EKSPLORASI BARU DALAM RISET PENDIDIKAN SEJARAH MASA KINI

dokumen-dokumen yang mirip
PROF. DR. M.S. BARLIANA, MPd, MT. IAI LILIS WIDANINGSIH, SPd, MT T E O R I A R S I T E K T U R

METODOLOGI PENGAJARAN SEJARAH (Pengertian, Penentuan, dan Proses) S. HAMID HASAN

BAB I PENDAHULUAN. Skor Maksimal Internasional

BAB I PENDAHULUAN. penindasan bangsa lain, pada era global ini harus mempertahankan. identitas nasional dalam lingkungan yang kolaboratif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah

TOPIK 1 Hakekat Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika juga merupakan ilmu yang

I. PENDAHULUAN. beragam konteks. Cultural Studies, istilah ini diciptakan oleh Richard

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN. Pendidikan di alam bebas memberikan pengaruh yang besar kepada para siswa

KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR PROGRAM KURIKULUM 2013 MUATAN LOKAL BAHASA JAWA

Handbook ini hanya untuk siswa SchoolingMe.com HANDBOOK ESAI LPDP ESAI: RENCANA STUDI

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING. Oleh

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembelajaran yang sekarang ini banyak diterapkan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Kurikulum 2004 berbasis kompetensi yang telah direvisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Proses inti yang harus dilakukan dalam pengembangan kurikulum. (Mcneil) 1. Deciding what should be thoughtmemutuskan

BAB V PENUTUP. penulis angkat dalam mengkaji pendidikan ekologi dalam perspektif Islam,

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Redesain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widya Nurfebriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pendekatan Historiografi Dalam Memahami Buku Teks Pelajaran Sejarah *) Oleh : Agus Mulyana

PENDAHULUAN. Leli Nurlathifah, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS BUKU AJAR IPA YANG DIGUNAKAN DI SEMARANG BERDASARKAN MUATAN LITERASI SAINS

ANALISIS KURIKULUM DAN MODEL PEMBELAJARAN GEOGRAFI PERTEMUAN PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI LUKIS SMALB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi tantangan zaman yang dinamis, berkembang semakin

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. didik di perlukan proses belajar-mengajar. Belajar merupakan tindakan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

PEMIKIRAN POLITIK DAN GERAKAN SOSIOKULTURAL KEWARGANEGARAAN KAUM INTELEKTUAL MUSLIM NEO-MODERNIS DALAM PENGUATAN DEMOKRASI DAN CIVIL SOCIETY

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia dalam memperoleh ilmu dan wawasan. Pendidikan formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional dilaksanakan melalui tiga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suci Primayu Megalia, 2013

Ulfah Khamidah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: efektivitas, teknik, media, kompetensi, teks cerita petualangan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha yang disadari untuk menumbuh-kembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erie Syaadah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bersama kalangan swasta bersama-sama telah dan terus berupaya

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH. Dr. Agus Mulyana, M.Hum Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Berbasis Kontekstual 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

Desain Kurikulum dan Materi Pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi

PENGEMBANGAN KURIKULUM (CURRICULUM DEVELOPMENT) I Gde Wawan Sudatha 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi Informasi berkembang sangat pesat seiring penemuan dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB I PENDAHULUAN. Matematika selain memiliki sifat abstrak, ternyata juga memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Pergeseran pandangan terhadap matematika akhir-akhir ini sudah hampir

RUANG LINGKUP DAN KAJIAN PEDAGOGI OLAHRAGA. OLEH: B. ABDULJABAR, Dr.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi

2015 IMPLEMENTASI MODEL WORD SQUARE DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK. Mada Sutapa *) Abstract

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Misi ini kemudian agar terarah, diimplemantasikan dalam tujuan strategik Program Doktor Akuntansi Universitas Gadjah Mada:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ASEP MUNIR HIDAYAT, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek strategis bagi suatu negara. Sifat pendidikan adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KONTRIBUSI PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR, INTENSITAS KUNJUNGAN PERPUSTAKAAN, DAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

Transkripsi:

EKSPLORASI BARU DALAM RISET PENDIDIKAN SEJARAH MASA KINI S. HAMID HASAN (UPI) DISAJIKAN PADA WORKSHOP JURUSAN SEJARAH FIS UNIVERSITAS PADANG 28 JULI 2005 Shamidhasan/unp/5agustus/05

