INTENSI PROSOSIAL DITINJAU DARI POLA ASUH IBU PADA SISWA SMP

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA REMAJA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN LAPAS ANAK KELAS II A KUTOARJO

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI PERILAKU SEKSUAL PADA SMP NEGERI X

PERBEDAAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTRAVERSI DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA PEGAWAI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP METODE PEMBELAJARAN GURU DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI GISIKDRONO 02 DAN 04 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA

KONTRIBUSI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 2 NGADIROJO TAHUN AJARAN 2014/ 2015

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan

PERBEDAAN SELF-REGULATED LEARNING DITINJAU DARI POLA ASUH ORANGTUA PADA SISWA KELAS VIII SMP FRANSISKUS DAN SMP PGRI 01 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KETERLIBATAN AYAH DALAM PENGASUHAN DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA LAKI-LAKI KELAS X SMK NEGERI 4 SEMARANG

PERILAKU PROSOSIAL PADA MAHASISWA. (Prosocial Behavior Among Student) Eva Nuari Lensus. Abstrak

DUKUNGAN SOSIAL AYAH DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA LAKI-LAKI

BAB III METODE PENELITIAN. dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008).

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KETAKUTAN AKAN KEGAGALAN DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA UKM RESEARCH AND BUSINESS (R nb) UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 3 Metode Penelitian

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN KENAKALAN REMAJA DI SMAN 5 TAMBUN SELATAN

Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

POLA ASUH OTORITATIF ORANG TUA DAN EFIKASI DIRI DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN KARIR PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

GAMBARAN KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA USIA TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH AUTHORITATIVE NUR AFNI ANWAR LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M.

*) Alumni Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto **) Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto

HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA SMA

HARGA DIRI DAN INTENSI MEMBELI PRODUK FASHION PADA MAHASISWI JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-nya,

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

KEHARMONISAN KELUARGA DAN KECENDERUNGAN BERPERILAKU AGRESIF PADA SISWA SMK

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI JUDI PADA KOMUNITAS FANS CLUB X INDONESIA REGIONAL SEMARANG

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGGUNAKAN PRODUK SKIN CARE PADA MAHASISWI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

PENGARUH FRIENDLY SMART MONOPOLY TERHADAP KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA ANAK SEKOLAH DASAR

HALAMAN JUDU L PERAN KETERLIBATAN ORANG TUA DAN REGULASI DIRI DALAM BELAJAR TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA TESIS HALAMAN JUDUL

NURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA (STUDI KORELASI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SEMARANG)

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS DIPONEGORO.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Kata kunci : perilaku hidup sehat dan outcome expectancies

PENGARUH PERILAKU PROSOSIAL DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PENERIMAAN TEMAN SEBAYA

ASERTIVITAS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN JENIS KELAMIN PADA REMAJA AWAL KELAS VIII DI SMPN 1 SEMARANG

Untuk Memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai derajat Magister Sains Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN

Developmental and Clinical Psychology

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PARENTING TASK PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK BERPRESTASI NASIONAL DI SD X

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN Dwi Hurriyati

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan partisipasi penuh dari putra-putri bangsa Indonesia di berbagai

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN AGRESIVITAS PADA REMAJA

Perbedaan Kepercayaan Diri pada Siswa dengan Perilaku Bermasalah Ditinjau dari Pola Asuh Orang Tua di SMAN 1 Kauman Tulungagung

Hubungan antara Persepsi Pola Asuh Orangtua dan Kontrol Diri Remaja terhadap Perilaku Merokok di Pondok Pesantren

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MELANGGAR TATA TERTIB DI JURUSAN BANGUNAN SMK NEGERI 1 PADANG

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA GENENGSARI KEMUSU BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016

ABSTRAK. Page v Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 20 SEMARANG

PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KELAS X MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 2. Variabel Bebas : Pola Asuh Orangtua

HUBUNGAN ANTARA PEER ATTACHMENT DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA SISWA-SISWI AKSELERASI. Abstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena data

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA- ORANGTUA DAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 7 SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang, seiring harapan untuk memiliki anak dari hasil pernikahan.

KONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian. Subjek dalam penelitian ini melibatkan santri di pondok pesantren As-

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKTIF DAN PASIF ORGANISASI KESISWAAN DI SMP NEGERI 2 BINANGUN

KONSEP DIRI DAN KECENDERUNGAN BULLYING PADA SISWA SMK SEMARANG

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA

BAB III METODE PENELITIAN. observasional-analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. a. Variabel terikat (Y), yaitu Perilaku Prososial. b. Variabel bebas (X), yaitu Gender

MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA PADA SISWA RSBI SMA NEGERI 1 KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang digunakan. Kesalahan dalam menentukan metode akan

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL SISWA KELAS V SD SE GUGUS II KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN AJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TERHADAP TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI MEROKOK PADA REMAJA PEREMPUAN DI SMA KESATRIAN 1 SEMARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR PROGRAM FULLDAY

BAB V PENUTUP 5.1 Bahasan

BAB I PENDAHULUAN. Pengasuhan anak, dilakukan orang tua dengan menggunakan pola asuh

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA

Transkripsi:

INTENSI PROSOSIAL DITINJAU DARI POLA ASUH IBU PADA SISWA SMP Agustiana Malika Ilma H. 1, Achmad Mujab Masykur 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275 agustianamalika@gmail.com Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis apakah ada perbedaan intensi prososial ditinjau dari pola asuh ibu pada siswa SMP N 16 Surakarta. Populasi penelitian ini yaitu siswa-siswi SMP N 16 Surakarta yang tinggal bersama ibu sejak lahir. Sampel yang dilibatkan sebanyak 111 siswa yang dikategorikan kedalam pola asuh autoritatif, autoritarian, permisif, dan neglect. Skala yang digunakan adalah Skala Pola Asuh Ibu yang disusun berdasarkan dimensi warmth dan dimensi control dan Skala Intensi Prososial. Uji hipotesis menggunakan anava satu jalur dengan hasil probabilitas hitung sebesar 7,831 ( F tabel) dan p = 0,000 (< 0,05). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima, artinya terdapat perbedaan intensi prososial pada remaja ditinjau dari pola asuh ibu. Saran bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa agar mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh terhadap variabel pola asuh maupun variabel intensi prososial. Kata kunci: intensi prososial, pola asuh ibu Abstract The purpose of this study was to verify the hypothesis of whether there are difference of prosocial intention of mothering towards student SMP N 16 Surakarta. The population of research is the student in SMP N 16 Surakarta who lived with his mother since birth. Samples were involved as many as 111 students were categorized into mothering autoritative, authoritarian, permissive and neglect. The scales used are the mothering scale which is based on dimensions of warmth and control and prosocial intention scale. The test of hypothesis using anova one line with the results calculated probability are 7.831 ( F table) and p = 0.000 (< 0.05). The results showed that the hypothesis is accepted, its means that there are differences in prosocial intention towards mothering. Suggestions for other researcher who will conduct similar research in order to consider other factors that may affect the variable prosocial intention and variable parenting. Keywords: prosocial intention, mothering 16

PENDAHULUAN Remaja erat kaitannya dengan hubungan pertemanan dalam kelompok teman sebaya. Keberadaan kelompok mengajarkan dan mengenalkan remaja tentang dunia luar selain dunianya. Banyak aktivitas yang dapat dilakukan remaja di dalam kelompok. Proses sederhana yang terjadi di dalam kelompok secara sadar maupun tidak sadar menjadi sarana remaja untuk berbagi informasi, belajar berinteraksi, bersosialisasi, berperan sosial dan berpikir untuk memecahkan masalah. Pola interaksi dan tindakan remaja dengan orang lain disebut sebagai perilaku sosial (Myers, dalam Sarwono & Meinarno, 2009). Perilaku sosial pada remaja menunjukkan kemampuan atas dirinya dalam bersosial atau bermasyarakat (Santrock, 2011). Perilaku sosial remaja dapat dilihat pada kemampuannya dalam menyesuaikan diri, membaur, menjalin interaksi dengan orang lain, dan penerimaan sosial atas dirinya. Remaja yang mampu merespon secara positif aturan-aturan kelompok dinilai sebagai remaja yang memiliki tingkat penyesuaian diri yang tinggi. Remaja yang mampu menyesuaikan diri akan diterima secara positif oleh kelompok tersebut sehingga remaja mampu mengoptimalkan kemampuannya dan mencapai prestasi. Remaja yang tidak mampu menyesuaikan diri di dalam kelompok akan dianggap berbeda sehingga timbul permasalahan-permasalahan yang lebih kompleks. Remaja menjadi frustrasi, muncul perilaku delinkuen, melakukan hal-hal merusak, merokok dan perilaku negatif yang serupa. Perilaku negatif pada individu seringkali muncul akibat ketidakmampuan individu dalam mengembangkan perilaku sosial. Oleh sebab itu, perilaku-perilaku sosial yang dimunculkan secara intensif mampu mengurangi dan menghindarkan remaja dari perilaku yang tidak diinginkan. Selain itu, perilaku sosial juga mampu meningkatkan hubungan pertemanan pada remaja. Santrock (2003) menambahkan lebih jauh bahwa perilaku sosial juga dapat dijadikan salah satu usaha perbaikan untuk remaja yang mengalami penolakan agar diterima di dalam kelompok. Perilaku sosial tersebut adalah prososial. Eissenberg & Mussen (2006) mengartikan prososial sebagai perilaku yang memberikan keuntungan pada orang lain atau kelompok. Baron & Branscombe (2011) mendefinisikan prososial sebagai perilaku membantu orang lain dan tidak memberikan keuntungan langsung bagi pelaku. Ajzen (2005) menjelaskan bahwa kecenderungan seseorang berperilaku tertentu adalah intensi. Dayakisni & Hudaniah (2003) secara sederhana mendefinisikan intensi sebagai niat individu untuk melakukan perilaku tertentu. Perilaku yang dimunculkan tersebut tidak lepas dari sasaran, tindakan, konteks, dan waktu. Berdasarkan pengertian sebelumnya, niat seseorang untuk berprososial disebut sebagai intensi prososial. Intensi prososial sangat bervariasi, bisa dari hal yang paling sederhana hingga hal yang luar biasa. Intensi prososial di lingkungan rumah dan sekolah dapat ditunjukkan melalui kegiatan-kegiatan seperti turut aktif pada kegiatan karang taruna, turut membudidayakan budaya setempat, berbagi bekal makanan untuk teman, meminjamkan pensil, aktif dalam tugas kelompok, mengikuti aturan sekolah, bersedia memimpin suatu diskusi kelas dan menyedekahkan uang saku. Salah satu faktor terbentuknya intensi prososial seseorang adalah sosialisasi keluarga (Eisenberg & Mussen, 2006). Sosialisasi keluarga terjadi melalui interaksi 17

orangtua dan anak berupa pemberian penjelasan, pemberian contoh, pemberian imbalan dan pemberian hukuman. Interaksi tersebut merupakan bagian dari pengasuhan orangtua terhadap anaknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa intensi prososial seseorang dipengaruhi dari pola asuh yang diterapkan orangtua. Pola asuh orangtua dinilai sebagai pusat dan faktor utama dalam perkembangan intensi prososial pada individu, sehingga pola asuh yang diterapkan orangtua memiliki peranan yang penting dalam tumbuh kembang remaja (Veenstra, 2006). Kretchmar-Hendricks (2006) mengartikan pengasuhan sebagai sebuah proses pemberian perlindungan dan perawatan kepada anak untuk menjamin kelangsungan hidup anak, lebih idealnya, pengasuhan memberikan inspirasi dan memaksimalkan potensi anak. Sedangkan Brooks (2011) mendefinisikan pola asuh sebagai proses yang dilakukan orangtua dalam memelihara, melindungi, dan menuntun kehidupan anak sampai dewasa. Khairudin (2002) menyebutkan bila ditinjau secara teoritis dalam pengertian asuhan terkandung hubungan interaksi antara orangtua dengan anak dan hubungan tersebut adalah memberikan pengarahan dari satu pihak ke pihak lain, pengertian tersebut pada dasarnya merupakan proses sosialisasi yang diberikan orangtua kepada anaknya. Proses pengasuhan yang dilakukan orangtua berupa interaksi mencakup banyak hal seperti komunikasi sehari-hari, attachment, kehangatan, pemenuhan kebutuhan fisik, pemberian dorongan, pemberian pendidikan, pemberian aturan dan batasan, serta pengajaran kedisiplinan. Pada proses pengasuhan terjadi hubungan timbal balik antara orangtua dan remaja. Pola asuh menjadi media bagi orangtua dalam menanamkan nilainilai serta norma kehidupan pada remaja. Remaja juga mempelajari cara orangtua memperlakukan remajanya serta nilai-nilai dalam proses pengasuhan yang dilakukan orangtua. Nilai-nilai tersebut kemudian terinternalisasi kedalam diri remaja dan melekat menjadi bagian dari karakteristik dirinya. Gaya pengasuhan yang dilakukan orangtua ada beberapa macam. Susskind (2006) menyebutkan ada tiga macam gaya pengasuhan yang dicetuskan oleh Baumrind yaitu authoritative (autoritatif), authoritarian (autoritarian), dan permissive (autoritarian). Kemudian Maccoby & Martin (dalam Susskind, 2006) menambahkan satu gaya pengasuhan lagi yaitu uninvolved/neglect. Keempat gaya pengasuhan tersebut dibedakan pada tinggi rendahnya kehangatan (warmth/responsiveness) dan kontrol (control/demandingness) yang diberikan orangtua. Pola asuh bisa diterapkan oleh ayah atau ibu atau keduanya. Namun, ibu memiliki peran yang lebih dominan dibanding ayah dalam mengasuh anaknya. Peran ibu tidak bisa digantikan oleh ayah karena ibu memiliki ikatan batin dan naluri yang lebih kuat terhadap anaknya. Ikatan batin yang terjalin antara ibu dan anak dimulai sejak ibu mengandung selama berbulan-bulan, melahirkan dan menyusui. Sedangkan ayah tidak melalui proses-proses tersebut (Elvira, 2014). Lestari (2013) dalam penelitiannya menambahkan bahwa keluarga merupakan tempat pertama anak belajar dan mengenal prososial dan ibu memiliki peran penting dalam mengembangkan prososial anakanaknya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk melihat lebih jauh mengenai intensi prososial ditinjau dari macam-macam pola asuh ibu. Pola asuh ibu diukur berdasarkan persepsi dari subjek penelitian. Tujuan dari penelitian 18

adalah untuk mengetahui perbedaan intensi prososial ditinjau dari pola asuh ibu pada siswa SMP N 16 Surakarta. METODE Subjek yang dilibatkan pada populasi penelitian ini adalah siswa-siswi SMP N 16 Surakarta yang tinggal bersama ibu kandung sejak lahir dan bersedia untuk diteliti. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik convenience sampling, yaitu mengambil sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Jumlah siswa SMP N 16 Surakarta sebanyak 499 dan jumlah populasi penelitian sebanyak 465 yang terdiri dari kelas VII sebanyak 160, kelas VIII sebanyak 155 dan kelas IX sebanyak 150. Pola asuh yang terbagi menjadi empat kelompok diagnosis didapatkan melalui beberapa tahapan. Pertama, tiap individu diukur skor arah kecenderungan (z) dengan rumus sebagai berikut: X = N n Keterangan: Z : skor arah kecenderungan N : total skor tiap individu n : jumlah aitem tiap dimensi M : Mean X kelompok dimensi s : deviasi standar kelompok dimensi (Azwar, 2013). Kedua skor individu pada masing-masing dimensi dikelompokkan berdasarkan distribusi frekuensi bergolong. Interval tiap kelas dihitung dengan rumus : c =range/(1 + 3,3 log n) Ketiga, data dibagi kedalam 3 kategori, rendah, sedang, dan tinggi. Kategori rendah jika z kelas mean, kategori sedang jika z = kelas mean, kategori tinggi jika z kelas mean. Keempat, kategori dimensi warmth dan dimensi control digabungkan sesuai norma untuk didapatkan kategori pola asuh pada subjek penelitian. Norma pola asuh dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Norma Pembentukan Pola Asuh Ibu Warmth Tinggi Rendah Control Tinggi Autoritatif Autoritarian Rendah Permisif Neglect 19

Berdasarkan norma pembentukan tersebut, rumus kategori pola asuh dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kriteria Pembentukan Pola Asuh Ibu Kriteria Pola asuh Zw Mw dan Zc Mc Autoritatif Zw Mw dan Zc Mc Autoritarian Zw Mw dan Zc Mc Permisif Zw Mw dan Zc Mc Neglect Lainnya Tidak terklasifikasi Keterangan : Zw : skor individu pada dimensi warmth Zc : skor individu pada dimensi control Mw : mean dimensi warmth Mc : mean dimensi control Subjek yang tidak memenuhi norma dan kriteria pembentukan pola asuh ibu masuk kedalam kelompok tidak terkategorisasi. Pengumpulan data dalam penelitian mempunyai tujuan mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti (Azwar, 2007). Penelitian ini menggunakan Skala Pola Asuh Ibu dan Skala Intensi Prososial untuk mendapatkan data. Kedua skala tersebut menggunakan skala sikap model Likert yang terdiri dari empat kategori jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skala Pola Asuh yang digunakan didasarkan pada aspek warmth dan control yang dikemukakan oleh Baumrind. Skala Intensi Prososial disusun berdasarkan aspekaspek intensi prososial yang berasal dari perpaduan elemen-elemen intensi dan bentukbentuk prososial dari teori Eissenberg & Mussen (2006) yaitu menolong, beramal, berbagi dan kerjasama, dimana pada masing-masing bentuk mengandung sasaran, tindakan, konteks dan waktu. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji hipotesis penelitian yang menggunakan teknik analisis anava 1 jalur dengan bantuan komputer melalui program SPSS 18.0 diperoleh hasil F hitung = 7,830 (F tabel = 2,74; p < 0,001). Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa F hitung > F tabel dan p < 0,05, sehingga hipotesis yang menyatakan ada perbedaan intensi prososial ditinjau dari pola asuh ibu pada siswa SMP N 16 Surakarta dapat diterima. Berdasarkan penghitungan anava satu jalur diperoleh hasil bahwa mean intensi prososial dengan tipe pola asuh ibu autoritatif adalah 113,45. Mean intensi prososial dengan pola asuh ibu autoritarian adalah 105,89. Mean intensi prososial dengan pola asuh ibu permisif adalah 107,70. Mean intensi prososial dengan pola asuh ibu neglect adalah 101,16. Mean intensi prososial dengan pola asuh ibu yang tidak terklasifikasi adalah 105,30. Pada penelitian didapatkan hasil temuan adanya pola asuh ibu tidak terklasifikasi. Pola asuh ibu tidak terklasifikasi merupakan pola asuh yang tidak sesuai dengan norma pembentukan pola asuh dari teori Baumrind. Kecenderungan dua pola 20

asuh ibu atau lebih menyebabkan subjek tergolong ke dalam kategori pola asuh ibu tidak terklasifikasi. Pengaruh pola asuh ayah dan lingkungan sekitar juga mempengaruhi pola asuh ibu yang diterapkan dalam keluarga. Selain hal tersebut, budaya juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pola asuh yang diterapkan orangtua. Berdasarkan perhitungan intensi prososial dengan kategorisasi mean adalah rendah dan > mean adalah tinggi, sebanyak 54,9% berada di kategori rendah. Hasil tersebut sesuai dengan data awal dari hasil wawancara peneliti terhadap guru BP/BK SMP N 16 Surakarta bahwa kepekaan siswa-siswinya cenderung rendah. Fakta tersebut memberikan gambaran bahwa intensi prososial siswa tergolong rendah. Dapat diketahui pula pada hasil penelitian bahwa dari keempat kelompok yang diteliti, proporsi pola asuh neglect memiliki proporsi terbanyak dengan prosentase 45,1%, kemudian pola asuh ibu autoritatif sebesar 28,2%, pola asuh permisif sebesar 14,1%, dan pola asuh autoritarian sebesar 12,7%. Ibu dengan pendidikan terakhir sekolah dasar sebanyak 40,8%, SMP/sederajat 19,7%, SMA/sederajat 32,4%, lainnya sebanyak 7%. Ibu yang tidak bekerja sebanyak 52,1% dari total sampel penelitian. Hasil tersebut mendukung teori yang menyatakan bahwa pendidikan ibu memiliki peran dalam penerapan pola asuh sehingga mempengaruhi terbentuknya perilaku anak. Status bekerja atau tidaknya orangtua turut mempengaruhi pola asuh yang diterapkan. Lebih lanjut, Balter (2005) menyebutkan bahwa pola asuh yang diterapkan orangtua dipengaruhi oleh faktor sosial termasuk status bekerja dan faktor ekonomi. Keterbatasan dalam penelitian yang dilakukan menjadi catatan untuk peneliti lain yang tertarik dengan penelitian serupa. Berikut adalah keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian. Daya uji beda aitem yang digunakan pada skala penelitian ini menggunakan batas kriteria 0,250 sehingga aitem kurang memiliki variasi respon. Jumlah aitem yang disusun pada blue-print masing-masing aspek memiliki jumlah yang berbeda. Pada skala, pengidentifikasian elemen intensi memiliki bobot yang tidak seimbang. Selain itu, populasi penelitian kurang luas sehingga sampel tiap kelompok pola asuh tidak semuanya bersampel besar. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan intensi prososial ditinjau dari pola asuh ibu pada siswa SMP N 16 Surakarta. DAFTAR PUSTAKA Ajzen, I. (2005). Attitudes, personality, and behavior second edition. New York: Open University Press. Azwar, S. (2007). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2013). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 21

Balter. (2005). Parenting. Dalam Steven W. L (ed.). psychology. USA: Sage. Encyclopedia of school Baron, R. A., & Branscombe, N. R., (2011). Social psychology 13edition. New York: Prentice-Hall. Brooks, J. B. (2011). The process of parenting 8 edition. Singapore: McGraw-Hill. Dayakisni, T., & Hudaniah. (2003). Psikologi sosial. Malang: Universitas Muhammadiyah, Malang Press. Eissenberg, N., & Mussen, P. H. (2006). The roots of prosocial behavior in children. UK: Cambridge University Press. Elvira, E. (2014, 23 Agustus). Suami tak bisa gantikan peran ibu. Diakses melalui http://lifestyle.okezone.com/read/2014/08/22/196/1028576/suami-tak-bisagantikan-peran-ibu, pada tanggal 24 Agustus 2014. Khairuddin. (2002). Sosiologi keluarga. Yogyakarta: Liberty. Kretchmar-Hendricks, M. (2006). Parenting, Dalam Salkind (Ed.), Encyclopedia of Human Development. London: Sage Publication. Lestari, R. (2013, 1 Juni). Keluarga: Tempat proses belajar perilaku prososial. Dalam prosiding, seminar nasional psikologi, parenting: Optimalisasi peran orangtua dalam pendidikan karakter bangsa. Surakarta: UMS. Santrock, J. W. (2003). Adolescence perkembangan remaja, alih bahasa: Shinto B Adelar & Sherly Saragih. Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. (2011). Live-span development 13edition. New York: McGraw Hill. Sarwono, S. W., & Meinarno, E. A. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Susskind, J. (2006). Social Development. Dalam Salkind (Ed.), Encyclopedia of Human Development. London: Sage Publication. Veenstra, R. (2006). The development of dr.jekyll and mr.hyde: prosocial and antisocial in adolescence. Dalam Fetchenhauer, D., Flache, A., Buunk, A. P., Lindenberg, S. (eds.), Solidarity and Prosocial Behavior (An Integration of Sociological and Psychological Perspective). Canada: Springer. 22