Implementasi Algoritma Vigenere Subtitusi dengan Shift Indeks Prima

dokumen-dokumen yang mirip
MODIFIKASI VIGENERE CIPHER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SUBSTITUSI BERULANG PADA KUNCINYA

BAB II. Dasar-Dasar Kemanan Sistem Informasi

TEKNIK KEAMANAN DATA MENGGUNAKAN KRIPTOGRAFI DENGAN ALGORITMA VIGENERE CIPHER DAN STEGANOGRAFI DENGAN METODE END OF FILE (EOF) ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE VIGENERE DAN AFFINE UNTUK PESAN RAHASIA

Security Sistem Informasi.

Modifikasi Vigenère Cipher dengan Metode Penyisipan Kunci pada Plaintext

PENERAPAN ALGORITMA CAESAR CIPHER DAN ALGORITMA VIGENERE CIPHER DALAM PENGAMANAN PESAN TEKS

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Definisi Kriptografi

Aplikasi Pewarnaan pada Vigener Cipher

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III KOMBINASI VIGÈNERE CIPHER DAN KEYED COLUMNAR TRANSPOSITION. Cipher ini adalah termasuk cipher simetris, yaitu cipher klasik abjad

SKK: ENKRIPSI KLASIK - SUBSTITUSI

Penerapan Metode Enkripsi Vigenere Cipher dalam Pengamanan Transaksi Mobile Banking

Penerapan Vigenere Cipher Untuk Aksara Arab

Streamed Key Vigenere Cipher : Vigenere Cipher Menggunakan Penerapan Metode Pembangkitan Aliran Kunci

STUDI DAN PERBANDINGAN PERFORMANSI ALGORITMA SIMETRI VIGENERE CHIPPER BINNER DAN HILL CHIPPER BINNER Ivan Nugraha NIM :

Modifikasi Pergeseran Bujur Sangkar Vigenere Berdasarkan Susunan Huruf dan Angka pada Keypad Telepon Genggam

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

APLIKASI JAVA KRIPTOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA VIGENERE. Abstract

Teknik Substitusi Abjad Kriptografi - Week 2

(pencurian, penyadapan) data. Pengamanan data dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu steganography dan cryptography.

Penyamaran Plainteks pada Algoritma Vigenere Chiper StegaVig Makalah IF5054 Kriptografi

RANCANGAN KRIPTOGRAFI HYBRID KOMBINASI METODE VIGENERE CIPHER DAN ELGAMAL PADA PENGAMANAN PESAN RAHASIA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berikut ini akan dijelaskan pengertian, tujuan dan jenis kriptografi.

Metode Enkripsi baru : Triple Transposition Vigènere Cipher

Dasar-Dasar Keamanan Sistem Informasi

Modifikasi Nihilist Chiper

Aplikasi Perkalian dan Invers Matriks dalam Kriptografi Hill Cipher

PENGAMANAN DATA REKAM MEDIS PASIEN MENGGUNAKAN KRIPTOGRAFI VIGÈNERE CIPHER

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

3D Model Vigenere Cipher

Rancang Bangun Kombinasi Chaisar Cipher dan Vigenere Cipher Dalam Pengembangan Algoritma Kriptografi Klasik

PERANAN ARITMETIKA MODULO DAN BILANGAN PRIMA PADA ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA (Rivest-Shamir-Adleman)

MAKALAH KRIPTOGRAFI KLASIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGAMANAN MENGGUNAKAN METODE VIGENERE CIPHER

BAB I PENDAHULUAN. Pada era teknologi informasi yang semakin berkembang, pengiriman data

Pengenalan Kriptografi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai makna. Dalam kriptografi dikenal dua penyandian, yakni enkripsi

PENGAMANAN PESAN RAHASIA MELALUI KRIPTOGRAFI VIGENERE CIPHER DENGAN KUNCI BERLAPIS

+ Basic Cryptography

APLIKASI ENKRIPSI DAN DEKRIPSI MENGGUNAKAN ALGORITMA VIGENERE CIPHER ASCII BERBASIS JAVA Rizki Septian Adi Pradana 1), Entik Insanudin ST MT 2)

Kriptografi, Enkripsi dan Dekripsi. Ana Kurniawati Kemal Ade Sekarwati

Modifikasi Vigenere Cipher dengan Menggunakan Caesar Cipher dan Enkripsi Berlanjut untuk Pembentukan Key-nya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ALGORITMA ELGAMAL DALAM PENGAMANAN PESAN RAHASIA

