BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga dalam berkomunikasi. Tarigan (1993:2) menyebutkan. membuat kalimat dan berkomunikasi. Begitu pula sebaliknya, semakin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan. pentingnya bahasa asing itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat

PIPIT PURI APRODITA,2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Afrilia Rahmani R, 2014

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar siswa. Oleh karena itu, jalannya proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. penting karena melalui bahasa manusia dapat berinteraksi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu alat

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap (Dimyanti dan Mudjiono, 1999:157). Dari pengertian tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Menurut Haviland (dalam Fahrin, 2012), bahasa adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam informasi yang diterima dari seseorang kepada orang lain. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KETOK PALU UNTUK MEMOTIVASI SISWA D ALAM MENGUASAI HURUF HIRAGANA D AN KATAKANA

BAB l PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa ada 4 kemampuan yang harus dikuasai yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari bahasa asing untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Hayanah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN WRITE ON BACK DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikembangkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ular naga dalam menghafal dan mengerti arti kosakata bahasa Jepang. Untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia memiliki perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah satu alat komunikasi yang disampaikan seseorang ke orang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembentukan dan pengembangan generasi bangsa, masyarakat, keterampilan yang cukup memadai dalam pengelolaannya secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat untuk mencapai tujuan ekonomi-perdagangan, hubungan antar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut berkaitan satu sama lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai penelitian banyak dilakukan guna meningkatkan kemampuan belajar

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin orang bisa mengunakan bahasa tersebut (Sartinah, 1988;71).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jihan Ade Daties, 2013

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data sampai pada tahap. pengambilan kesimpulannya (Sutedi, 2009: 53).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desi Siti Nuraeni,2014

BAB I PENDAHULUAN. baik, karena komunikasi yang baik di tunjang oleh kemampuan bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia. Mulai dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui efektivitas media schedule board dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri, alat untuk berintegrasi dan beradaptasi sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Jepang sebagai bahasa asing pada tingkat SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah penulis melakukan penelitian, penulis memberikan kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa, kita harus memiliki empat aspek

BAB IV ANALISIS DATA. jawaban pilihan berganda sebanyak 15 soal. Jenis soal terbagi ke dalam 3 bagian,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek keterampilan yang terbagi dalam dua kelompok, yakni

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anita Novianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai

2015 PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat disampaikan melalui dua cara, yaitu secara lisan dan tulisan. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinda A Ramadhania, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan dipelajari oleh berbagai kalangan di Indonesia, karena bahasa Jepang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Andina Pernatawaty,2014 PEMBELAJARAN BERBICARA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau menghasilkan kembali sesuatu yang telah kita pelajari. Secara sederhana,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fadhillatunisa Salsabilla, 2013

EFFECTIVENESS SUGOROKU GAME (Snake Ladder) IN LEARNING JAPANESE VOCABULARY (Quasi-Experimental Research SMK Students Against KANSAI Pekanbaru)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Angella, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, oleh karenanya manusia melakukan

2015 PENERAPAN METODE PENUGASAN (RESITASI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATAKANA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nia Kurniawati, 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, khususnya bahasa asing akan mempermudah komunikasi serta. memperlancar hubungan kerjasama dengan bangsa lain.

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tahun ajaran 2012/2013. Data tersebut berupa pretest (tes awal) dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia terus melakukan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. terdidik itu sangat penting. Sebuah efek langsung pendidikan adalah. membentuk pendapat dan mengembangkan sudut pandang.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan menyimak dan kemampuan membaca disebut aspek reseptif atau. produktif atau aspek penggunaan (Danasamita 2009:76).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kosakata merupakan salah satu elemen penting yang harus dikuasai peserta didik dalam mempelajari bahasa. Penguasaan kosakata berpengaruh terhadap kemampuan peserta didik dalam membuat kalimat, termasuk juga dalam berkomunikasi. Tarigan (1993:2) menyebutkan bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang tergantung pada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimiliki. Semakin banyak kosakata yang kita miliki, semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam berbahasa. Dengan kata lain, semakin banyak kosakata yang dikuasai oleh peserta didik, maka semakin mudah pula bagi peserta didik dalam membuat kalimat dan berkomunikasi. Begitu pula sebaliknya, semakin sedikit kosakata yang dikuasai oleh peserta didik, maka akan semakin sulit pula bagi peserta didik untuk membuat kalimat dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang sedang dipelajarinya. Kenyataan yang ada saat ini ialah, masih minimnya kosakata yang dikuasai oleh peserta didik, seperti yang dikemukakan oleh Aditia (2012:1) dalam penelitiannya: salah satu faktor permasalahan dalam membuat kalimat dalam bahasa asing adalah dikarenakan siswa kurang menguasai sejumlah kosakata, padahal siswa telah diberikan beberapa 1

