EFFECT OF BULBS STORAGE TIME AND BALANCING DOSAGE OF FERTILIZER ON GROWTH AND YIELD OF SHALLOTS (Allium ascalonicum) 1)

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. PENGARUH IMBANGAN DOSIS PUPUK ORGANIK DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PEMBUNGAAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium cepa var.

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

SKRIPSI. PENGARUH LAMA PENYIMPANAN UMBI BIBIT DAN DOSIS PERIMBANGAN PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA HASIL UMBI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum)

SKRIPSI RESPON KACANG TANAH DAN JAGUNG TUMPANGSARI SECARA DERET PENGGANTIAN TERHADAP PUPUK ORGANIK PENGGANTI NPK. Oleh Yuni Restuningsih H

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicuml.) MENGGUNAKAN MEDIA DAN BAHAN TANAM BERBEDA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG DIBERI PUPUKKANDANG AYAM DENGAN KERAPATAN TANAM BERBEDA

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

ABSTRAK. Oleh. Mitra Suri. Penanaman tomat memerlukan teknik budidaya yang tepat. Aplikasi pemberian

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBELAHAN UMBI BIBIT PADA BEBERAPA JARAK TANAM

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

KAJIAN PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT BIJI BOTANI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA BEBERAPA MACAM MEDIA

SKRIPSI PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PEMBERIAN EVAGROW PADA PAKCOY (BRASSICA CHINENSIS) SECARA VERTIKULTUR PARALON

Penggunaan Pupuk pada Tanaman Bawang Merah

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN NU-CLEAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STRAWBERRY

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

PEMBERIAN KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL WORTEL (Daucus carota) DAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) DENGAN BUDIDAYA TUMPANG SARI

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

SKRIPSI. PENGARUH PEMBERIAN 2,4-D DAN BAP TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) Oleh Nurul Mufidah H

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL APLIKASI EKSTRAK DAUN INSULIN (Thitonia difersifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SERTA MUTU BAWANG MERAH

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

1. PENDAHULUAN. pokok masyarakat Indonesia dan komoditas agrikultur yang memiliki nilai

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

PENGARUH UKURAN FISIK DAN JUMLAH UMBI PER LUBANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN

Aplikasi Pupuk Organik dan Anorganik dalam Budidaya Bawang Putih Varietas Lumbu Hijau

Pengaruh Takaran SP-36 terhadap Pertumbuhan Tanaman, Pembungaan dan Kandungan Lutein Tagetes erecta L. dan Cosmos sulphureus Cav.

Jimy Eko Julianto. 1) Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno. 2) Dr. Ir. Agung Nugroho, SU. 2)

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI. The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG TERHADAP AGREGAT TANAH PADA SISTEM PERTANIAN ORGANIK

PENGARUH TAKARAN PUPUK KOMPOS SAMPAH PASAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI HITAM (Glycine max (L.) Merill)

SKRIPSI OLEH : RIRI AZYYATI / BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

PENGARUH APLIKASI BIOURINE TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI THE EFFECT OF BIOURINE APLICATION TO RICE GOWTH AND YIELD

PENGARUH PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (LACTUCA SATIVA) VARIETAS IMPERIAL

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

PENGARUH BEBERAPA KOMBINASI KOMPOS KEMPAAN GAMBIR DAN PUPUK NPK 15:15:15 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN GAMBIR (Uncaria gambir Roxb.

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

TEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN DAN KOMBINASI PUPUK NITROGEN ANORGANIK DAN NITROGEN KOMPOS TERHADAP PRODUKSI GANDUM. Yosefina Mangera 1) ABSTRACK

SKRIPSI. Oleh : ERNIKA SEPTYMA BR PARDEDE/ AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

PROGRAM PASCASARJAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PENGARUH MACAM DAN DOSIS KOMPOS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

PENGARUH APLIKASI BIOURIN PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Medan, November 2010 Ketua peneliti, Luthfi Aziz Mahmud Siregar, SP, MSc, PhD

III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakaan pada bulan Juni sampai dengan November 2015 di Lahan Percobaan Fakultas

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4.No.4, Desember 2016 (648);

SKRIPSI OPTIMALISASI PRODUKSI PADI

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK BIOURIN SAPI DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.)