Simulasi Pengamanan File Teks Menggunakan Algoritma Massey-Omura 1 Muhammad Reza, 1 Muhammad Andri Budiman, 1 Dedy Arisandi

ANALISA DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA TRIANGLE CHAIN PADA PENYANDIAN RECORD DATABASE

RANCANGAN,IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ZENARC SUPER CIPHER SEBAGAI IMPLEMENTASI ALGORITMA KUNCI SIMETRI

KRIPTOGRAFI KLASIK DENGAN METODE MODIFIKASI AFFINE CIPHER YANG DIPERKUATDENGANVIGENERE CIPHER

TRIPLE VIGENÈRE CIPHER

ENKRIPSI CITRA BITMAP MELALUI SUBSTITUSI WARNA MENGGUNAKAN VIGENERE CIPHER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang

IMPLEMENTASI ALGORITMA VIGENERE CIPHER DAN RIVEST SHAMMER ADLEMAN (RSA) DALAM KEAMANAN DATA TEKS

MODIFIKASI VIGENERE CIPHER DENGAN KUNCI GESER METODE ENKRIPSI BLOK

ANALISIS KEMUNGKINAN PENGGUNAAN PERSAMAAN LINEAR MATEMATIKA SEBAGAI KUNCI PADA MONOALPHABETIC CIPHER

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM KEAMANAN INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi pengiriman pesan teks semakin berkembang,

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

MODIFIKASI VIGÈNERE CIPHER DENGAN MENGGUNAKAN MEKANISME CBC PADA PEMBANGKITAN KUNCI

Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T.

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Berikut ini akan dijelaskan sejarah, pengertian, tujuan, dan jenis kriptografi.

Modifikasi Affine Cipher Dan Vigènere Cipher Dengan Menggunakan N Bit

Modifikasi Ceasar Cipher menjadi Cipher Abjad-Majemuk dan Menambahkan Kunci berupa Barisan Bilangan

Vigènere Cipher dengan Pembangkitan Kunci Menggunakan Bilangan Euler

Analisis Kriptografi Klasik Jepang

Reference. William Stallings Cryptography and Network Security : Principles and Practie 6 th Edition (2014)

DASAR-DASAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI Kriptografi, Steganografi. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom

IMPLEMENTASI KRIPTOGRAFI VIGENERE CIPHER DENGAN PHP

Kriptografi Simetris Dengan Kombinasi Hill cipher Dan Affine Cipher Di Dalam Matriks Cipher Transposisi Dengan Menerapkan Pola Alur Bajak Sawah

ENKRIPSI DAN DEKRIPSI MENGGUNAKAN VIGENERE CIPHER ASCII JAVA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM. KriptoSMS akan mengenkripsi pesan yang akan dikirim menjadi ciphertext dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DASAR-DASAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI Kriptografi, Steganografi. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom

RC4 Stream Cipher. Endang, Vantonny, dan Reza. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung 40132

Rekayasa Internet. Susmini I. Lestariningati, M.T. Cryptography

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. bilangan bulat dan mengandung berbagai masalah terbuka yang dapat dimengerti

APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan di dalam media tersebut. Kata steganografi (steganography) berasal

Venigmarè Cipher dan Vigenère Cipher

Penanganan Kolisi pada Fungsi hash dengan Algoritma Pengembangan Vigenere Cipher (menggunakan Deret Fibonacci)

PENGEMBANGAN ALGORITMA VIGENERE CIPHER MENGGUNAKAN METODE PERGESERAN KUNCI BERBASIS BINER ABSTRAK

Vigènere Chiper dengan Modifikasi Fibonacci

Perhitungan dan Implementasi Algoritma RSA pada PHP

Modifikasi Vigenere Cipher dengan Enkripsi-Pembangkit Kunci Bergeser

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan (message).

