NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pogram Studi Pendidikan Biologi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

NASKAH PUBLIKASI RISA DHALIA A

KADAR GLUKOSA DAN KALSIUM ES KRIM KENTANG HITAM DENGAN DAUN CINCAU SEBAGAI PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi

PEMANFAATAN UBI JALAR MERAH SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN DALAM PEMBUATAN ES KRIM SECARA TRADISIONAL DENGAN PENAMBAHAN CMC NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. ditambahkan dengan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

KANDUNGAN VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK SELAI JAMBU BIJI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA DAN BUAH BELIMBING WULUH NASKAH PUBLIKASI

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

KANDUNGAN KARBOHIDRAT DAN ORGANOLEPTIK MIE SUWEG

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE UNTUK PEMBUATAN KUE LUMPUR COKLAT DENGAN PENAMBAHAN VARIASI GULA PASIR JURNAL PUBLIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH DENGAN PENAMBAHAN BUAH KERSEN DAN BUNGA ROSELA

YUWIDA KUSUMAWATI A

KANDUNGAN VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK SELAI BUNGA KEMBANG SEPATU

METODE. Bahan dan Alat

SUBTITUSI TEPUNG UBI JALAR PADA TEPUNG BERAS DALAM PEMBUATAN APEM DAN KUE MANGKOK

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG GANYONG TERHADAP KUALITAS CAKE GANYONG WORTEL

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA CAKE LABU KUNING (Cucurbita moschata) DENGAN PENAMBAHAN PEWARNA ALAMI

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

I. PENDAHULUAN. Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kerupuk adalah salah satu produk olahan tradisional yang digemari

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH DENGAN SUKROSA DAN PERBANDINGAN TEPUNG JAGUNG, UBI JALAR DENGAN KACANG HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK JENANG

UJI KADAR PROTEIN DAN UJI ORGANOLEPTIK BISKUIT DENGAN RATIO TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG DAUN KELOR

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie) DENGAN VARIASI PROSES PENGERINGAN

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

PEMANFAATAN EKSTRAK WORTEL (Daucus carota) DAN BUAH WALUH (Cucurbita moschata) SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI BAKSO DAGING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

INOVASI PRODUK OLAHAN BERBASIS UBI JALAR

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. biakan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Rasa asam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dadih merupakan hasil olahan susu fermentasi yang berasal dari Sumatera Barat, Jambi dan Riau.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN B. BAHAN DAN ALAT 1. BAHAN 2. ALAT C. TAHAPAN PENELITIAN 1. PENELITIAN PENDAHULUAN III.

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA CAKE LABU KUNING (Cucurbita moschata) DENGAN PENAMBAHAN PEWARNA ALAMI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

METODE. Materi. Rancangan

TINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Es krim adalah salah satu makanan kudapan berbahan dasar susu

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

I PENDAHULUAN. Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air) menjadi. ditemui, tetapi KVA tingkat subklinis, yaitu tingkat yang belum

BAB I PENDAHULUAN. gurih, berwarna cokelat, tekstur lunak, digolongkan makanan semi basah

, KECEPATAN MELELEH DAN ORGANOLEPTIK) ES KRIM UMBI GADUNG

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

BAB III METODE PENELITIAN. (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya kontrol penelitian.

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TAPE SINGKONG

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

RESEP KUE TALAM BESERTA TIPS dan VARIASINYA

UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK ES KRIM KOMPOSISI KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris) DAN SUSU SKIM DENGAN PENAMBAHAN MANGGA KUWENI (Mangifera odorata)

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Tahap Awal

PENGARUH PEMBUNGKUS YANG BERBEDA TERHADAP KADAR ETANOL DAN ORGANOLEPTIK TAPE UWI (Dioscorea alata L) NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMANFAATAN BIJI TANAMAN KESUMBA (BIXA ORELLANA) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DAN ANTIOKSIDAN (VITAMIN C) UNTUK PEMBUATAN KUE BOLU

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

Transkripsi:

UJI KADAR GLUKOSA DAN ORGANOLEPTIK PADA PEMANFAATAN SUWEG (Amorphophallus campanulatus) SEBAGAI BAHAN DASAR KUE TALAM DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) SEBAGAI PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pogram Studi Pendidikan Biologi Disusun oleh : ISTIKOMAH RAHAYU A420100195 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 0

