PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR AIR INFLATED GREENHOUSE

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR AIR INFLATED GREENHOUSE

PROCEEDING Seminar Nasional Teknologi 2015, ISSN: ITN, Malang, 17 Januari 2015

Pengembangan Bangunan Air Inflated Structure Sebagai Fasilitas Tanggap Bencana

POROS MARITIM DUNIA DAN BENCANA TSUNAMI : PENGEMBANGAN AIR INFLATED STRUCTURE SEBAGAI FASILITAS TANGGAP BENCANA

PENGEMBANGAN BANGUNAN AIR INFLATED STRUCTURE SEBAGAI FASILITAS TANGGAP BENCANA

POROS MARITIM DUNIA DAN BENCANA TSUNAMI :

TEKNOLOGI PORTABLE INFLATED GREENHOUSE SEBAGAI FASILITAS PENDUKUNG PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING)

Storage House Sebagai Fasilitas Pendukung

Struktur Bangunan Tenda Pneumatik Sistem Knock Down Sebagai Tempat Penampungan Sementara Untuk Korban Bencana

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

PERANAN URBAN FARMING DALAM MENARIK MINAT BELI KONSUMEN PADA REAL ESTATE PERUMAHAN DI SURABAYA

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA

PENGARUH PENEMPATAN CORE WALL DENGAN EKSENTRISITAS TERTENTU TERHADAP TITIK BERAT BANGUNAN PADA BANGUNAN TINGGI DI BAWAH PENGARUH BEBAN GEMPA

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber : diakses tanggal 2 Oktober 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perbedaan GH di daerah Tropis dan Sub Tropis. Keunggulan Tanaman dalam GH

BANGUNAN PERTANIAN SYARAT MUTU RUMAH TANAMAN GREENHOUSE

Arsitektur dan Lingkungan. Lilis Widaningsih

Bangunan Portabel Sebagai Solusi Kebutuhan Hunian Temporer yang Layak Huni

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS.

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Soni Keraf. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP, hal Emil Salim. RATUSAN BANGSA MERUSAK SATU BUMI, hal

Pengembangan RS Harum

BAB 1 PENDAHULUAN. sebanyak 8,2 juta hektar untuk mengatasi kekurangan pangan dan luas lahan

Ruang Terlipat Sebagai Ruang Berma n Anak. Seminar Nasional Arsitektur yang Berempati Universitas Kristen Petra SURABAYA, 2012

B A B 1 P E N D A H U L U A N

IDENTIFIKASI INDIKATOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA. Oleh:

ANTUSIASME PASAR TERHADAP RUMAH BERKONSEP HIJAU DI CITRALAND SURABAYA

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1

TAR 219 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR. Contoh Bangunan dengan Sistem Struktur Pneumatik. Nadia Dianissa

BAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER UNTUK MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK U

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB IV : KONSEP. Adapun prinsip-prinsip pendekatan arsitektur hijau adalah sebagai berikut:

Pengukuran dan Pengolahan Data Komponen Iklim di Makassar

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Sustainable Product Development Alat Pengangkut Sampah dengan Sistem Terpisah dan Kompatibel dengan Semua Jenis Motor

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana)

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

TINGKAT KENYATAAN DAN HARAPAN RUMAH TINGGAL HEMAT ENERGI MENURUT PERSEPSI KONSUMEN DI PERUMAHAN CITRALAND UTARA SURABAYA

BAB V KESIMPULAN. dapat dilihat dari nilai rata-rata 2,99.

Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS TANTANGAN DAN MANFAAT BANGUNAN HIJAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS. Lab. Teknologi Agrokimia, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya

SUSTAINABLE PRODUCT DEVELOPMENT FOR SHIP DESIGN USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green

ILMU PERTANIAN. Bab 1. Pendahuluan

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Proyek.

Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi

PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA

BAB I PENDAHULUAN. air hujan, dan cuaca yang berubah-ubah sesuai musimnya. Salah satu bagian dari

Ketentuan gudang komoditi pertanian

Syarat Bangunan Gedung

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.2.1 Konsep Pencapaian Menuju Tapak

Perbandingan Distribusi Temperatur Pada Drum Brakes Standar dan Modifikasi

MEMBANGUN KEBERLANJUTAN DI ORLANDO MAGIC AWAY

sekarang maupun berat beban yang ada pada usulan dapat dikatakan diterima karena berada dibawah nilai berat beban maksimum yang diperbolehkan. c.

