BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas sering

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hasil dari perkembangan di usia-usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia pra-sekolah

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR DI SEKOLAH DASAR

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian tindakan kelas atau Classroom Actions research.

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan secara mendasar (Taringan, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara merupakan aktivitas kehidupan manusia normal yang sangat

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG PERJUANGAN BANGSA INDONESIA SECARA DIPLOMASI MELALUI TEKNIK SIMULASI DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Masalah tersebut antara lain dipengaruhi oleh banyak faktor. Banyaknya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iin Indriyanti, 2014

PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE DAN PERMAINAN JELAJAH EYD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, atau keinginannya. Keterampilan menulis yang baik sangatlah penting

Didit Yulian Kasdriyanto. Staf Pengajar, Universitas Panca Marga, Probolinggo (diterima: , direvisi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom action

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) (e)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesulitan anak dalam berbahasa menjadi suatu masalah yang tidak kalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research),

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. prosedur tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Peer Teaching dalam pembelajaran aktivitas permainan bolatangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dalam melaksanakan penelitian (dalam mengumpulkan data). Metode

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH DAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 GRENGGENG TAHUN AJARAN 2013/2014

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat kurikulum bahasa Indonesia yang wajib untuk diajarkan. (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

PENGGUNAAN MEDIA REALITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE ESCO (ESTAFET WRITING AND COLLABORATIVE WRITING) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELENGKAPI CERITA RUMPANG

MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai upaya mencari pembuktian dan solusi dari masalah yang diangkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rifki Arif Nugraha, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin

PENGGUNAAN TEKNIK MENULIS SEMI TERPIMPIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 27 KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (classroom action research), yang dilakukan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat. mendorong siswa sekolah dasar untuk meningkatkan kemampuannya dalam

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan pada semua

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENERAPAN ROLE PLAYING PADA MATERI JUAL BELI IPS KELAS III UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DI SDN GEDANG II

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 adalah

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MELAKUKAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SDN I MALASAN DURENAN TRENGGALEK TAHUN 2013/2014

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB III METODE PENELITIAN

RAHAYU DANIK SUMIYATI A54B111025

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKS PENDEK DENGAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS II SDN 03 SEDAU TAHUN PELAJARAN 2017/2018 JURNAL SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian

ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika telah dituangkan untuk mempelajari matematika di tingkat sekolah lanjutan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITAN

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

2013 PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT

III. METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI Melalui Pemelajaran Kooperatif Model Problem Posing Pada Mata Pelajaran IPS di SDN I Dadakitan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Uraian dalam Bab III merupakan penjabaran lebih rinci tentang metode

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas sering dijumpai masalah, antara lain cara mengajar guru yang menganggap siswa hanya sebuah benda yang hanya dapat menerima pelajaran dari gurunya saja. Selain sangat banyaknya bahan pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa, guru juga kurang terbiasa menggunakan media-media pembelajaran yang bervariasi. Padahal seorang guru harus kreatif dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, baik itu dari segi materi, metode maupun media yang digunakan harus menarik agar dapat menarik minat siswa untuk giat dalam belajar di sekolah, khususnya di dalam kelas. Di samping itu, kesulitan anak dalam berbahasa juga menjadi suatu masalah yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan, karena seperti yang telah kita ketahui bahwa bahasa adalah dasar komunikasi utama pada manusia. Jika anak mengalami kesulitan dalam berbahasa, maka akan mengalami kesulitan dalam memahami suatu konsep atau dalam mengungkapkan perasaan dan pikirannya. Bahasa juga merupakan alat utama dalam belajar membaca. Oleh karena itu, kesulitan dalam bahasa akan menyebabkan kesulitan dalam memproses belajar mengajar terutama dalam belajar membaca, karena pembelajaran membaca merupakan bagian dari pembelajaran bahasa. 1

2 Dalam proses belajar-mengajar di kelas guru memegang peranan yang sangat penting. Para siswa tetap memerlukan bimbingan dan arahan untuk dapat belajar dengan baik. Untuk menjadi seorang guru yang profesional, ia dituntut untuk memahami dan menerapkan berbagai media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Selain itu, media pembelajaran yang bervariasi dapat membantu siswa mengembalikan semangat belajarnya. Di samping itu, media pembelajaran yang bervariasi membuat para siswa tertarik dan tertantang untuk mengikuti proses pembelajaran tanpa membuat siswa tersebut jenuh dan bosan dalam mengikuti proses balajar-mengajar tersebut. Oleh karena itu, variasi media pembelajaran di sekolah dasar sangat diperlukan, apalagi keadaan siswa sekolah dasar yang pola pikirnya masih bersifat konkret dan masih senang bermain, sangat cocok diterapkan media pembelajaran yang bervariasi. Para guru hendaknya membuat pembelajaran jadi bermakna dan buatlah semua siswa aktif dalam mengikuti proses belajar-mengajar, jangan gurunya saja yang aktif dalam proses pembelajaran. Media buku cerita bergambar sangat cocok untuk diterapkan pada siswa kelas 1 sekolah dasar dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca permulaan, karena pelajaran membaca permulaan di kelas 1 sekolah dasar merupakan awal siswa mengenal simbol-simbol dan mengalihkodekannya menjadi bermakna. Ketika anak tidak dapat melakukannya, maka proses pembelajaran akan terhambat. Membaca merupakan syarat utama dalam pembelajaran yang harus dipenuhi.