EFEKTIVITAS PEMBERIAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MELON (Cucumis melo L.)

PENGARUH JENIS DAN DOSIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KROKOT LANDA (Talinum triangulare Willd.)

SKRIPSI PEMBERIAN GA3 TERHADAP PEMBUNGAAN DAN PEMBENTUKAN UMBI UDARA BAWANG MERAH (ALLIUM ASCALONICUM L.) Oleh Maharani Puspita Pratiwi H

Respons Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Aplikasi Mulsa dan Perbedaan Jarak Tanam

PENGARUH MACAM PUPUK FOSFAT DOSIS RENDAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS SINGA, PELANDUK, DAN GAJAH

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN (Brassica oleraceae Var. acephala) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK SKRIPSI

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK MAJEMUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TERONG UNGU (Solanum melongena L.)

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

III. METODE PENELITIAN A.

Sri Hartati, Jauhari Syamsiyah, Hery Widijanto, dan Moh. Arief Bonis S

PENGARUH BERBAGAI DOSIS BIOCHAR SEKAM PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI WORTEL

RESPON TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascolonicum L. ) VARIETAS TUK TUK TERHADAP PENGATURAN JARAK TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR NASA

Pengaruh Waktu Panen dan Pemberian Pupuk Organik Terhadap Hasil Tanaman Wortel (Daucus carota L.)

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

SKRIPSI RESPON PEMBUNGAAN DAN HASIL BAWANG MERAH APLIKASI URIN SAPI DAN AIR KELAPA. Oleh Ana Isnawati H

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

Budidaya Padi Organik dengan Waktu Aplikasi Pupuk Kandang yang Berbeda dan Pemberian Pupuk Hayati

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

PENGARUH JARAK TANAM DAN TAKARAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BENIH KACANG HIJAU (Vigna radiata L. Wilczek)

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MELON (Cucumis melo L.)

III. BAHAN DAN METODE

Respons Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Kompos TKKS dan Jarak Tanam di Dataran Rendah

Transkripsi:

EFFECT OF BULBS STORAGE TIME AND BALANCING DOSAGE OF FERTILIZER ON GROWTH AND YIELD OF SHALLOTS (Allium ascalonicum) 1) Ayu Vandira Candra Kusuma 2), Eddy Triharyanto 3), Hery Widijanto 3) Study Program of Agrotechnology, Faculty of Agriculture University of Sebelas Maret (UNS) Surakarta ABSTRACT Shallot is needed as spice by community and the bulbs is used as planting material by farmers. Bulbs storage as planting material can decrease its quality. To solve this, minimizing bulbs storage time without decreasing the quality of growth and yield of shallots by the application of balancing dosage of organic fertilizer, inorganic fertilizer, and their combinations can be done. This research was aimed to know the effect of bulbs storage time, balancing dosage of fertilizer, and both interaction on growth and yield of shallots, and also to get combination of two treatments which gives the best in growth and yield of shallots. This research was carried out using Split Plot Design with three replications, main plot: balancing dosage of fertilizer, and sub plot: bulbs storage time. Result showed that correlation between two treatments occurs in bulbs diameter. Bulbs storage time had significant effect on weight of bulbs per plot. The highest LAI, CGR, and NAR was on 20 ton/ha dosage of organic fertilizer. Two months bulbs storage time gave the highest LAI, while 6 months bulbs storage time gave the highest CGR and NAR. Six months bulbs storage time and 20 ton/ha dosage of organic fertilizer gave the best growth and yield of shallots. Key words : shallots, bulbs storage time, balancing dosage of fertilizer 1 ) Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Perhimpunan Hortikultura Indonesia 2012 di Fakultas Pertanian UPN Veteran Jawa Timur 2 ) Peneliti adalah mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian, UNS Surakarta 3 ) Pembimbing Utama dan Pembimbing Pendamping dari peneliti