Bab 2: Kriptografi. Landasan Matematika. Fungsi

Analisis Perbandingan Full Vigenère Chiper, Auto-key Vigenère Chiper dan Running-key Vigenère Chiper

PEMANFAATAN KEMBALI KRIPTOGRAFI KLASIK DENGAN MELAKUKAN MODIFIKASI METODE-METODE KRIPTOGRAFI YANG ADA

STUDI DAN MODIFIKASI ALGORITMA BLOCK CHIPER MODE ECB DALAM PENGAMANAN SISTEM BASIS DATA. Arief Latu Suseno NIM:

Teknik Konversi Berbagai Jenis Arsip ke Dalam bentuk Teks Terenkripsi

Latar Belakang Masalah Landasan Teori

KRIPTOGRAFI KLASIK TEKNIK SUBSITUSI UNTUK KEAMANAN DATA MENGGUNAKAN VB.Net 2008

Transkripsi:

Implementasi Algoritma Vigenere Subtitusi dengan Shift Indeks Prima Muslim Ramli Magister Teknik Informatika, Universitas Sumatera Utara muslimramli@students.usu.ac.id Rahmadi Asri Magister Teknik Informatika, Universitas Sumatera Utara rahmadiasri@students.usu.ac.id Muhammad Zarlis Magister Teknik Informatika, Universitas Sumatera Utara m.zarlis@usu.ac.id Abstrak Kriptografi klasik seperti vigenere cipher merupakan salah satu algoritma kriptografi yang implementasinya sangat sederhana namun cukup kuat di zamannya. Setelah ditemukan metode kasiski, maka vigenere cipher sangat mudah untuk dianalisis oleh kriptanalis sehingga mendapatkan kunci kriptografinya. Hal ini disebabkan karena masih ada keterhubungan yang erat antara cipher, plainteks dan kunci kriptografi. Algoritma vigenere cihper ternyata dapat dimodifikasi dan dibuat pengamanan berlapis, begitu juga dengan kunci untuk proses enkripsi dan sebaliknya. Penambahan lapis kemanaan shift indeks prima dianggap dapat menambah langkah untuk memecahkan informasi rahasia. Keywords: Kriptografi, Vigenere, Cipher, plaintext, ciphertext, bilangan prima, kriptanaslis I. LATAR BELAKANG Keamanan data dan informasi merupakan hal sangat penting di era reformasi saat ini. Umumnya, setiap institusi memiliki dokumendokumen penting dan bersifat rahasia yang hanya boleh diakses oleh orang tertentu. Sistem informasi yang dikembangkan harus menjamin keamanan dan kerahasiaan dokumen-dokumen tersebut. Namun kendalanya bahwa media-media yang digunakan seringkali dapat disadap oleh pihak lain [1]. Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar aman. (Cryptography is the art and science of keeping messages secure) Crypto berarti secret (rahasia)vdan graphy berarti writing (tulisan). Para pelaku atau praktisi kriptografi disebut cyrptographers. Sebuah algoritma kriptografik (cryptographic algorithm), disebut cipher, merupakan persamaan matematik yang 149