1

UJI KADAR GLUKOSA DAN ORGANOLEPTIK PADA PEMANFAATAN SUWEG (Amorphophallus campanulatus) SEBAGAI BAHAN DASAR KUE TALAM DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) SEBAGAI PEWARNA ALAMI 1. Istikomah Rahayu, A420100195, 2. Dra. Titik Suryani M.Sc Mahasiswa, Pengajar Program Studi Pendidikan Biologi, Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015, 84 halaman. ABSTRAK Kue talam merupakan kue tradisional berbahan dasar tepung beras, dan disubtitusikan dengan menggunakan suweg. Kandungan suweg yaitu protein, karbohidrat, lemak, kalsium, fosfor, besi, dan air. Ekstrak buah naga mengandung protein, serat, vitamin C, zat besi dan antosianin yang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna pada kue talam. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kadar glukosa, uji organoleptik, serta daya terima masyarakat terhadap kue talam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Rancangan acak Lengkap (RAL) dengan ulangan 2 faktor, faktor pertama yaitu suweg 30 g (S 1 ), 40 g (S 2 ), dan 50 g (S 3 ), faktor kedua yaitu ekstrak buah naga 0 g (N 0 ), 15 g (N 1 ), dan 30 g (N 2 ) dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang nyata antara suweg dan ekstrak buah naga terhadap kadar glukosa. Kesimpulan diperoleh pada kombinasi perlakuan suweg 50 g (S 3 ) dan ekstrak dari buah naga 30 g (N 2 ) menghasilkan kadar glukosa 42,2 g dengan daya terima masyarakat cukup tinggi yang meliputi warna sangat merah; aroma sedap; rasa sangat manis; tekstur lembut; aroma sangat sedap. Kata kunci: kue talam, suweg, buah naga, glukosa. 2

A. Pendahuluan Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di Indonesia adalah kue talam. Kue ini merupakan kue yang berbahan dasar tepung beras dan tepung kanji, dengan bahan tambahan gula pasir, santan, garam, dan vanili. Kue talam mengandung energi sebesar 18 kilokalori, protein 0,1 gram, karbohidrat 3,2 gram, lemak 0,5 gram, kalsium 0,01 miligram, fosfor 0 miligram, dan zat besi 0,75 miligram. Ciri khas kue ini adalah empuk, harum dan legit, serta pembuatannya dengan teknik mengukus (Prasetyaningsih, 2014). Kue talam tidak hanya terbuat dari tepung, tetapi dapat dibuat dari salah satunya suweg. Saat ini suweg belum banyak dimanfaatkan dalam pembuatan kue tradisional seperti kue talam. Suweg sebagai bahan pangan alternatif untuk penderita diabetes karena mengandung karbohidrat yang rendah yaitu 23.18%, serta memiliki kandungan energi 69 kilokalori, protein 1 gram, dan lemak 0,1 gram (Faridah et al. 2007). Salah satu pewarna alami dapat diperoleh dari buah-buahan, pada penelitian ini menggunakan pewarna alami ekstrak buah naga karena buah naga mengandung pigmen antosianin dan protein tinggi. protein dapat meningkatkan metabolisme tubuh dan menjaga kesehatan jantung ( Manganti, 2012). Buah naga bermanfaat mencegah kanker usus, karena mengandung serat dan vitamin C di dalamnya. Penelitian bertujuan membuat inovasi kue talam berbahan dasar suweg dengan penambahan ekstrak buah naga sebagai pewarna alami. Mengkaji kadar glukosa, organoleptik dan daya terima masyarakat kue talam suweg dengan penambahan ekstrak buah naga sebagai pewarna alami. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP dan Laboratorium Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada bulan Agustus 2014. 1

Rancangan penelitian dalah percobaan faktorial yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor 1 adalah konsentrasi Suweg 20 g (S 1 ), 40 g (S 2 ), 50 g (S 3 ) dan faktor 2 adalah konsentrasi ekstrak dari buah naga 0% (N 0 ), 15% (N 1 ), 30% (N 2 ) masingmasing dengan 3 kali ulangan. Alat yang digunakan yaitu baskom,timbangan, sendok, penyaring dandang, baki, kompor, pisau, sendok, gelas ukur, timbangan, tumbukan, penyaring dan mangkuk, timbangan analitik, tabung reaksi, rak tabung reaksi, piring, mikro pipet, alat tulis, masker, sarung tangan, pisau, kertas label, Water bath, erlenmeyer, Fotometer-Boehringe. Bahan yang digunakan yaitu suweg (berumur 1 tahun, di Tanjang, Kedungupit, Sragen), buah naga, tepung kanji, tepung beras, vanili, gula pasir, garam, santan kental, dan, reagent warna glukosa. Pengolahan kue talam dilakukan dengan mengupas dan membersihkan suweg. Melakukan pengukusan suweg dan dilanjutkan penumbukan hingga halus. Buah naga dihaluskan langsung, sehingga akan diperoleh ekstrak buah naga. Mencampurkan tepung beras 6 gram, gula halus 20 gram, dan tepung kanji 14 gram tiap campuran bahan. Memasukkan suweg sesuai perlakuan dengan tambahan ekstrak buah naga. Menambahkan santan 80 ml, vanili ¾ sdt, dan garam ¾ sdt. Setelah itu, menyaring semua bahan. Mengolesi cetakan dengan margarine. Menuangkan bahan yang dicampur pada cetakan. Mengukus adonan selama 25 menit. Selama mengukus, tutup panci dengan serbet, agar uap air tidak menetesi kue dan membuka tutup panci 4 kali agar bentuk kue tetap utuh. Kemudian, mendinginkan kue talam. Pengujian glukosa yaitu menggunakan metode fotometrik. Alat yang digunakan untuk pengujian ini adalah Fotometer. Analisis yang digunakan untuk uji glukosa adalah analisis deskriptif kuantitatif, menggunakan bantuan SPSS 15.0 sig 0,05. Pengujian sifat organoleptik dan daya terima masyarakat menggunakan metode kuisioner. Analisis untuk uji organoleptik dan daya terima menggunakan analisis deskriptif kualitatif. 2

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Kadar Glukosa Tabel 1. Rata-rata kadar glukosa kue talam suweg per 100 gram Perlakuan Rata rata (%) Keterangan 1 S 1 N 0 28,6 Suweg 30 gram tanpa ekstrak buah naga. 2 S 2 N 0 32,4 Suweg 40 gram tanpa ekstrak buah naga. 3 S 3 N 0 33,0 Suweg 50 gram tanpa ekstrak buah naga. 4 S 1 N 1 33,5 Suweg 30 gram + ekstrak dari buah naga 15 gram. 5 S 2 N 1 36,5 Suweg 40 gram + ekstrak dari buah naga 15 gram. S 3 N 1 37,3 Suweg 50 gram +ekstrak dari buah naga 15 gram. 7 S 1 N 2 39,2 Suweg 30 gram + ekstrak dari buah naga 30 gram. 8 S 2 N 2 40,2 Suweg 40 gram + ekstrak dari buah naga 30 gram. 9 S 3 N 2 42,2 Suweg 50 gram + ekstrak dari buah naga 30 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar glukosa tertinggi kue talam suweg terdapat pada perlakuan S 3 N 2 yaitu suweg 50 gram dengan penambahan ekstrak dari buah naga 30 gram, nilai rata-rata 42,2 gram. Kadar glukosa pada kue talam akan bertambah karena adanya penambahan jumlah suweg dan kadar glukosa yang berupa fruktosa dari ekstrak buah naga mudah menambah glukosa pada proses hidrolisis saat pengukusan. Sedangkan kadar glukosa terendah terdapat pada perlakuan S 1 N 0 yaitu suweg 30 gram tanpa penambahan pewarna dari ekstrak buah naga, nilai rata-rata 28,6 gram. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya penambahan pewarna dari ekstrak buah naga dalam pembuatan ku talam suweg, sehingga glukosa hanya berasal dari hidrolisis pada suweg. Disimpulkan bahwa banyak sedikitnya kandungan suweg dan ekstrak buah naga dapat mempengaruhi kadar glukosa kue talam tersebut. Semakin banyak jumlah suweg dan pewarna yang diberikan pada pembuatan kue talam suweg maka semakin tinggi kadar glukosa yang dihasilkan, sedangkan semakin sedikit jumlah suweg dan pewarna yang diberikan maka semakin sedikit glukosa yang dihasilkan. 3

2. Kualitas Kue Talam dengan Organoleptik Tabel. 2. Hasil Uji Organoleptik dan Daya Terima Parameter Perakuan Warna Rasa Tekstur Aroma DayaTerima S 1 N 0 Abu-abu Manis Lembut Sedap Suka S 2 N 0 Abu- abu Manis Kurang Lembut Sedap Suka S 3 N 0 Abu-abu Manis Kurang Lembut Sedap Suka S 1 N 1 Merah Kurang manis Lembut Sedap Suka S 2 N 1 Merah Manis Lembut Sedap Suka S 3 N 1 Merah Manis Lembut Sedap Suka S 1 N 2 Merah Manis Lembut Sedap Sangat suka S 2 N 2 Merah Manis Lembut Sedap Suka S 3 N 2 Sangat merah SangatManis Lembut Sangat Sedap Suka Keterangan S 1 N 0 : Suweg 30 gram tanpa ekstrak buah naga. S 2 N 0 : Suweg 40 gram tanpa ekstrak buah naga. S 3 N 0 : Suweg 50 gram tanpa ekstrak buah naga. S 1 N 1 : Suweg 30 gram + ekstrak dari buah naga 15 gram. S 2 N 1 : Suweg 40 gram + ekstrak dari buah naga 15 gram. S 3 N 1 : Suweg 50 gram + ekstrak dari buah naga 15 gram. S 1 N 2 : Suweg 30 gram + ekstrak dari buah naga 30 gram. S 2 N 2 : Suweg 40 gram + ekstrak dari buah naga 30 gram. S 3 N 2 : Suweg 50 gram + ekstrak dari buah naga 30 gram. 4

Warna kue talam suweg hasil penelitian dipengaruhi oleh penggunaan suweg dan lama waktu pengukusan. Semakin lama waktu pengukusan maka semakin rata kematangan kue talam suweg. Warna kue talam yaitu merah (rata-rata penilaian 3). Kue talam yang tidak diberi pewarna memiliki warna abu-abu, hal ini disebabkan oleh zat warna pati suweg berwarna abu-abu yang berdampak pada warna kue talam suweg, semakin banyak penggunaan suweg maka hasil kue talam suweg berwarna kurang cerah (Fitria, 2013). Dan pada kue talam yang yang diberi pewarna ekstrak buah naga memiliki warna yang merah. Warna yang terdapat pada buah naga mampu merubah warna abu-abu pada suweg menjadi merah, sehingga kue talam terlihat lebih menarik. Ratarata penilaian dari 20 panelis cukup terlatih adalah 2,88 dengan kategori rasa manis, hal ini disebabkan penggunaan komposisi gula pada pembuatan kue talam suweg. Tekstur kue talam suweg memiliki tekstur yaitu lembut (ratarata penilaian 2,99). Tekstur kue talam ini dipengaruhi karena umbi suweg mengandung pati. Menurut (Koswara, 2009) pati suweg mempunyai kandungan amilosa yang memberikan sifat keras. Pati suweg sifatnya banyak menyerap air, jadi semakin banyak suweg dan ekstrak buah naga maka tekstur kue talam suweg semakin lembut. Aroma kue talam suweg memiliki aroma yang sedap yaitu rata-rata penilaian 2,98, hal ini disebabkan oleh penggunaan komposisi vanili sama, dimana suweg dan buah naga tidak memiliki aroma khas. Daya terima dari panelis terhadap kue talam suka yaitu S 1 N 0, S 2 N 0, S 3 N 1, S 1 N 0, S 2 N 1, S 3 N 1, S 2 N 2, S 3 N 2, dan sangat suka yaitu, S 1 N 2. Daya terima masyarakat merupakan kesediaan masyarakat untuk menerima suatu produk. kue talam yang sangat disukai yaitu pada perlakuan suweg 30 gram dengan penambahan pewarna ekstrak dari buah naga 30 gram. Panelis sangat suka pada kue talam suweg karena pada perlakuan ini sedikit suweg dan banyak ekstrak buah naga, sehingga kue talam terlihat lebih menarik dari pada kue talam pada perlakuan lain. 5

D. Kesimpulan 1. Kadar glukosa tertinggi kue talam suweg pada perlakuan suweg 50 gram dengan + ekstrak dari buah naga 30 gram (S 3 N 2 ) 28,6 gram. Kadar glukosa terendah kue talam suweg pada perlakuan suweg 30 gram tanpa ekstrak buah naga(s 1 N 0 ) 42,2 gram. 2. Kue talam suweg yang disukai pada perlakuan suweg 30 gram + ekstrak dari buah naga 30 gam (S1N2) dan memenuhi standart kualitas kue talam, kue talam yang baik yaitu empuk, harum, dan legit. E. Daftar Pustaka Agoes, Azwar. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Salemba Medika. Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Grameida Pustaka Utama. Amalya, Mega dan Sobir.2013. 20 Tanaman Buah Koleksi Eksklusif. Jakarta: Penebar Swadaya. Andari, Tantri. 2013. Multiplikasi Tunas Suweg (Amorphophallus paeoniifolius(dennst.) Nicolson) dengan Zat Pengatur Tumbuh Bap Dan Naa Secara Kultur Jaringan. Jurnal Keragaman Tanaman. Vol.15, No. 3. Damayanti, Ratih. 2013. Buah dan Daun Ajaib. Yogyakarta: Giga Pustaka. Fadhillah. Manfaat Suweg (Bunga Bangkai). http://manfaat Suweg (Bunga Bangkai) Mariana City.htm (Diakses 26 Mei 2014). Feryanto, Agung. 2007. Membuat Tepung Secara Tradisional. Klaten: Saka Mitra Kompetensi. Fitria, Nela. 2009. Eksperimen Pembuatan Roti Manis Menggunakan Bahan Dasar Komposit Pati Suweg dengan Tepung Terigu. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press. Handoko. 2005. Kandungan Gizi pada Ubi Jalar. Jakarta: PT Gramedia. 6

Herdianto. Pewarna Alami pada Makanan.http://HerdiAnto Pewarna Alami Pada Makanan.htm (Diakses 27 September 2013) Julita, Sarmi dkk. 2011. Tanaman Ubi Jalar. Pekanbaru: Universitas Islam Riau Press. Kartikawati, Erni. 2012. Aneka Minuman Populer bagi Kesehatan. Bandarjo: V- Media. Koswara, Rani andriani. 2007. Panduan Lengkap Berbisnis Kue Kering. Jakarta: TransMedia. Kristanto, Daniel. Berkebun Buah Naga. Jakarta: Penebar Swadaya. Lestari, Dapur. 2013. 101 Kue Nusantara. Jakarta: Kriya Pustaka. Mariana, Arief. 2013. 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Pencitra Swadaya. Marwanti. 2000. Pengetahuan Masakan Indonesia. Yogjakarta: Adicita Karya Media. Murray, Robbert K. 2003. Biokimia Harper. Jakarta: EGC. Nugraheni, Mutiara. 2012. Pewarna Alami Makanan dan Potensi Fungsionalnya. Jurnal Ilmu Gizi. Vol.1, No.1. Nurjanah, Nunung, dkk. 2009. Uji Organoleptik Snack Noodle dengan Subtitusi Umbi Suweg Kukus.Jurnal Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 1, No. 1. Pitojo, Setijo. 2007. Suweg. Yogjakarta: Kanisius. Poedjiadi, Anna dan F. M Titin Supriyanti.2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press. Prasetyaningsih, Tatit Ujianti. 2014. Kue Basah Anti Gagal. Jakarta: Prima. 7

Prawirokusumo, Soeharto.1994. Ilmu Gizi Komparatif. Yogjakarta: UGM Press. Rahayu, Sri. 2014. Budidaya Buah Naga Cepat Panen. Jakarta : Infra Hijau. Riyanto, Joko. 2007. Umbi Sumber Makanan. Jakarta: Cakra Media. Rijayanti, Nurul. 2013. Uji organoleptik Onde-Onde Ketawa Subtitusi Tepung Suweg (Amorphophallus campanalatus Bl.) dengan Persentase yang Berbeda. Malang: Universitas Malang Press. Rukmana, Rahmat.1997. Ubi Jalar Budidaya dan Pasca Panen. Yogjakarta: Kanisius. Suryatini. 2010. Mahakarya Kuliner. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Sastrapradja, Setijati dkk. 1977. Umbi-umbian. Bogor: Balai Pustaka. Susanto, Sisca. 2002. 100 Resep Jajan Pasar Paling Diminati untuk Jualan. Jakarta: PT. Gramedia pustaka. Sutomo, Budi. Umbi Suweg Pengganti Pangan Alternatif Pengganti Terigu. httm://gizi dan Kuliner by Budi Eklusif di Budi Boga - Umbi Suweg.htm ( Diakses pada tanggal 25 November 2014). Taufik, Neanya. 2012. 40 Resep Ampuh Tanaman Obat untuk Menurunkan Kolesterol dan Mengobati Asam Urat. Yogjakarta: Pinang Merah Publisher. Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta: UGM Press. Turistyawati, Ratih. 2011. Pemanfaatan Tepung Suweg ( Amorphophallus campanulatus) Sebagai Subtitusi tepung Terigu pada Pembuatan Cookies. Surakarta: Universitas Negeri Surakarta Press. Veronica. 2012. Aneka Buah dan Manfaatnya Bagi Kesehata. Bandarjo: V- Media. 8

Wahyuni, Rekna. 2011. Pemanfaatan Kulit Buah Naga Super Merah (Hylicereus costaricensis) Sebagai Sumber Antioksidan dan Pewarna Alami Pada Pembuatan Jelly. Jurnal teknologi Pangan. Vol. 2 No. 1. Widiyanto, Joko. 2010. SPSS For Windows untuk Analisis Data dan Penelitian. Surakarta: FKIP UMS. Winarti. 2007. Aneka Olahan dari Beras. Klaten: Saka Mitra Kompetensi. Wirakusumah, Emma. 2013. Jus Sehat Buah dan Sayuran. Jakarta: Penebar Swadaya. Zulaekhah, Siti. 2004. Dasar Gizi Bagi Mahasiswa Keperawatan. Solo: UMS press. 9