1 PENDAHULUAN Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan komoditas hortikultura yang sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia terutama sebagai bumbu dapur. Selain itu, umbi bawang merah juga dimanfaatkan petani sebagai bahan tanam. Umbi sebagai bahan tanam harus disimpan sebelum ditanam karena setelah masa penyimpanan tunas pada umbi bibit mulai tumbuh. Menurut Wibowo (2009), umbi bawang merah sebagai bahan tanam kebanyakan telah mengalami masa penyimpanan minimal selama 2 bulan, dengan masa penyimpanan yang paling baik adalah 6-8 bulan. Penyimpanan dapat menimbulkan masalah apabila kondisi tempat penyimpanan tidak sesuai sehingga menurunkan kualitas umbi bibit. Umbi yang kurang bermutu jika ditanam akan menghasilkan umbi yang kecil dan penampilannya kurang menarik. Untuk mengatasi hal tersebut, maka lama penyimpanan dipersingkat untuk mengurangi penurunan kualitas umbi bibit. Hasil penelitian Soedomo (1992) cit. Soedomo (2006) menunjukkan umbi bawang merah lama simpan 3 bulan mampu menghasilkan pertumbuhan dan hasil yang terbaik dibandingkan lama simpan 1, 2, dan 4 bulan. Pada penelitian ini, untuk mengoptimalkan pertumbuhan umbi bibit bawang merah dari berbagai variasi lama penyimpanan dapat dilakukan dengan pengaplikasian dosis perimbangan pupuk. Pupuk yang akan digunakan adalah pupuk organik, anorganik, serta kombinasinya. Yetti dan Evawani (2008) menyatakan bahwa kandungan unsur hara pada pupuk organik masih belum dapat memenuhi kebutuhan tanaman bawang merah, sehingga perlu dikombinasikan dengan pupuk anorganik. Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui lama penyimpanan umbi bibit sebelum tanam yang lebih singkat serta dosis perimbangan pupuk yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil umbi bawang merah. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April-Juni 2012 di Desa Gunung Mijil, Karanganyar pada jenis tanah Vertisol dengan ketinggian tempat 98 mdpl. Bahan penelitian yang digunakan antara lain: umbi bibit bawang merah varietas Bima Curut, pupuk organik (fine compost), dan pupuk anorganik (pupuk ZA,

2 pupuk SP-36, dan pupuk KCl). Alat yang digunakan antara lain: meteran, cangkul, papan nama, cethok, sprayer, timbangan, alat tulis, dan kamera. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPB) dengan tiga ulangan. Perlakuan petak utama adalah dosis perimbangan pupuk yang terdiri dari empat taraf (Tabel 1), sedangkan perlakuan petak bagian adalah lama waktu penyimpanan umbi bibit yang terdiri dari tiga taraf yaitu: L 1 (2 bulan), L 2 (4 bulan), L 3 (6 bulan). Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis ragam dengan uji F taraf 0,05. Untuk uji F, apabila terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test). Jika terdapat interaksi nyata antara dua perlakuan, dilanjutkan dengan uji korelasi. Tabel 1. Perlakuan dosis perimbangan pupuk Jenis Pupuk P 1 Dosis Perimbangan Pupuk (ton/ha) P 2 P 3 P 4 ZA 0 0,2 0,4 0,6 Anorganik SP-36 0 0,05 0,1 0,15 KCl 0 0,06 0,13 0,2 Organik 20 13,3 6,6 0 Pengamatan peubah meliputi komponen pertumbuhan yaitu indeks luas daun (ILD), laju pertumbuhan tanaman (LPT), laju asimilasi bersih (LAB), serta komponen hasil yang ditunjukkan dengan peubah berat umbi per petak. HASIL DAN PEMBAHASAN Komponen Pertumbuhan 1. ILD, LPT, dan LAB Pengamatan pertumbuhan dapat dilakukan dengan metode deskriptif yaitu dengan mencabut sampel tanaman untuk dianalisis pertumbuhannya. Peubah yang biasa digunakan untuk pengamatan pertumbuhan secara destruktif antara lain indeks luas daun (ILD), laju pertumbuhan tanaman (LPT), dan laju asimilasi bersih (LAB). Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa dosis pupuk organik 20 ton/ha mampu memberikan nilai ILD, LPT, dan LAB yang tertinggi dibandingkan dosis pupuk yang lain.

3 Tabel 2. Rangkuman rerata ILD, LPT, dan LAB saat 6 MST pada perlakuan dosis perimbangan pupuk dan lama simpan umbi Peubah Dosis Perimbangan Pupuk (P) LPT LAB ILD (g/cm 2 /hari) (g/cm 2 /hari) P 1 (organik 20 ton/ha) 0,65 0,64 0,004 P 2 (organik 13,3 ton/ha, ZA 0,2 ton/ha, SP-36 0,05 ton/ha, KCl 0,5 0,25 0,002 0,06 ton/ha) P 3 (organik 6,6 ton/ha, ZA 0,4 ton/ha, SP-36 0,1 ton/ha, KCl 0,61 0,35 0,003 0,13 ton/ha) P 4 (ZA 0,6 ton/ha, SP-36 0,15 ton/ha, KCl 0,2 ton/ha) 0,54 0,29 0,002 Lama Simpan Umbi (L) L 1 (2 bulan) 0,6 0,37 0,003 L 2 (4 bulan) 0,56 0,3 0,003 L 3 (6 bulan) 0,57 0,48 0,004 Sejalan dengan hasil penelitian Kartikawati et al. (2012) yang menyatakan bahwa perlakuan dosis pupuk kandang 20 ton/ha mampu menghasilkan laju pertumbuhan tanaman jagung yang lebih besar dibandingkan dengan dosis pupuk kandang 10 ton/ha dan tanpa pupuk kandang. Selain itu, Gardner et al. (1991) cit. Sulistyaningsih et al. (2005) menyatakan bahwa laju pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh laju asimilasi bersih dan indeks luas daun. Laju asimilasi bersih yang tinggi dan indeks luas daun yang optimum akan meningkatkan laju pertumbuhan tanaman. Untuk perlakuan lama simpan umbi, nilai ILD tertinggi pada lama simpan 2 bulan, sedangkan nilai LPT dan LAB tertinggi pada lama simpan 6 bulan. Hal ini dimungkinkan karena faktor umbi bibit yang secara fisik berbeda. Umbi lama simpan 2 dan 6 bulan memiliki kondisi fisik yang lebih baik daripada 4 bulan dan tidak mengalami susut (kopong), sehingga pertumbuhannya lebih baik. Menurut Ningsih (2009), kualitas dan kondisi fisik bibit tanaman akan menentukan laju awal pertumbuhan dan kemampuan hidup bibit setelah ditanam di lapangan.

