sasi Nasional Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di dan tidak untuk di komersialkan

dokumen-dokumen yang mirip
Tata cara pencatatan akuifer dengan metode logging geolistrik tahanan jenis short normal (SN) dan long normal (LN) dalam rangka eksplorasi air tanah

Tata cara analisis dan evaluasi data uji pemompaan dengan metode Papadopulos Cooper

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di dan tidak untuk di komersialkan

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

Cara uji sifat tahan lekang batu

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

Tata cara pengukuran tekanan air pori tanah dengan pisometer pipa terbuka Casagrande

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

Cara uji penetrasi aspal

Tata cara analisis data pengujian surutan bertahap pada sumur uji atau sumur produksi dengan metode Hantush-Bierschenk

Cara uji geser langsung batu

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Cara uji berat jenis aspal keras

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A

Cara uji daktilitas aspal

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

I. PENGUKURAN INFILTRASI

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik (UMH-Fisik) dengan alat ukur arus tipe baling-baling

Kulit masohi SNI 7941:2013

Cara uji pengukuran potensi keruntuhan tanah di laboratorium

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

Metode uji penentuan kadar pasir dalam slari bentonit

Metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah

Tata cara pengambilan contoh muatan sedimen melayang di sungai dengan cara integrasi kedalaman berdasarkan pembagian debit

Cara uji tekan triaksial pada batu di laboratorium

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Udara ambien Bagian 10: Cara uji kadar karbon monoksida (CO) menggunakan metode Non Dispersive Infra Red (NDIR)

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

Tata cara pengukuran laju infiltrasi tanah di lapangan menggunakan infiltrometer cincin ganda

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

Cara uji kelarutan aspal

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

Tata cara pemasangan instrumen magnetis dan pemantauan pergerakan vertikal tanah

Metode uji koefisien kelulusan air pada tanah gambut dengan tinggi tekan tetap

Cara uji sifat dispersif tanah dengan alat pinhole

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan

Alat pemadam kebakaran hutan-pompa punggung (backpack pump)- Unjuk kerja

Cara uji sifat hidraulik akuifer terkekang dan bebas dengan metode Jacob

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara pemasangan dan pembacaan alat ukur regangan tanah

Perhitungan debit andalan sungai dengan kurva durasi debit

Semen portland komposit

Kayu bundar jenis jati Bagian 3: Pengukuran dan tabel isi

Metode penentuan karakteristik gesek (indeks) geosintetik dengan uji geser langsung

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik dengan tabung pitot

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

Bambu lamina penggunaan umum

Tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap

Analisis kadar abu contoh batubara

Baja tulangan beton SNI 2052:2014

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Bibit induk (parent stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 1: Metode lepas dasar

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 2 : Benih

Cara uji abrasi beton di laboratorium

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Cara uji kepadatan tanah di lapangan dengan cara selongsong

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

Cara uji titik nyala dan titik bakar aspal dengan alat cleveland open cup

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.)

Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C , IDT)

Cara uji kekakuan tekan dan kekakuan geser bantalan karet jembatan

Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii )

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Cara uji sifat dispersif tanah lempung dengan hidrometer ganda

Bibit sapi potong Bagian 1: Brahman Indonesia

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Biji kakao AMANDEMEN 1

Rambu evakuasi tsunami

Tata cara pengukuran geolistrik Wenner untuk eksplorasi air tanah

Tata cara pemasangan inklinometer dan pemantauan pergerakan horisontal tanah

SNI 2435:2008 Standar Nasional Indonesia

Mesin pemecah buah dan pemisah biji kakao - Syarat mutu dan metode uji

Kayu lapis - Klasifikasi. Plywood - Classification

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

Tata cara pengukuran pola aliran pada model fisik

Transkripsi:

2 Standar Nasional Indonesia Tataa cara penentuan tinggi muka air tanah pada lubang bor atau sumur pantau ICS 93.020 Badan Standardis sasi Nasional

BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Persyaratan... 2 5 Prosedur... 3 6 Pelaporan... 5 Lampiran A (informatif)... 6 Lampiran B (informatif)... 10 Lampiran C (informatif)... 13 Bibliografi... 12 BSN 2012 i