3 Penyebab kesulitan membaca yang dialami siswa tentu saja sangat beragam, di antaranya: siswa malas, kurangnya motivasi, kurangnya bimbingan guru dan orang tua, dan penyebab lainnya. Menurut teori Piaget (dalam Syamsudin, 2001:102), anak usia sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret. Hal ini menunjukkan bahwa anak sangat menyukai benda-benda yang nyata. Di samping itu, anak juga memiliki daya fantasi yang sangat tinggi. Berdasarkan asumsi tersebut, agar lebih menarik dan menumbuhkan motivasi anak terhadap sesuatu hal, diperlukan media yang dapat menyalurkan imajinasi yang kreatif pada anak. Salah satu media yang dapat dimanfaatkan diantaranya adalah media buku cerita bergambar. Dengan buku cerita bergambar kita dapat membantu mempermudah anak untuk menuangkan gagasan-gagasannya ke dalam bentuk bahasa karena gambar akan memberikan inspirasi dan motivasi yang sangat tinggi kepada siswa untuk melakukan proses pembelajaran terutama dalam megajarkan membaca permulaan. Jika kesulitan belajar berbahasa khususnya belajar membaca permulaan dibiarkan begitu saja tanpa adanya tindak lanjut maka akan banyak siswa yang berkesulitan membaca. Berdasarkan pengalaman di sekolah tempat peneliti melaksanakan penelitian, ditemukan beberapa siswa yang menunjukkan kemampuan yang sangat baik dalam membaca, tetapi ditemukan pula siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca. Sebagian siswa di kelas yang diteliti mengalami kesulitan membaca, sehingga kemampuan membaca mereka sangat rendah. Hal ini tentu saja sangat mempengaruhi siswa dalam belajar dalam berbagai mata pelajaran, karena membaca merupakan hal yang paling penting dan yang utama

4 dalam proses pembelajaran. Mengetahui kenyataan tersebut, peneliti merasa diperlukan adanya stategi pembelajaran yang baru yang harus diterapkan di kelas tersebut. Untuk itu, peneliti mencoba menggunakan media buku cerita bergambar dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca permulaan di kelas 1 SDN 1 Karedok Kabupaten Sumedang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan keadaan di lapangan seperti yang telah dijelaskan, permasalahan yang mendasar dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan membaca permulaan siswa karena kurangnya media pembelajaran yang bervariasi. Dari permasalahan diatas, dapat diuraikan beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah desain pembelajaran membaca permulaan siswa kelas 1 SDN 1 Karedok Kabupaten Sumedang dengan menggunakan media buku cerita bergambar? 2. Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan siswa kelas 1 SDN 1 Karedok Kabupaten Sumedang dengan menggunakan media buku cerita bergambar? 3. Bagaimanakah kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 SDN 1 Karedok Kabupaten Sumedang setelah menggunakan media buku cerita bergambar?

5 C. Hipotesis Tindakan Melalui media buku cerita bergambar, siswa difasilitasi dan didorong untuk belajar secara aktif dan menyenangkan dalam belajar membaca permulaan sehingga siswa akan terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar membaca yang diselenggarakan di dalam kelas. Selain itu, media buku cerita bergambar dapat menarik minat siswa dalam belajar membaca, karena selain gambar-gambar yang menarik didalamnya, buku cerita bergambar ini tidak menyajikan banyak kalimat yang akan membuat siswa kelas rendah terutama kelas 1, kesulitan dalam membaca, dan dengan media buku cerita bergambar akan membantu meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 SDN 1 Karedok Kabupaten Sumedang. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana desain pembelajaran membaca permulaan siswa kelas 1 SDN 1 Karedok Kabupaten Sumedang dengan menggunakan media buku cerita bergambar? b. Untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan siswa kelas 1 SDN 1 Karedok Kabupaten Sumedang dengan menggunakan media buku cerita bergambar? c. Untuk mendapatkan keterangan, apakah media buku cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 SDN 1 Karedok Kabupaten Sumedang?