4 Nilai ILD pada seluruh perlakuan kurang dari satu, yang berarti bahwa daun-daun tanaman tidak saling menaungi. Pemanfaatan yang dapat dilakukan melihat nilai ILD yang dihasilkan oleh seluruh perlakuan kurang dari satu di antaranya adalah mempersempit jarak tanam tanaman bawang merah. Selain itu, pemanfaatan juga dapat dilakukan dengan melakukan budidaya tanaman bawang merah secara tumpang gilir, misalnya dengan tanaman cabai, sehingga penggunaan lahan menjadi lebih efisien. 1. Berat Umbi per Petak Komponen Hasil Berat umbi per petak diamati melalui umbi yang dihasilkan dari petak sampel pada masing-masing petak bagian. Pada petak sampel terdapat sembilan rumpun tanaman bawang merah. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa dosis perimbangan pupuk memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap berat umbi per petak. Pada penelitian ini, dosis pupuk organik 20 ton/ha (P 1 ) dapat memberikan berat hasil panen bawang merah yang sama baiknya dengan perlakuan dosis perimbangan pupuk yang lain (yang telah dikombinasikan dengan pupuk anorganik). Tabel 3. Rerata berat umbi (g) bawang merah per petak pada perlakuan dosis perimbangan pupuk dan lama simpan umbi Dosis Perimbangan Pupuk (P) L 1 Lama simpan umbi (L) L 2 L 3 (6 bulan) Rerata (2 bulan) (4 bulan) P 1 (organik 20 ton/ha) 386,73 360,1 413,5 386,78 P 2 (organik 13,3 ton/ha, ZA 0,2 ton/ha, SP-36 0,05 ton/ha, KCl 0,06 ton/ha) P 3 (organik 6,6 ton/ha, ZA 0,4 ton/ha, SP-36 0,1 ton/ha, KCl 0,13 ton/ha) P 4 (ZA 0,6 ton/ha, SP-36 0,15 ton/ha, KCl 0,2 ton/ha) 379,8 299,03 383,33 354,06 406,3 281,63 485,83 391,26 388,97 323,63 357,7 356,77 Rerata 390,45 b 316,1 a 410,09 b 372,22 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % DMRT.

5 Pada umumnya, pupuk organik hanya mampu memenuhi kebutuhan bahan organik saja dan kurang optimal dalam penyediaan unsur hara yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman yang baik akan mengoptimalkan hasil panen. Suriadikarta dan Simanungkalit (2006) menyatakan bahwa pupuk organik mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga pupuk organik lebih ditujukan pada kandungan bahan organiknya saja daripada kadar haranya. Untuk perlakuan lama simpan umbi memberikan pengaruh nyata terhadap berat umbi per petak. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa perlakuan lama simpan 4 bulan (L 2 ) menghasilkan berat umbi per petak yang berbeda nyata dengan perlakuan lama simpan yang lain, yaitu 316,1 g atau jika dikonversikan dalam luasan 1 ha adalah 11,7 ton/ha. Untuk hasil tertinggi diperoleh pada lama simpan 6 bulan (L 3 ) yang jika dikonversikan dalam luasan 1 ha sebesar 15,18 ton/ha. Perlakuan lama simpan 2 bulan (L 1 ) memberikan hasil yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan lama simpan 6 bulan (L 3 ). Dari hal ini dapat dikatakan bahwa untuk memperoleh hasil panen bawang merah yang optimal tidak diperlukan masa penyimpanan yang terlampau lama seperti yang biasa dilakukan petani. Jika dalam jangka waktu 2 bulan, lahan sudah siap tanam maka umbi bibit dapat segera ditanam tanpa harus menunggu hingga lama simpan 6 bulan. Namun jika lahan belum siap tanam, maka umbi bibit masih dapat disimpan hingga lama simpan 6 bulan dengan tempat penyimpanan yang sesuai agar tidak berkecambah sebelum penanaman. 2. Diameter Umbi Perlakuan dosis perimbangan pupuk dan lama simpan umbi memiliki interaksi yang yang nyata pada diameter umbi. Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui bahwa dosis pupuk organik 20 ton/ha (P 1 ) maupun dosis pupuk organik 6,6 ton/ha, ZA 0,4 ton/ha, SP-36 0,1 ton/ha, KCl 0,13 ton/ha (P 3 ) memberikan hasil diameter umbi yang cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya lama simpan umbi sebelum tanam. Sedangkan dosis pupuk organik 13,3 ton/ha, ZA 0,2 ton/ha, SP-36 0,05 ton/ha, KCl 0,06 ton/ha (P 2 )