digunakan untuk proses enkripsi dan dekripsi. Biasanya persamaan kedua matematik (untuk enkripsi dan dekripsi) tersebut memiliki hubungan matematis yang cukup erat [2]. Salah satu algoritma kriptografi klasik yang terkenal adalah Vigenere Cipher. Vigenere Cipher merupakan bentuk pola alphabetic subtitution seperti yang diungkapkan Caesar Chiper, namun menambahkan kunci lebih aman. Ide ini sudah diterapkan berkali-kali, namun pada tahun 1553 metode ini baru dikemukakan oleh Giovan Battista Bellaso di bukunya La cifra del. Sig. Giovan Battista Bellaso. Algoritma ini akhirnya terkenal dengan nama Vigenere Cipher karena pada tahun 1586 Blaise de Vigenere mempublikasikan ide yang sama namun dengan generator kunci yang lebih kuat, yaitu autokey cipher, Hallim (2010: 3). Vigenere Cipher sangat terkenal karena mudah untuk dimplementasikan. Metode ini juga cukup kuat untuk menghindari kriptanalis yang menggunakan analisis frekuensi.pada masa kejayaannya, sistem ini disebut sebagai le chiffre indechifferable. Hingga akhirnya seseorang bernama Frederich Kasiski dapat membuat metode yang efisien dalam memecahkan cipher vigenere. Algoritma kriptografi klasik seperti Vigenere Cipher sudah ditinggalkan oleh orang-orang karena cukup mudah dianalisis oleh kriptanalis. Apalagi dengan teknologi yang sudah ada saat ini dan ditemukannya metode kasiski, maka bila ingin menggunakan Vigenere Cipher ini dengan aman, kita perlu melakukan modifikasi dari cara sistem ini bekerja. Cara yang diusulkan kali ini adalah meng-generate sebuah urutan kunci secara random dari kunci yang telah disepakati bersama. II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Kriptografi Kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga kerahasiaan pesan dengan cara menyandikannya ke dalam bentuk yang tidak dapat dimengerti lagi maknanya. Dalam ilmu kriptografi, terdapat dua buah proses yaitu melakukan enkripsi dan dekripsi. Pesan yang akan dienkripsi disebut sebagai plaintext (teks biasa). Disebut demikian karena informasi ini dengan mudah dapat dibaca dan dipahami oleh siapa saja. Algoritma yang dipakai untuk mengenkripsi dan mendekripsi sebuah plaintext melibatkan penggunaan suatu bentuk kunci. Pesan plaintext yang telah dienkripsi (atau dikodekan) dikenal sebagai ciphertext (teks sandi). Menurut Kaufman et. al. (2002) menjelaskan bahwa kata Kriptografi berasal dari bahasa yunani dan memiliki makna seni dalam menulis pesan rahasia (The art of secret writing), dimana kriptografi terdiri dari 2 kata yaitu yang berarti rahasia atau tersembunyi dan yang berarti tulisan. (Apriandala, 2013: 114). Di dalam kriptografi kita akan sering menemukan berbagai istilah atau terminology. Beberapa istilah yang harus diketahui yaitu : a. Pesan, Plainteks, dan Cipherteks Pesan (message) adalah data atau informasi yang dapat dibaca dan dimengerti maknanya. Nama lain untuk pesan adalah (plaintext) atau teks jelas (cleartext). b. Pengirim dan Penerima Komunikasi data melibatkan pertukaran pesan antara dua entitas. Pengirim (sender) adalah entitas yang mengirim pesan kepada entitas lainnya. Penerima (receiver) adalah entitas yang menerima pesan. c. Enkripsi dan dekripsi Proses menyandikan plainteks menjadi cipherteks disebut enkripsi (encryption) atau enciphering (standard nama menurut ISO 7498-2). Sedangkan proses mengembalikan cipherteks menjadi plainteks semula disebut dekripsi (decryption) atau deciphering (standard nama menurut ISO 7498-2). d. Cipher dan kunci Algoritma kriptogarfi disebut juga cipher, yaitu aturan untuk enkripsi dan dekripsi, atau fungsi matematika yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi. Beberapa cipher memerlukan algoritma yang berbeda untuk enkripsi dan dekripsi. Konsep matematis yang mendasari algoritma kriptografi adalah relasi antara dua buah himpunan yang berisi elemenelemen plainteks dan himpunan yang berisi cipherteks. Enkripsi dan dekripsi merupakan fungsi yang memetakan elemen-elemen antara 150