PENGERTIAN GREEN CITY

BAB 6 KESIMPULAN. kebutuhan ruang, dan implementasi desain layout pada fungsi industri sepatu. dalam hunian terhadap transformasi dan kebutuhan ruang.

Penilaian Kriteria Green building pada Gedung Rektorat ITS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

Struktur Arsitektur dalam Objek Rancang Pusat Komunitas Berperilaku Hijau Surabaya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PENGKAJIAN INDIKATOR SOSEKLING BANGUNAN GEDUNG HIJAU (GREEN BUILDING)

Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN

Struktur dan Konstruksi II

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN PEMANFAATAN ENERGI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan, struktur sipil. yang mutlak harus dipenuhi seperti aspek ekonomi dan kemudahan

Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

PROCEEDING Seminar Nasional Fakultas Teknik Sipil Universitas Narotama, Surabaya, 28 Februari 2015 ISBN: 978-602-72437-1-2 PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR AIR INFLATED GREENHOUSE M. Ikhsan Setiawan 1, Hery Budiyanto 2, Koespiadi 3 1 M. Ikhsan Setiawan, Universitas Narotama, ikhsan.setiawan@narotama.ac.id 2 Hery Budiyanto, Universitas Merdeka Malang, budiyantohery@yahoo.com 3 Koespiadi, Universitas Narotama, koespiadi@narotama.ac.id ABSTRAK Pertanian Perkotaan (Urban Farming) adalah bertani dengan memanfaatkan lahan sempit atau intensifikasi lahan, guna memenuhi kebutuhan sayuran dan buah segar sehari-hari bagi masyarakat pemukiman/perumahan di perkotaan. Teknologi Air Inflated Structure sebagai fasilitas pendukung peningkatan produksi Pertanian Perkotaan, dengan sistem portabel Greenhouse dapat dibangun serta dipindahkan ke lokasi tertentu secara mudah, aman, cepat, bahan struktur ringan (0,55mm PVC Terpaulin) sehingga produk Pertanian Perkotaan semakin dekat dengan konsumen pemukiman di Perkotaan, dampaknya harga semakin murah namun berkualitas. Tujuan Penelitian adalah merencanakan, membuat dan menguji protitipe tenda Air Inflated Structure sebagai fasilitas Urban Farming guna memenuhi aspek kekuatan, kecepatan, efektifitas dan kenyamanan Greenhouse. Metode Penelitian menggunakan Metode Eksperimen, diawali dengan perancangan, pembuatan dan pengujian prototipe tenda meliputi (1) uji kekuatan dan ketahanan bahan terhadap cuaca (2) uji meterial yang paling efektif guna komponen struktur (3) uji kecepatan pembuatan, pengangkutan, perakitan, pemasangan, pembongkaran (4) uji kenyamanan. Pengujian dilakukan di Lab Universitas Narotama dan Lab Universitas Merdeka Malang, terbukti memberikan hasil yang handal dan memuaskan meliputi kuat uji tarik hingga 218,3 kg, daya tahan bahan hingga >70 0 C, kecepatan instalasi pemasangan dan pembongkaran menjadi lebih efektif dan efisien serta kenyamanan dalam ruangan suhu maksimum 35 0 C. Kata Kunci : Air Inflated Structure, Urban Farming, Greenhouse 1. PENDAHULUAN FAO (Food and Agriculture Organization) menjelaskan Pertanian Perkotaan sebagai industri yang memproduksi, memproses, dan memasarkan produk pertanian, terutama memenuhi permintaan harian konsumen di dalam perkotaan, dengan metode produksi intensif, memanfaatkan dan mendaur ulang sumber daya dan limbah perkotaan untuk menghasilkan beragam tanaman kebutuhan pangan masyarakat Perkotaan (Smit, J, A. Ratta, J. Nasr, 1996). Council on Agriculture, Science and Technology (CAST) menyatakan Pertanian Perkotaan mencakup aspek kesehatan lingkungan, remediasi, dan rekreasi (Butler, L, Moronek, D.M, 2002). Di berbagai kota, Pertanian Perkotaan menjadi pendukung aspek keindahan kota dan kelayakan penggunaan tata ruang yang berkelanjutan. Pertanian Perkotaan juga dilakukan untuk meningkatkan pendapatan atau aktivitas memproduksi bahan pangan untuk dikonsumsi keluarga, dan di beberapa tempat dilakukan untuk tujuan rekreasi dan relaksasi (Fraser, Evan D.G, 2002). Pertanian Perkotaan memberikan hasil yang optimal dengan fasilitas Greenhouse dan teknologi Hidroponik. Greenhouse meningkatkan perlindungan tanaman dari intensitas