6 dan dosis pupuk ZA 0,6 ton/ha, SP-36 0,15 ton/ha, KCl 0,2 ton/ha (P 4 ) memberikan hasil diameter umbi yang cenderung menurun seiring dengan meningkatnya lama simpan umbi sebelum tanam. Gambar 1. Kurva kecenderungan pengaruh lama simpan umbi terhadap diameter umbi besar pada dosis perimbangan pupuk yang berbeda Keterangan : P 1 (pupuk organik 20 ton/ha) P 2 (pupuk organik 13,3 ton/ha, ZA 0,2 ton/ha, SP-36 0,05 ton/ha, KCl 0,06 ton/ha) P 3 (pupuk organik 6,6 ton/ha, ZA 0,4 ton/ha, SP-36 0,1 ton/ha, KCl 0,13 ton/ha) P 4 (pupuk ZA 0,6 ton/ha, SP-36 0,15 ton/ha, KCl 0,2 ton/ha) Pupuk organik 20 ton/ha (P 1 ) dimungkinkan mampu mengoptimalkan pertumbuhan tanaman pada semua perlakuan lama simpan sehingga umbi yang dihasilkan juga lebih baik dibandingkan perlakuan tanpa pupuk organik (P 4 ). Sedangkan untuk dosis pupuk organik 6,6 ton/ha, ZA 0,4 ton/ha, SP-36 0,1 ton/ha, KCl 0,13 ton/ha (P 3 ) dimungkinkan merupakan dosis perimbangan yang lebih baik dibandingkan dengan dosis pupuk organik 13,3 ton/ha, ZA 0,2 ton/ha, SP-36 0,05 ton/ha, KCl 0,06 ton/ha (P 2 ) karena mengandung P dan K yang lebih banyak sehingga mengoptimalkan pembentukan dan perkembangan umbi pada semua perlakuan lama simpan. Menurut Ispandi (2003), kekurangan

7 unsur P dapat mengganggu proses metabolisme tanaman serta menghambat penyerapan unsur-unsur hara yang lain, termasuk penyerapan K. Selain itu, kekurangan unsur P juga dapat menghambat proses pembentukan dan pembesaran umbi. KESIMPULAN 1. Interaksi antara lama simpan umbi dan dosis perimbangan pupuk terjadi pada komponen hasil umbi bawang merah yaitu diameter umbi besar. 2. Lama simpan umbi berpengaruh nyata terhadap berat umbi per petak. 3. Nilai ILD, LPT, dan LAB tertinggi diperoleh dengan penggunaan pupuk organik 20 ton/ha. Penyimpanan umbi selama 2 bulan menghasilkan ILD tertinggi, sedangkan penyimpanan umbi selama 6 bulan menghasilkan LPT dan LAB tertinggi. 4. Lama simpan 6 bulan dan dosis pupuk organik 20 ton/ha memberikan pertumbuhan dan hasil umbi bawang merah yang paling baik. DAFTAR PUSTAKA Ispandi A 2003. Pemupukan P, K dan Waktu Pemberian Pupuk K pada Tanaman Ubi Kayu di Lahan Kering Vertisol. Jurnal Ilmu Pertanian 10(2): 35-50. Ningsih MK 2009. Keragaman Pertumbuhan Semai Pohon Peghasil Gaharu (Aquilaria microcarpa Bill Bill) dari Berbagai Asal Benih. Bioprospek 6(1): 12-17. Soedomo RP 2006. Pengaruh Jenis Kemasan dan Daya Simpan Umbi Bibit Bawang Merah terhadap Pertumbuhan dan Hasil di Lapangan. J. Hort. 16(3): 188-196. Sulistyaningsih E, Kurniasih B, Kurniasih E 2005. Prtumbuhan dan Hasil Caisin pada Berbagai Warna Sungkup Plastik. Jurnal Ilmu Pertanian 12(1): 65-76. Suriadikarta DA, Simanungkalit RDM 2006. Pendahuluan. Pp 1-10. Dalam: Simanungkalit RDM et al. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. http://balittanah.litbang.deptan.go.id. Diakses 7 April 2012. Wibowo S 2009. Budidaya Bawang. Jakarta: Penebar Swadaya. Yetti H, Evawani E 2008. Penggunaan Pupuk Organik dan KCl pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). SAGU 7(1): 13-18.