Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INTENSIVE CARE UNIT DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA***

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN JENIS PENYAKIT TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN: KENYAMANAN PADA KASUS KEGAWATAN ONKOLOGI

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

Oleh : Rahayu Setyowati

Komunikasi Terapeutik Perawat Berhubungan dengan Kepuasan Pasien. Nurse s Therapeutic Communications is Related with The Patient s Satisfaction

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI PERAWAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ROKAN HULU MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE JENJANG SARJANA TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN PASIEN HALUSINASI DENGAN PERILAKU KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN HALUSINASI

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP (PROTAP) PERAWATAN LUKA OPERASI DI BLUD RSU CUT NYAK DHIEN MEULABOH TAHUN 2015

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

Alfi Ari Fakhrur Rizal 1 ; Shofa Chasani 2 ; Bambang Edi Warsito 3 ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD KOTA KOTAMOBAGU

BAB I PENDAHULUAN. dalam Tomey & Alligood, 2006) mendefinisikan caring sebagai suatu proses. merupakan sesuatu yang unik terhadap praktik keperawatan.

HUBUNGAN IMPLEMENTASI PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP IGD RSUP SANGLAH DENPASAR

ERY SANDI NIM I

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

BAB I PENDAHULUAN. Caring merupakan unsur sentral dalam keperawatan. Menurut Potter & Perry (2005),

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

PENGARUH KARAKTERISTIK ORANGTUA DAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP PERKEMBANGAN BALITA

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

Dwi Sulistyowati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan. Keywords: Knowledge, Attitudes, Behaviors, Inos, Nurse.

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI BANGSAL MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Wawan Kurniawan

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

Indrawati Bahar (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II

RELATIONSHIP CHARACTERISTICS, KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF COMMUNICATION WITH NURSES IN THE THERAPEUTIC INPATIENT

Motivasi Kerja dan Karakteristik Individu Perawat di RSD Dr. H. Moh Anwar Sumenep Madura

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perawat dalam praktek keperawatan. Caring adalah sebagai jenis hubungan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulanfi

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik Perawat, Kepuasan Pasien

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

ABSTRACT. Ranti Susanti 1), Wahyuningsih Safitri 2), Anissa Cindy Nurul Afni 3) ABSTRAK

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS KELAS III DI RSUD KABUPATEN PEKALONGAN

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien di Ruangan Interna RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PEMBIMBING KLINIK DALAM PENERAPAN NILAI-NILAI PROFESIONALISME MAHASISWA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG DADALI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN Oleh : Arni Wianti

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK

E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan

EFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi

HUBUNGAN KOMPETENSI BIDANG KOMUNIKASI DENGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN BEDAH DAN INTERNA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALEWANGANG MAROS

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN KELUARGA PASIEN JIWA DI IRJ RSJD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014

HUBUNGAN KARATERISTIK PERAWAT DENGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DAN DIAGNOSIS NANDA

Transkripsi:

1 Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Hubungan Motivasi Kerja terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau The Relation Between Working Motivation and Nurse Caring in Tampan Mental Health Hospital Of Riau Province Prodi Ilmu Keperawatan STIKes Hang Tuah Pekanbaru. ABSTRAK Caring merupakan fenomena menyeluruh yang mampu mempengaruhi cara manusia berpikir, merasa dan mempunyai hubungan dengan sesama. Perilaku caring dapat terwujud karena adanya dorongan baik dari internal maupun eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi kerja terhadap perilaku caring perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau. Jenis penelitian kuantitatif, pendekatan Crossectional. Tehnik pengambilan sampel dengan total sampling, jumlah sampel sebanyak 56 orang perawat pelaksana diruang rawat inap, alat pengumpulan data dalam bentuk kuesioner dan lembar observasi. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dan analisa bivariat dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian diketahui adanya hubungan secara signifikan antara motivasi kerja terhadap perilaku caring perawat di ruang rawat inap dengan (p value = 0,001). Diharapkan kepada Bagian Diklit dan Bagian Bidang Keperawatan agar mengadakan pelatihan-pelatihan untuk perawat yang berkaitan dengan perilaku caring dalam melaksanakan asuhan keperawatan sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan kepada klien. Kata Kunci : Perilaku Caring, Motivasi Kerja ABSTRACT Caring is a comprehensive phenomenon that can affect the way people think, feel and have a relationship with fellow. Caring behavior can be realized due to lack of motivation of both internal and external. This research aims to determine the relationship of work motivation on nurses caring behaviors in the patient room at Tampan Pshyciatric Hospital, Riau Province. Type a descriptive study with cross sectional correlation. Sampling technique with non-probability sampling sample size by 56 respondents, measuring tools in the form of questionnaires and observation sheets. The analysis used is univariate and bivariate analysis using chi-square test. The result shows revealed a significant relationship between work motivation on nurse caring behaviors in the patient room with (p value = 0.001). Expected to Section Diklit and nursing fields section to hold trainings for nurses related to caring behavior in implementing nursing care so as to improve the quality of nursing care to clients. Keywords: Work Motivation Caring Behavior PENDAHULUAN Siti Khodijah, Erna Marni Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju. Sehat jiwa merupakan keadaan tidak gangguan jiwa. Sehat jiwa adalah keadaan individu yang memiliki cara komunikasi, management perilaku, dan bertindak yang bersifat positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan serta mencerminkan kedewasaan kepribadian seorang individu (WHO, 2009). Pernyataan ini didukung oleh UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1996, kesehatan jiwa merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dari seseorang dan perkembangan ini selaras dengan orang lain. Kesehatan jiwa sangat erat kaitannya dengan tingkah laku seseorang. Hal ini yang dapat menggambarkan seseorang tersebut sehat jiwa atau mengalami gangguan kesehatan jiwa. Menurut WHO (2009), masalah gangguan jiwa di seluruh dunia sudah menjadi masalah yang sangat serius. WHO menyatakan ada satu dari empat orang di dunia mengalami masalah mental, diperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa. Delapan dari sepuluh orang penderita gangguan jiwa ini tidak mendapatkan perawatan, dimana sepertiganya berdomisili di negaranegara berkembang. Departemen Kesehatan (2010) menyatakan lebih dari 28 juta orang penduduk Indonesia menderita gangguan kesehatan jiwa. 1Alamat Korespodensi : Erna Marni. Jl. Mustafa Sari No 5 Tangkerang Selatan Pekanbaru, Hp: 081275799739, Email: ien4_m4rn1@yahoo.co.id Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 4, Mei Page 175