hujan, sinar matahari dan iklim mikro, serta mengoptimalkan pemeliharaan tanaman, pemupukan dan irigasi mikro, sehingga mampu meningkatkan produksi sayuran, buah dan bunga yang berkualitas tanpa tergantung dengan musim (G. Thiyagarajan, R. Umadevi & K. Ramesh, 2007). Greenhouse semakin mudah dengan teknologi Air Inflated Structure yang dapat memenuhi syarat kekuatan, kenyamanan dalam ruang dan kecepatan dalam pembangunan Greenhouse tersebut. Bahan membran Air Inflated Structure dapat tahan terhadap cuaca hingga lebih dari 10 tahun, bergantung kepada jenis bahan coatingnya (Ikhsan, M, 2014). Terdapat 5 aspek utama yang menjadi masalah dalam penelitian ini, yaitu: a. Perancangan dan desain air inflated structure. b. Pembuatan prototipe bangunan air inflated structure dilanjutkan uji material bangunan c. Kecepatan dan efektivitas dalam proses pengangkutan, perakitan, pemasangan serta pembongkaran bangunan air inflated structure. d. Tingkat kenyamanan termal dalam bangunan air inflated structure. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalahmasalah sebagai berikut a. Bagaimana perancangan dan desain air inflated structure? b. Bagaimana pembuatan prototipe air inflated structure dilanjutkan uji material bangunan? c. Bagaimana kecepatan dan efektivitas dalam proses pengangkutan, perakitan, pemasangan serta pembongkaran air inflated structure? d. Bagaimana tingkat kenyamanan termal dalam air inflated structure? Penelitian ini difokuskan pada beberapa kajian sebagai berikut: a. Perancangan serta pembuatan sistem dan komponen bangunan air inflated structure b. Pembuatan prototipe air inflated structure c. Uji laboratorium bangunan air inflated structure d. Peningkatkan kecepatan dan efektivitas dalam pembuatan, pengangkutan, perakitan, pemasangan serta pembongkaran bangunan air inflated structure e. Peningkatkan kenyamanan termal bangunan air inflated structure Gambar 1. Greenhouse dan alat pendukungnya Sumber: greenestcity.ca

2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimental berupa pembuatan prototipe struktur, melakukan aplikasi uji coba terhadap berbagai variabel, antara lain pengujian pengaruh bahan membran terhadap berbagai kondisi cuaca (variabel kekuatan bahan struktur terhadap sinar matahari, dan hujan), pengujian terhadap variabel berbagai jenis sambungan dan variabel kenyamanan termal bagi orang yang menempatinya. Pelaksanaan penelitian diawali dengan kajian literatur kemudian pembuatan desain (bentuk struktur, pola dasar lembaran membran, komponen dan elemen struktur) yang dilaksanakan di Lab. Komputer, dilanjutkan perancangan dan pembuatan prototipe struktur dengan skala dengan pilihan bahan dan sistem sambungan yang paling efisien. Prototipe ini diuji (selama 1 bulan) terutama aspek kenyamanan Penelitian dan pengujian terhadap sistem struktur pneumatik, antara lain dalam uji model struktur pneumatik pada tahun 1992 telah dilakukan dalam paper Kajian dan Perancangan Bangunan dengan Konsep Struktur Pneumatik yang Ditekankan pada Aspek Teknik dan Metoda Konstruksi, Kasus Studi: Struktur Atap Pneumatik Membran Tunggal yang Ditumpu Udara pada Gedung Olah Raga (Budiyanto, 1992). Eksperimen model struktur diperlukan untuk mengetahui perilaku struktur sesungguhnya (prototipe) dengan menggunakan replika (model) struktur yang skalanya lebih kecil. Salah satu rekomendasi penelitian tersebut adalah struktur pneumatik memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan struktur bangunan konvensional, yaitu investasi awal lebih murah, kecepatan dan kemudahan pembangunan, pemeliharaan mudah, elemen struktur dapat dilipat (ringkas) sehingga dapat disimpan dalam gudang dengan ukuran 3x3 m2. Eksperimen dilanjutkan dengan Penelitian Hibah Bersaing DIKTI Tahun 2008-2010 yang menghasilkan prototipe struktur pneumatik yang ditumpu oleh udara. Prototipe ini dapat dibangun hanya dalam waktu 30 menit, bangunan seluas 150 m2 siap menampung 50 orang. Kelemahan dari prototipe ini adalah penggunaan pintu rigid yang harus kedap udara sehingga menyulitkan penduduk yang relative awam untuk membiasakan diri keluar masuk dari tenda gelembung. Hasil riset Purwanto yang dituangkan dalam tulisan berjudul Perkembangan Struktur Pneumatik Memperkaya Desain Arsitektur (Purwanto, 2000) menyampaikan kemungkinan penerapan dan pengembangan struktur pneumatic di Indonesia, antara lain kondisi iklim di Indonesia, terutama masalah angin, bukanlah masalah yang berarti dan dapat diperhitungkan dengan perhitungan tekanan dalam struktur pneumatik. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan struktur pneumatik di Indonesia, antara lain perilaku, kondisi sosial masyarakat Indonesia perlu ditingkatkan terutama dalam pemeliharaan bangunan. Aspek keisengan masyarakat dalam memandang dan memperlakukan bangunan/fasilitas umum sering menimbulkan kerusakan. Namun, masyarakat perlu dibiasakan dan dikenalkan dengan sistem struktur baru ini sehingga dapat belajar pada satu kondisi, bentuk, perilaku atau peradaban baru. Alain Chassagnoux dan kawan-kawan dalam Teaching of Morphology (Chassagnoux et.al., 2002) menjelaskan bahwa untuk mempelajari bentuk-bentuk arsitektur kontemporer yang menggunakan struktur non-konvensional. Para dosen bisa mengajak mahasiswa untuk melakukan eksperimen model sehingga mendapatkan pengalaman membentuk bangunan menggunakan elemen/komponen yang dirancang sendiri oleh mahasiswa. Dengan studi bentuk bangunan melalui studi geometri dan sains akan memberikan pengalaman pembentukan struktur bangunan yang sulit dilakukan dan hiperhitungkan secara matematis. Pertanian Perkotaan memunculkan komunitas seperti "foodies", "locavores", "organic growers" yang berfungsi sebagai sarana berbagi informasi dan fasilitas jual beli produk

