BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Tentang Peran Religiusitas dalam Meningkatkan Kinerja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan persyaratan dalam perusahaan, dan juga harus mampu menjalankan

BAB II LANDASAN TEORI. memperbaiki kinerja karyawan yang bekerja di dalamnya dan dengan. mengembangkan kemampuan tim dan kontributor individu.

BAB I PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang menata bagaimana cara berhubungan antara. mengabdi kepada Allah. Dengan mengamalkan ajaran agama, itu

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BRI Cabang Limboto, samping kiri kantor Urusan Agama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada

BAB IV ANALISIS PERANAN KEGIATAN SPIRITUAL DALAM PENCAPAIAN PRESTASI KERJA

Lampiran 1 Kuesioner Uji Coba Persepsi Sukses Polisi. Jakarta, Januari 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pendidikan yang baik akan sangat berpengaruh dari generasi ke generasi

BAB IV ANALISA TERHADAP PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU BAITUS SALAM KOTA

MODUL MATERI INTI 1 ETIKA PELAYANAN KESEHATAN HAJI

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

PANDUAN PKBR Pengertian Fungsi PKBR Tujuan PKBR

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI FAKULTAS DAKWAH IAIN AR-RANIRY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi kinerja instansi adalah keunggulan pada bidang sumber daya manusia.

MANAJEMEN OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pengaruh kesetaraan jender, disiplin kerja, dan pengalaman kerja secara simultan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia

PERATURAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 62 TAHUN 2015

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengadaan barang dan jasa pada suatu badan usaha dan perusahaan. Proses

BAB IV ANALISAS ETOS KERJA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR Nomor : 12/Kpts/SM.140/J.4.5/IV/2013

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian,

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

BAB I PENDAHULUAN. maksimal dengan melihat kualitas dan kuantitas pekerjaan mereka. karena Allah SWT. Dengan bekerja, individu bisa memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia-manusia yang dapat didayagunakan oleh organisasi. 1

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBEDAAN MOTIVASI MENGEMBANGKAN KARIR ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT PADA KARYAWAN. Skripsi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

No. Dok. : PD II/DI/004/AKBID YLPP KODE ETIK PEGAWAI AKADEMI KEBIDANAN YLPP PURWOKERTO JL. K.H. WAHID HASYIM NO. 274 A PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

Ice breaking Kontrak perkuliahan Pembentukan kelompok Rancangan pembelanjaran Pendahuluan : Etika dan Sikap profesional sarjana pemberian tugas-tugas.

Subsistem Manajemen Tenaga Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

BAB l PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Melalui upaya pendidikan Islam, nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam dapat

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut Ruky (2004:14-15), istilah kinerja atau prestasi sendiri

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

SS = Sangat Setuju (Skor 4) S = Setuju (Skor3) TS = Tidak Setuju (skor 2) STS = Sangat Tidak Setuju (Skor 1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, terkandung

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

BAB IV PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kinerja Karyawan BMT At-Taqwa Muhammadiyah Padang. sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya.

Bab 2 DESAIN PEKERJAAN DAN PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

PROFESSIONAL IMAGE. Budaya Kerja Humas yang Efektif. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain yang melaksanakan aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuanya.

Nama : Eko Darma Satrio. Nim : : Sistem Informasi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yakni Al-Qur`an dan Hadits yang di dalamnya. Akhlak dalam Islam merupakan salah satu aspek yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. maupun swasta memegang peranan yang sangat dominan. Berhasil atau. sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. yang tersedia. Manajemen sumber daya manusia secara sederhana dapat diartikan. daya manusia secara optimal dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan (PAG) Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kerja sama dilakukan dalam melaksanakan berbagai aktivitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan inti dari sifat biologis, kognitif, dan aturan-aturan sosial.