kosakata beserta maknanya. Namun tetap saja siswa merasa kesulitan dalam membentuk kalimat. Masalah minimnya penguasaan kosakata bahasa asing pada siswa SMA timbul karena siswa sering mengalami kesulitan dalam penguasaan kosakata, karena kosakata bahasa asing sulit diingat (Muthia, 2011:1). Selain itu, mungkin karena bahasa Jepang bukan merupakan satu-satunya bahasa asing yang mereka pelajari dan banyaknya mata pelajaran yang dipelajari siswa SMA yang semuanya memiliki KKM (Kompetensi Kelulusan Minimal) yang harus dicapai. Oleh karena itu, sudah sangat umum apabila penguasaan kosakata bahasa Jepang pada tingkat SMA masih sangat minim. Ini menjadi kendala yang berpengaruh besar terhadap keberhasilannya suatu pengajaran bahasa seperti yang terjadi di SMA Negeri 8 Bandung dalam mempelajari bahasa Jepang. Berdasarkan hasil wawancara yang telah penulis lakukan dengan guru pamong SMA Negeri 8 Bandung, Bapak Drs. H. Djedje Sudjana, pada tanggal 14 Desember 2012, motivasi pada siswa siswi SMA Negeri 8 Bandung untuk mempelajari bahasa Jepang sudah cukup tinggi, namun terdapat kendala di dalam pembelajarannya, yaitu minimnya kosakata yang dikuasai oleh peserta didik yang berakibat menghambat peserta didik dalam membuat kalimat dan berkomunikasi. Apabila masalah ini tidak segera diteliti, maka akan semakin banyak jumlah siswa siswi SMA yang minim akan penguasaan kosakata, sehingga bahasa Jepang di Indonesia akan sulit untuk berkembang. 2

Menurut guru pamong SMA Negeri 8 Bandung, salah satu faktor yang mungkin menyebabkan minimnya penguasaan kosakata bahasa Jepang di SMA Negeri 8 Bandung adalah kurang digunakannya media yang menarik untuk mempelajari kosakata. Tarigan (1993:254) mengungkapkan bahwa: Tujuan utama pengajaran kosakata adalah untuk mengembangkan minat para siswa pada kata-kata sehingga untuk meningkatkan penguasaan kosakata tersebut, pengajar dapat mencari alternatif teknik penguasaan kosakata lainnya. Oleh karena itu, dengan digunakannya media yang menarik, diharapkan dapat menjadi jalan keluar terhadap masalah minimnya penguasaan kosakata bahasa Jepang pada siswa siswi SMA Negeri 8 Bandung. Faktor-faktor tersebut diperkuat oleh hasil kuesioner mengenai kosakata bahasa jepang yang diberikan kepada 15 orang siswa kelas XI yang dipilih secara acak. Dari 15 orang siswa yang mengisi kuesioner, sebanyak: 1) 67% menjawab bahwa responden menyukai bahasa Jepang 2) 71% menjawab bahwa responden merasa kesulitan membuat kalimat dalam bahasa Jepang 3) 39% menjawab faktor yang paling mempengaruhi sulitnya membuat kalimat dalam bahasa Jepang adalah minimnya penguasaan kosakata dan 33% menjawab kurang paham terhadap pola kalimat 4) 60% menjawab bahwa kosakata bahasa Jepang sulit diingat 3