Besarnya pertambahan penderita gangguan jiwa, menyebabkan diadakannya beberapa perubahan di bidang pelayanan di setiap Rumah Sakit Jiwa di Indonesia, terutama keperawatan jiwa. Hal ini ditinjau dari aspek pelayanan yang langsung dengan pasien adalah perawat. Perawat dikatakan sebagai salah satu faktor pendukung suksesnya pelaksanaan standar asuhan keperawatan. Menurut DepKes R.I (2011), perawat jiwa di Indonesia memiliki peran utama dalam meningkatkan kesembuhan pasien. Selama 24 jam perawat berinteraksi kepada pasien dan mengaplikasikan kemampuan yang dimilikinya baik secara fisiologis maupun psikologis sesuai dengan kebutuhan pasien. Selama melakukan interaksi dengan pasien diperlukan motivasi dan perilaku caring yang dapat mendukung proses keperawatan. Caring adalah fenomena universal yang mempengaruhi cara manusia berpikir, merasa, dan mempunyai hubungan dengan sesama. Watson menyatakan caring dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi (Potter dan Perry, 2009). Penelitian deskriptif di Provinsi Sumatra Utara mendapatkan gambaran tentang perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatra Utara, Medan. Sebanyak 36 responden sampel diambil dari perawat yang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatra Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 58,3% responden menunjukkan perilaku caring yang cukup, dan 41,7% responden memperlihatkan perilaku caring yang baik dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatra Utara, Medan (Irawan, 2010). Setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk berperilaku caring sangat erat kaitannya dengan motivasi (niat). Nursalam (2012) menyatakan, motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, Medan tentang Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Perawat dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa, Hasil penelitian menunjukkan dari lima sub variabel motivasi berprestasi ada empat variabel yang berpengaruh terhadap kinerja perawat yaitu promosi (p=0.000), tantangan (p=0.000), imbalan (p=0.016) dan pengakuan (p=0.012) sedangkan variabel prestasi kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja perawat (Amelia, 2009). Motivasi kerja perawat sangat mempengaruhi perilaku caring perawat dan menjadi sangat penting dalam mempengaruhi kualitas pelayanan dan kepuasan pasien terutama di rumah sakit, dimana kualitas pelayanan menjadi penentu citra institusi pelayanan yang nantinya akan dapat meningkatkan kepuasan pasien dan mutu pelayanan (Potter dan Perry, 2009 ) Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara motivasi kerja terhadap prilaku Caring perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau tahun 2013. METODOLOGI Penelitian ini bersifat kuantitatif analitik dengan jenis desain Cross Sectional. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah semua perawat yang ada di lima ruangan rawat inap RSJ Tampan Provinsi Riau yang berjumlah 65 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perawat yang ada di lima ruangan rawat inap RSJ Tampan Provinsi Riau yang berjumlah 56 orang dengan metode pengambilan total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada responden, meliputi motivasi kerja yang terdiri dari 24 pernyataan yang diteliti dengan menggunakan skala likert, yaitu dengan rentang nilai 1 jika jawaban sangat tidak setuju, nilai 2 jika jawaban tidak setuju, nilai 3 jika jawaban setuju dan nilai 4 jika jawaban sangat setuju untuk pernyataan positif. Pernyataan positif terletak pada pernyataan nomor 1, 2, 4, 6, 7, 8, 11, 12, 15, 18, 21, dan 24. Rentang nilai 4 jika jawaban sangat tidak setuju, nilai 3 jika jawaban tidak setuju, nilai 2 jika jawaban setuju dan nilai 1 jika jawaban sangat setuju untuk pernyataan negatif. Pernyataan negatif terletak pada pernyataan nomor 3, 5, 9, 10, 13, 14, 16, 17, 19, 20, 22, dan 23. Kemudian pengisian lembar observasi yang dilakukan peneliti tentang perilaku caring perawat yang terdiri dari 15 pernyataan tindakan dengan menggunakan skala guttman yang memiliki rentang nilai 1 jika jawaban iya dan nilai 0 jika tidak yang akan di observasi di lima ruang rawat inap rumah sakit jiwa. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi. Analisa data dilakukan secara bertahap yaitu Analisa Univariat yaitu seluruh variabel disusun dalam bentuk distribusi frekuensi yang meliputi karakteristik responden, motivasi kerja (variabel independen) dan perilaku caring perawat (variabel dependen). Sedangkan analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan motivasi kerja dengan perilaku caring perawat. Analisis data menggunakan uji Chi Square. HASIL Analisa Univariat Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar jenis kelamin responden adalah perempuan yaitu Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 4, Mei Page 176