KESADARAN, LINGKUNGAN, DAN BUDAYA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan salah satu masa dalam rentang kehidupan

KOMPETENSI LULUSAN PROGRAM STUDI AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini tidak sekedar berjalan sangat cepat tetapi bersifat tidak pasti. Tipe-tipe

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 13 : Rekapitulasi angket indikator variabel y pengalaman religiusitas santri BAB I PENDAHULUAN

TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektivitas dan keberhasilan organisasi (Yulk, 2005: 4). Kepemimpinan didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia mulai diperkenalkan sebagai suatu pendekatan baru. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KEBERAGAMAAN SANTRI PONDOK PESANTREN SALAFIYYAH AL MUNAWIR GEMAH PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Tentang Peran Religiusitas dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di LMI Nilai-nilai dalam etika kerja Islami berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Nilai-nilai dalam etika kerja Islami mengandung tuntunan dan pedoman bagi setiap orang dalam menjalankan tugas atau pekerjaannya. Dalam terminologi Islam, bekerja memiliki dua dimensi yang penting yaitu dimensi duniawi dan dimensi ibadah. Bekerja bukan semata-mata sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup secara layak namun lebih daripada itu bekerja merupakan kegiatan ibadah yang mendatangkan pahala dan kebaikan baik di dunia maupun akhirat kelak. Hal ini sejalan dengan dengan Syafiq dan Achmad yang menyatakan bahwa bekerja merupakan perbuatan yang sarat dengan nilai-nilai religius. Etika kerja Islami menganjurkan setiap orang untuk bekerja dengan sungguh-sungguh, jujur dalam menjalankan tugas dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap profesi yang dijalaninya. 98 Nilai-nilai dalam etika kerja islami tercermin dalam kepribadian karyawan Lembaga manajemen Infaq. Kemampuan seseorang untuk mengenali atau memahami nilai agama yang terletak pada nilai-nilai luhurnya serta menjadikan nilai-nilai dalam bersikap dan bertingkah laku merupakan ciri dari kematangan beragama. Religiusitas terlihat 98 Syafiq M. H. dan A. Sobirin, Relevansi Ajaran Agama Dalam Aktifitas Ekonomi, Prosiding Simposium Nasional I Sistem Ekonomi Islam, hlm. 82. 82

83 dari kemampuan seseorang untuk memahami, menghayati serta mengaplikasikan nilai-nilai luhur agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari. Ia menganut suatu agama karena menurut keyakinannya agama tersebut adalah yang terbaik. Karena itu, ia berusaha menjadi penganut yang baik. Keyakinannya itu ditampilkannya dalam sikap dan tingkah laku keagamaan yang mencerminkan ketaatan terhadap agamanya. Bagi seorang muslim, religiusitas dapat diketahui dari seberapa jauh pengetahuan, keyakinan, pelaksanaan dan penghayatan atas agama Islam. Religiusitas dalam Islam menyangkut 5 hal yakni aqidah, ibadah, amal, akhlak (ihsan) dan pengetahuan. Aqidah menyangkut keyakinan kepada Allah, Malaikat, Rasul dan seterusnya. Ibadah menyangkut pelaksanaan hubungan antar manusia dengan Allah. Amal menyangkut pelaksanaan hubungan manusia dengan sesama makhluk. Akhlak merujuk pada spontanitas tanggapan atau perilaku seseorang atau rangsangan yang hadir padanya, sementara ihsan merujuk pada situasi dimana seseorang merasa dekat dengan Allah. Ihsan merupakan bagian dari akhlak, apabila akhlak positif seseorang mencapai tingkatan yang optimal, maka ia akan memperoleh berbagai pengalaman dan penghayatan keagamaan. Ilmu merupakan pengetahuan keagamaan. 99 Keagamaan atau religiusitas memiliki peran yang penting dalam membentuk kepribadian karyawan hal ini didasari dari pengetahuan agama yang dimiliki karyawan dapat membimbing seseorang untuk berperilaku sesuai dengan ajaran agama islam. Agama mempunyai peranan penting dalam pembinaan kepribadian 99 Suroso dan Mucharam, Mengembangkan Kreativitas dalam Perspektif Psikologi Islam, (Yogyakarta: Menara Kudus, 2002), hlm. 71-73.

84 apalagi jika seseorang dihadapkan pada suatu dilemma, ia akan menggunakan pertimbangan-pertimbangan berdasarkan nilai-nilai moral yang datang dari agama. Jadi dimanapun dan dalam situasi apapun seseorang akan tetap memegang prinsip atau nilai agama yang tertanam dalam hati nuraninya. Sehingga nilai-nilai yang sudah tertanam dalam hati nurani seseorang mampu menuntun semua perilaku seseorang. Religiusitas karyawan LMI dapat dilihat dari rutinitas praktik ibadah yang diterapkan atau dilaksanakan oleh karyawan. Selain itu kegiatan-kegiatan secara rohaniah dan batiniah seperti kegiatan pengajian rutin, hafalan Al-Qu an, i tikaf bersama dengan anak-anak dari rumah tahfidz. 100 Peran religiusitas dalam meningkatkan kinerja karyawan juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Sandi yang mengatakan bahwa ajaran agama dapat mempengaruhi hasil pencapaian seseorang dalam usaha (achievement). Nilainilai keagamaan yang telah tertanam di dalam jiwa personel untuk meningkatkan kinerja di masyarakat yaitu bekerja dengan niat ikhlas, jujur, amanah, tanggung jawab, dan adil. 101 Dalam Lembaga Manajemen Infaq karyawan diberikan pemahaman terkait praktik kinerja yang sesuai berdasarkan syariat islam. Pemahaman tersebut diberikan dalam pelatihan kinerja karyawan, seperti pelatihan karyawan sebelum terjun langsung melayani donatur, ini dimaksudkan agar karyawan dapat melaksanakan pekerjaanya sesuai prosedur yang berlaku dalam lembaga. Bagi 100 Dirangkum dari Hasil wawancara dengan Ibu Sofia selaku Pimpinan di LMI Cabang Blitar, tanggal 27 Juli 2017. 101 Muhammad Sandi Rosyadi, Peran Agama dalam Peningkatan Kinerja Kepolisian (Studi Kasus Mapolda Kalimantan Selatan), Skripsi, (Banjarmasin: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari Banjarmasin), Tahun 2015.

85 karyawan baru diadakan pelatihan untuk memberikan pengetahuan terkait praktik kinerja yang sesuai berdasarkan syariat misalnya tentang pemahaman tentang mengelola infaq dan infaq yang diambil tanpa unsur pemaksaan, tentang tata cara mengelola dana zakat yang disalurkan dalam beberapa pos misalnya dana yang disalurkan ke pos dakwah, pos kesehatan, pos pendidikan, pos ekonomi dan pos untuk anak yatim, tentang tata cara penghitungan zakat sehingga karyawan dapat membantu donatur yang tidak dapat menghitung berapa jumlah zakat yang harus dikeluarkan. 102 Tujuan utama pelatihan karyawan dapat dikelompokkan dalam beberapa bidang utama, yaitu: 1. Memperbaiki kinerja. Bagi karyawan yang bekerja secara tidak memuaskan karena kekurangan ketrampilan maka diikutkan pelatihan dapat memungkinkan memperbaiki kinerjanya. 2. Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi. Melalui pelatihan dan pengembangan, pelatih memastikan bahwa para karyawan dapat secara efektif menggunakan teknologiteknologi baru. 3. Mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru supaya menjadi kompeten dalam pekerjaanya. Sering seorang karyawan belum memiliki keahlian 102 Dirangkum dari Hasil wawancara dengan Ibu Sofia selaku Pimpinan di LMI Cabang Blitar, tanggal 27 Juli 2017.