5) 53% menjawab media yang biasa digunakan untuk mempelajari kosakata adalah media gambar dan sebanyak 47% menjawab tidak digunakan media 6) 62% menjawab media yang digunakan untuk mempelajari kosakata tidak menarik 7) 62% menjawab dalam media kadang-kadang digunakan dalam pembelajaran kosakata 8) 62% menjawab tidak banyak kosakata yang dihafal 9) 25% menjawab nilai bahasa Jepang responden di sekolah cukup bagus 10) 27% menjawab faktor yang menyebabkan nilai bahasa Jepang responden kurang bagus atau tidak bagus adalah karena bahasa Jepang bukan satu-satunya bahasa asing yang dipelajari dan 40% menjawab karena banyaknya mata pelajaran yang semuanya memiliki KKM yang harus dicapai Untuk itu, penulis bermaksud untuk menguji coba keefektifan media alternatif dalam membantu mengingat kosakata pada siswa siswi SMA Negeri 8 Bandung, yaitu dengan memberikan permainan Sugoroku (ular tangga ala Jepang) pada siswa SMA Negeri 8 Bandung. Apabila penelitian ini berhasil, manfaat yang dapat diraih dari penelitian ini adalah dapat menyumbang suatu media atau permainan baru, yang dapat digunakan oleh guru bahasa Jepang, untuk mengajarkan kosakata agar lebih menarik lagi dan tidak terlalu monoton. 4

Dengan diberikannya media yang menarik seperti Sugoroku, diharapkan peserta didik akan tertarik untuk memainkannya, dan tanpa sadar, mereka akan bermain sambil belajar, dengan mengingat kosakatakosakata bahasa Jepang yang ada di dalam permainan Sugoroku ini. Berbeda dengan metode ceramah atau media gambar, permainan cenderung memiliki efek positif yang lebih besar sebagai media pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Muthia (2011:1) dalam pembelajaran bahasa, hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dimana bagi pembelajar merupakan proses kreatif untuk bereksplorasi dalam keterampilan yang baru dan dapat menggunakan simbol untuk menggambarkan dunia pikirannya. Selain itu, mengingat sifat seorang anak yang suka bermain, maka belajar kosakata efektif bila dikemas dalam permainan. Media permainan dapat menimbulkan rasa nyaman pada pembelajar dalam meningkatkan penguasaan kosakata. Dengan begitu, secara alamiah peserta didik akan menghafal elemenelemen yang ada di dalam permainan dengan cepat, tanpa melalui perintah atau paksaan. Oleh karena itu, diharapkan permainan Sugoroku ini akan menjadi media yang efektif dalam pembelajaran bahasa Jepang, khususnya dalam penguasaan kosakata. Untuk itu, untuk mengukur keefektifan media ini, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul EFEKTIVITAS PERMAINAN SUGOROKU DALAM MENGINGAT KOSAKATA 5

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 8 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) B. Rumusan dan Batasan Masalah Sehubungan dengan latar belakang yang telah penulis utarakan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penguasaan kosakata bahasa Jepang pada siswa sebelum diberikan permainan Sugoroku? 2. Bagaimanakah penguasaan kosakata bahasa Jepang pada siswa setelah diberikan permainan Sugoroku? 3. Bagaimanakah efektivitas permainan Sugoroku dalam mengingat kosakata bahasa Jepang? 4. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap pembelajaran kosakata dengan menggunakan permainan Sugoroku? Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya meneliti tentang tingkat penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa sebelum diberikan permainan Sugoroku. 2. Penelitian ini hanya meneliti tentang tingkat penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa setelah diberikan permainan Sugoroku. 3. Penelitian ini hanya akan menguji keefektivitasan permainan Sugoroku dalam mengingat kosakata bahasa Jepang. 6

4. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran kosakata dengan menggunakan permainan Sugoroku? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam kegiatan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana penguasaan kosakata bahasa Jepang pada siswa sebelum diberikan permainan Sugoroku? 2. Untuk mengetahui bagaimana penguasaan kosakata bahasa Jepang pada siswa setelah diberikan permainan Sugoroku? 3. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas permainan Sugoroku dalam mengingat kosakata bahasa Jepang? 4. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran kosakata dengan menggunakan permainan Sugoroku? Sedangkan manfaat yang ingin diperoleh dari kegiatan penelitian ini, yaitu: 1. Bagi penulis, diharapkan kegiatan penelitian ini dapat menambah ilmu baru yang berguna untuk diri penulis dan diharapkan juga kegiatan penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. 2. Bagi pembelajar bahasa Jepang, diharapkan kegiatan penelitian ini dapat bermanfaat dalam membantu mengingat kosakata bahasa Jepang, khususnya untuk siswa SMA Negeri 8 Bandung. 7

3. Bagi pendidik, diharapkan kegiatan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pendidik untuk menambah referensi media pembelajaran yang dapat digunakan dalam mempelajari kosakata. D. Defenisi Operasional Untuk memudahkan dan menghindari salah tafsir dalam penelitian ini, maka permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini dijelaskan ke dalam defenisi operasional. 1. Efektivitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:352), efektivitas adalah keefektifan suatu hal. Suatu media pembelajaran dikatakan efektif apabila terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah kelas eksperimen diberikan perlakuan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah permainan Sugoroku. 2. Permainan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:858), permainan adalah sesuatu yang digunakan untuk bermain, atau barang yang dipermainkan. Menurut Hidayat, Kosadi dkk (1990:45), Permainan adalah kegiatan atau kesibukan yang memiliki faedah besar bagi pembentukan diri. Permainan dapat mengembangkan motivasi siswa untuk belajar aktif karena permainan mampu menembus kebosanan, permainan memberikan tantangan untuk memecahkan masalah dalam suasana gembira dan dapat menimbulkan semangat kooperatif dan 8

kompetitif yang sehat serta membantu siswa yang lamban dan kekurangan motivasi. Selain itu, permainan dapat menggalakan guru untuk kreatif. Dari pernyataan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa permainan adalah sesuatu yang digunakan untuk bermain yang dapat mengembangkan motivasi dan semangat siswa dalam belajar karena dengan permainan siswa akan berusaha memecahkan masalah dalam suasana gembira tanpa merasa bosan. 3. Sugoroku Sugoroku adalah permainan papan dari Jepang, dimana para pemain melemparkan dadu, kemudian menggerakkan bidak mereka sesuai dengan angka yang keluar pada dadu. Ada 2 cara untuk memainkan Sugoroku. Pertama, Sugoroku dimainkan seperti permainan ular tangga, dan yang kedua, dimainkan seperti permainan backgammon (http://www.idbite.com/artikel/172/15-mainan-tradisional-jepang). Namun, permainan Sugoroku yang akan diteliti oleh peneliti adalah Sugoroku yang dimainkan dengan cara ular tangga. Gambar 1.1. Contoh Permainan Sugoroku Mayang Nandini, http://www.idbite.com/artikel/172/15-mainan-tradisional-jepang, 2013 pada 11 Juli Efektivitas Permainan 2013 pukul Sugoroku 14.13WIB Dalam Meningkatkan Kosakata 9

4. Kosakata Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:736), kosakata berarti pembendaharaan kata. Menurut Kridalaksana dalam Akhadiah (2001:40), kosakata adalah: 1) Komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna pemakaian kata dan bahasa. 2) Kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis atau suatu bahasa. 3) Daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan yang singkat dan praktis. Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kosakata adalah daftar kata atau komponen bahasa yang dimiliki oleh pembicara yang memuat semua informasi tentang makna pemakaian kata dan bahasa. E. Anggapan Dasar Anggapan dasar adalah suatu teori baik yang sudah baku maupun berupa rangkuman atau kesimpulan yang digunakan sebagai dasar untuk berpijak dimulainya kegiatan penelitian tersebut (Sutedi, 2011:32). Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah peserta didik akan tertarik untuk memainkan Sugoroku, dan tanpa sadar, mereka akan bermain sambil belajar, dengan mengingat kosakata-kosakata bahasa Jepang yang ada di dalam permainan Sugoroku ini. Permainan cenderung memiliki efek positif yang lebih besar sebagai media pembelajaran. Seperti yang 10