PENDAHULUAN Penelitian Pendidikan Sejarah adalah suatu kegiatan yang diarahkan untuk dua kategori tujuan yaitu untuk pengembangan keilmuan Pendidikan Sejarah dan pelaksanaan Pendidikan Sejarah. Kategori pertama adalah untuk menghasilkan berbagai teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena Pendidikan Sejarah. Dalam kategori ini maka hasil dari suatu penelitian Pendidikan Sejarah mungkin dapat diterapkan untuk memperbaiki pelaksanaan Pendidikan Sejarah tetapi hal itu bukanlah merupakan kepeduliaan utama. Harus diakui bahwa tujuan penelitian dalam kategori ini masih sangat langka dan kebanyakan dilakukan oleh para kandidat S-3 (Ph.D). Tampaknya, kerumitan dalam membangun suatu teori merupakan hambatan pertama untuk penelitian yang tujuannya adalah pengembangan ilmu Pendidikan Sejarah. Meski pun demikian, melalui kajian kurikulum, kajian teaching (pengajaran), evaluasi, media, evaluasi hasil belajar (asesmen) penelitian yang berkenaan dengan pengembangan teori ini dilakukan orang. Tentu saja harus disadari bahwa teori yang dihasilkan dalam penelitian ini seringkali merupakan pembuktian atau pun pengayaan terhadap teori kurikulum, teaching, evaluasi, media, evaluasi hasil belajar. Dalam posisi yang demikian maka seringkali orang mengatakan bahwa teori yang dihasilkan tersebut berada pada jenjang teoritik yang rendah atau dalam kategori yang dikemukakan Goetz dan LeCompte (1984:36) dinamakan sebagai substantive theory di bawah derajat Formal and Middle Range Theory, Theoritical Model, dan tentu saja bukan Grand Theory. Substantive Theory adalah are interrelated propositions or in particular aspects of populations, settings, or times seperti theories of formal learning and teaching in school settings, sex-role socialization, juvenile delinquency, atau peasant society. Penelitian Pendidikan Sejarah untuk tujuan dalam kategori kedua berupa berbagai model, prinsip, prosedur, mau pun teknik yang dapat digunakan untuk memperbaiki proses pendidikan sejarah. Sesuai dengan tujuannya maka penelitian pada kategori ini memiliki rentangan aplikasi yang cukup luas. Rentangan itu mulai dari tujuan untuk diterapkan di suatu kelas Pendidikan Sejarah tertentu di suatu sekolah tertentu sampai dengan kelas sejarah di berbagai lokasi dan jenjang pendidikan (dasar dan menengah). Perbedaan dalam rentangan ini dan tujuan yang sifatnya praktis dan aplikatif memberikan pula fleksibilitas dalam metodologi penelitian. Sesuai dengan keunggulan metodologi penelitian yang ada maka penelitian Pendidikan Sejarah untuk tujuan dalam kategori kedua ini tersedia dari yang sifatnya sangat kasuistis seperti penelitian tindakan kelas sampai dengan metodologi yang sangat rigorous seperti true experimental design. Luasnya rentangan metodologi yang tersedia ini tentu saja memberikan banyak keuntungan bagi penelitian untuk tujuan dalam kategori kedua ini. RUANG LINGKUP KAJIAN DAN PENELITIAN PENDIDIKAN SEJARAH Shamidhasan/unp/5agustus05 1

Ruang Lingkup Pendidikan Sejarah tidak berbeda dari ruang lingkup pendidikan. Meski pun demikian, karakteristik materi pendidikan sejarah dan tujuan yang akan dicapai melalui pendidikan sejarah membuka dimensi baru yang merupakan fenomena baru dalam dunia pendidikan yaitu masyarakat di sekitar di mana kegiatan pendidikan itu dilaksanakan. Dimensi baru ini membuka isolasi pendidikan dari masyarakat sekitarnya dan menyebabkan para pakar pendidikan harus memperhatikannya. Pengaruh yang diberikan sekolah terhadap masyarakat dan pengaruh yang diterima sekolah dari masyarakat sekitarnya menentukan paradigma Pendidikan Sejarah. Tentu saja hal ini tidak menyebabkan pengaruh kehidupan nasional atau pun internasional tidak lagi menjadi tidak penting. Secara keseluruhan ruang lingkup kajian Pendidikan Sejarah dapat digambarkan sebagai berikut: MASYARAKAT MASA DEPAN YANG DIINGINKAN KEBIJA KAN PENDID IKAN & KURI- KULUM SEJA- RAH PROSES PENDI- DIKAN DAN PEMBE- LAJARAN SEJARAH HASIL PENDIDIKAN SEJARAH KONDISI MASYARAKAT SAAT KINI Secara teknis suatu upaya pendidikan selalu diarahkan untuk mengembangkan secara maksimal potensi, minat, dan cita-cita setiap peserta didik. Secara nasional, suatu kebijakan pendidikan diarahkan kepada upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa ke arah yang diinginkan. Dalam konteks terakhir ini maka upaya pendidikan adalah merupakan suatu upaya rekonstruksi kehidupan masyarakat dan bangsa sesuai dengan kualitas kehidupan yang diinginkan. Kualitas kehidupan yang diinginkan tersebut terbentuk sebagai jawaban terhadap tantangan yang ada pada masa kini dan masa yang akan datang (foreseen challenges). Diagram di atas menggambarkan ruang lingkup Pendidikan Sejarah secara nasional. Berdasarkan kondisi masyarakat yang ada sekarang maka diidentikasi berbagai masalah sosial, budaya, poliitik, ekonomi, teknologi, ilmu, seni, olahraga, dan aspek kehidupan lainnya. Identifikasi masalah didasarkan pada kriteria kehidupan masyarakat yang ideal dan diharapkan oleh bangsa. Shamidhasan/unp/5agustus05 2