86 dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi job competent, yaitu mampu mencapai tingkat output dan standar kualitas yang diharapkan. 4. Membantu memecahkan permasalahan operasional. Para manajer harus mencapai tujuan-tujuan organisasional yang menantang kendatipun menghadapi berbagai kelangkaaan sumber daya dan berbagai hambatan operasional seperti konflik antar pribadi, standard an kebijakan yang kabur, penundaan jadwal, tingkat ketidakhadiran. 5. Mempersiapkan karyawan untuk promosi. Salah satu cara untuk menarik, mempertahankan dan memotivasi karyawan adalah dengan melalui program pengembangan karir yang sistematik. Pelatihan dan pengembangan memungkinkan karyawan menguasai keahlian yang dibutuhkan untuk pekerjaan berikutnya di jenjang organisasi. 103 B. Pembahasan Tentang Peran Budaya Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di LMI Budaya kerja merupakan perilaku yang dilakukan berulang-ulang oleh setiap individu dalam suatu organisasi yang telah menjadi kebiasaan sehari-hari saat melakukan pekerjaan. Ada beberapa fungsi budaya di dalam suatu organisasi, yaitu sebagai berikut: 1. Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan, organisasi maupun kelompok. 103 Bintaro dan Daryanto, Manajemen Penilaian Kinerja Karyawan, (Yogyakarta: Gava Media, 2017), hlm. 54.

87 2. Sebagai perekat bagi karyawan dalam suatu organisasi sehingga dapat mempunyai rasa memiliki, partisipasi dan rasa tanggungjawab atas kemajuan perusahaan. 3. Mempromosikan stabilitas sistem sosial, sehingga lingkungan kerja menjadi positif, nyaman dan konflik dapat diatur secara efektif. 4. Sebagai mekanisme control dalam memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan. 5. Sebagai integrator karena adanya sub budaya baru. Dapat mempersatukan kegiatan para anggota perusahaan yang terdiri dari sekumpulan individu yang berasal dari budaya yang berbeda. 6. Membentuk perilaku karyawan, sehingga karyawan dapat memahami bagaimana mencapai tujuan organisasi. 7. Sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah-masalah pokok organisasi. 8. Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan perusahaan. 9. Sebagai alat komunikasi antara atasan dengan bawahan atau sebaliknya. 104 Menurut Taliziduhu Ndraha, budaya kerja dapat dibagi menjadi dua unsur, yaitu: 1. Sikap Terhadap Pekerjaan Adalah kesukaan akan kerja dibandingkan dengan kegiatan lain, seperti bersantai, atau semata-mata memperoleh kepuasan dari kesibukan 104 Pabundu, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Karyawan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 14.

88 pekerjaannya sendiri, atau merasa terpaksa melakukan sesuatu hanya untuk kelangsungan hidupnya. 105 2. Perilaku Pada Waktu Bekerja Misalnya seperti rajin, disiplin, berdedikasi, bertanggung jawab, berhati-hati, teliti, cermat, kemauan yang kuat untuk mempelajari tugas dan kewajibannya, suka membantu sesama pegawai, atau sebaliknya. 106 Dalam Lembaga Manajemen Infaq budaya kerja tercermin dengan adanya kebijakan-kebijakan, aturan dan penerapan SOP dalam aktifitas kinerja yang harus ditaati dan dijalankan oleh semua karyawan. Misalnya seperti bagi karyawan wanita diwajibkan untuk memakai pakaian yang menutupi aurat, berjilbab lebar dan harus sopan dan rapi, tidak memakai riasan yang tebal atau berhias terlalu berlebihan, memakai sepatu dan untuk karyawan laki-laki memakai pakaian yang rapi dan sopan. Sedangkan berdasarkan SOP seperti karyawan harus disiplin, jika membolos atau terlambat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu akan mendapat sanksi. 107 Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Juriko mengatakan bahwa budaya yang kuat dalam dalam organisasi dapat memberikan paksaan atau dorongan kepada para anggotanya untuk bertindak atau berperilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi. Dengan adanya ketaatan atas aturan dan juga kebijakan-kebijakan perusahaan tersebut maka diharapkan bisa mengoptimalkan kinerja dan produktivitas para karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Pada 105 Ibid., hlm. 81. 106 Ibid., hlm. 81. 107 Dirangkum dari Hasil wawancara dengan Ibu Sofia selaku Pimpinan di LMI Cabang Blitar, tanggal 27 Juli 2017.

