1. Pendahuluan EFEKTIVITAS PELATIHAN PENGELOLAAN MODAL SOSIAL BAGI PEMBERDAYAAN WIRAUSAHAWAN DI WILAYAH KECAMATAN RANCAEKEK

dokumen-dokumen yang mirip
KEWIRAUSAHAAN. Merancang Strategi Pemasaran. Modul ke: DAFTAR PUSTAKA AKHIRI PRESENTASI STRATEGI PEMASARAN. 12Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

1. Pendahuluan PELATIHAN PARENTING (KOMUNIKASI PENGASUHAN ANAK USIA DINI) BAGI ORANGTUA, PENDIDIK DAN KADER PKK DI DESA NAGROG CICALENGKA

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran

1. Pendahuluan. Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung

PELATIHAN KETERAMPILAN MEMPRODUKSI FABRIC ACCESSORIESUNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN EKONOMI KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan produk yang sejenis di pasaran. Pasar yang berfungsi dengan

PERAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA KONFLIK ORGANISASI

MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN KOMPETENSI DAN POTENSI KEWIRAUSAHAAN

EFEKTIVITAS PROMOSI ONLINE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. DIY, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Yurika Permanasari, 2 Onoy Rohaeni

Daftar Pustaka. Alma, Buchari Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alvabeta.

BAB I PENDAHULUAN. 2006, hal Hermawan Kartajaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, Mizan, Bandung,

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK MELALUI USAHA KERUPUK LIDAH BUAYA DI DESA KEMANTREN KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

Bab I Mendefinisikan Pemasaran untuk Abad ke- 21

Kotler Keller. Marketing Management. Donald Picauly, S.E., M.M.

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

Program Kreativitas Mahasiswa

Konsepsi Dasar Kewirausahaan

MENGKOMUNIKASIKAN NILAI. By Swasta Priambada

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI ANAK ASUH PANTI ASUHAN PUTRI KHOIRUNNISA BERBAH SLEMAN YOGYAKARTA

RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH CIRI UNIVERSITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu menciptakan peserta didik yang tidak hanya berprestasi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T

Kewirausahaan I. Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komputer

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SIKAP TERHADAP KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA KELAS XII SEKOLAH SETINGKAT SMA DI KECAMATAN JATINANGOR SRI AYU NUR HASANAH ABSTRACT

BAB II URAIAN TEORITIS. lebih dari lima puluh orang. Usaha kecil memiliki ciri-ciri: (1) manajemen

METODE DAN MEDIA SOSIALISASI AKUNTANSI PADA UKM DI KOTA PALEMBANG

Hubungan Word Of Mouth Mrfoodjournal Dengan Keputusan Pembelian Mie Merapi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu bangsa yang sedang berkembang. Kemajuan atau

KOMPETENSI KEPEMIMPINAN WIRAUSAHAWAN. (Studi kasus pada lulusan Akademi Pimpinan Perusahaan, Jakarta tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN. program mengkampanyekan dan mempromosikan proyek sosial dan secara

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DOSEN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Ditengah persaingan antar merek dan produk yang terjadi pada saat

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

Bisma, Vol 1. No. 10, Februari 2017 PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP LOYALITAS NASABAH TABUNGAN BISNIS PADA PT BANK PANIN, Tbk. CABANG UTAMA PONTIANAK

Sistem Informasi Pemasaran, Lingkungan Makro Pemasaran, Sistem Riset Pemasaran dan Proses Riset Pemasaran

Dasar-dasar Manajemen dan Kepemimpinan

1. Pendahuluan PENYULUHAN TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS KELUARGA DI DESA TANJUNGWANGI

BAB IV PENUTUP. Dari analisis dan interpretasi data dapat disimpulkan hal-hal sebagai. informasi dengan kemampuan respon pelanggan di Frappio

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN:

KOMUNIKASI PEMASARAN KLASTER LOGAM DESA TUMANG. Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

PANDUAN SURVEI LAPANGAN KKN TEMATIK TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu aktivitas yang sangat mendasar didalam. kehidupan manusia sehari-hari. Dengan komunikasi manusia dapat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KISI-KISI MATERI MANAJEMEN PEMASARAN

PENGARUH PELAKSANAAN DISTRIBUSI GUNA MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN (Studi pada CV Percetakan Putri Mandiri Surabaya) Ach.