dua himpunan tersebut. Misalkan P menyatakan plainteks dan C menyatakan cipherteks, maka : Karena proses enkripsi kemudian dekripsi mengembalikan pesan ke pesan asal, maka persamaan D(E(P)) = P harus benar. Kriptografi mengatasi masalah keamanan data dengan menggunakan kunci, yang dalam hal ini algoritma tidak dirahasiakan lagi, tetapi kunci harus tetap dijaga kerahasiaannya. Kunci (key) adalah parameter yang digunakan untuk transformasi enkripsi dan dekripsi. Kunci biasanya berupa string atau deretan bilangan. Dengan menggunakan kunci K, maka fungsi enkripsi dan dekripsi dapat ditulis sebagai skema diperlihatkan pada Gambar 1. Gambar 1. Skema enkripsi dan deskripsi dengan menggunakan kunci 2. Vigenere Chiper Algoritma Vigenere Cipher ini menggunakan bujursangkar Vigenere untuk melakukan enkripsi. Setiap baris di dalam bujursangkar menyatakan huruf-huruf ciphertext yang diperoleh dengan Caesar Cipher. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini. Deretan huruf mendatar menunjukkan plaintext, sedangkan huruf menurun menunjukkan kunci. Cara kerja table tersebut adalah berdasarkan kunci. Kunci ditentukan oleh si pembuat pesan. Kunci akan menjadi penentu sebuah pesan dengan menggunakan algoritma vegenere cipher berhasil di enkripsi dan dekripsi. Gambar 2. Tabel Vegenere Cipher 3. Metode Kasiski Kekuatan dari algoritma kriptografi Vigenere adalah tidak mudah dilakukan analisis frekuensi pada cipher karena keterkaitan antara plainteks dan cipher sudah cukup dikurangi dengan penggunaan kunci. Kasiski menemukan sebuah metode analisis dengan mendeduksi panjang dari kunci yang tidak diketahui. Bila panjang kunci telah diketahui dengan pasti misalkan n, maka cipher dibariskan secara terurut menjadi n baris, kemudian masingmasing baris kita lakukan analisis frekuensi karena masing-masing baris tersebut adalah monoalphabetic substitution seeprti Caesar Cipher. Namun, permasalahannya di sini adalah bagaimana kita dapat dengan cukup akurat mendeduksi panjang dari kunci yang belum kita ketahui? Metode kasiski memanfaatkan analisis frekuensi namun tidak dengan analisis frekuensi alphabet tunggal. Tetapi menggunakan analisis frekuensi beberapa karakter berurutan yang sering ditemui pada bahasa plainteks tersebut dibuat. Bila kita memiliki urutan karakter yang sama berulang-ulang maka jarak-jarak tersebut harus kita rekam. Kemudian dari semua jarakjarak karakter beurutan yang sering muncul tersebut, kita mencari factor persekutuan terbesar dari selisih-selisih tersebut. Angka inilah yang dapat dijadikan dasar yang kuat dalam mendeduksi panjang kunci yang digunakan. Sehingga proses selanjutnya menjadi 151

lebih mudah karena seperti menyelesaikan Caesar Cipher yang sudah terbukti cukup mudah. Setelah menggunakan Caesar Cipher dengan dalam proses tersebut, maka kunci tersebut harus disusun ulang agar menjadi kunci yang utuh, namun terkadang kunci yang dihasilkan dari analisis frekuensi tidak akurat sehingga kita harus mencoba-coba dari kunci yang dihasilkan pada cipher teks, apakah benar-benar menjadi plainteks bermakna. Bila masih belum ditemukan plain teks yang benar-benar bermakna, maka kita harus melakukan perubahan pada kunci sesuai dengan kondisi plainteks yang dihasilkan saat ini dengan kemungkinan plainteks yang seharusnya. Dalam hal ini, penguasaan kata-kata dalam bahasa yang digunakan pada plainteks harus cukup baik agar deduksinya benar. Namun, mengapa cara dalam menentukan kunci tersebut dapat digunakan adalah bila sebuah substring yang diulang muncul di plainteks dan jarak antar karakter adalah kelipatan dari panjang kunci, maka plainteks yang berulang tersebut dienkripsi dengan urutan kunci yang sama. Kekuatan dari algoritma kriptografi Vigenere adalah tidak mudah dilakukan analisis frekuensi pada cipher karena keterkaitan antara plainteks dan cipher sudah cukup dikurangi dengan penggunaan kunci. Kasiski menemukan sebuah metode analisis dengan mendeduksi panjang dari kunci yang tidak diketahui. Bila panjang kunci telah diketahui dengan pasti misalkan n, maka cipher dibariskan secara terurut menjadi n baris, kemudian masingmasing baris kita lakukan analisis frekuensi karena masing-masing baris tersebut adalah monoalphabetic substitution seeprti Caesar Cipher. Namun, permasalahannya di sini adalah bagaimana kita dapat dengan cukup akurat mendeduksi panjang dari kunci yang belum kita ketahui? Metode kasiski memanfaatkan analisis frekuensi namun tidak dengan analisis frekuensi alphabet tunggal. Tetapi menggunakan analisis frekuensi beberapa karakter berurutan yang sering ditemui pada bahasa plainteks tersebut dibuat. Bila kita memiliki urutan karakter yang sama berulang-ulang maka jarak-jarak tersebut harus kita rekam. Kemudian dari semua jarakjarak karakter beurutan yang sering muncul tersebut, kita mencari factor persekutuan terbesar dari selisih-selisih tersebut harus melakukan perubahan pada kunci sesuai dengan kondisi plainteks yang dihasilkan saat ini dengan kemungkinan plainteks yang seharusnya. Dalam hal ini, penguasaan kata-kata dalam bahasa yang digunakan pada plainteks harus cukup baik agar deduksinya benar. Namun, mengapa cara dalam menentukan kunci tersebut dapat digunakan adalah bila sebuah substring yang diulang muncul di plainteks dan jarak antar karakter adalah kelipatan dari panjang kunci, maka plainteks yang berulang tersebut dienkripsi dengan urutan kunci yang sama. 1. VIGENERE CIPHER SUBTITUSI DENGAN SHIFT INDEX BILANGAN PRIMA Pada penelitian ini algoritma yang diterapkan adalah Vigenere Cipher dengan metode Subtitusi, dimana juga terdapat modifikasi dalam menentukan Ciphertext dari hasil enkripsi. Rumus dalam Vigenere Cipher Subtitusi adalah sebagai berikut: Enkripsi C = P + K mod 26 Dekripsi P = C - K mod 26 Berikut merupakan table Vigenere Subtitusi sebagai acuan dari pada proses pengujian beserta dengan indeks huruf 152