6 2. Manfaat Penelitian a. Bagi guru Memberikan masukan tentang upaya peningkatan kualitas belajar dan hasil belajar siswa terutama dalam membaca permulaan serta menambah wawasan dan pengetahuan kepada guru dalam mengatasi permasalahan yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Karedok Kabupaten Sumedang. b. Bagi siswa Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang baru kepada siswa dan memberikan pemahaman bahwa belajar itu tidak membosankan tetapi menyenangkan sehingga tumbuh minat untuk belajar dengan sungguh-sungguh dalam benak siswa. c. Bagi sekolah Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang positif bagi Sekolah sehingga Sekolah dapat memperbaiki kualitas setiap siswa lulusan sekolah tersebut. d. Bagi Kepala Sekolah Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam upaya untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dalam pelaksanaan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Karedok Kabupaten Sumedang.

7 e. Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang penggunaan media buku cerita bergambar dalam peningkatan kemampuan membaca permulaan siswa di sekolah dasar, dengan demikian kita sebagai calon pendidik dapat menggunakan media tersebut pada saat kita mengajar nanti. E. Definisi Istilah 1. Membaca Permulaan Membaca permulaan adalah salah satu aspek keterampilan bahasa yang diperuntukan bagi siswa kelas awal. Akhadiah (dalam Resmini, 2006:108) mengemukakan bahwa permulaan membaca hanya berlangsung dua tahun, yaitu kelas 1 dan kelas 2 sekolah dasar. Pada tahap membaca permulaan siswa mulai diperkenalkan dengan berbagai simbol huruf, mulai dari simbol huruf /a/ sampai dengan /z/. Mercer (dalam Abdurrahman, 1999:204) mengidentifikasikan bahwa ada 4 kelompok karakteristik siswa yang kurang mampu membaca permulaan, yaitu dilihat dari: (1). Kebiasaan membaca. (2). Kekeliruan mengenal kata. (3). Kekeliruan pemahaman, dan (4). 2. Media Media merupakan alat yang berfungsi menyampaikan pesan dalam proses pembelajaran. Sedangkan pembelajaran itu sendiri merupakan suatu proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Tanpa adanya bantuan sarana penyampai pesan atau media dalam proses pembelajaran,

8 komunikasi dalam proses pembelajaran tersebut tidak akan bisa berjalan dengan baik. 3. Buku Cerita Bergambar Buku cerita bergambar merupakan kesatuan cerita disertai dengan gambar-gambar yang berfungsi sebagai penghias dan pendukung cerita yang dapat membantu proses pemahaman terhadap isi buku tersebut. Melalui buku cerita bergambar, diharapkan pembaca dapat dengan mudah menerima informasi dan deskripsi cerita yang hendak disampaikan. F. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau yang sering disebut dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti berperan sebagai guru dan meneliti sendiri praktik pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas melalui tindakan-tinadakan. Tindakan-tindakan dalam penelitian ini terdiri dari siklus yang berawal dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu jenis penelitian yang dapat dilakukan oleh guru sebagai pengelola program pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh Kasbolah (1993:13) bahwa penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh guru dalam berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

9 Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut: 1. Perencanaan (Planning): Rencana adalah tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini yaitu menyusun Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP), dan mempersiapkan media yang akan dipergunakan dalam pembelajaran. 2. Pelaksanaan Tindakan (Action): Tindakan merupakan apa yang dilakukan guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh peneliti tetapi dalam proses observasi peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Pada tahap pelaksanaan ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat. 3. Observasi (Observation): Observasi yaitu kegiatan mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dilakukan terhadap siswa. Observasi merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Pada kegiatan observasi ini, hal yang dilakukan adalah melakukan pengamatan sesuai dengan lembar observasi yang telah dibuat. 4. Refleksi (Reflection): Refleksi yaitu pengkajian melihat dan mempertimbangkan atas hasil dan proses dari setiap tindakan. Menurut Kasbollah (1998: 107): Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari penelitian tindakan. Oleh karena itu refleksi dalam

10 tindakan kelas tidak hanya dilakukan pada akhir pelaksanaan tindakan. Refleksi sebaiknya dilakukan, (1). Pada saat memikirkan tindakan yang akan dilakukan, (2). Ketika tindakan sedang dilakukan, (3). Setelah tindakan dilakukan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan/observasi kemudian dianalisis untuk melihat kemampuan awal siswa dan untuk dilakukannya tindakan proses pembelajaran pada siklus berikutnya.