Prakata Tata cara penentuan tinggi muka air tanah pada lubang bor atau sumur pantau ini termasuk dalam Gugus Kerja Hidrologi, Hidraulika, Lingkungan, Air Tanah dan Air Baku pada Sub Panitia Teknik Bidang Sumber Daya Air yang berada di bawah Panitia Teknik Konstruksi dan Bangunan, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. Perumusan standar ini dilakukan melalui proses pembahasan pada Gugus Kerja, Prakonsensus dan Konsensus pada tanggal 29 Agustus 2003 di Pusat Litbang Sumber Daya Air Bandung serta proses penetapan pada Panitia Teknik yang melibatkan para nara sumber dan pakar dari berbagai instansi terkait. Standar ini merupakan adaptasi dari ASTM D 4750 1993 Determining Subsurface Liquid Levels in a Borehole or Monitoring Well (Observation Well) dan hasil kajian yang telah diterapkan di berbagai lokasi di seluruh Indonesia. Standar ini disusun untuk melengkapi standar yang telah dibuat sebelumnya, yaitu SNI 03-6454-1995 Metode pengukuran tinggi muka air tanah bebas di sumur. BSN 2012 ii

Pendahuluan SNI 7749:2012 Standar ini disusun berdasarkan kebutuhan pelaksana teknis di lapangan untuk dipakai sebagai acuan dalam menentukan elevasi muka air tanah. Terdapat beberapa prosedur pengukuran yang akan dijelaskan antara lain menguraikan prosedur untuk mengukur tinggi muka air tanah atau menentukan muka air statik pada suatu lubang bor atau sumur pantau. Ada tiga pilihan prosedur pengukuran muka air tanah menurut jenis peralatan yang diinginkan. Pengukuran tinggi muka air tanah dilakukan dengan titik acuan yang ditetapkan dekat puncak lubang bor atau bibir sumur, Pengukuran tinggi muka air juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat diturunkan secara vertikal ke dalam lubang bor. Hasil pelaporan pengukuran berupa data tinggi muka air tanah pada lubang-bor atau sumur pantau, dapat digunakan sebagai informasi yang diperlukan dalam kajian geoteknik, hidrologi dan pengendalian pencemaran air. BSN 2012 iii

Tata cara penentuan tinggi muka air tanah pada lubang bor atau sumur pantau 1 Ruang lingkup Standar ini menguraikan prosedur pengukuran tinggi muka air tanah di dalam suatu lubang bor atau sumur pantau dengan menggunakan alat ukur mekanik dengan pemberat dan alat ukur elektrik. Di dalam standar ini digambarkan tiga pilihan cara pengukuran, antara lain menggunakan alat ukur dengan pemberat, alat ukur dengan tanda bunyi, dan alat ukur dengan tanda nyala (elektrik). Cara pengukuran menggunakan alat ukur dengan bunyi hanya dapat dilakukan pada lubang bor atau sumur yang mempunyai muka air tanah dangkal. Data hasil pengukuran tinggi muka air tanah yang diperoleh selain digunakan untuk pemantauan muka air tanah juga digunakan dalam penentuan muka air statik pada lubang bor atau sumur pantau. 2 Acuan normatif SNI 03-3969-1995,Metoda pengeboran air tanah dengan alat bor putar sistem sirkulasi langsung. SNI 03-3970-1995,Metode pengukuran tinggi muka air tanah bebas di sumur. SNI 03-6454-2000,Metode pengujian ketegaklurusan sumur. SNI 03-6464-2000,Tata cara pembangunan sumur produksi. ASTM D 4750 1993 : Determining subsurface liquid levels in borehole or monitoring well (observation well). 3 Istilah dan definisi 3.1 Air tanah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan yang mengandung air bawah permukaan tanah. 3.2 Bibir sumur (top of borehole ) permukaan sumur atau permukaan lubang bor pada atau di atas permukaan tanah sebagai titik acuan pengukuran. 3.3 Lubang bor lubang yang dibuat dengan bor tangan, bor mesin, atau pipa dengan atau tanpa sirkulasi air, dan dapat menembus tanah atau batuan untuk mengetahui sifat material yang ada di bawah permukaan tanah. 3.4 Material bumi tanah, batuan dan bahan timbunan. BSN 2012 1 dari 12