diungkapkan oleh Muthia (2012:1) dalam pembelajaran bahasa, hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dimana bagi pembelajar merupakan proses kreatif untuk bereksplorasi dalam keterampilan yang baru dan dapat menggunakan simbol untuk menggambarkan dunia pikirannya. Selain itu, mengingat sifat seorang anak yang suka bermain, maka belajar kosakata efektif bila dikemas dalam permainan. Media permainan dapat menimbulkan rasa nyaman pada pembelajar dalam meningkatkan penguasaan kosakata. Dengan begitu, secara alamiah peserta didik akan menghafal elemen-elemen yang ada di dalam permainan dengan cepat, tanpa melalui perintah atau paksaan. Oleh karena itu, diharapkan permainan Sugoroku ini akan menjadi media yang efektif dalam pembelajaran bahasa Jepang, khususnya dalam penguasaan kosakata. F. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono 2011:64). Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Hk : Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum menggunakan permainan Sugoroku dan setelah menggunakan permainan Sugoroku dalam mengingat kosakata. 11

Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum menggunakan permainan Sugoroku dan setelah menggunakan permainan Sugoroku dalam mengingat kosakata. G. Metode Penelitian 1. Jenis Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Menurut Sutedi (2011:20) dalam bukunya yang berjudul Pengantar Penelitian Pendidikan bahasa Jepang, metode eksperimen disebut juga dengan metode uji coba. Uji coba yang dilakukan berupa uji coba metodologi pengajaran, media pembelajaran, bentuk latihan (drill dan sebagainya) yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses dan hasil kegiatan belajar mengajar. Uji coba dalam penelitian ini adalah uji coba media pembelajaran. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendalikan (Sugiyono, 2009:10). Perlakuan dalam penelitian ini yaitu berupa permainan Sugoroku yang akan diberikan kepada kelas eksperimen. Karena dalam penelitian ini terdapat kelas kontrol dan kelas eksperimen, maka penelitian termasuk ke dalam penelitian eksperimen murni. 12

2. Populasi, Sampel dan Instrumen Penelitian a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 8 Bandung. b. Sampel Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 60 orang siswa kelas XI SMA Negeri 8 Bandung, yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 30 orang untuk kelas eksperimen dan 30 orang untuk kelas kontrol. c. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 2 macam instrumen, yaitu: 1) Tes Tes yang digunakan berupa tes tulisan individu (postest) dengan total jumlah 50 soal yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah semua treatment selesai diberikan. 2) Angket Angket yang digunakan adalah soal angket yang berupa pilihan berganda sebanyak 11 soal dan soal berupa isian sebanyak 2 pertanyaan, hanya untuk kelas eksperimen. 13

H. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan dan Batasan Masalah C. Tujuan dan Manfaat Penelitian D. Defenisi Operasional E. Anggapan Dasar F. Hipotesis G. Metode penelitian H. Sistematika Penulisan BAB II LANDASAN TEORITIS Pada bab ini penulis akan menjelaskan landasan teoritis mengenai pengertian, manfaat, fungsi dan jenis media pembelajaran, pengertian kosakata dan paparan tentang kosakata yang akan diberikan, metode yang biaa digunakan dalam pembelajaran kosakata bahasa asing, permainan sebagai teknik pengajaran beserta keunggulan dan kelemahannya, pengertian, karakteristik dan langkah-langkah bermain Sugoroku serta hasil penelitian terdahulu. 14

BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai metode dan desain penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan prosedur penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas mengenai proses belajar mengajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, pengolahan data pretest, pengolahan data posttest, tingkat efektivitas pembelajaran, analisis dan pengolahan data angket serta interpretasi data. BAB V KESIMPULAN Pada bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan dari hasil analisa penelitian dan saran mengenai hal-hal yang perlu ditindak lanjuti untuk penelitian berikutnya. 15