setempat, sehingga mendatangkan penghasilan, mengurangi risiko pestisida dan bahan kimia berlebih dalam konsumsi masyarakat, sehingga meningkatkan ketahanan pangan, karena mendekatkan jarak antara produsen dan konsumen sehingga bahan pengawet dan proses tambahan tidak dibutuhkan. Hal ini membuat konsumen mendapatkan jaminan bahan pangan yang didapatkan begitu segar (Thornton, A, 2011). Studi memperlihatkan bahwa dengan berpindah dari bahan pangan yang ditumbuhkan secara lokal dapat menghemat emisi dari transportasi bahan makanan sebanyak 50.000 metrik ton karbon dioksida, yang setara dengan menghilangkan 16.191 mobil dari jalan. Sebagai dampak berkurangnya penggunaan energi, jejak karbon dari suatu kota akibat usaha Pertanian Perkotaan juga berkurang. (Xuereb, M, 2005), (Delta Institute, 2013). Teknologi Air Inflated Structure Greenhouse dalam Pertanian Perkotaan memenuhi syarat kekuatan, kenyamanan dalam ruang dan kecepatan dalam pembangunannya, bahan membran Air Inflated Structure dapat tahan terhadap cuaca hingga lebih dari 10 tahun, bergantung kepada jenis bahan coatingnya (Ikhsan, M, 2014). Tabel 1. Variabel Dan Uji Penelitian Variabel Cara Pengujian Alat Uji a. Kekuatan dan ketahanan bahan membran struktur Pemilihan jenis bahan membran yang paling kuat dan tahan uji kekuatan bahan uji ketahanan terhadap cuaca Uji tarik >100 kg Uji bakar >70% b. Efisiensi Sistem dan Komponen Struktur c. Kecepatan proses pengangkutan, perakitan, pemasangan, pembongkaran Pemilihan terhadap berbagai katagori untuk mendapatkan yang paling efektif. Komponen struktur Jenis sambungan Waktu dan sistem pembuatan Waktu dan sistem pengangkutan Waktu dan sistem perakitan Waktu dan sistem pemasangan Waktu dan sistem pembongkaran Kualitatif: Memperhatikan kemudahan dan efisiensi dalam membuat dan memasang Stopwatch d. Kondisi termal bangunan dan kenyamanan termal pengguna bangunan Meneliti kondisi bangunan tenda sebelum dan selama dihuni: suhu dan kelembaban di dalam dan luar bangunan Meneliti aspek kenyamanan termal penghuni selama berada di dalam bangunan Termometer

Tabel 2: Tahapan, Luaran, dan Indikator Capaian Penelitian Tahapan Penelitian Luaran Indikator Capaian 2013 Perancangan dan Pembuatan Air Inflated Structure Prototipe Air Inflated Structure 1 unit Prototipe Air Inflated Structure telah dirancang dan dibuat di Lab Universitas 2014 Pengujian Air Inflated Structure Prototipe Air Inflated Structure Narotama 1 unit Prototipe Air Inflated Structure telah diuji di Lab Universitas Merdeka Malang 3. HASIL PENELITIAN Gambar 2. Uji Panas dan Uji Tarik terhadap Material Air Inflated Structure di Lab Gambar 3. Pabrikasi Tenda 21 Hari

Gambar 4. Instalasi 3menit & Pemasangan 3menit Gambar 5. Bongkar 3menit & Packing 3menit Gambar 6. Grafik Suhu Ruangan Air Inflated Structure Desember 2013 Pengujian di Lab Teknik Sipil Univ Narotama Surabaya

Gambar 7. Grafik Suhu Ruangan Air Inflated Structure Juli 2014 Pengujian di Lab Bahan Univ Merdeka Malang 4. KESIMPULAN Bangunan Air Inflated Structure sebagai Greenhouse untuk fungsi Urban Farming sangat sesuai, disebabkan kecepatan, kemudahan dan kenyamanan bangunan struktur tersebut. Terbukti dalam Uji Laboratorium dan Uji Lapangan didapatkan hasil yang handal meliputi kuat uji tarik hingga 218,3 kg, daya tahan material >70 0 C, instalasi 3menit, pemasangan 3menit dan pembongkaran 3menit serta suhu dalam ruangan <35 0 C. Bangunan Air Inflated Structure dapat menjadi prototipe nasional sebagai Greenhouse Urban Farming. Penggunaan bahan tarpaulin dan PVC sangat fleksibel dan kuat sehingga memudahkan proses pengangkutan, pemasangan dan pembongkaran kembali, dalam packaging yang simpel dan mudah digunakan. Namun penggunaan bahan tarpaulin dan PVC pada bangunan air inflated structure memerlukan informasi atau sign agar terhindar dari bahaya kebocoran dan kebakaran akibat barang-barang yang mudah terbakar, kegiatan merokok maupun mengelas didekat area tenda DAFTAR PUSTAKA 1. Budiyanto, Hery (1992) Kajian dan Perancangan Bangunan dengan Konsep Struktur Pneumatik yang Ditekankan pada Aspek Teknik dan Metoda Konstruksi, Kasus Studi: Struktur Atap Pneumatik Membran Tunggal yang Ditumpu Udara pada Gedung Olah Raga, Tesis S2, Institut Teknologi Bandung 2. Budiyanto, Hery (2007) Ujicoba Model Dan Prototipe Tenda Pneumatik Sistem Knock Down Sebagai Bangunan Penampungan Sementara Untuk Korban Bencana, Laporan Penelitian Hibah Kompetisi A2, Teknik Arsitektur Universitas Merdeka Malang 3. Budiyanto, Hery (2010) Pembuatan Tenda Pneumatik Sistem Knock Down Yang Ringkas Dan Cepat Bangun Sebagai Bangunan Penampungan Sementara Untuk Korban Bencana, Laporan Penelitian Hibah Bersaing Tahun 2008-2010, Teknik Arsitektur Universitas Merdeka Malang 4. Butler, L, Moronek, D.M (2002) Urban and Agriculture Communities: Opportunities for Common Ground, Ames, Iowa: Council for Agricultural Science and Technology