3.5 Muka air tanah permukaan badan air tanah yang bertekanan air sama dengan tekanan atmosfir. Material bumi di bawah muka air tanah jenuh dengan air. 3.6 Sumur pantau (sumur pengamat) sumur khusus yang dibuat dan ditempatkan pada lokasi terpilih untuk mengamati parameter perubahan tinggi muka air tanah. 3.7 Tinggi muka air tanah tinggi air di bawah permukaan tanah sekitar lubang bor atau sumur yang menunjukkan suatu ketinggian atau kedalaman di bawah permukaan tanah. 3.8 Tinggi muka air statik tinggi muka air rata-rata pada lubang bor atau sumur, tidak berubah dengan waktu, dan air tidak mengalir ke dalam, atau ke luar dari lubang-sumur bor. 4 Persyaratan 4.1 Pengukuran Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persyaratan pengukuran adalah sebagai berikut: a) Lubang bor dan sumur pantau harus vertikal agar alat dapat dengan mudah diturunkan ke bawah. b) Pengukuran tinggi muka air tanah menggunakan alat ukur dengan pemberat dilakukan pada kedalaman lubang bor atau sumur kurang dari 150 m. c) Pengukuran tinggi muka air tanah yang pertama kali dilakukan harus setelah selesai pekerjaan pengeboran selama satu minggu. d) Pengukuran tinggi muka air tanah menggunakan alat ukur dengan bunyi sebaiknya dilakukan pada sumur dengan muka air tanah yang dangkal. 4.2 Peralatan Peralatan yang digunakan untuk mengukur tinggi muka air pada lubang sumur bor atau sumur pantau adalah sebagai berikut: 4.2.1 Alat ukur dengan pemberat (Gambar A.1 Lampiran A) a) Pita ukur dengan pemberat dikaitkan di ujung dengan kawat. b) Pada penggunaan normal pita ukur tidak boleh terlipat dan meregang lebih dari 0,05%. c) Terbuat dari baja, kain, atau plastik dengan panjang 20 m, 30 m, 50 m atau 100 m dan lebar 6 mm. d) Gulungan meter harus dapat diputar dengan tangan. BSN 2012 2 dari 12

e) Harus dapat ditarik ke atas dengan bentuk pemberat pipih, agar sampai ke ujung. 4.2.2 Alat ukur elektrik (Gambar A.2 Lampiran A) a) Dilengkapi dengan sensor. b) Arus listrik harus menyala ketika ujungnya berkontak dengan air. c) Kabel ditandai dan kemudian dibaca seperti pada pita ukur. 4.2.3 Alat ukur dengan bunyi (Gambar A.3 Lampiran A) a) Pita ukur dengan beban dikaitkan di ujung dengan kawat. b) Beban harus berbunyi pada waktu menyentuh air. c) Gulungan meter harus dapat diputar dengan tangan. d) Harus dapat ditarik ke atas dengan bentuk beban pipih agar sampai ke ujung. 5 Prosedur 5.1 Menetapkan titik acuan pada atau dekat puncak lubang bor atau bibir sumur Catat elevasi titik acuan pada puncak lubang-bor atau bibir sumur. Tiga cara mengukur muka air tanah, yaitu dengan pemberat, elektrik dan bunyi. Pengukuran dengan pemberat menghasilkan ketelitian paling tinggi, tetapi memiliki kelemahan, yaitu pita ukur harus memberikan perbedaan yang jelas antara pita basah dan kering. Jika penggunaan pita baja batas basah dan kering sulit terbaca dan jika menggunakan pita kain, air akan meresap naik. Penggunaan elektrik cukup akurat. Cara mengukur muka air tanah dengan alat ukur bunyi hanya dapat dilakukan pada lubang bor atau sumur dengan muka air tanah dangkal. 5.1.1 Alat ukur dengan pemberat a) Turunkan pita-ukur dengan pemberat secara perlahan ke dalam lubang-bor atau sumur sampai menyentuh permukaan air; b) Amati, catat, dan kemudian baca angka pada pita ukur di titik acuan; c) Tarik pita itu dari lubang-bor dan amati ujung pita terendah; d) Batas/garis antara bagian pita basah dan kering harus nyata; e) Amati, catat, dan kemudian baca pita ukur pada titik tersebut; f) Perbedaan antara kedua pembacaan adalah kedalaman dari titik acuan sampai ke muka air; g) Untuk mendapatkan hasil yang baik perlu dilakukan dua kali pengukuran; h) Perbedaan hasil pengukuran yang diakui maksimum 2 cm; BSN 2012 3 dari 12