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 KEBIJAKAN PEMASARAN PADA PRODUK TENSI METER DIGITAL OMRON DI PT MEDIKA RAYA ALKESINDO PONTIANAK

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. kesimpulan yang diuraikan sebagai berikut bahwa : Pembelian perlengkapan skateboard di Noon Boardshop Surabaya.

PENGARUH WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN KARTU SELULER PRABAYAR IM3 (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo)

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan setiap peluang untuk sukses. Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa

PENGARUH VARIABEL RETAIL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RITA PASARAYA KEBUMEN. Oleh: Didik Darmanto Manajemen

Merancang Strategi Pemasaran

I. PENDAHULUAN. Salah satu strategi pemasaran yang efektif yaitu melalui promosi. Promosi merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang

BAB I. Pendahuluan. dengan cara yang efektif dan efisien melalui Planning (menentukan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mendunia dan tidak berbatas atau tak mengenal batas wilayah. Globalisasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses kehidupan manusia dimulai dari usia anak menuju usia remaja,

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada kondisi perekonomian di Indonesia. Belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. Telkomsel memilih perwakilan individu dari khalayak yang telah dipercaya

: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M

BAB I PENDAHULUAN. logika itu unit bisnis diharapkan bisa mencapai sasaran sasaran. hubungannya dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian

Penggunaan Internet sebagai Sarana Wirausaha dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Malaka Jaya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Paradigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan

R. R Dinar Soelistyowati

BAB I PENDAHULUAN. penyebarluasan suatu produk atau jasa kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus pada Toko Tas Henny Jalan Daleum Kaum Pasar Kota Kembang Bandung)

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PERILAKU KONSUMEN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKET LAYANAN DATA INTERNET UNLIMITED CDMA SMARTFREN

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Hargo Utomo. Manajemen Pemasaran.Penerbit Gunadarma. Jakarta. 1993, hlm. 39

MENDEFINISIKAN PEMASARAN ABAD 21. Oleh: DIANA MA RIFAH

Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

KARAKTERISTIK DAN KETERAMPILAN HIDUP MENJADI WIRAUSAHA PADA MAHASISWA UPN VETERAN JAWA TIMUR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. lagi ragam kerajinan yang dihasilkan oleh home industri ini. 1

PROFIL MATHEMATIC TEACHERPRENEUR PADA MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA. Martyana Prihaswati 1), Andari Puji Astuti 2)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) UNIVERSITAS DIPONEGORO

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER

Analisis Pengembangan Produk Untuk Meningkatkan Volume Penjualan Pupuk ABSTRAK

KAJIAN MODEL BISNIS CENTER DI SMK DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN ENTREPRENEUR MUDA INDONESIA ABSTRAKS (Laporan Persentasi Ke 2)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan terhadap produk membership Celebrity Fitness

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PROMOSI DALAM KETERTARIKAN WISATAWAN (WISNUS) DI KOTA SUNGAILIAT PULAU BANGKA

BAB IV PENUTUP. Dari analisis data hasil temuan lapangan dan interpretasi data berdasarkan

!2 konteks inovasi atas produk/jasa, membuka lapangan kerja baru, kemampuan menganalisa dan melihat peluang serta menjalankan bisnis yang baru pada su

KAJIAN POTENSI KEWIRAUSAHAAN PADA PEMUDA DI KOTA SURAKARTA Oleh : Susantiningrum, S.Pd., SE., M.AB

Transkripsi:

Prosiding SNaPP2014 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 EISSN 2303-2472 EFEKTIVITAS PELATIHAN PENGELOLAAN MODAL SOSIAL BAGI PEMBERDAYAAN WIRAUSAHAWAN DI WILAYAH KECAMATAN RANCAEKEK 1 Ani Yuningsih, 2 Maman Suherman, 3 Nani Sunarsih, dan 4 Susilo Setiyawan 1,2,3 Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Bandung, Jl Tamansari No 1 Bandung 4 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No 1 Bandung e-mail: 1 yuningsihani@yahoo.com; 2 mansu_31@yahoo.co.id; 3 Nanisunarsih49@yahoo.com; 4 abi_aufa@yahoo.co.id Abstrak. Masyarakat di wilayah kecamatan Rancaekek, memiliki kondisi dan karakteristik sosial yang unik, karena lokasinya berdekatan dengan perkotaan, namun termasuk wilayah pedesaan yang masih agak tertinggal dalam hal kemampuan pemberdayaan masyarakatnya. Modal sosial dan lingkungan yang terdapat di wilayah ini potensial untuk meningkatkan kesejahteraan warganya, namun masih dibutuhkan pembekalan dan pendampingan agar warga dan aparat pemerintahan setempat mampu mengelola dan memanfaatkannya semaksimal mungkin. Berdasarkan analisis situasi tersebut, diberikan Pelatihan dengan tema Pengelolaan Modal Sosial Bagi Wirausahawan di Wilayah Kecamatan Rancaekek sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, Pelatihan dan pemberdayaan dilakukan dengan cara memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat, juga mengasah mental peserta, agar mampu dan terampil memberdayakan dirinya. berwirausaha dan meningkatkan usaha kecil yang telah dirintisnya melalui pemanfaatan modal sosial berupa nilai-nilai kearifan lokal, dan modal lingkungan berupa lahan, kebun, kolam, kios, limbah produksi yang ada di sekitarnya, bagi kesejahteraan diri dan keluarganya.efektivitas pelatihan diukur dengan menggunakan pre-test dan post-test, juga presentasi peserta, observasi dan wawancara atas beberapa kasus wirausahawan. Target khalayak peserta pelatihan adalah pengusaha kecil, pedangan kaki lima dan calon pengusaha serta tokoh masyarakat di kecamatan setempat. Metode penelitian yang digunakan, sebagai evaluasi atas efektivitas pelatihan, adalah metode deskriptif analisis, dengan teknik penarikan sampel total sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang berarti atas kapasitas dan keterampilan komunikasi pemasaran para peserta dalam memberdayakan usaha kecil yang dikelolanya. Artinya kegiatan pelatihan yang diberikan dinyatakan efektif, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Kata kunci: pemberdayaan, modal sosial dan lingkungan, kewirausahaan, komunikasi pemasaran 1. Pendahuluan 1.1 Analisis Situasi Kawasan Rancaekek, hampir setara dengan Jatinangor, merupakan area pengembangan perumahan dan pusat pendidikan, sehingga akivitas sosial-ekonomi di wilayah ini semakin meningkat, seiring banyaknya didirikan kampus perguruan tinggi, dan juga perumahan dan pertokoan. Berdasarkan penjajakan awal di lapangan, kondisi sosial dan ekonomi masyarakat kecamatan Rancaekek, khususnya Desa Bojongloa dan Desa Rancaekek, cukup unik dan masih agak memprihatinkan. Artinya, sebagai salah satu wilayah di Kabupaten Bandung, 135

