Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS POSISI DAN POSTUR PEKERJA LANTAI PRODUKSI DI PT. SERENA HARSA UTAMA

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN I-1

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi. Jika manusia bekerja dalam kondisi yang nyaman baik

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills adalah produsen

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

Identifikasi keluhan biomekanik dan kebutuhan operator proses packing di PT X

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Perbaikan Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Di CV.XYZ

BAB I PENDAHULUAN. industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang. keselamatan dan kesehatan akan aman dari gangguan.

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja

PERBAIKAN PROSES IRAT BAMBU DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI DI UKM ALIFA CRAFT WEDDING SOUVENIR KASONGAN,BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Bab I Pendahuluan. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

1 Universitas Indonesia

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

TUGAS AKHIR PENILAIAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA PENGGULUNGAN TEH DI PT. RUMPUN SARI KEMUNING I DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA (RAPID UPPER LIMB

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculoskeletal disorders(msds).

Jurnal Dinamis Vol. II, No. 6, Januari 2010 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. (Azhar, 2011). Banyak ditemui keluhan dari para pekerja terkait masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA

Perbandingan Metode-Metode Evaluasi Postur Kerja

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA BATIK DI KECAMATAN SOKARAJA BANYUMAS

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Nur Ngaeni NIM :

KATA PENGANTAR. berkat dan karunia-nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS

Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) yang bergerak dalam bidang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INSTRUMEN SURVEI GANGGUAN OTOT-RANGKA

ANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tabel 1.1 Gambar 1.1.

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

ANALISA POSTUR KERJA PADA PEWARNAAN BATIK TULIS (CELUP TRADISIONAL) DAN (CELUP MESIN) MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Bagian back office adalah sistem pendukung yang menangani bagian

Analisa Postur Kerja Menggunakan Metode OWAS dan RULA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut antara lain adalah hardware, operator, software, lingkungan fisik dan

BAB I PENDAHULUAN. kesepuluh penyebab terjadinya kesakitan dan kematian. Faktor pekerjaan

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Identifikasi Keluhan Biomekanik dan Kebutuhan Operator Proses Packing di PT X

ANALISIS POSTUR KERJA DAN BIOMEKANIKA PADA AKTIVITAS MEMINTAL DAUN PANDAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

IDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI OPERATOR MESIN POTONG GUILLOTINE DENGAN METODE NORDIC BODY MAP (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK

Transkripsi:

ANALISIS POSISI DAN POSTUR PEKERJA LANTAI PRODUKSI DI PT. SERENA HARSA UTAMA Henny *, Iyan Andriana dan Jazim Alkhamidi 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur.112-114 Bandung Abstrak Industri makanan pada saat ini berkembang sangat pesat, salah satunya adalah baso. Sebuah perusahaan di Bandung memproduksi bakso dengan jumlah pekerja yang cukup banyak dan memegang peranan penting. Operator yang beriinteraksi dengan proses produksi mengalami beberapa keluhan pada beberapa bagian tubuh. Kemungkinan akbita dari posisi dan postur tubuh operator yang salah dan memerlukan perbaikan. Perencanaan postur tubuh yang baik diharapkan dapat membantu operator dalam menjaga kesehatannya, sehingga untuk masa yang akan datang operator bisa bekerja secara maksimal dan produk yang dihasilkan. Melihat permasalahan tersebut maka penulis akan menganalisis dengan menggunakan metode rdic metode pengukuran subjektif untuk menilai keluhan yang dirasakan dan RULA (Rapid Upper Limb Assesment) sebuah metode survei yang dikembangkan untuk kegunaan investigasi ergonomi pada tempat kerja. yang dirasakan oleh operator dalam jangka waktu 12 bulan terakhir sangat beragam hampir tersebar di seluruh bagian tubuh operator. Akan tetapi, dari hasil keseluruhan paling banyak terjadi keluhan yaitu pada tubuh bagian punggung bawah. Sedangkan hasil dari worksheet RULA rata-rata memperoleh skor akhir 7, yang artinya memerlukan perubahan secepat mungkin. Kata kunci: rdic, RULA (Rapid Upper Limb Assesment) 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Persaingan pada dunia industri mengharuskan setiap perusahaan melakukan perbaikan disegala bidang yang terkait. Kualitas, menjadi salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Hal ini menyangkut kepercayaan pelanggan agar tetap membeli produk yang sama. Berbicara tentang kualitas, tak lepas dari proses produksi. Setiap perusahaan yang sedang berkembang harus memperhatikan proses produksi agar sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Manusia sebagai salah satu sumber daya yang utama harus mempunyai perhatian khusus, karena pada kenyataannya beban yang ditanggung pada saat bekerja berbeda-beda. Manusia merupakan faktor utama yang paling penting dalam sebuah proses produksi, jika tidak ada pekerja maka proses produksi tidak akan berjalan dengan semestinya. Oleh sebab itu jika perusahaan menginginkan produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik, maka harus lebih memperhatikan postur tubuh operator. Postur tubuh yang salah akan menimbulkan risiko berupa cedera otot. Pada kenyataannya, postur tubuh yang salah tersebut merupakan sebuah kebiasaan yang dilakukan terus-menerus. Dengan memperhatikan posisi tubuh saat bekerja maka operator akan lebih aman dan nyaman dalam melakukan aktivitasnya. Jika perusahaan mengutamakan keselamatan operator maka produk yang dihasilkan akan lebih maksimal karena operator tidak mengalami gangguan pada aktvitas kerjanya. Berdasarkan uraian diatas, penulis akan menganalisis keluhan sakit pada bagian tubuh operator, serta postur tubuh operator pada saat bekerja apakah sudah benar atau belum agar mengetahui apakah diperlukan perubahan atau tidak. Perencanaan postur tubuh yang baik diharapkan dapat membantu operator dalam menjaga kesehatannya. Sehingga untuk masa yang akan datang operator bisa bekeja secara maksimal dan produk yang dihasilkan memuaskan. Untuk menjawab permasalahan tersebut maka penulis akan menganalisis dengan menggunakan metode rdic dan RULA (Rapid Upper Limb Assessment). Dengan menggunakan rdic akan terlihat keluhan yang dialami oleh operator dan metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment) dimaksudkan untuk menganalisa bentuk tubuh dan postur tubuh yang pantas. Sehingga perusahaan dapat mengendalikan dan menjaga semua operatornya agar tetap terjaga keselamatan dan kesehatannya. 131

2. METODOLOGI A. Ergonomi Ergonomi berasal dari dua suku kata yang berasal dari Yunani yaitu ergos yang berarti kerja dan nomos yang berarti aturan. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari ergonomi bisa juga dikatakan aturan yang berkaitan dengan pekerjaan. Tujuan ergonomi adalah untuk meningkatkan performansi kerja manusia dan meningkatkan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kepuasan kerja. Proses ergonomi tidak dapat dipisahkan dari keselamatan dan kesehatan kerja lain yang terkait dengan bahaya ditempat kerja. B.Biomekanika Kerja Menurut Frankel & rdin (1980) dikutip oleh Chaffin (1999) mendefinisikan biomekanika sebagai penggunaan kaidah fisika dan konsep teknik dalam menjelaskan pergerakan tubuh manusia dalam aktivitas kesehariannya. Definisi ini sekurangnya menjelaskan bahwa ilmu yang mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material, dan peralatan dengan tujuan meminimumkan keluhan pada sistem kerangka otot agar produktifitas kerja dapat meningkat. Pengetahuan mengenai struktur dan fungsi sistem musculoskeletal diperlukan dalam aplikasi hukum fisika dan konsep rekayasa teknik tubuh pada manusia. Fungsi utama dari sistem musculoskeletal adalah mendukung dan melindungi tubuh dan organ-organnya serta untuk melakukan gerak. C.Kuesiner rdic otot yang terjadi pada organ tubuh tertentu dapat ditelusuri dengan menggunakan beberapa alat ukur ergonomi mulai dari alat yang sederhana hingga menggunakan peralatan komputer. Pengukuran subjektif merupakan cara pengumpulan data menggunakan catatan harian, wawancara dan kuesioner. Untuk menilai keluhan muskuloskeletal pada operator bagian produksi dapat digunakan kuesioner rdic. D. RULA (Rapid Upper Limb Assesment) RULA (Rapid Upper Limb Assesment) adalah sebuah metode survei yang dikembangkan untuk kegunaan investigasi ergonomi pada tempat kerja dimana penyakit otot rangka pada tubuh bagian atas yang terkait kerja teridentifikasi (McAtamney dan Corlett, 1993). Piranti ini tidak membutuhkan perlengkapan khusus dalam menyediakan pengukuran postur leher, punggung dan tubuh bagian atas seiring fungsi otot dan beban luar yang dialami oleh tubuh. Sistem pengkodean digunakan untuk membangkitkan sebuah deretan tindakan yang mengindikasikan tingkat intervensi yang diperlukan untuk mengurangi resiko cedera akibat beban fisik pada pekerja/karyawan. RULA ini merupakan bantuan khusus dalam memenuhi kebutuhan pengukuran oleh European Community Directive (ECD) pada kebutuhan keselamatan dan kesehatan minimum untuk pekerjaan menggunakan perlengkapan layer dan UK Guidelines on the prevention of work-related upper limb disorders. Pengembangan RULA dilakukan melalui evaluasi mengenai postur yang diadopsi pekerja, tenaga yang dibutuhkan serta gerak otot baik oleh operator display terminal maupun operator yang bekerja dalam berbagai tugas manufaktur dimana resiko yang terkait dengan kelainan otot-rangka pada tubuh bagian atas yang mungkin ada. Metode ini menggunakan diagram-diagram dari postur tubuh dan tabel-tabel penilaian untuk menyediakan evaluasi paparan faktor-faktor resiko. Faktorfaktor resiko yang dijelaskan merupakan fakor beban dari eksternal, yaitu : Jumlah gerakan. Pekerjaan dengan otot statis. Tenaga. Postur kerja yang ditentukan oleh perlengkapan. Waktu kerja tanpa istirahat. Pengembangan RULA terdiri atas tiga tahapan, yaitu: 1. Mengidentifikasi postur kerja untuk diukur. 2. Sistem pemberian skor dan perekaman postur kerja. 3. Skala level yang menyediakan sebuah pedoman pada tingkat risiko yang ada dan dibutuhkan untuk mendorong penilaian yang lebih detil berkaitan dengan analisis yang didapat. 132

