BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Permasalahan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta sebagai institusi pendidikan yang bertanggungjawab menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi wajib turut serta mencapai cita-cita konstitusional Negara Republik Indonesia, khususnya mencerdaskan kehidupan bangsa. Guna mewujudkan hal tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah strategis bagi terselenggaranya pendidikan tinggi. Untuk menunjang proses utama pendidikan tinggi, maka sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang penting. Sumber daya manusia di lingkungan perguruan tinggi meliputi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Pengelolaan sumber daya manusia di perguruan tinggi meliputi tahapan: (1) rekrutmen tenaga pendidik dan tenaga kependidikan (2) seleksi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan (3) penempatan pada tugas dan jabatan yang sesuai (4) pelatihan dan pengembangan (5) penyusunan jenjang karir (6) penegakan disiplin dan pemberian penghargaan. Semua tahapan manajemen sumber daya manusia tersebut harus dikelola dengan baik. Salah satu cara pengelolaan tersebut adalah dengan mengembangkan prinsip-prinsip good university governance di setiap tahapan. Good university governance merupakan turunan dari konsep good governance. Pada awalnya good governance hanya muncul di tataran korporasi/pemerintahan saja. Isu utama good governance secara umum adalah sikap masyarakat yang secara gencar menuntut pemerintah untuk melaksanakan tata kelola yang baik. Karena pola-pola lama yang dikelola pemerintah dinilai tidak sesuai lagi dengan tatanan masyarakat yang telah mengalami perubahan sehingga tata kelola yang baik (good governance) diperlukan. 1
Good governance sebagai tolok ukur bagi pihak pengelola apakah telah menjalankan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seiring berjalannya waktu, perkembangan konsep good governance dipahami sebagai konsep yang lebih luas lagi, yaitu Good Corporate Governance (GCG). GCG dijadikan dasar dalam menyusun konsep-konsep baru untuk institusi lain dengan mengadopsi prinsip-prinsip dasarnya. Konsep GCG yang biasa digunakan dalam tataran korporasi/pemerintahan, prinsipprinsipnya sekarang ini dapat diadopsi dengan berbagai modifikasi dalam penyelenggaraan institusi perguruan tinggi. Tentu saja penyelenggaraan sebuah perguruan tinggi tidak dapat disamakan dengan penyelenggaraan sebuah korporasi/pemerintahan. GCG pada perguruan tinggi diperlukan untuk mendorong terciptanya tata kelola perguruan tinggi yang baik dengan asas-asas yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Corporate Governance (KNCG: 2006), yaitu: (1) transparansi / transparency; (2) akuntabilitas / accountability; (3) pertanggungjawaban / responsibility; (4) independensi / independency; (5) kewajaran dan kesetaraan / fairness. Perguruan tinggi memiliki ciri khas yang membutuhkan model pengelolaan yang berbeda dari model pengelolaan pemerintahan maupun korporasi, sehingga seiring dengan semakin ketatnya tingkat persaingan, perguruan tinggi harus terus berusaha untuk mewujudkan tata kelola perguruan tinggi yang baik sebagai suatu sistem yang melekat dengan dinamika perguruan tinggi, salah satunya adalah tata kelola universitas di bidang manajemen sumber daya manusia. Penerapan nilai-nilai GCG di bidang manajemen sumber daya manusia perguruan tinggi harus dapat diinternalisasikan menjadi budaya perguruan tinggi, sehingga menjadi sebuah sistem yang memperkuat competitive advantage.
Dewasa ini UNS juga dihadapkan dengan adanya persaingan yang ketat agar menjadi perguruan tinggi yang terkemuka di Indonesia dan berorientasi pada universitas kelas dunia (world class university). Sehingga UNS secara terus menerus harus berbenah diri dan berpacu dalam melaksanakan peningkatan tata kelola perguruan tinggi yang baik (good university governance) di mana ujung tombaknya ada pada tata kelola sumber daya manusia-nya. UNS telah merumuskan budaya kerja bagi semua karyawannya (termasuk tenaga pendidik), UNS mengembangkan budaya kerja yang diarahkan sebagai tuntunan sikap dan perilaku seluruh sivitas akademika; dengan demikian, budaya kerja tidak sekedar menjadi slogan tetapi diharapkan dapat menjadi jiwa dan semangat kerja dalam upaya mewujudkan visi dan misi UNS. Budaya kerja tersebut kemudian dikemas dalam slogan UNS ACTIVE yang penjabarannya disajikan pada Tabel 1. Tabel 1.1 Budaya Kerja UNS BUDAYA KERJA DEFINISI ASPEK ACHIEVEMENT ORIENTATION (Orientasi Berprestasi) CUSTOMER SATISFACTION (Kepuasan Pengguna Jasa) TEAMWORK (Kerjasama) Kemampuan untuk bekerja dengan baik dan berusaha melampaui standar prestasi yang ditetapkan, berorientasi pada hasil dan terus menerus melakukan upaya untuk meraih keunggulan Kemampuan untuk membantu atau melayani orang lain atau memenuhi kebutuhan pengguna jasa, baik internal maupun eksternal Kemampuan bekerja bersama orang lain, baik dalam tim besar maupun tim kecil dalam ruang lingkup institusi 1. Standar prestasi 2. Ide Kreatif 3. Keahlian 4. Orientasi pada hasil 5. Keunggulan 6. Kesempurnaan 1. Proaktif 2. Daya Cepat Tanggap 3. Fokus pada Pengguna Jasa 4. Empati 5. Active Listener 6. Interaksi 7. Keterbukaan 1. Partisipasi 2. Kontribusi 3. Kerjasama 4. Fokus pada kinerja tim 5. Toleransi