136 Ani Yuningsih, et al. dan jaraknya cukup dekat dengan Kota Bandung, Rancaekek masih banyak tertinggal kesejahteraan masyarakatnya dibandingkan wilayah lainnya di Kabupaten Bandung. Identifikasi awal juga menunjukkan bahwa modal sosial dan lingkungan yang ada belum dapat dioptimalkan pemanfaatannya oleh masyarakat, karena masih kurangnya keterampilan berwirausaha yang mereka miliki, termasuk keterampilan komunikasi pemasaran dan kreativitas lain yang merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh wirausahawan. Oleh karena itu, di wilayah Rancaekek ini diberikan pelatihan dengan tema : Pelatihan Pengelolaan Modal Sosial Bagi Pemberdayaan Wirausahawan di Wilayah Kecamatan Rancaekek. Setelah diberikan pelatihan kemudian dilakukan penelitian berupa evaluasi atas efektivitas pelatihan bagi para peserta. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian tentang dampak pelatihan ini dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana Efektivitas Pelatihan Pengelolaan Modal Sosial dapat Meningkatkan Pemberdayaan Wirausahawan di Wilayah Rancaekek? 1.3 Identifikasi Masalah 1) Bagaimana Peta modal sosial msyarakat desa di wilayah kecamatan Rancaekek? 2) Bagaimana peningkatan pengetahuan dan keterampilan teknik komunikasi pemasaran para peserta setelah diberi pelatihan? 3) Bagaimana peningkatan keterampilan peserta dalam pengelolaan modal sosial setelah diberi pelatihan? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Memetakan potensi modal sosial masyarakat desa yang ada di wilayah kecamatan Rancaekek 2) Mengetahui peningkatan pengetahuan dan keterampilan teknik komunikasi pemasaran para peserta setelah diberi pelatihan 3) Mengetahui peningkatan keterampilan peserta dalam pengelolaan modal sosial setelah diberi pelatihan 1.5 Urgensi (Keutamaan) Penelitian atas Efektivitas PKM Perlu dilakukan pendekatan persuasif dan edukatif kepada masyarakat di wilayah Rancaekek, agar mereka memahami potensi modal sosial dan lingkungan yang dimiliki daerah atau wilayahnya masing-masing. Pemahaman tersebut akan memotivasi masyarakat agar lebih produktif dan kreatif dalam berwirausaha, sehingga tidak terdapat kesenjangan sosial yang terlalu tinggi antara warga Rancaekek dengan warga Kota Bandung yang posisinya berdekatan. Jika kesenjangan sosial antar masyarakat di wilayah yang berdekatan dibiarkan, tidak segera dijembatani, akan menimbulkan kecemburuan sosial dan konflik sosial, bahkan boleh jadi meningkatkan tindak kriminalitas yang mengganggu keamanan sosial khususnya dan pembangunan pada umumnya. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian untuk mengukur efektivitas kegiatan PKM, agar dapat disusun roadmap program PKM lain yang lebih baik, lebih efektif dan lebih sesuai dengan kondisi nyata di lapangan. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora

2. Kerangka Berfikir Efektivitas Pelatihan Pengelolaan Modal Sosial Bagi... 137 2.1 Tinjauan tentang Komunikasi Komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy, dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, samadi sini maksudnya adalah sama makna. (Effendy, 1993: 11). Artinya komunikasi dapat berlangsung bila adanya kesamaan makna antara penyampai pesan dengan penerima pesan. Kemampuan komunikator dalam berkomunikasi ditentukan dengan kecakapan dan kemampuannya dalam menyampaikan pesan yang dikemas sebaik mungkin agar dapat dimengerti dan dipahami tujuannya atau maknanya oleh komunikan. 2.2 Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar (Sutisna, 2002:267). Konsep yang secara umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan adalah apa yang disebut dengan bauran promosi (promotional mix). Inti dari Pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. American Marketing Association (AMA) menawarkan definisi formal berikut: Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. Karenanya kita memandang manajemen pemasaran (marketing management) sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. (Kotler& Keller, 2009:56). 2.3 Modal Sosial dan Lingkungan Modal sosial adalah nilai kolektif individu yang saling mengenal dan mengetahui apa yang mereka lakukan untuk sesamanya. Posner menyebutkan bahwa modal sosial adalah : Suatu jaringan manusia yang memungkinkan berbagai hal terjadi secara atas komitmen dan kerjasama. Dan pemimpin dapat menciptakan hal-hal yang luar biasa apabila mereka berada tepat ditengah-tengah jaringan masyarakat dan jaringan komputer secara bersamaan (Posner, 2002:xvii). Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. 2.4 Kewirausahaan Kewirausahaan (Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. ISSN 2089-3590, EISSN 2303-2472 Vol 4, No.1, Th, 2014