i) Pada pengukuran di daerah yang diindikasikan ada pencemaran air, setiap selesai pengukuran pita ukur harus selalu dibersihkan agar tidak terjadi pencemaran terhadap sumur-sumur lain. 5.1.2 Alat ukur elektrik a) Periksa jalannya alat dengan memasukkannya ke dalam air dan catat jika ujung alat berkontak dengan permukaan air; b) Keringkan ujungnya. Kemudian, pelan-pelan turunkan kembali ke dalam lubang bor atau sumur sampai menunjukkan bahwa ujungnya telah menyentuh permukaan air; c) Untuk alat yang mempunyai skala meter pada kabel 1) Catat pembacaan di titik acuan; 2) Hasil pembacaan adalah kedalaman muka air tanah di bawah titik acuan lubang bor atau sumur; d) Untuk alat ukur tanpa skala meter pada kabel 1) Tandai kabel di titik acuan; 2) Tarik kabel dari lubang bor atau sumur; 3) Ukur jarak antara ujung dan tanda pada kabel dengan menggunakan pita ukur Jarak ini adalah kedalaman muka air tanah di bawah titik acuan. e) Periksa kedua atau ketiga pembacaan sebelum menarik pita elektrik dari lubang bor atau sumur pantau; f) Bersihkan kabel atau pita ukur elektrik setiap selesai pengukuran. 5.1.3 Alat ukur dengan bunyi a) Turunkan sebuah pita ukur ke dalam sumur sampai menyentuh permukaan air. Hal ini ditandai oleh bunyi cemplungan yang dapat didengar; b) Amati dan catat hasil pembacaan pita ukur di titik acuan; c) Ulangi proses ini sampai pembacaan tetap atau sampai perbedaan pembacaan maksimum 2 cm; d) Catat hasil itu sebagai kedalaman muka air tanah di bawah titik acuan. 5.2 Penentuan muka air statik Tentukan muka air statik dengan salah satu cara di bawah ini : 5.2.1 Cara-1 Lakukan paling sedikit dua kali pengukuran muka air tanah sampai mendapatkan angka konstan. Hasil pembacaan adalah tinggi muka air statik rata-rata pada lubang bor. 5.2.2 Cara-2 BSN 2012 4 dari 12

Lakukan paling sedikit tiga kali pengukuran muka air tanah pada interval waktu yang sama sebagai perubahan tinggi muka air statik. a) Tinggi muka air statik dalam sumur atau lubang bor dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : h 0 1 2 1 y =... (1) y y 2 dengan : h 0 adalah perubahan tinggi muka air statik y 1 adalah perubahan tinggi muka air pada interval waktu antara pembacaan pertama dengan kedua y 2 adalah perubahan tinggi muka air selama interval waktu antara pembacaan kedua dengan ketiga b) Ulangi proses di atas secara berurutan tiga kali pengukuran sampai hitungan h o konstan Hitung muka air statik lubang bor atau sumur. 6 Pelaporan Hasil pengukuran muka air tanah pada lubang bor atau sumur pantau dibuat laporan, yang memuat informasi sebagai berikut (Tabel B.1 dan Tabel B.2 Lampiran B). a) Perincian lokasi sumur - nomor sumur; - lokasi antara lain desa, kecamatan, kabupaten, dan propinsi; - koordinat lintang dan bujur; - petunjuk peta; - elevasi ( d.m.l ); dan - sketsa lokasi. b) Perincian pelengkap - tanggal pembuatan sumur; - sifat pengeboran; - metoda pengeboran; dan - pengawas. c) Perincian khusus - total kedalaman sumur; - lamanya uji pompa; dan - debit. d) Perincian Pengukuran - tahun pengamatan; - tahun berdiri; - tanggal dan waktu pembacaan; - keadaan cuaca; dan - alat ukur yang digunakan BSN 2012 5 dari 12

1 2 Lampiran A (informatif) Gambar Keterangan gambar : 1. Muka tanah 2. Puncak lubag bor (bibir sumur) sebagai titik acuan pengukuran 3. Pita ukur 4. Muka air tanah 5. Panjang pita basah 6. Pemberat 7. Dasar sumur 8. Dudukan roll meter Gambar A.1 Alat ukur muka air dengan pemberat 3 5 6 7 4 8 SNI 7749:2012 BSN 2012 6 dari 12