48 orang (85,7%), umur responden sebagian besar adalah umur antara 31-51 tahun yaitu 38 orang (67,9%), sebagian besar pendidikan responden adalah DIII Keperawatan yaitu 40 orang (71,4%), dan lama bekerja responden yang paling banyak adalah antara 1-5 tahun yaitu 22 orang (39,3%). Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa untuk motivasi kerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau dapat disimpulkan bahwa banyak responden yang memiliki motivasi kerja tinggi yaitu berjumlah 30 orang (53,6%). Sedangkan untuk perilaku caring perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yang memiliki perilaku caring yaitu bejumlah 29 orang (51,8%). Analisa Bivariat Analisa ini dilakukan untuk mengetahui hubungan dua variabel yaitu variabel independen (motivasi kerja) dengan variabel dependen (perilaku caring perawat). Motivasi kerja perawat Tabel 1 Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Perilaku caring Caring Tidak caring Jumlah n % n % N % Tinggi 22 73,3 8 26,7 30 100 Rendah 7 26,9 19 73,1 26 100 Jumlah 29 51,8 27 48,2 56 100 OR 95% CI 7,46 (2,28-24,4) P value 0,001 Tabel menunjukkan bahwa dari 56 orang responden yang memiliki motivasi kerja tinggi dengan perilaku caring sebanyak 22 orang atau 73,3%, sedangkan responden yang memiliki motivasi kerja tinggi dengan perilaku tidak caring sebanyak 8 orang atau 26,7%. Untuk responden yang memiliki motivasi kerja rendah dengan perilaku caring sebanyak 7 orang atau 26,9%, sedangkan responden yang memiliki motivasi kerja rendah dengan perilaku tidak caring sebanyak 19 orang atau 73,1%. Dari hasil analisa didapatkan nilai p = < 0,005 terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja terhadap perilaku caring perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013. Hasil analisis diperoleh nilai OR = 7,46 artinya perawat yang memiliki motivasi kerja rendah mempunyai resiko untuk memiliki perilaku tidak caring 7,4 kali lebih besar dibandingkan dengan perawat yang memiliki motivasi tinggi. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yang berjumlah 48 orang (85,7%). Hal ini menunjukkan bahwa profesi perawat lebih banyak disandang perempuan. Perawat harus memiliki naluri keibuan (mother instinct) dalam memenuhi segala kebutuhan klien. Dalam Potter dan Perry (2009) menyatakan bahwa perlakuan perawat yang lembut, sejalan dengan kontak mata,kepedulian terhadap masalah klien, dan hubungan fisik mengekspresikan fokus pada satu individu merupakan pendekatan yang nyaman. Pernyataan ini didukung oleh Wahyuni (2010) menyatakan bahwa perawat perempuan lebih sabar dan teliti sesuai naluri alamiah yang dimilikinya. Hasil penelitian diperoleh umur responden yang terbanyak berada pada rentang umur 31-51 tahun yang berjumlah 38 orang (67,9%). Pernyataan ini didukung oleh Wahyuni (2010) bahwa pada umur dewasa pertengahan, perawat lebih fokus pada karir sebagai perawat dalam merawat klien gangguan jiwa. Hasil analisa didapatkan bahwa tingkat pendidikan responden yang terbanyak adalah DIII keperawatan yaitu berjumlah 40 orang (71,4%). Dari pendidikan terakhir yang dimiliki sebagian besar responden dapat dilihat bahwa responden telah layak bekerja dirumah sakit. Menurut Dewan Pimpinan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI, 1999) yang dimaksud dengan perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikannya pada pendidikan formal keperawatan minimal lulusan DIII keperawatan. Hasil analisa data mengenai lama responden bekerja hasil terbanyak berada pada rentang 1-5 tahun yaitu berjumlah 22 orang (39,3%). Didukung oleh pernyataan Irawan (2010) bahwa perilaku caring seorang perawat tergantung pada apa yang dimiliki dalam diri perawat tersebut yaitu niat dan pengetahuan yang baik. Peneliti berpendapat bahwa banyaknya responden yang bekerja rentang 1-5 tahun merupakan penyesuaian dari peningkatan tipe rumah sakit yaitu peningkatan dari tipe rumah sakit B menjadi tipe rumah sakit A pada akhir tahun 2011 sehingga penerimaan tenaga CPNS atau PNS lebih banyak menyebabkan masih banyaknya responden yang masih belum lama bekerja dirumah sakit tersebut. Hasil analisa menunjukkan bahwa motivasi kerja yang dimiliki responden mayoritas tinggi yaitu berjumlah 30 orang (53,6%). Masih ada hampir sebagian perawat yang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau yang memiliki motivasi kerja yang rendah. Kecendrungan disebabkan masih banyaknya faktor-faktor yang mendukung motivasi perawat tersebut yang belum terpenuhi baik dari dalam diri maupun luar diri yang mampu mempengaruhi Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 4, Mei Page 177