89 akhirnya penilaian kinerja mempunyai peranan penting dalam peningkatan motivasi di tempat kerja. Penilaian kinerja ini (performance appraisal) pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien. 108 Budaya kerja yang terbentuk positif akan bermanfaat karena setiap anggota atau karyawan dalam LMI membutuhkan sumbang saran, pendapat bahkan kritik yang bersifat membangun dari ruang lingkup pekerjaanya demi kemajuan lembaga tersebut. 109 Upaya yang ditempuh oleh lembaga untuk meningkatkan kinerja ada beberapa cara, seperti peningkatan kinerja melalui upaya peningkatan pendidikan, melalui penilaian kinerja, melalui peningkatan karir dan melalui peningkatan penghasilan. Jika melalui upaya peningkatan pendidikan contohnya memberikan peluang bagi karyawan untuk melanjutkan pendidikan dengan biaya lembaga dan memberikan persyaratan jenjang pendidikan minimal bagi karyawan. Jika melalui pelatihan, contohnya karyawan diberikan izin untuk menghadiri pelatihan yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi, LSM, industri dll. Lalu yang melalui peningkatan karir misalnya memberikan peluang bagi karyawan untuk bersaing secara sehat untuk peluang menjadi manajer ataupun menjadi pimpinan unit bagi karyawan yang berprestasi, kemudian melalui peningkatan penghasilan misalnya, pemberian honor bagi karyawan yang bekerja lembur, yang terakhir melalui 108 Juriko Abdussamad, Analisis Budaya Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo, Jurnal, (Gorontalo: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo), Tahun 2015. 109 Dirangkum dari Hasil wawancara dengan Ibu Nisa selaku Karyawan di LMI Cabang Blitar, tanggal 27 Juli 2017.

90 penghargaan misalnya bagi karyawan yang berprestasi diberikan penghargaan dari lembaga. 110 Hal ini juga didasari dengan teori yang diungkapkan oleh Bintaro dan Daryanto, sebagai berikut: Peningkatan kinerja melalui upaya peningkatan pendidikan: Persyaratan jenjang pendidikan minimal bagi karyawan Kesempatan mengikuti pendidikan lanjutan dengan biaya sendiri Peningkatan kinerja melalui pelatihan: Pelatihan berjenjang pada Balai Dklat atau pusat pelatihan Pelatihan yang diselenggarakan perguruan tinggi, LSM, industry dan lainlain. Pelatihan ke luar negeri Peningkatan kinerja melalui pelatihan: Sistem jabatan fungsional dengan kenaikan berdasarkan point yang dicapai. Peluang menjadi pimpinan unit bagi karyawan yang berprestasi dan memiliki kemampuan manajerial Peluang menjadi manajer. Peningkatan kinerja melalui peningkatan pnghasilan: Sistem pemberian tunjangan fungsional 110 Dirangkum dari Hasil wawancara dengan Bapak Dodi selaku Karyawan di LMI Cabang Blitar, tanggal 27 Juli 2017.

91 Pemberian honor kelebihan jam kerja Pemberian honor dari kegiatan atau jabatan internal Peningkatan kinerja melalui penghargaan dan perlindungan: Penghargaan bagi karyawan berprestasi Perlindungan hukum dalam menjalankan tugas sesuai wewenangnya. 111 111 Bintaro dan Daryanto, Manajemen Penilaian Kinerja Karyawan, (Yogyakarta: Gava Media, 2017), hlm. 12.