138 Ani Yuningsih, et al. Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul. 3. Metodologi Penelitian 3.1 Metode Penelitian sebagai Evaluasi Pelatihan Metode penelitian sebagai evaluasi atas efektivitas kegiatan PKM tentang Pelatihan pengelolaan modal sosial bagi wirausahawan di wilayah kecamatan Rancaekek adalah metode deskriptif analisis, dengan menggunakan data kuantitatif melalui kuesioner dan data kualitatif hasil wawancara dan observasi kegiatan komunikasi pemasaran para wirausahawan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pre test dan post test kepada peserta, yang menggunakan indikator-indikator berbasis pada materi pelatihan, dengan menggunakan skala ordinal. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada peserta pelatihan, yang berisi evaluasi atau penilaian keberhasilan pelatihan, meliputi : kredibilitas instruktur; kecukupan waktu; kesesuaian dan ketepatan materi dan metode pelatihan; serta kecukupan sarana dan prasarana pelatihan. Dilakukan juga observasi dan wawancara pada saat konsultasi dan pendampingan 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Objek Penelitian Berbasis Pengabdian Kepada Masyarakat Objek Penelitian adalah khalayak sasaran atau peserta kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM). Dalam hal ini adalah para pengusaha kecil atau wirausahawan di desa Bojongloa kecamatan Rancaekek kabupaten Bandung. Kecamatan Rancaekek adalah salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Bandung Jawa Barat dengan Ibu Kota Soreang. Dengan luas 4.329,50 hektare, jumlah penduduk di Kecamatan Rancaekek berjumlah 160.435 jiwa. Rancaekek memiliki karakteristik penduduk yang cukup unik, karena secara geografis letaknya sangat berdekatan dengan beberapa kecamatan di kota Bandung. Sehingga secara kultural, banyak terinfiltrasi oleh budaya kota (metropolitan), namun secara ekonomis masih belum secara setara. Di Desa Bojongloa kecamatan Rancaekek, tempat penelitian dilakukan, terdapat 4.665 Kepala Keluarga (KK), 16 Rukun Warga (RW) dan 87 Rukun Tetangga.Kondisi wilayah di Desa Bojongloa yaitu berupa dataranrendah dan merupakan kawasan pertanian. Mata pencaharian penduduk di Desa Bojongloa antara lain petani, peternak, pengrajin mebeul, dan beberapa UKM. Desa Bojongloasebagai salah satu desa yang berada di kawasan timur kabupaten Bandung, mengacu pada program pengembangan tata Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora

Efektivitas Pelatihan Pengelolaan Modal Sosial Bagi... 139 kota sebelumnya merupakan wilayah perindustrian, sehingga memiliki berbagai macam industri, dari industri kecil atau rumah tangga, sedang dan besar. Hasil penelitian dari evaluasi pelatihan berupa pre test-nya dapat dilihat pada tabel dan gambar sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Pre Test Pelatihan Teknik Komunikasi Pemasaran dalam Pengelolaan Modal Sosial dan Lingkungan Berbasis Kewirausahaan di Wilayah Kecamatan Rancaekek Total Benar Nilai Jumlah 20 100 0 19 95 0 18 90 0 17 85 0 16 80 3 15 75 1 14 70 0 13 65 0 12 60 2 11 55 2 <10 50 17 Total responden 25 Sumber: Hasil Evaluasi Pelatihan (2014) Setelah mendapatkan materi pelatihan, peserta kemudian diberikan tes kembali, yakni post test dengan item pertanyaan yang sama. Adapun hasil post test-nya dapat dilihat pada tabel dan gambar sebagai berikut : ISSN 2089-3590, EISSN 2303-2472 Vol 4, No.1, Th, 2014

140 Ani Yuningsih, et al. Tabel 2. Hasil Post Test Pelatihan Teknik Komunikasi Pemasaran dalam Pengelolaan Modal Sosial dan Lingkungan Berbasis Kewirausahaandi Wilayah Kecamatan Rancaekek Total Benar Nilai Jumlah 20 100 1 19 95 2 18 90 1 17 85 1 16 80 2 15 75 3 14 70 4 13 65 3 12 60 8 11 55 0 10 50 0 Total responden 25 Sumber: Hasil Evaluasi Pelatihan (2014) Berdasarkan tabel tersebut terlihat adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang signifikan dari para peserta. Artinya kegiatan PKM berupa pelatihan dan pendampingan untuk pemberdayaan para wirausahawan efektif. Tujuan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta tercapai. Terdapat peningkatan skor yang cukup tinggi atas berbagi materi pelatihan yang sudah diterima peserta. Nilai total skor 85 sampai dengan 100 pada pre test berjumlah 0 peserta. Sedangkan pada post-test terdapat 4 peserta yang memperoleh nilai skor sangat tinggi. Demikian juga pada total skor sedang dan rendah, terdapat perbedaan skor yang berarti, yang menunjukkan efektivitas pelatihan. Secara kualitatif berdasarkan wawancara dan observasi dalam simulasi, juga diperoleh data bahwa para peserta pelatihan memiliki motivasi yang lebih kuat untuk memajukan usahanya, dan memiliki keterampilan untuk berkomunikasi pemasaran lebih baik dari sebelumnya. Demikian juga komunikasi untuk memanfaatkan modal sosial dan lingkungannya, peserta mulai menyadari potensi yang ada disekitarnya untuk diakses dan dimanfaatkan secara sinergi satu sama lain. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora

5. Kesimpulan dan Saran Efektivitas Pelatihan Pengelolaan Modal Sosial Bagi... 141 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian berbasis evaluasi kegiatan pelatihan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Peserta pelatihan memperoleh dan memahami peta potensi modal sosial yang dimiliki desa dan lingkungannya di wilayah kecamatan Rancaekek 2) Peserta pelatihan meningkat secara signifikan pengetahuan dan keterampilan teknik komunikasi pemasaran setelah diberi pelatihan 3) Terdapat peningkatan keterampilan peserta dalam pengelolaan modal sosial setelah diberi pelatihan 5.2 Saran : 1) Kegiatan pelatihan khususnya mengenai pengelolaan modal sosial bagi wirausahawan ini sebaiknya dapat dilaksanakan tidak hanya di Desa Bojongloa, tetapi juga di desa lainnya dikarenakan pelatihan sejenis ini sangat dibutuhkan dan terbukti efektif. 2) Kelanjutan kegiatan pelatihan berupa pendampingan terutama untuk pengelolaan modal sosial yang ada, seperti potensi jaringan sosial dan kerjasama dan juga sumber dana dari institusi terkait yang ada di lingkungannya, misalnya : koperasi, bank, dan industri terkait, sangat dibutuhkan oleh para peserta mengingat rendahnya kemampuan peserta dalam mengakses modal ekonomi terkait. 3) Tempat pelatihan di desa-desa yang representatif (memadai) masih sulit ditemukan, sehingga disarankan adanya pembangunan balai desa yang juga menyediakan sarana dan prasaran lengkap dengan fasilitasnya untuk keperluan sejenis. 4) Khusus para pedagang kaki lima, selain pelatihan kewirasusahaan, mereka juga membutuhkan pelatihan manajemen berorganisasi, agar mampu membangun kerjasama satu sama lain, dan mampu membangun koperasi untuk lebih memberdayakan kegiatan usaha mereka. Daftar Pustaka Anoraga, P., dan Soegiastuti, J. 1996.Pengantar Bisnis Modern; Kajian Dasar Manajemen Perusahaan. Jakarta: Pustaka Jaya. Baird, L.S., Post, J.E. dan Mahon, J.F. 1990.Management; Functions and Responsibilities. New York: Harper & Row, Publishers. Effendy, Onong Uchjana. 1993.Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Griffin, R.E dan Ebert, R.J. 1989. Business. New Jersey: Prentice Hall Harper, S.C. 1991.Starting Your Own Busniess. New York: McGraw-Hill ISSN 2089-3590, EISSN 2303-2472 Vol 4, No.1, Th, 2014

142 Ani Yuningsih, et al. Hisrich, Robert D, Peters, Michael P, dan Sheperd, Dean A. 2008. Kewirausahaan. New York: McGraw-Hill, Penerbit Salemba Empat. Kotler, Phillip & Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid II, Alih Bahasa Bob Sabran. Jakarta: Erlangga. Meredith, et.al., Geoffrey. 1996. Kewirausahaan Teori dan Praktik Seri Manajemen No. 97, Alih Bahasa Andre Asparsayogi. Jakarta: PT. Ikrar Mandiri Abadi. Mulyana, Deddy. 2001.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Kementerian Lingkungan Hidup. 2002. Himpunan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Lingkungan. Jakarta. Mutis, T. 1995.Kewirausahaan yang Berproses. Jakarta: Grasindo Posner, Kouzes. 2002. Leadership The Challenge: Tantangan Kepemimpinan Edisi 3, Alih Bahasa Revyani Sjahrial. Jakarta: Erlangga. Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Yusuf, Nasrullah. 2006.Wirausaha dan Usaha Kecil. Jakarta: ModulPTKPNF Depdiknas. Sumber lain : 1. id.wikipedia.org/wiki/rancaekek,_bandung 2. Perpres No. 10 Tahun 2013 3. www.bandungkab.go.id 4. Website Pusat Informasi Rancaekek 5. Monografi Desa Bojongloa Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora