BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ORART ARET ART SPACE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

REDESAIN PASAR INDUK KABUPATEN WONOSOBO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

STADION AKUATIK DI SEMARANG

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

TUGAS AKHIR 131/ BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL

Lapas Kelas I A Kedungpane

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan

Fire Extinguisher. Samisse Hydrant Hydrant

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB VI KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

PENGENALAN OBYEK RANCANG PENJELASAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V HASIL. Tabel 5.1 Program Ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN OLAHRAGA BOLA VOLI DI SEMARANG

Transkripsi:

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ORART ARET ART SPACE 6.1. Program Dasar perencanaan Konsep dasar perencanaan ini dilatarbelakagi oleh permasalahan dan potensi yang ada di Semarang khususnya di bidang seni rupa saat ini. Orat Oret sebagai salah satu komunitas yang bergerak aktif dalam berkesenian memiliki kontribusi yang cukup besar dalam perkembangan seni rupa di Semarang. Fungsi kegiatan yang diwadahi yaitu kegiatan berkesenian, proses membuat karya, diskusi serta pengenalan dunia seni rupa baik untuk seniman maupun masyarakat awam. Citra kontemporer, representative, fleksibel dan tak dibatasi (borderless) diperlukan untuk menghadirkan nuansa baru dalam kegiatan berkesenian di Kota Semarang. Pencitrraan melalui bangunan menjadi penting untuk mempresentasikan seni rupa kiwari yang saat ini berkembang di Kota Semarang. 6.1.1. Program Ruang Program ruang Orat Oret Artspace ini didapatkan dari hasil perhitungan dan studi banding komunitasdengan pertimbangan komunitas Orat Oret ini akan berkembang lebih meluas lagi. Berikut merupakan tabel program ruang Orat Oret Artspace. NO KELOMPOK RUANG RUANG LUAS TOTAL 1 KEGIATAN UTAMA Entrance Lobby 97,50 m 2 2584,26 Reception & 19,80 m 2 +30% Information sirkulasi Ruang Pamer 1500 m 2 Tetap 3359,538 m 2 Ruang Pamer 150 m 2 Temporer Ruang Serba 352,8 m 2 Guna Amphiteater 300 m 2 terbuka Ruang 24 m 2 mekanikal Toilet umum Pria Wanita 5,48 m 2 4,68 m 2 Gudang barang 40 m 2 koleksi Gudang alat 40 m 2 Kantor kurator 50 m 2 & staff ahli 2 KEGIATAN Art Shop 60 m 2 704,26 85

PENDUKUNG (KOMERSIAL) 3 KEGIATAN PENUNJANG (PERPUSTAKAAN) 4 KEGIATAN PENGELOLA Area makan cafe 399 m 2 +30% Dapur & bar 50 m 2 sirkulasi Gudang kering 25 m 2 Gudang basah 25 m 2 915,54 m 2 R. Manager 30 m 2 commercial area R. staff 39,9 m 2 commercial area Toilet & loker 53,2 m 2 karyawan Toilet umum Pria Wanita 5,48 m 2 4,68 m 2 Entrance Hall 30 m 2 442,54 Counter 4,40 m 2 +30% R. Penitipan 24 m 2 sirkulasi Barang R. Kelas & 124,8 m 2 575,302 m 2 Studio Workshop R. Katalog 4,80 m 2 R. Koleksi 39 m 2 Perpustakaan R. Baca 128,8 m 2 Perpustakaan Gudang 11,7 m 2 R. Internet & 11,96 m 2 Audio Visual R. Konservasi & 50,34 m 2 Restorasi R. Dokumentasi 9,75 m 2 & Arsip Khusus R. Mekanikal 2,99 m 2 R. Tamu & 30 m 2 364, 84 Front Desk +30% R. Direktur 45,50 m 2 sirkulasi R Wakil 36 m 2 Direktur 474,29 m 2 (General Manager) R. Sekretaris 24 m 2 R. Manager 14,40 m 2 86

5 AREA KEGIATAN SERVIS Administrasi & Keuangan R. Staff 19,80 m 2 Administrasi & Keuangan R Manager 14,40 m 2 Program R. Manager 14,40 m 2 Informasi & Penelitian R Staff 19,80 m 2 Dokumentasi & Kepustakaan R. Staff Litbang 13,20 m 2 Tek. Informasi R. Manager 14,40 m 2 Keamanan & Perawatan R. Rapat 24 m 2 R. Arsip 12 m 2 R. Istirahat 59 m 2 PAntry 6,89 m 2 Gudang 6,89 m 2 Toilet Umum 5,48 m 2 Parkir Pengunjung Motor Mobil R. Panel & Trafo 4,68 m 2 75 m 2 1575 m 2 20 m 2 R. Genset 40 m 2 R. Pompa 50 m 2 R. Mesin AC 48 m 2 R. Keamanan 20 m 2 (CCTV) Toilet + Loker 53,20 m 2 Karyawan Gudang 20 m 2 Loading dock 90 m 2 Musholla 40 m 2 2031,2 +30% sirkulasi 2640,56 m 2 87

TOTAL LUAS LANTAI BANGUNAN 7965,23 m 2 Tabel 6.1 Program Ruang Luas tapak = Luas Lantai Bangunan KDB = 7965,23/60% = 13275 m 2 (1 lantai) 1.1.2. Tapak terpilih 88

Gambar 6.1 Tapak Papandayan Jl. Papandayan II, Gajahmungkur Luas = 7994 m 2 -Utara : Rumah - Timur: Perumahan - Selatan : Lahan kosong - Barat : Jalan lingkungan Tapak terpilih untuk Orat Oret Artspace lahan kosong dengan peruntukan utama di lingkungan sekitar sebagai permukiman. Kriteria yang dipertimbangkan untuk tetap memilih tapak ini adalah sebagai berikut: a) Terletak di kawasan yang masih aksesibel meski tidak di pusat kota b) Pencapaian menuju lokasi masih dapat dijangkau menggunakan transportasi umum c) Lokasi memiliki harga beli yang affordable d) Tapak bangunan sesuai dengan landuse yang direncanakan pemerintah daerah. e) Peraturan bangunan yang berlaku di lokasi tapak adalah sebagai berikut: KDB = 60% KLB = 1,86 Ketinggian maksimal = 16 m Jumlah lantai maksimal = 3 lantai GSB jalan arteri primer = 32 m GSB jalan arteri sekunder = 29 m GSB jalan kolektor sekunder = 23 m GSB jalan lokal sekunder = 17 m 6.2. Program Dasar Perancangan 6.2.1. Aspek Kinerja Melalui pendekatan struktur dan bahan bangunan maka dapat diuraikan sebagai berikut: A. Struktur Struktur modern yang dapat diterapkan pada ORART ORET Art Space adalah dengan mengkombinasikan struktur rangka dan struktur rangka ruang, adapun pembahasannya adalah sebagai berikut: 1. Struktur Rangka Kaku 89

Struktur rangka kaku merupakan strutur yang terdiri dari atas elemen-elemen linear, umumnya balok dan kolom yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh titik hubung yang dapat mencegah rotasi relatif diantara elemen struktur yang dihubungkannya. Pada bangunan Orat Oret Artspace dirancang menggunakan struktur rangka dengan pola moduler grid bentang lebar. 2. Struktur rangka ruang / space frame Struktur rangka atau space frame menyalurkan gaya-gaya 3 dimensional dalam satu ruang secara bersama-sama dengan menggunakan batang-batang baja yang dihubungkan satu dengan lain sehingga membentuk rangka 3 dimensi. Pada bangunan Orat Oret Artspace dirancang menggunakan struktur atap space frame dua layer. B. Bahan Bangunan Pemilihan bahan bangunan untuk Orat Oret Artspace harus didasari pada aspek-aspek estetika dan low maintenance. Bahan bangunan yang dipilih harus mengutamakan unsur estetika dan mencitrakan nuansa kontemporer pada Orat Oret Artspace ini. bahan bangunan yang digunakan antara lain, kaca, aluminium panel, gypsum, dan lain sebagainya. 6.2.2. Aspek Teknis Aspek teknis sangat erat kaitannya dengan utilitas bangunan dimana bangunan dapat berfungsi dan beroperasi sebagaimana mestinya bangunan ini direncanakan. A. Sistem Pencahayaan Sistem Pencahayaan yang digunakan pada Orat Oret Artspace adalah sistem pencahayaan alami dan buatan, dengan memaksimalkan sistem pencahayaan alami. Sistem pencahayaan alami dilakukan dengan pemanfaatan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan melalui lubang-lubang dinding namun tetap mempertimbangkan terhadap kelangsungan keamanan karya. Sedangkan sistem pencahayaan buatan menggunakan luminary track yang fleksibel. Mudah mengkalibrasi intensitas cahaya dan sudut penerangannya. Dalam menerangi lukisan digunakan spotlight dengan lampu halogen untuk menghindari fotodegadasi benda seni. B. Sistem Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara dalam bangunan Orat Oret Artspace menggunakan sistem pengkondidian udara alami dan buatan. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan pergerakan udara (angin) yang optimal masuk ke dalam bangunan melalui lubang dinding maupun lubang pada atap. Pengaturan kondisi udara internal dilakukan dengan upaya sistem cross ventilation yang baik dan orientasi bangunan yang tepat. Sedangkan pengkondisian udara buatan menggunakan kombinasi antara AC spil dan ducting. C. Jaringan Listrik Jaringan listrik diperoleh dari dari PLN, kemudian dialirkan ke gardu listrik di dalam site lalu dialirkan ke setiap ruangan dengan meteran. 90

PLN Gardu distribusi Meteran transformator distribusi genset Automatical switch Sekering utama Panel distribusi Panel distribusi Gambar 6.2 Jaringan listrik D. Jaringan Air Bersih Jaringan air bersih diperoleh dari PDAM dan sumur arthesis. Sistem jaringan air bersih menggunakan sistem down-feed. Pada sistem down-feed, air yang diperoleh dari sumber air disalurkan kemudian ditampung di roof tank, kemudian menggunakan pompa dialirkan ke seluruh bangunan. E. Jaringan Air Kotor Pada jaringan air kotor, terdapat pemisahan antara grey water dan black water. Grey water merupakan air kotor yang berasal dari air hujan. Air dari air hujan dialirkan melalui pipa-pia yang dirancang berada dalam kolom bangunan. Kemudian dari pipa ini difilter untuk menghasilkan air yang baik untuk dimanfaatkan kembali pada kebutuhan-kebutuhan air (konservasi air). Sedangkan sistem pada black water atau air limbah pasar yang berasal dari kegiatan lavatory sebelum dibuang ke saluran kota, terlebih dahulu ada pengolahan limbah berupa IPAL sederhana yang ada di lingkungan bangunan. F. Jaringan Pemadam Kebakaran 1. Pencegahan Kebakaran Pada pencegahan kebakaran terdapat 2 hal yang harus diperhatikan, yaitu sistem deteksi dan alarm. Pada sistem deteksi, digunakan heat-detector yang dipasang moduler dengan jarak yang telah ditetapkan, kemudian terdapat alarm kebakaran 2. Pemadaman Kebakaran Pada pemadaman kebakaran digunakan sprikler, hydrant, dan fire extinguisher yang akan diuraikan sebagai berikut: a. Sprinkler Sprinkler bekerja apabila suhu di ruangan mencapai 60oC-70oC. Penutup kaca pada sprinkler akan pecah dan menyemburkan air. Jarak antar sprinkler 4 meter di dalam ruangan, dan 6 meter di koridor. b. Hydrant Hydrant di dalambangunan dengan selang diameter 1,5-2 terbuat dari bahan yang tahan panas, dengan panjang selang 20-30 m. Sedangkan Hydrant di luar bangunan diletakkan di beberapa titik strategis yang dapat dijangkau mobil pemadam. Hydrant ini dihubungkan langsung ke ground reservoir. c. Fire Extingusher 91

Fire Extingusher merupakan alat pemadam api ringan. Alat ini diletakkan di tiap-tiap blok untuk mencegah kebakaran besar yang terjadi G. Pengendalian Keamanan Aset Pameran Bertujuan menjaga kelangsungan kegiatan dan kondisi lingkungan yang ada di kawasan dalam keadaan lancar, aman dan terkendali. Serta untuk menjaga keamanan objek koleksi pameran. Dasar pertimbangan : - Kecepatan dalam pendeteksian gangguan keamanan - Kemudahan dalam pengendalian keamanan - Penanggulangan pada saat terjadi gangguan keamanan Proses pengendalian diprioritaskan kepada : Daerah pintu masuk dan keluar site Daerah pintu masuk dan keluar bangunan Area parkir Ruang, karya seni dan peralatan yang bernilai investasi tinggi Sistem pengendalian yang dipakai : Manual, menempatkan penjaga/sekuriti pada titik-titik rawan dan padat aktifitas Elektronik, TV monitor dan komputer (CCTV) Sistem ini terhubung dengan pusat kontrol yang ditempatkan pada bangunan servis bersama-sama dengan satuan keamanan, pemadam kebakaran dan emergency 4.3.4. Aspek Visual Arsitektural Dalam pendekatan aspek perancangan pada bangunan digunakan teknik preseden. Dalam hal ini, penekanan desain yang digunakan mengacu pada konsep post-modern dengan mempertimbangkan seni yang akan diwadahi merupakan seni kontemporer. Ciri khas yang paling menonjol dari bentuk kontemporer adalah double coding, yaitu memuat kode dan gaya yang berbeda dalam satu bangunan. Merupakan campuran eklektis antara tradisional/modern, popular/tinggi, barat/timur, sederhana/kompleks. Konsep penggabungan selera langgam arsitektur menjadi pembeda antara bentuk kontemporer dengan bentuk-bentuk sebelumnya. masing masing massa kelompok kegiatan akan menggunakan langgam arsitektur berbeda yang pernah hadir di indonesia, yaitu kolonial, modern. Persilangan (cross) antar lambang dihadirkan dengan menyilangkan bentuk kolonial danbentuk modern. bentuk modern diselangkan lagi dengan unsur tradisional melalui penggunaan ornamentasi huruf Jawa. Persilangan ini menguatkan citra bentuk kontemporer yang fleksibel dan humoris. Gubahan massa di dasari olehhubungan antar ruang dan tata ruang pada masingmasing kelompok kegiatan. Masing-masing kelompok kegiatan seakan-akan memiliki massa sendiri-sendiri. Massatersbut adalah sebagai berikut: Zona Pendidikan dan Pameran Zona Pendidikan dan Pengelolaan 92

Masing-masing massa yang bediri sendiri tersebut digabung shingga membentuk satu kesatuan bentukmassa bangunan yang merupakan kosep hibrida dari gabungan massa dan massa tunggal. Penataan massa dan sirkulasi pada tapak menggunakan konsep radial dan dengan menciptakan persilangan pada arus sirkulasi/jalan setapak (cross-path) dengan berlandaskan pada ide yang sama dengan ide pada gubahan massa. Yang menjadi pusat kegiatan adalah ruang pameran di tengah tapak. Pameran ini ini yang menghubungkan setiap massa bangunan dan kegiatan outdoor pada amphitheater dan art garden. Konsep radial untuk menggambarkan sifat seni urban yang terbuka dan berkembang dengan bebas, sementara konsep persilangan jalan setapak (cross-path) untuk menggambarkan interaksi-interaksi yang terjadi secara bebas antara seni dan masyarakat. Jalan setapak/path pada tapak serta plasa-plasa terbuka dihadirkan sebagai area-area publik dan pusat- pusat pertemuan untuk memberi peluang bagi interaksi yang luas, serta untuk memberi peluang bagi seluruh area tapak menjadi ruang pamer dan ruang untuk berkarya. Penataan Ruang Luar 1. Penataan ruang luar mengacu pada fungsi area luar sebagai pedestrian area dan lahan hijau serapan air hujan 2. Elemen-elemen pada ruang luar berupa vegetasi dan elemen pendukung pedestrian lainnya. 3. Bangunan dirancang memiliki taman aktif dan pasif yang dapat dijangkau oleh pengunjung. 4. Pola penataan ruang luar selaras dengan bangunan Penataan Ruang Dalam 1. Penataan ruang dalam pada bangunan mengacu pada pengelompokan berdasarkan jenis komodisi dagang dengan pertimbangan kenyamanan. 2. Penataan berkelompok pada ruang dalam ditunjang dengan adanya signage yang jelas sehingga memudahkan pengunjung untuk mencari barang yang dikehendaki. 3. Pemilihan material bangunan harus mengacu pada ketahanan dan kegiatan yang berlangsung pada ruang tersebut. 4. Sirkulasi pengunjung dirancang dengan memperhatikan antropometri manusia dalam bergerak dan melakukan kegiatan Layout Peruangan 1. Konsep Layout Peruangan Kelompok kegiatan Utama/Pengembangan Layout ruang bersambung dari entrance utama di depan menuju hall penerima kemudian langsung ke ruang pamer untuk menciptakan kesan ruang yang terbuka. Ruang pamer dihubungkan dengan selasar menuju Hall tunggu bagi ruang serbaguna dan audiovisual. Hal ini bertujuan untuk membentuk sekuens ruang yang tidak terputus. Ruang pamer didominasi dengan material kaca pada dinding pembatasnya untuk memaksimalkan masuknya cahaya. Dengan list alumunium yang disusun berdasarkan komposisi yang sederhana membentuk permainan bayangan yang bertujuan memberikan permainan ruang sehingga terkesan terbuka. 93

2. Konsep Layout Peruangan Kegiatan Komersil (Coffee Shop) Yang menjadi pusat adalh bar di tengah dengan nuansa ruang yan semi klasik menyesuaiakna langgam massa kolonila yang ditempati ruang kelompok kegiatan ini.di dominasi oleh material massif seperti batu bata dan kolom-kolom besar tapi dengan konsep semi terbuka. 3. Konsep Layout Peruangan Kegiatan Penunjang/Perpustakaan Konsep terbuka dan terhubung langsung dengan hall di lantai dua. Perpustakaan juga berfungsi sebagai pusat kegiatan konservasi. 4. Konsep Layout Peruangan Kegiatan Pengelola Diubungkan dengan sebuah selasar dari ruang pamer utama menuju hall di lantai dua sehingga memudahkan akses bagi pengelola menuju seluruh bangunan. Ruang pengelola berupa sebuah ruang besar dengan meja besar di tengahnya. Bertujuan untuk menghilangkan kesan terisolasi bila manggunakan konsep cubicle. Ruang bagi kepala program dan pendukung lainnya diletakaan mengelilingi ruang kerja utama untuk memudahkan pengawasan dan koordinasi. Pencapaian Bangunan 1. Pencapaian terhadap dirancang memiliki 1 akses. 2. Pencapaian melalui akses utama merupakan pencapaian langsung dengan mempertimbangkan aspek kemudahan dalam mengenali akses utama tersebut. 94