3. HASIL DAN PEMBAHASAN A.Kuesioner rdic Kuesioner yang diajukan dalam penelitian ini sebanyak 66 buah, yaitu sesuai dengan jumlah keseluruhan operator di lantai produksi. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada kuesioner mengacu pada kondisi fisik operator selama 12 bulan terakhir, dan hasil dari kuesioner tersebut akan menunjukan bahwa ada tidaknya keluhan yang dialami operator selama bekerja. Berikut merupakan rekapitulasi hasil persetase dari semua kuesioner nordic yang telah diisi oleh operator lantai produksi di PT. Serena Harsa Utama. Tabel 1. Rekapitulasi dan Persentase Jumlah Persentase 1 Leher 35 15% 2 Bahu sebelah kanan 17 7% 3 Bahu sebelah kiri 5 2% 4 Bahu Kanan dan kiri 13 5% 5 Siku sebelah kanan 1 0% 6 Siku sebelah kiri 3 1% 7 Siku kanan dan kiri 6 3% 8 Pergelangan tangan kanan 22 9% 9 Pergelangan tangan kiri 1 0% 10 Pergelangan tangan kanan dan kiri 15 6% 11 Punggung atas 34 14% 12 Punggung bawah 42 18% 13 Paha 12 5% 14 Lutut 16 7% 15 Pergelangan kaki 15 6% Total keluhan 237 1 Contoh perhitungan: (jumlah keluhan / total seluruh keluhan) x 100%. Misalnya pada keluhan bagian leher memiliki jumlah 35, maka persentase keluhan dari bagian leher diperoleh dari (35/2037) x 100% = 15%. 1. yang Dirasakan Selama 12 Bulan Terakhir BerdasarkanTingkatan Usia Berdasarkan hasil rekapitulasi dan persentasekeluhan yang dirasakan operator semua divisi berdasarkan tingkatan usia. Didapatkan bahwa operator mengalami banyak keluhan pada tubuh bagian punggung bawah. Pada tingkatan usia 18 23 tahun terdapat 18 keluhan punggung bawah dengan persentase 16%, usia 24 28 tahun terdapat 17 keluhan dengan persentase 21%, usia 29 34 tahun terdapat 6 keluhan dengan persentase 26%, dan pada usia 35 40 tahun hanya terdapat 1 keluhan dengan persentase 6%. Dari data tersebut maka dapat dilihat bahwa semakin tinggi usia operator semakin sedikit pula yang mengalami keluhan pada saat bekerja. Berikut adalah tabel rekapitulasi dan persentasenya: 133