Berdasarkan identifikasi masalah ini maka dikembangkan berbagai alternatif kebijakan yang berkenaan dengan pendidikan pada umumnya dan diantaranya mengenai Pendidikan Sejarah. Kebijakan Pendidikan Sejarah menggambarkan sumbangan Pendidikan Sejarah terhadap pembentukan masyarakat ideal bangsa Indonesia di masa mendatang. Secara teknis, kebijakan itu dinyatakan dalam bentuk kebijakan mengenai tujuan dan kurikulum Pendidikan Sejarah. Kurikulum Pendidikan Sejarah sebagai suatu kebijakan publik terbuka untuk dinilai. Permasalahan kurikulum Pendidikan Sejarah yang dikaitkan dengan permasalahan kualitas masyarakat merupakan ruang lingkup kajian yang bersifat makro. Kajian untuk menghasilkan teori sering dipusatkan kepada ruang lingkup ini. Ruang lingkup yang banyak menarik perhatian adalah tentang kurikulum dan proses Pendidikan Sejarah. Kedua ruang lingkup ini memiliki permasalahan yang berbeda walau pun antara keduanya terdapat kaitan yang cukup erat. Kurikulum Pendidikan Sejarah menjadi ruang lingkup yang banyak menarik perhatian karena ia erat berkaitan dengan perjalanan kehidupan kebangsaan. Kurikulum Pendidikan Sejarah dipandang sebagai wahana pewaris kehidupan kebangsaan dan pada akhirnya membentuk suatu memori kolektif sebagai bangsa. Masyarakat dan para sarjana Pendidikan Sejarah banyak mencurahkan perhatian di sini. Masyarakat memberikan perhatian bukan dari aspek keilmuan tetapi terutama dari aspek kehidupan kebangsaan. Kritik yang banyak dilontarkan masyarakat pada saat sekarang terhadap kurikulum Pendidikan Sejarah karena tidak tercantumnya kata PKI pada pokok bahasan Pemberontakan G.30.S adalah contoh yang dimaksudkan. Dari segi disiplin Ilmu Sejarah tercantumnya kata PKI mungkin mengundang debat keilmuan yang tak kunjung habis dan memiliki potensi menghasilkan banyak karya ilmiah. Ini adalah sesuatu yang wajar dalam ilmu tetapi tidak demikian halnya dalam kehidupan keseharian terlebih-lebih kehidupan politik kebangsaan. Proses Pendidikan Sejarah adalah fokus lain yang mengundang banyak perhatian. Ruang lingkup ini sebenarnya adalah kurikulum dalam realita atau curriculum in action untuk membedakannya dengan kurikulum sebagai suatu dokumen yang dibicarakan sebelum ini. Apa yang ada dalam ruang lingkung ini lebih rumkit dibandingkan dengan kurikulum sebagai suatu dokumen karena ia menyangkut lebih banyak dimensi dan pelaku dibandingkan pada kurikulum sebagai dokumen. Ada komponen benda seperti bahan belajar, sumber belajar, dan media. Ada yang bersifat suasana seperi kondisi kelas, jumlah peserta didik, dan sebagainya. Ada pula unsur manusia yang memiliki posisi berbeda seperti guru dan peserta didik. Ruang lingkup hasil belajar adalah primadona dalam ruang lingkup Pendidikan Sejarah. Sebagaimana bidang pendidikan lainnya, masyarakat seringkali memberikan perhatian yang berlebihan terhadap hasil belajar. Ini adalah wajar karena ini adalah yang digunakan sebagai indikator keberhasilan belajar seorang peserta didik dan keberhasilan kurikulum atau pendidikan. Masyarakat seringkali tidak peduli apakah indikator ini cukup kuat dan apakah isi atau struktur indikator cukup valid menggambarkan kualitas anggota masyarakat atau bangsa sebagaimana yang diinginkan. Hasil yang diperoleh dari Ujian Nasional bahkan sering secara keliru dimaknai sebagai indikator keberhasilan yang utama bahkan oleh para pengambil kebijakan dan para pakar Shamidhasan/unp/5agustus05 3

