dalam berlalu lintas. Masing-masing dimensi dikembangkan menjadi variabel-variabel yang berhubungan dengan perilaku safety riding. Data-data pendukung lainnya diberikan oleh SATLANTAS POLRESTABES Bandung. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan cross sectional study yang menggunakan teknik random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 97 orang. Kuesioner disebarkan kepada 97 pengemudi sepeda motor secara acak di Kota Bandung. Pengolahan data menggunakan regresi linier berganda. Metode ini digunakan untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara variabelvariabel bebas (variabel X) dengan variabel terikat (variabel Y) yaitu perilaku safety riding. Tingkat kepercayaan yang digunakan sebesar 95% dan tingkat ketelitian sebesar 5%. Variabel-variabel bebas yang memiliki hubungan signifikan dengan perilaku safety riding dianalisis dengan pendekatan Swiss Cheese Model. Hasil dari kuesioner adalah gambaran kondisi aktual perilaku safety riding yang dimiliki oleh pengemudi sepeda motor di Kota Bandung. Hasil dari pengolahan data diperoleh 30 variabel-variabel bebas yang memiliki hubungan signifikan dengan variabel terikat perilaku safety riding, diantaranya : mampu menghindari tabrakan beruntun, tidak melawan arus lalu lintas, menggunakan helm SNI, memarkirkan kendaraan lain tanpa menghalangi kendaraan lain, menggunakan jalur di sebelah kiri, berboncengan tidak lebih dari satu orang, dan lain-lain. Usulan yang diberikan adalah mencegaha terjadinya pelanggaran-pelanggaran lalu lintas melalui pengembangan materi safety riding dengan memprioritaskan 30 variabel-variabel bebas yang memiliki hubungan signifikan dengan variabel terikat perilaku safety riding pengemudi sepeda motor di Kota Bandung. Sarana- sarana pendukung untuk pencegahan pelanggaran lalu lintas, yaitu : pemasangan ramburambu lalu lintas, marka jalan, pembatas jalan, serta tempat pendidikan dan pelatihan safety riding.

DAFTAR ISI Cover LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... i PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... ii PERNYATAAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR... iii ABSTRAK... iv PRAKATA... v Daftar Isi... viii Daftar Tabel... xii Daftar Gambar... xiv BAB 1 PENDAHULUAN... 1-1 1.1 Latar Belakang... 1-1 1.2 Identifikasi Masalah... 1-3 1.3 Batasan dan Asumsi... 1-3 1.4 Perumusan Masalah... 1-4 1.5 Tujuan Penelitian... 1-5 1.6 Sistematika Penulisan... 1-5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 2-1 2.1 Human Factor... 2-1 2.2 Materi Safety Riding... 2-2 2.3 UU. No. 22 Tahun 2009... 2-6 2.4 Regresi Linier Berganda... 2-9 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN... 3-1 3.1 Flowchart... 3-1 3.2 Penelitian Pendahuluan... 3-3 3.3 Tinjauan Pustaka... 3-4 3.4 Identifikasi Masalah... 3-4

3.5 Batasan dan Asumsi... 3-4 3.6 Perumusan Masalah... 3-4 3.7 Tujuan Penelitian... 3-4 3.8 Mengidentifikasi dan Menyusun Variabel Penelitian... 3-5 3.9 Penyusunan Kuesioner Penelitian... 3-5 3.10 Penyusunan Variabel Penelitian... 3-6 3.11 Penentuan Jumlah Sampel Kuesioner Penelitian... 3-9 3.12 Validitas Konstruk... 3-10 3.13 Pengumpulan Data... 3-10 3.14 Pengolahan Data dan Analisis... 3-11 3.15 Usulan... 3-14 3.16 Kesimpulan dan Saran... 3-14 BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... 4-1 4.1 Pengumpulan Data... 4-1 4.1.1 Sejarah POLRESTABES Bandung... 4-1 4.1.2 Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab SAT LANTAS POLRESTABES Bandung... 4-1 4.1.3 Definisi Operasional Safety Riding, Perilaku Safety Riding, dan Materi Safety Riding... 4-2 4.1.4 Data Pelanggaran Lalu Lintas dan Kecelakaan Lalu Lintas... 4-2 4.1.5 Data Kuesioner... 4-5 4.1.5.1 Bagian 1 : Data Umum Karakteristik Responden... 4-6 4.1.5.2 Bagian 2 : Nilai Safety Riding (Variabel Y)... 4-8 4.1.5.3 Bagian 3 : Variabel - Variabel X... 4-9 4.2 Pengolahan Data... 4-29 4.2.1 Uji Validitas... 4-29 4.2.2 Uji Reliabilitas... 4-38 4.2.3 Uji Asumsi Klasik... 4-39 4.2.3.1 Uji Normalitas... 4-39