INTEGRITY (Integritas) VISIONARY (Visioner) ENTREPRENEUR SHIP (Kewirausahaan) Satunya kata dengan perbuatan, kemampuan mendeskripsikan maksud, ide dan perasaan serta menerjemahkan seutuhnya kedalam perbuatan yang dilandasi dengan ketulusan, kesetiaan, rasa tanggung jawab dan komitmen yang tinggi terhadap kemajuan organisasi selaras dengan visi dan misi UNS Kemampuan menetapkan sasaran baru ketika target yang ditetapkan telah tercapai dan berorientasi jangka panjang, termasuk kemampuan menyesuaikan perubahan lingkungan dan mudah menerima perubahan dalam institusi Kemampuan mengolah sumber daya yang ada menjadi suatu produk dan jasa yang mempunyai nilai tambah dan mencari keuntungan/keunggulan dari peluang yang belum dikembangkan orang lain. 1. Akuntabilitas 2. Kejujuran 3. Tanggungjawab 4. Konsistensi 5. Kedisiplinan 6. Komitmen 7. Loyalitas 1. Perbaikan berkelanjutan 2. Perwujudan ide menjadi tindakan 3. Inovasi 4. Reputasi 5. Pengelolaan perubahan 1. Kemandirian 2. Kesejahteraan bersama 3. Kreativitas 4. Nilai tambah 5. Kewirausahaan Implementasi prinsip-prinsip Good University Governance dalam pengelolaan sumber daya manusia di perguruan tinggi berperan penting dalam penyelenggaraan institusi, khususnya di UNS. Penelitian ini didesain untuk mengkaji implementasi prinsip-prinsip good university governance (GUG) yang terdiri dari transparency, accountability responsibility, fairness, independency di setiap tahapan pengelolaan sumber daya manusia (mulai dari perekrutan hingga pemberian reward dan punishment) di UNS Surakarta.
1.2 Keaslian Penelitian Penelitian yang berjudul Implementasi Prinsip-Prinsip Good University Governance Dalam Pengelolaan sumber daya manusia di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta belum pernah ada yang meneliti sebelumnya. Namun, penelitian serupa pernah dilakukan misalnya Implementasi Good University Governance di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta oleh Wahyu Widyasih (2013), serta oleh Sri Agustina (2013) yang berjudul Implementasi Prinsip-Prinsip Good University Governance Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja di UNS Surakarta. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tahapan pengelolaan sumber daya manusia di UNS (meliputi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan). 2. Untuk melihat implementasi prinsip-prinsip Good University Governance dalam pengelolaan sumber daya manusia di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kedua poin tersebut bertujuan agar pihak-pihak yang berperan di dalam menjalankan pengelolaan perguruan tinggi memahami dan menjalankan fungsi serta peran sesuai wewenang dan tanggung jawab. Pihak tersebut antara lain adalah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang menjalankan langsung perannya dalam pengelolaan sumber daya manusia di UNS. 1.4 Manfaat Penelitian a) Bagi Peneliti: Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang Good University Governance serta implementasi prinsip-prinsip GUG terhadap setiap tahapan pengelolaan sumber daya manusia yang diterapkan di lingkup perguruan tinggi, khususnya di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
b) Bagi Perguruan Tinggi (UNS pada khususnya): Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak Universitas untuk dapat lebih mengelola manajemen sumber daya manusia sesuai dengan implementasi prinsip-prinsip GUG, sehingga pada akhirnya dapat memberikan manfaat bagi pihak UNS untuk mendorong universitas agar dapat menganalisis kembali tata kelola universitas di bidang manajemen sumber daya manusia, karena tenaga pendidik khusunya sebagai sebuah tokoh yang berperan aktif dalam menyelenggarakan Tri-Dharma perguruan tinggi, dan tenaga kependidikan di bidang SDM pada umumnya agar dapat mengimplementasikan prinsip-prinsip GUG dalam pengelolaan sumber daya manusia di universitas. c) Bagi Pihak Lain: i. Menambah dan memperluas wawasan tentang good university governance dalam meningkatkan tata kelola perguruan tinggi, khususnya di bidang manajemen sumber daya manusia. ii. Sebagai referensi tambahan untuk penelitian selanjutnya.