Tabel 2. Hasil Persentase yang Dirasakan Operator Berdasarkan Tingkatan Usia Usia 18-23 Persentase 24-28 Persentase 29-34 Persentase 35-40 Persentase 1 Leher 16 14% 13 16% 4 17% 2 13% 2 Bahu sebelah kanan 7 6% 9 11% 1 4% 0 0% 3 Bahu sebelah kiri 3 3% 1 1% 0 0% 1 6% 4 Bahu Kanan dan kiri 8 7% 3 4% 2 9% 0 0% 5 Siku sebelah kanan 1 1% 0 0% 0 0% 0 0% 6 Siku sebelah kiri 1 1% 0 0% 2 9% 0 0% 7 Siku kanan dan kiri 3 3% 2 2% 0 0% 1 6% 8 Pergelangan tangan kanan 8 7% 10 12% 3 13% 1 6% 9 Pergelangan tangan kiri 0 0% 1 1% 0 0% 0 0% 10 Pergelangan tangan kanan dan kiri 5 4% 4 5% 1 4% 2 13% 11 Punggung atas 18 16% 12 15% 1 4% 3 19% 12 Punggung bawah 18 16% 17 21% 6 26% 1 6% 13 Paha 8 7% 2 2% 1 4% 1 6% 14 Lutut 10 9% 3 4% 1 4% 2 13% 15 Pergelangan kaki 8 7% 4 5% 1 4% 2 13% Jumlah keluhan 114 1 81 1 23 1 16 1 2. yang Dirasakan Selama 12 Bulan Terakhir Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil rekapitulasi dan persentase keluhan yang dirasakan operator semua divisi berdasarkan jenis kelamin. Jumlah total keluhan yang dialami operator pria sebanyak 202 keluhan, dan yang paling banyak terjadi pada tubuh bagian punggung bawah yaitu sebanyak 33 keluhan dengan persentase 16%. Sedangkan total keluhan yang dialami operator wanita sebanyak 35 keluhan, dan yang paling banyak terjadi pada tubuh bagian punggung atas dan punggung bawah sebanyak 9 keluhan dengan persentase 26%. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa operator pria mengalami banyak keluhan dibandingkan operator wanita. Berikut adalah tabel rekapitulasi dan persentasenya: Tabel 3. Hasil Persentase yang Dirasakan Operator Berdasarkan Usia Jenis Kelamin Pria Persentase Wanita Persentase 1 Leher 29 14% 6 17% 2 Bahu sebelah kanan 17 8% 0 0% 3 Bahu sebelah kiri 4 2% 1 3% 4 Bahu Kanan dan kiri 10 5% 3 9% 5 Siku sebelah kanan 1 0% 0 0% 6 Siku sebelah kiri 3 1% 0 0% 7 Siku kanan dan kiri 6 3% 0 0% 8 Pergelangan tangan kanan 19 9% 3 9% 9 Pergelangan tangan kiri 1 0% 0 0% 10 Pergelangan tangan kanan dan kiri 14 7% 1 3% 11 Punggung atas 25 12% 9 26% 12 Punggung bawah 33 16% 9 26% 13 Paha 12 6% 0 0% 14 Lutut 14 7% 2 6% 15 Pergelangan kaki 14 7% 1 3% Jumlah keluhan 202 1 35 1 3. yang Dirasakan Selama 12 Bulan Terakhir Berdasarkan Tingkatan Pendidikan Berdasarkan hasil rekapitulasi dan persentase keluhan yang dirasakan operator semua divisi berdasarkan tingkatan pendidikan. Jumlah total keluhan yang dialami operator dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 57 keluhan, dan yang paling banyak terjadi pada tubuh bagian punggung bawah sebanyak 8 keluhan dengan persentase 14%. Sementara itu total keluhan yang dialami operator dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 80 keluhan, paling banyak terjadi pada tubuh bagian punggung bawah sebanyak 14 keluhan dengan persentase 18%. Sedangkan total keluhan 134