4.2.3.2 Uji Linearitas... 4-39 4.2.3.3 Uji Autokorelasi... 4-42 4.2.3.4 Uji Multikolinearitas... 4-43 4.2.3.5 Uji Heteroskedastisitas... 4-44 4.2.4 Regresi Linier Berganda... 4-45 BAB 5 ANALISIS DAN USULAN... 5-1 5.1 Analisis Uji Validitas... 5-1 5.2 Analisis Uji Reliabilitas... 5-1 5.3 Analisis Uji Asumsi Klasik... 5-2 5.4 Analisis Kondisi Aktual Pengemudi Sepeda Motor di Kota bandung. 5-3 5.5 Analisis Regresi Linier Berganda dan Usulan... 5-4 5.5.1 Analisis variabel memotong jalur kendaraan lain secara tiba-tiba tanpa member tanda (X3)... 5-6 5.5.2 Usulan variabel memotong jalur kendaraan lain secara tiba-tiba tanpa member tanda (X3)... 5-7 5.5.3 Analisis variabel mengemudi dengan menggunakan satu tangan (X19)... 5-7 5.5.4 Usulan variabel mengemudi dengan menggunakan satu tangan (X19)... 5-9 5.5.5 Analisis variabel berbelok dengan normal (tidak melebar) dan Mengikuti antrian ketika melintasi persimpangan (X20)... 5-9 5.5.6 Usulan variabel berbelok dengan normal (tidak melebar) dan Mengikuti antrian ketika melintasi persimpangan (X20)... 5-11 5.5.7 Analisis variabel memastikan kecepatan dan kendaraan yang memadai sebelum mendahului kendaraan yang di depan (X21) 5-13 5.5.8 Usulan variabel memastikan kecepatan dan kendaraan yang memadai sebelum mendahului kendaraan yang di depan (X21) 5-14 5.5.9 Analisis variabel melewati segala kondisi jalan dengan hati-hati (jalan berlubang, licin, tanjakan) (X48)... 5-15

5.5.10 Usulan variabel melewati segala kondisi jalan dengan hati-hati (jalan berlubang, licin, tanjakan) (X48)... 5-17 5.5.11 Analisis variabel mengatur jarak kendaraan dengan kendaraan lain dalam jarak yang aman baik dengan cara maju atau mengurangi kecepatan (X23)... 5-18 5.5.12 Usulan variabel mengatur jarak kendaraan dengan kendaraan lain dalam jarak yang aman baik dengan cara maju atau mengurangi kecepatan (X23)... 5-19 5.5.13 Analisis variabel memarkirkan kendaraan tanpa menghalangi kendaraan lain (X25)... 5-20 5.5.14 Usulan variabel memarkirkan kendaraan tanpa menghalangi kendaraan lain (X25)... 5-21 5.5.15 Analisis variabel menyalakan lampu sein sesuai kondisi (X26), mematikan lampu sein setelah berbelok (X35), Menyalakan lampu sein sebelum berbelok (X36)... 5-22 5.5.16 Usulan variabel menyalakan lampu sein sesuai kondisi (X26), mematikan lampu sein setelah berbelok (X35), Menyalakan lampu sein sebelum berbelok (X36)... 5-24 5.5.17 Analisis variabel mematuhi rambu-rambu lalu lintas, isyarat lampu lalu lintas, dan marka jalan (X30)... 5-25 5.5.18 Usulan variabel mematuhi rambu-rambu lalu lintas, isyarat lampu lalu lintas, dan marka jalan (X30)... 5-27 5.5.19 Analisis variabel memperlambat kecepatan pada tempat penyeberangan pejalan kaki, tikungan, tempat keramaian, persimpangan, dan perlintasan kereta api (X31)... 5-28 5.5.20 Usulan variabel memperlambat kecepatan pada tempat penyeberangan pejalan kaki, tikungan, tempat keramaian, persimpangan, dan perlintasan kereta api (X31)... 5-29 5.5.21 Analisis variabel tidak melawan arus lalu lintas (X32)... 5-30 5.5.22 Usulan variabel tidak melawan arus lalu lintas (X32)... 5-32

5.5.23 Analisis variabel memperhatikan lampu tanda sein, stop, hazard) dari kendaraan lain (X51), mampu menghindari tabrakan beruntun (X27), serta melihat keadaan di belakang melalui kaca spion (kiri/kanan) pada saat hendak menyalip kendaraan lain dan pada saat berbelok (X28)... 5-32 5.5.24 Usulan variabel memperhatikan lampu tanda sein, stop, hazard) dari kendaraan lain (X51), mampu menghindari tabrakan beruntun (X27), serta melihat keadaan di belakang melalui kaca spion (kiri/kanan) pada saat hendak menyalip kendaraan lain dan pada saat berbelok (X28)... 5-34 5.5.25 Analisis variabel menggunakan jalur di sebelah kiri (X34)... 5-35 5.5.26 Usulan variabel menggunakan jalur di sebelah kiri (X34)... 5-36 5.5.27 Analisis variabel berboncengan tidak lebih dari 1 orang (X34) 5-37 5.5.28 Usulan variabel berboncengan tidak lebih dari 1 orang (X34). 5-38 5.5.29 Analisis variabel mengangkut barang tidak melebihi kapasitas (X38)... 5-38 5.5.30 Usulan variabel mengangkut barang tidak melebihi kapasitas (X38)... 5-40 5.5.31 Analisis variabel tidak menerobos jalur kereta api ketika palang pintu kereta api sudah ditutup (X39)... 5-41 5.5.32 Usulan variabel tidak menerobos jalur kereta api ketika palang pintu kereta api sudah ditutup (X39)... 5-43 5.5.33 Analisis variabel menggunakan kelengkapan sesuai standard Kendaraan yang disarankan UU. No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (X40)... 5-43 5.5.34 Usulan variabel menggunakan kelengkapan sesuai standard Kendaraan yang disarankan UU. No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (X40)... 5-44 5.5.35 Analisis variabel membawa SIM dan surat kendaraan saat berkendara (X41)... 5-45

5.5.36 Usulan variabel membawa SIM dan surat kendaraan saat berkendara (X41)... 5-46 5.5.37 Analisis variabel menyadari sanksi-sanksi ketika peraturan-peraturan dalam berlalu lintas dilanggar (X43)... 5-46 5.5.38 Usulan variabel menyadari sanksi-sanksi ketika peraturan-peraturan dalam berlalu lintas dilanggar (X43)... 5-47 5.5.39 Analisis variabel menyadari kepentingan pengendara lain (tidak egois) (X44)... 5-47 5.5.40 Usulan variabel menyadari kepentingan pengendara lain (tidak egois) (X44)... 5-48 5.5.41 Analisis variabel menggunakan helm SNI (X45)... 5-48 5.5.42 Usulan variabel menggunakan helm SNI (X45)... 5-49 5.6 Analisis Sensitivitas... 5-50 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 6-1 6.1 Kesimpulan... 6-1 6.2 Saran... 6-12 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL Tabel Judul Halaman 1.1 Perkembangan Jumlah kendaraan Bermotor Menurut Jenis di Indonesia 1-1 1.2 Pelanggaran Lalu Lintas di Kota Bandung Tahun 2012-2016 1-2 1.3 Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Bandung Tahun 2012-2016 1-2 3.1 Kuesioner Penelitian 3-7 3.2 Kuesioner Penelitian (lanjutan) 3-8 3.3 Kuesioner Penelitian (lanjutan) 3-9 4.1 Pelanggaran Lalu Lintas Jenis Roda Dua 4-3 4.2 Pelanggaran Lalu Lintas Ditinjau dari Golongan Profesi 4-4 4.3 Pelanggaran Lalu Lintas Ditinjau dari Segi Usia 4-5 4.4 Kerugian Akibat dari Kecelakaan Lalu Lintas 4-5 4.5 Data Umum Jenis Kelamin Pengemudi Sepeda Motor 4-6 4.6 Data Umum Usia Pengemudi Sepeda Motor 4-7 4.7 Data Umum Lamanya Pengalaman Mengemudi Sepeda Motor 4-7 4.8 Data Umum Pengalaman Mengendarai Mobil 4-8 4.9 Data Umum Nilai Safety Riding Pengemudi Sepeda Motor 4-9 4.10 Pertanyaan Tentang Etika berlalu Lintas 4-10 4.11 Pertanyaan Tentang Keterampilan Mengemudi 4-14 4.12 Pertanyaan Tentang Kepatuhan Terhadap Hukum 4-18 4.13 Pertanyaan Tentang Kesadaran Terhadap Hukum dalam Berlalu Lintas 4-23 4.14 Pertanyaan Tentang Kebiasaan dalam Berupaya Mengurangi Terjadinya Pelanggaran dan Kecelakaan Lalu Lintas 4-24 4.15 Validitas Seluruh Variabel 4-31 4.16 Validitas Seluruh Variabel (lanjutan) 4-32 4.17 Validitas Seluruh Variabel Setelah Buang Data Tahap 1 4-34

Tabel Judul Halaman 4.18 Validitas Seluruh Variabel Setelah Buang Data Tahap 1 (lanjutan) 4-35 4.19 Validitas Seluruh Variabel Setelah Buang Data Tahap 2 4-37 4.20 Rangkuman Uji Linearitas 4-40 4.21 Output Uji Multikolinearitas 4-43 4.22 Output Uji Multikolinearitas (lanjutan) 4-44 4.23 Rangkuman Nilai Probabilitas Variabel X dengan Variabel Y 4-46 4.24 Output Analisis Regresi Linier Berganda (3) 4-49 4.25 Output Analisis Regresi Linier Berganda (3) (lanjutan) 4-50 5.1 Pencegahan Tindakan yang Tidak Aman Berdasarkan Aturan, Rambu-Rambu, Isyarat Lampu, dan Marka Jalan. 5-5

DAFTAR GAMBAR Gambar Judul Halaman 2.1 Swiss Cheese Model 2-2 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian 3-1 3.2 Flowchart Metodologi Penelitian (lanjutan) 3-2 3.3 Flowchart Metodologi Penelitian (lanjutan) 3-3 3.4 Flowchart Uji Asumsi Klasik 3-12 3.5 Flowchart Uji Asumsi Klasik (lanjutan) 3-13 4.1 Struktur Organisasi SAT LANTAS POLRESTABES Bandung 4-1 4.2 Pelanggaran Lalu Lintas Jenis Roda Dua 4-3 4.3 Jumlah Pelanggaran Lalu Lintas Jenis Roda Dua 4-4 4.4 Pelanggaran Lalu Lintas Ditinjau dari Golongan Profesi 4-4 4.5 Pelanggaran Lalu Lintas Ditinjau dari Segi Usia 4-5 4.6 Jenis Kelamin Pengemudi Sepeda Motor 4-6 4.7 Usia Pengemudi Sepeda Motor 4-7 4.8 Lamanya Pengalaman Mengemudi Sepeda Motor 4-8 4.9 Berpengalaman Mengemudi Mobil 4-8 4.10 Nilai Safety Riding Pengemudi Sepeda Motor 4-9 4.11 Komposisi Jawaban Variabel 1 4-10 4.12 Komposisi Jawaban Variabel 2 4-11 4.13 Komposisi Jawaban Variabel 3 4-11 4.14 Komposisi Jawaban Variabel 4 4-11 4.15 Komposisi Jawaban Variabel 7 4-12 4.16 Komposisi Jawaban Variabel 9 4-12 4.17 Komposisi Jawaban Variabel 11 4-12 4.18 Komposisi Jawaban Variabel 12 4-13 4.19 Komposisi Jawaban Variabel 15 4-15

Gambar Judul Halaman 4.20 Komposisi Jawaban Variabel 19 4-14 4.21 Komposisi Jawaban Variabel 20 4-14 4.22 Komposisi Jawaban Variabel 21 4-15 4.23 Komposisi Jawaban Variabel 22 4-15 4.24 Komposisi Jawaban Variabel 23 4-15 4.25 Komposisi Jawaban Variabel 24 4-16 4.26 Komposisi Jawaban Variabel 25 4-16 4.27 Komposisi Jawaban Variabel 26 4-16 4.28 Komposisi Jawaban Variabel 27 4-17 4.29 Komposisi Jawaban Variabel 28 4-17 4.30 Komposisi Jawaban Variabel 29 4-17 4.31 Komposisi Jawaban Variabel 30 4-18 4.32 Komposisi Jawaban Variabel 31 4-19 4.33 Komposisi Jawaban Variabel 32 4-19 4.34 Komposisi Jawaban Variabel 33 4-19 4.35 Komposisi Jawaban Variabel 34 4-20 4.36 Komposisi Jawaban Variabel 35 4-20 4.37 Komposisi Jawaban Variabel 36 4-20 4.38 Komposisi Jawaban Variabel 37 4-21 4.39 Komposisi Jawaban Variabel 38 4-21 4.40 Komposisi Jawaban Variabel 39 4-21 4.41 Komposisi Jawaban Variabel 40 4-22 4.42 Komposisi Jawaban Variabel 41 4-22 4.43 Komposisi Jawaban Variabel 42 4-23 4.44 Komposisi Jawaban Variabel 43 4-23 4.45 Komposisi Jawaban Variabel 44 4-23 4.46 Komposisi Jawaban Variabel 45 4-25 4.47 Komposisi Jawaban Variabel 46 4-25 4.48 Komposisi Jawaban Variabel 47 4-25

Gambar Judul Halaman 4.49 Komposisi Jawaban Variabel 48 4-26 4.50 Komposisi Jawaban Variabel 49 4-26 4.51 Komposisi Jawaban Variabel 50 4-26 4.52 Komposisi Jawaban Variabel 51 4-27 4.53 Komposisi Jawaban Variabel 53 4-27 4.54 Komposisi Jawaban Variabel 54 4-27 4.55 Komposisi Jawaban Variabel 55 4-28 4.56 Komposisi Jawaban Variabel 56 4-28 4.57 Komposisi Jawaban Variabel 57 4-28 4.58 Komposisi Jawaban Variabel 58 4-29 4.59 Komposisi Jawaban Variabel 60 4-29 4.60 Output Pengujian Validitas 4-30 4.61 Output Pengujian Validitas (lanjutan) 4-31 4.62 Output Pengujian Validitas Setelah Buang Data Tahap 1 4-33 4.63 Output Pengujian Validitas Setelah Buang Data Tahap 1 (lanjutan) 4-34 4.64 Output Pengujian Validitas Setelah Buang Data Tahap 2 4-36 4.65 Output Pengujian Reliabilitas 4-38 4.66 Output Uji Normalitas 4-39 4.67 Output Pengujian Reliabilitas 4-41 4.68 Output Uji Normalitas 4-42 4.69 Output Uji Autokorelasi 4-42 4.70 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas 4-45 4.71 Output Analisis Regresi Linier Berganda (1) 4-48 4.72 Output Analisis Regresi Linier Berganda (2) 4-49 5.1 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 105 dan Pasal 106 ayat 1 5-7 5.2 Pengemudi Mengemudi dengan menggunakan Satu Tangan 5-8 5.3 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 105 dan Pasal