Pendidikan Sejarah. Berbagai prinsip Pendidikan Sejarah yang tidak teruji dalam Ujian Nasional dan tidak dipermasalahkan adalah suatu kenyataan yang menyedihkan. ISSUES PENELITIAN DALAM PENDIDIKAN SEJARAH Sejalan dengan apa yang dikemukakan dalam ruang lingkup kajian maka isu yang dapat diangkat tercakup dalam dimensi-dimensi ruang kajian tersebut. Setiap dimensi memberikan isu penelitian Pendidikan Sejarah. Berikut adalah isu yang dapat diungkapkan dari setiap dimensi. a. Dimensi Makro Berbagai isu penelitian Pendidikan Sejarah yang dapat diungkapkan dalam dimensi ini adalah: - Tantangan Kehidupan Masyarakat Global yang harus dijawab Pendidikan Sejarah - Kontribusi Pendidikan Sejarah dalam membangun kualitas masyarakat bangsa di masa depan b. Dimensi Kurikulum Isu yang dapat dikembangkan menjadi masalah dalam penelitan Pendidikan Sejarah dalam dimensi kurikulum adalah: - Kesinambungan antara tujuan Pendidikan Sejarah dengan tujuan pendidikan nasional - Kesinambungan antara pendekatan kurikulum Pendidikan Sejarah dengan model kurikulum Pendidikan Sejarah - Kriteria pemilihan materi Pendidikan Sejarah dan keterkaitannya dengan tujuan Pendidikan Sejarah - Tema sejarah yang digunakan dalam kurikulum Pendidikan Sejarah - Pengembangan budaya lokal dan pengenalan lingkungan dalam Pendidikan Sejarah - Keterkaitan antara kurikulum Pendidikan Sejarah dengan kehidupan sehari-hari - Pengembangan jiwa dan sikap kebangsaan dalam kurikulum Pendidikan Sejarah - Peace Education dan Kurikulum Pendidikan Sejarah - Global perspectives dan kurikulum Pendidikan Sejarah - Ketrampilan Sejarah dalam Kurikulum Pendidikan Sejarah - Sejarah Lokal dalam kurikulum Pendidikan Sejarah - Sejarah Dunia dalam kurikulum Pendidikan Sejarah - Organisasi materi kurikulum Pendidikan Sejarah - Sejarah modern dalam kurikulum Pendidikan Sejarah c. Dimensi Proses Pendidikan Sejarah Isu dalam dimensi ini adalah: - Kualitas guru Pendidikan Sejarah - Pemahaman guru Pendidikan Sejarah terhadap kurikulum - Pola kerja dan beban kerja guru Pendidikan Sejarah - Buku sumber Pendidikan Sejarah Shamidhasan/unp/5agustus05 4

- Proses belajar Pendidikan Sejarah - Pandangan peserta didik terhadap kurikulum dan proses pembelajaran Pendidikan Sejarah - Konsistensi proses pembelajaran sejarah di kelas-kelas paralel Pendidikan Sejarah - Interaksi guru dan peserta didik di kelas Pendidikan Sejarah - Pengembangan metode pembelajaran Pendidikan Sejarah - Pemanfaatan buku teks untuk pengembangan kemampuan intelektual, reading habits, dan kemampuan afektif - Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pendidikan sejarah - Collaborative group dalam Pendidikan Sejarah - Socio drama dan ssocial role dalam proses pembelajaran Pendidikan Sejarah - Pembelajaran critical thinking dalam Pendidikan Sejarah - Karakteristik peserta didik dan minat dalam belajar sejarah - Kebiasaan belajar peserta didik dan hasil belajar sejarah - Pengembangan nilai (values) dalam proses pembelajaran sejarah - Pemahaman sejarah lokal lain dan sejarah nasional dari kacamata budaya (cultural lenses) peserta didik d. Dimensi Hasil Isu dalam dimensi ini adalah: - Tes untuk Pendidikan Sejarah - Aspek hasil Pendidikan Sejarah yang harus dikuasai peserta didik - Pengukuran Sikap dan kepedulian sosial sebagai hasil Pendidikan Sejarah - Documentary-Based Questions (DBQ) - Pengujian semangat kebangsaan Shamidhasan/unp/5agustus05 5