yang dialami operator dengan tingkat pendidikan SMA/SMK sebanyak 100 keluhan, dan paling banyak terjadi pada tubuh bagian punggung bawah sebanyak 20 keluhan dengan persentase 20%. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa operator dengan tingkat pendidikan paling tinggi yaitu SMA/SMK lebih banyak mengalami keluhan pada saat bekerja. Berikut adalah tabel rekapitulasi dan persentasenya: Tabel 4. Hasil Persentase yang Dirasakan Operator Berdasarkan Pendidikan Pendidikan SD Persentase SMP Persentase SMA/SMK Persentase 1 Leher 7 12% 11 14% 17 17% 2 Bahu sebelah kanan 0 0% 9 11% 8 8% 3 Bahu sebelah kiri 1 2% 2 3% 2 2% 4 Bahu Kanan dan kiri 4 7% 1 1% 8 8% 5 Siku sebelah kanan 0 0% 0 0% 1 1% 6 Siku sebelah kiri 0 0% 2 3% 1 1% 7 Siku kanan dan kiri 3 5% 2 3% 1 1% 8 Pergelangan tangan kanan 5 9% 8 10% 9 9% 9 Pergelangan tangan kiri 1 2% 0 0% 0 0% 10 Pergelangan tangan kanan dan kiri 4 7% 6 8% 5 5% 11 Punggung atas 7 12% 13 16% 14 14% 12 Punggung bawah 8 14% 14 18% 20 20% 13 Paha 5 9% 3 4% 4 4% 14 Lutut 6 11% 5 6% 5 5% 15 Pergelangan kaki 6 11% 4 5% 5 5% Jumlah keluhan 57 1 80 1 100 1 B. RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Pengolahan data RULA menggunakan worksheet untuk mendapatkan skor akhir yaitu dengan megacu pada sketsa gambar tubuh operator pada saat melakkan pekerjaan. Data tersebutdidapatkan dari penelitian terhadap objeknya langsung yaitu operator di lantai produksi. Dengan menggunakan sampel setiap perubahan gerakan, yaitu dengan mengambil tiga posisi pekerjaan. 1. Operator Divisi Bumbu bumbu pada saat melakukan pekerjaannya.berdasarkan pengamatan dihasilkan bahwa pada posisi kerja sampel 1 diperoleh skor akhir 7 yang hasilnya dari postur kerja tersebut harus dilakukan perubahan secepat mungkin. Sedangkan posisi kerja sampel 2 dan 3 diperoleh skor akhir 3 hasilnya yaitu dari postur kerja tersebut diperlukan penyelidikan lebih jauh dan perubahan mungkin diperlukan. 2. Operator Divisi Tepung tepung pada saat melakukan pekerjaannya. Berdasarkan pengamatan dihasilkan bahwa pada posisi kerja sampel 1 diperoleh skor akhir 7 yang hasilnya dari postur kerja tersebut harus dilakukan perubahan secepat mungkin.sedangkan posisi kerja sampel 2 dan 3 diperoleh skor akhir 6 hasilnya yaitu dari postur kerja diperlukan penyelidikan lebih jauh dan perubahan mungkin diperlukan. 3. Operator Divisi Daging daging pada saat melakukan pekerjaannya. Berdasarkan pengamatan dihasilkan bahwa pada posisi kerja sampel 1,2 dan 3 diperoleh skor 4. Operator Divisi Mixing mixing pada saat melakukan pekerjaannya. Berdasarkan pengamatan dihasilkan bahwa pada posisi kerja sampel 1 dan 2 diperoleh skor Sedangkan posisi kerja sampel 3 diperoleh skor akhir 5 hasilnya yaitu dari postur kerja tersebut diperlukan penyelidikan lebih jauh dan perubahan mungkin diperlukan. 135