motivasi dalam berperilaku caring dan kinerja perawat. Hal ini sejalan dengan penelitian Amelia (2009) menyatakan bahwa kinerja perawat yang baik sangat terkait dengan motivasi kerja dari perawat tersebut, motivasi dianggap hal yang menentukan untuk menghasilkan sesuatu. Hasil penelitian mengenai perilaku caring responden didapatkan bahwa sebanyak 29 orang (51,8%) responden telah memiliki perilaku caring. Hasil analisa memperlihatkan masih ada sebagian dari perawat yang berperilaku tidak caring, Kecendrungan hal ini disebabkan ada banyak faktor yang mempengaruhi perilaku caring seseorang. Pernyataan ini didukung oleh Magareta (2009) bahwa perilaku caring perawat yang dirasakan pasien adalah bagaimana perawat aktif bertanya, berbicara lembut, memberi dukungan, responsif, terampil dan menghargai serta menjelaskan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Irawan (2010) bahwa Perawat di rumah sakit daerah Provsu Medan lebih memperhatikan pentingnya perilaku caring, yang memiliki tujuan untuk meningkatkan pelayanan keperawatan ke arah yang lebih baik dan profesional. Hasil analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan motivasi kerja yang tinggi sebanyak 30 orang atau 53,6% perawat memiliki perilaku caring sebanyak 29 orang atau 51,8% selanjutnya dilakukan analisa statistik dengan memakai uji Chi-square terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja terhadap perilaku caring perawat dengan nilai p = 0,001 < α (0,05). Notoatmodjo (2007) mengemukakan motivasi merupakan dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Hal ini sangat berkaitan dengan yang ada di dalam Potter dan Perry (2009) bahwa caring bersifat sangat personal, sehingga pengungkapan caring pada tiap klien berbeda. Peneliti menyimpulkan setiap dorongan yang mengarahkan perilaku yang dimiliki perawat dalam bekerja berbeda sehingga perawat dalam mengungkapkan perilaku caring yang dimilikinya kepada klien juga akan berbeda. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Waskiyah (2011) mengenai hubungan antara motivasi kerja dengan perilaku caring perawat di Rumah Sakit Umum Kraton, Kabupaten Pekalongan menunjukkan hasil bahwa ada hubungan yang bermakna antara motivasi kerja dan perilaku caring perawat. KESIMPULAN Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi kerja dengan perilaku caring pada perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau. Hal ini disebabkan oleh perilaku caring lebih erat kaitannya dengan motivasi kerja, karena perilaku seseorang tersebut dapat terlihat dari bagaimana niat atau dorongan serta bentuk kepribadian yang dimiliki responden itu sendiri. SARAN 1. Disarankan bagi Institusi Rumah Sakit agar dapat melakukan pelatihan-pelatihan untuk perawat yang berkaitan dengan perilaku caring dalam melaksanakan asuhan keperawatan sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan. 2. Disarankan bagi Perawat agar dapat memilah kepentingan pribadi dan kepentingan bekerja untuk meningkatkan lagi motivasi kerja sehingga dapat meningkatkan perilaku caring perawat. Meningkatkan perilaku caring juga dapat meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan perawat. 3. Disarankan bagi Peneliti Selanjutnya agar dapat lebih memperdalam penelitian ini dengan menambahkan variabel lainnya seperti kinerja perawat, dan dapat dikembangkan lagi dengan desain dan metode penelitian yang berbeda. Yaitu menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam. KEPUSTAKAAN Dahlan, S, M. (2012). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Depkes R.I. (2010). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes R.I. Depkes R.I. (2011). Perawat Jiwa di Indonesia. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes R.I. Hastono, S.P. (2010). Statistik Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Pustaka. Irawan, A. (2010). Perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, Medan. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Magareta, M. (2010). Persepsi Pasien Tentang Perilaku Caring Perawat dalam Pealayanan Keperawatan di Ruang Maranatha 1. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Medical Record RSJ Tampan Provinsi Riau. (2012). Jumlah ruangan rawat inap dan tenaga perawat.pekanbaru: RSJ Tampan Provinsi Riau. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 4, Mei Page 178

Notoatmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan :aplikasi dalam praktik keperawatan professional. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Perry, A.G dan Potter, P.A. (2009).Buku Ajar fundamental Keperawatan Buku I Edisi 7.Jakarta:Salemba Medika. PPNI, (2010), Pengertian Motivasi. http://innappni.or.id/index.php diakses pada tanggal 28 Oktober, 2012. STIKes Hang Tuah Pekanbaru. (2012). Panduan Skripsi Program Sarjana. Pekanbaru: STIKes Hang Tuah Pekanbaru. Wahyuni, S. (2010). Gambaran Tipe Empati Perawat Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Waskiyah, Y. (2011). Hubungan antara motivasi kerja dengan perilaku caring perawat di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 4, Mei Page 179