1 2 Keterangan gambar : 1. Muka tanah 2. Puncak lubang bor (bibir sumur) sebagai titik acuan pengukuran 3. Baterai 4. Ampere meter 5. Kabel terisolasi dalam pita ukur 6. Pita ukur 7. Elektrode 8. Muka air tanah 9. Dasar sumur Gambar A.2 Alat ukur elektrik 3 7 9 5 4 6 8 BSN 2012 7 dari 12

1 2 Keterangan gambar : 1. Muka tanah 2. Puncak lubang bor (bibir sumur) sebagai titik acuan pengukuran 3. Pita ukur 4. Beban 5. Muka air tanah 6. Dasar sumur 7. Dudukan roll meter 3 6 Gambar A.3 Alat ukur muka air dengan bunyi 4 5 7 SNI 7749:2012 BSN 2012 8 dari 12

Turunkan pita ukur sampai menyentuh air ( bunyi ) Catat pembacaan pita ukur di titik acuan MULAI Tentukan dan tandai titik acuan pengukuran pada bibir sumur pemantauan bunyi hitung elevasi muka air tanah catat tanggal pengukuran Catat elevasi titik acuan jenis peralatan pemberat Turunkan pita ukur dengan pemberat sampai sebahagian pita ukur masuk ke dalam air Catat pembacaan pita ukur pada titik acuan (x) Tarik pita ukur Catat pembacaan pita ukur pada batas garis pita basah dan kering (y) Hitung tinggi muka air (h=y-x) Pengulangan = 2 kali Ya Perbedaan < 2 Cm Ya Hitung tinggi muka air rata-rata keperluan pengukuran SUSUN LAPORAN PENGUKURAN SELESAI elektrik Test alat dalam air Turunkan alat ke dalam lubang bor atau sumur Baca alat di titik acuan Menyala Kabel berskala Tandai kabel di titik acuan Tarik kabel dari lubang bor atau bor Ukur kabel dengan meteran Gambar A.4 Bagan alir pengukuran muka air tanah ya belum Tidak Tidak belum Ya muka air statik tentukan interval waktu pengukuran 3 periode pengukuran ho konstan hitung muka air statik tidak tidak belum Tidak belum Tidak BSN 2012 9 dari 12

PERINCIAN LOKASI Lampiran B (informatif) Tabel Tabel B.1 Contoh formulir rincian sumur pantau NO URUT SNI 7749:2012 Nomor Sumur : 21-05 Peta lembar ke : 4324 -IV Lokasi : Cengkareng I Koordinat Lintang : 93.1995 Kelurahan / Desa : Cengkareng Bujur : 06.9010 Kecamatan : Cengkareng Petunjuk Peta : T. 725 Kota / Kabupaten : Jakarta Barat Propinsi : DKI Jakarta Elevasi ( m dml ) : + 7.0 PERINCIAN PELENGKAP RIG pengeboran : Rotary Kapasitas 300 m Metoda pengeboran : D.C Mud Flush Sifat pengeboran : Observasi Pengawas pengeboran : Ir. Roentiarko Tgl mulai pengeboran : 9 Juni 1984 Tgl selesai pengeboran : 1 Agustus 1984 CATATAN KHUSUS Total kedalaman : 200 m Pemompaan uji selama : 143 jam Debit ( Q ) :148 L/s SKETSA LOKASI GOR Cengkareng Lapangan Tenis Kantor Kepala Desa U Sumur Observasi I Kantor Camat Cengkareng Jl. Daan Mogot Taman Raya Utama ` Jl. Kamal BSN 2012 10 dari 12

Tabel B.2 Contoh formulir hasil pengukuran muka air tanah Lokasi : Cengkareng I No Sumur : 21-05 Kelurahan : Cengkareng Kedalaman ( m ) : 150 Kecamatan : Cengkareng Elevasi ( m dml ) : + 7.0 Kabupaten : Jakarta Barat Koordinat Lintang : 93.1995 Propinsi : DKI Jakarta Bujur : 06.9010 Tahun berdiri : 1984 Cuaca : Cerah Tahun pengamatan : 1987 Alat ukur : elektrik Tanggal Jam Tinggi muka air * ( m ) Elevasi Tinggi muka air (m) Tanggal Jam Tinggi muka air * ( m ) Elevasi Tinggi muka air (m) 1-1- 87 8.00 7,94-0,94 2-7- 87 9.00 7,37-0,37 6-1- 87 8.00 7,93-0,93 6-7- 87 9.00 7,36-0,36 12-1- 87 8.00 7,89-0,89 12-7- 87 8.00 7,36-0,36 17-1- 87 8.00 7,88-0,88 19-7- 87 8.00 7,36-036 23-1- 87 10.00 7,87-0,87 23-7- 87 8.00 7,36-0,36 30-1- 87 10.00 7,86-0,86 28-7- 87 9.00 7,37-0,37 11-2- 87 8.00 7,80-0,80 6-8- 87 9.00 7,37-0,37 16-2- 87 8.00 7,85-0,85 12-8- 87 9.00 7,37-0,37 20-2- 87 8.00 7,85-0,85 19-8- 87 8.00 7,36-0,36 25-2- 87 8.00 7,85-0,85 23-8- 87 9.00 7,36-0,36 3-3- 87 10.00 7,86-0,86 28-8- 87 10.00 7,36-0,08 9-3- 87 10.00 7,86-0,86 1-9- 87 10.00 7,08-0,08 16-3- 87 8.00 7,86-0,86 6-9- 87 8.00 7,02-0,02 22-3- 87 8.00 7,87-0,87 12-9- 87 9.00 7,95-0,95 27-3- 87 8.00 7,87-0,87 17-9- 87 9.00 7,93-0,93 3-4- 87 9.00 7,89-0,89 23-9- 87 8.00 8,00-1,00 6-4- 87 9.00 7,89-0,89 30-9- 87 8.00 7,92-0,92 11-4- 87 10.00 7,88-0,88 7-10- 87 8.00 8,00-1,00 16-4- 87 10.00 7,88-0,88 13-10- 87 8.00 8,00-1,00 22-4- 87 8.00 7,86-0,89 18-10- 87 9.00 8,00-1,00 27-4- 87 8.00 7,89-0,89 23-10- 87 9.00 8,00-1,00 30-4- 87 8.00 7,90-0,90 30-10- 87 8.00 8,00-1,00 1-5- 87 9.00 7,88-0,88 1-11- 87 9.00 8.02-1,02 4-5- 87 8.00 7,88-0,88 6-11- 87 8.00 8,01-1,01 8-5- 87 8.00 7,88-0,88 12-11- 87 8.00 8,02-1,02 13-5- 87 9.00 7,84-0,84 17-11- 87 8.00 8,05-1,05 16-5- 87 9.00 7,90-0,90 23-11- 87 9.00 8,05-1,05 19-5- 87 10.00 7,90-0,90 30-11- 87 9.00 8,07-1,07 24-5- 87 10.00 7,99-0,99 5-12- 87 10.00 8,07-1,07 27-5- 87 8.00 7,98-0,98 9-12- 87 10.00 8,07-1,07 31-5- 87 10.00 7,96-0,91 12-12- 87 8.00 8,07-1,07 3-6- 87 10.00 7,91-0,91 15-12- 87 10.00 8,07-1,07 8-6- 87 9.00 7,91-0,91 18-12- 87 9.00 8,07-1,07 12-6- 87 8.00 7,96-0,96 21-12- 87 10.00 8,09-1,09 18-6-'87 8.00 7,91-0,93 24-12- 87 9.00 8,08-1,08 23-6- 87 9.00 7,93-0,93 28-12- 87 8.00 8,10-1,10 30-6- 87 10.00 8,03-1,03 30-12- 87 8.00 8,10-1,10 Keterangan : * dari muka tanah BSN 2012 11 dari 12

Bibliografi SNI 7749:2012 DE Ridder, N.A,1974, Groudwater Survey in Drainage Principles and application, International Institut For Land Reclamation and Improvement Publication 16 Vol III, Wageningen The Netherland. 21:153-193. Direktorat Jenderal Pengembangan Sumber Air, 1984, Guidline BP 11 Groundwater Evalution For Water Resources Projects, Binnie & Partners Ltd in association with Hunting Teechnical Services Ltd, Jakarta. William C.Walton, 1970, Groundwater Resorce Evaluation McGRAW-HILL Kogakusha Ltd, Tokyo. BSN 2012 12 dari 12