5. Operator Divisi Cetak cetak pada saat melakukan pekerjaannya. Berdasarkan pengamatan dihasilkan bahwa pada posisi kerja sampel 1 dan 2 diperoleh skor akhir 5 yang hasilnya dari postur kerja tersebut diperlukan penyelidikan lebih jauh dan segera dilakukan perubahan. Sedangkan posisi kerja sampel 3 diperoleh skor akhir 7 hasilnya yaitu dari postur kerja tersebut harus dilakukan perubahan secepat mungkin. 6. Operator Divisi Rebus rebus pada saat melakukan pekerjaannya. Berdasarkan tabel diatas dihasilkan bahwa pada posisi kerja sampel 1 dan 3 diperoleh skor Sedangkan posisi kerja sampel 2 diperoleh skor akhir 6 hasilnya yaitu dari postur kerja tersebut harus diperlukan penyelidikan lebih jauh dan segera dilakukan perubahan. 7. Operator Divisi Kipas kipas pada saat melakukan pekerjaannya. Berdasarkan pengamatan dihasilkan bahwa pada posisi kerja sampel 1 dan 3 diperoleh skor Sedangkan posisi kerja sampel 2 diperoleh skor akhir 5 hasilnya yaitu dari postur kerja tersebut harus diperlukan penyelidikan lebih jauh dan segera dilakukan perubahan. 8. Operator Divisi Packing packing pada saat melakukan pekerjaannya. Berdasarkan pengamatan dihasilkan bahwa pada posisi kerja sampel 1 dan 2 diperoleh skor akhir 3 yang hasilnya dari postur kerja tersebut diperlukan penyelidikan lebih jauh dan perubahan mungkin diperlukan. Sedangkan posisi kerja sampel 3 diperoleh skor akhir 7 hasilnya yaitu dari postur kerja tersebut harus dilakukan perubahan secepat mungkin. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terkait keluhan yang dirasakan operator saat melakukan pekerjaannya pada semua divisi. Maka dapat disimpulkan bahwa dari pengolahan data menggunakan kuesioner rdic, menjelaskan bahwa dari pekerjaan yang dilakukan oleh operator dalam jangka waktu 12 bulan terakhir mengakibatkan beberapa keluhan rasa sakit. Secara umum keluhan yang dirasakan operator sangat beragam, hampir tersebar di seluruh bagian tubuh operator. Adapun hasil pengolahan data berdasarkan tingkatan usia, jenis kelamin, dan pendidikan dapat disimpulkan sebagai berikut: Operator dengan usia 18 23 tahun lebih banyak mengalami keluhan yaitu sebanyak 18 keluhan pada tubuh bagian punggung bawah Operator dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak mengalami keluhan dibandingkan perempuan yaitu dengan total 202 keluhan, dan keluhan paling banyak terjadi pada tubuh bagian punggung bawah sebanyak 33 keluhan. Operator dengan tingkat pendidikan SMA/SMK lebih banyak mengalami keluhan yaitu dengan total 100 keluhan, dimana keluhan paling banyak terjadi pada tubuh bagian punggung bawah yaitu sebanyak 20 keluhan. Dari semua divisi yang ada, keluhan yang paling banyak dirasakan operator yaitu pada bagian punggung atas dan punggung bawah. Sedangkan hasil pengolahan data menggunakan worksheet RULA menyimpulkan bahwa, rata-rata postur tubuh operator di setiap divisi memerlukan tindakan perbaikan secepat mungkin, karena dari postur tubuh yang tidak baik tersebut akan menyebabkan keluhan rasa sakit pada bagian tubuh tertentu. 136

DAFTAR PUSTAKA Anis, M., Alghofari, A.K., & Muslikhatun, H. (2007). Analisis Pengaruh Penggunaan Stagen Pada Aktivitas Angkat-Angkut Di Pasar Legi Surakarta. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 6. 1 Agustus 2007, Hal. 9-17. Chaffin, Don.B. Andersson, Bernard.J. B.J. Martin. (1999). Occupational Biomechanics, Third Edition, Michigan. Dzikrillah, N., & Yuliani, E.N.S. (2015). Analisis Postur Kerja Menggunakan Metode Rapid Upper Limb Assesment (RULA) Studi Kasus PT. TJ Forge Indonesia. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 3. 3, 150-155. Sujoso, A.D.P., & Siskandini, R. (2009). Identifikasi Muskuloskeletal Dengan rdic Body Map Ditinjau Dari Kesalahan Posisi Duduk dan Indeks Kesegaran Jasmani Pada Perajin Perak Di Desa Pulo Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang. Jurnal IKESMA Volume 5 mor 2 September 2009. Sutalaksana, I.Z. Anggawisastra, R. Tjakraatmadja, J.H. (2006). Teknik Perancangan Sistem Kerja, Edisi Kedua. Bandung : Institut Teknologi Bandung. 137