Contoh berikut ini merupakan hasil enkripsi dari suatu plaintext Terdapat plainteks KRIPTOGRAFI dengan masing-masing indeks pada setiap hurufnya dan key PYTHON, jika panjang plainteks lebih besar dari key maka key tersebut akan berulang setiap karakter sampai dengan panjang plainteks tersebut. Pada cipherteks BSGDSOMIQPB didapat dengan rumus. Enkripsi C = P + K mod 26 + Indeks Bilangan Prima Sehingga: Karakter cipherteks K yaitu C 1 = 10 + 15 = 25 mod 26 = 25 + 2 = 27 = B Karakter cipherteks R yaitu C 2 = 17 + 24 = 41 mod 26 = 15 + 3 = 18 = S Karakter cipherteks I yaitu C 3 = 8 + 19 = 27 mod 26 = 1 + 5 = 6 = G Karakter cipherteks P yaitu C 4 = 15 + 7 = 22 mod 26 = 22 + 7 = 29 = D, dst Pada tahap dekripsi dilakukan dengan cara yang sama dengan rumus 153

Dekripsi (+) C = P - K mod 26 - Indeks Bilangan Prima Dekripsi (-) C = P - K mod 26 - Indeks Bilangan Prima + 26 Proses penyisipan indeks bilangan prima terhadap chiperteks dapat menjadi salah satu tehnik yang digunakan untuk mempersulit pada proses kriptanalisis. bilangan prima dapat berjalan dengan baik. III.KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan 1. Algoritma Vigenere Cipher bekerja lebih optimal apabila menggunakan metode subtitusi shif indeks bilangan prima. 2. Penggunaan module dan penyematan shift index bilangan prima akan menambah langkah kriptanalis dalam memecahkan informasi pesanyang dirahasiakan 3. Proses enkripsi dan dekripsi algoritma vigenere cipher menggunakan shift indeks 2. Saran a. Untuk meningkatkan level keamanan dapat menggunakan modifikasi lain selain penggunaan bilangan prima dan penambahan nilai module. B. Sangat disaranakan untuk membuat sebuah algoritma baru untuk key atau kunci yang akan digunakan untuk me-enkripsi dan dekripsi sebuah plaintext dan ciphertext. Hal ini dilakukan untuk menambah level keamanan bagi kriptanalis. DAFTAR PUSTAKA [1] Apriandala, Rio, 2013, Sistem Keamanan Menggunakan Rubik Dengan Algoritma Kriptografi Encryption, Tugas Besar I Makalah Kriptografi, Universitas Bengkulu. 375 Hal Daryanto. 2003. Belajar Komputer Visual Basic [2] Jati Sasongko, "Pangamanan Data Informasi menggunakan Kriptografi Klasik," DINAMIK, vol. X, no. 3, pp. 160-167, September 2005. [3] Hallim, Abd, 2010, Pembuatan Perangkat Lunak Me- dia Pembelajaran Kriptografi Klasik. Sura- baya.politeknik Eletronika Negeri. [4] Muhammad Fairuzabadi, "Implemetasi Kriptografi Klasik menggunakan Borland Delphi," Jurnal Dinamika Informatika, pp. 65-78, September 2010. [5] Wade Trappe and Lawrence C. Washington,Introduction to Cryptography with Coding Theory. Second edition. Pearson Prentice Hall, 2006. 154