5. Chassagnoux, Alain, et.al (2002) Teaching of Morphology, International Journal of Space Structures, Vol.17 No. 2 & 3, Multi Science Publishing Ltd., Brendwood (UK) 6. Delta Institute, Urban Agriculture 7. Dent, Roger N (1971) Principles of Pneumatic Architecture. London: Elsevier Publishing Company 8. Fraser, Evan, D.G (2002) Urban Ecology in Bangkok Thailand: Community Participation, Urban Agriculture and Forestry, Environments 30 (1). 9. G. Thiyagarajan, R. Umadevi & K. Ramesh (2007) Hydroponics, Science Tech Entrepreneur-Water Technology Centre-Tamil Nadu Agricultural University, India 10. Herzog, Thomas (1976) Pneumatic Structures, a handbook for the architect and engineer. London: Crosby Lockwood Staples 11. Ikhsan, M (2014) The Development of Air Inflated Structure as the Facility on Natural Disaster Area, Australian Journal of Basic and Applied Sciences, ISSN 1991-8178, April Issue 2014 12. Intent (2005) Membran Structures. Kortrijk: Intent Inc 13. Itek (2005) Air Cell Technology. Pennsylvania: Inflatable Technology-USA Inc 14. Luchsinger, Rolf H. et.al. (2004) Pressure Indicated Stability: From Pneumatic Structure to Tensairity. Article No.JBE-2004-025, Journal of Bionic Engineering. Vol.1. No.3, hal.141-148, Jilin University - Nanling Campus, Changchun PR China 15. Otto, Frei (1973) Tensile Structures. Cambridge: The MIT Press 16. Purwanto (2000) Perkembangan Struktur Pneumatik Memperkaya Desain Arsitektur. Jurnal Dimensi Vol 28 No. 1, Universitas Kristen Petra, Surabaya 17. Salvadori, Mario (1981) Structural Design in Architecture. New Jersey: Prentice Hall Inc 18. Schodek, Daniel (1980) Structures. New Jersey: Prentice Hall. Inc 19. Schueller, Wolfgang (1983) Horizontal Span Building Structures. New York : John Wiley & Sons 20. Smit, J., A. Ratta, J. Nasr (1996) Urban Agriculture: Food, Jobs, and Sustainable Cities. United Nations Development Programme (UNDP), New York, NY. 21. Sukawi (2011) Struktur Membran dalam Bangunan Bentang Lebar, Jurnal Modul Vol.11 No.1. ISSN:0853-2877, Universitas Diponegoro, Semarang 22. Thornton, A (2011) Food for thought? The potential of urban agriculture in local food production for food security in the South Pacific. In Campbell, H. Rosin, C. and Stock, P. (eds) Dimensions of the Global Food Crisis. London: Earthscan. Pg 200-218. 23. Xuereb, Marc (2005) Food Miles: Environmental Implications of Food Imports to Waterloo Region. Public Health Planner Region of Waterloo Public Health 24. Zuhri, Syaifudin (2010) Dasar-dasar Tektonik: Arsitektur dan Struktur. Klaten: Yayasan Humaniora