Gambar Judul Halaman 106 ayat 1 5-8 5.4 Kondisi Persimpangan Jalan Surapati dengan Jalan Merak 5-9 5.5 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 105 5-11 5.6 Pembatas Jalan 5-11 5.7 Rambu Larangan Berbelok ke Arah Kanan 5-12 5.8 Kondisi Persimpangan Jalan Surapati dengan Jalan Merak Yang Dilengkapi dengan Pembatas Jalan dan Rambu 5-12 5.9 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 109 ayat 1 5-14 5.10 Pengemudi Terjatuh di Perlintasan Kereta Api 5-16 5.11 Rambu-Rambu yang Menggambarkan Kondisi Jalan 5-17 5.12 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 106 ayat 1 5-17 5.13 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 105 dan Pasal 106 ayat 1 5-19 5.14 Jarak Aman dengan Kendaraan Lain 5-19 5.15 Rambu Zona Bebas Parkir 5-21 5.16 Rambu Larangan Parkir 5-21 5.17 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 120 dan 105 5-21 5.18 Parkir Sepeda Motor Tanpa Menghalangi Kendaraan lain 5-22 5.19 Menyalakan Lampu Sein yang Tidak Sesuai Kondisi 5-22 5.20 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 112 ayat 1 5-23 5.21 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 105 5-24 5.22 Rambu-Rambu Lalu Lintas 5-25 5.23 Marka Jalan 5-25 5.24 Lampu Isyarat Lalu Lintas 5-25 5.25 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 105 dan Pasal 106 ayat 4 5-27 5.26 Rambu-Rambu Lalu Lintas 5-29 5.27 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 116 Ayat 1 dan 2 5-29 5.28 Pengemudi Sepeda Motor Melawan Arus Lalu Lintas 5-30

Gambar Judul Halaman 5.29 Rambu Lalu Lintas Dilarang Masuk 5-31 5.30 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 105 5-31 5.31 Kondisi Jalan Surya Sumantri 5-32 5.32 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 105 dan Pasal 106 ayat 1 5-34 5.33 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 112 Ayat 1 5-34 5.34 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 108 Ayat 3 5-36 5.35 Berboncengan Lebih dari 1 Orang 5-37 5.36 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 106 Ayat 9 5-38 5.37 Mengangkut Barang Melebihi Kapasitas 5-38 5.38 Pengemudi Menerobos palang Pintu Kereta Api 5-41 5.39 Isyarat Lampu, Rambu, dan Palang Pintu Kereta Api 5-42 5.40 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 114 5-42 5.41 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 57 Ayat 1 5-44 5.42 Sepeda Motor Menggunakan Kelengkapan Sesuai Standard 5-45 5.43 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 106 Ayat 5 5-46 5.44 SIM dan STNK Disimpan Di Dalam Dompet 5-46 5.45 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 57 Ayat 2 5-49 5.46 Helm SNI (Standard Nasional Indonesia) 5-49 6.1 Rambu Larangan Berbelok Ke Arah Kanan 6-12 6.2 Pembatas Jalan 6-12

DAFTAR LAMPIRAN 1. Output Analisis Regresi Linier Berganda... L-1 2. Tabulasi Data... L-2 3. Materi Safety Riding... L-4 4. Surat Keterangan... L-14 5. Form Komentar dan Saran Sidang Tugas Akhir... L-15