BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN UNTUK PARAMETER MIKROBIOLOGI, PENGIRIMAN, PEMERIKSAAN DAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN SAKRIANI

KONDISI BAKTERIOLOGIK PERALATAN MAKAN DI RUMAH MAKAN JOMBANG TIKALA MANADO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di bulan april - mei tahun 2012, lokasi dalam

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Studi Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan Pada Rumah Makan di Kota Makassar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Limba U I Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo. Pasar sental Kota Gorontalo

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERTANIAN. PENGENALAN ALAT Dan STERILISASI ALAT : MHD FADLI NST NIM : : AGROEKOTEKNOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasit dan waktu penelitiannya yaitu : Lokasi pengambilan sampel air sumur ini yaitu di Dusun III, Desa Pulubala

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

III. MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) MIKROSKOP

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kantin yang ada di lingkungan Asrama

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR. sehingga perlu mendapat perhatian dari segi nilai gizi, segi kemurnian, maupun dari

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Semarang. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret april 2011.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar

Pantai Kabupaten Bone Bolango. Tahap analisis dari segi bakteriologis. dilaksanakan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo.

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

Nova Nurfauziawati

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah dengan cara Solar Desinfection (SODIS). SODIS adalah

PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium terpadu Kultur jaringan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 3. MELAKUKAN PENGAMATANLatihan Soal Menyimpan dalam kedaan off merupakan salah satu cara memperlakukan alat...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tuladenggi Kecamatan

Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

III. BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan vermicomposting dilakukan di rumah plastik FP Unila. Perhitungan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo.

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

2. Prosedur Isolasi ke Media Padat

BAB III METODE PENELITIAN. uji kandungan bakteriologis Escherichia coli pada es buah yang dijajakan dipasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

III BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

Sterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional untuk

BAB III METODE PENELITIAN. dan dilanjutkan dengan identifikasi jenis bakteri Escherichia coli, Salmonella sp,

PENUNTUN PRAKTIKUM HIGIENE DAN SANITASI

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

IV. KULTIVASI MIKROBA

CARA MEMBUAT MEDIA TUMBUH DALAM PENGEMBANGAN MASSAL APH GOLONGAN JAMUR

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

BAB III CARA PENGOLAHAN MAKANAN YANG BAIK

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

LAPORAN TETAP HYGIENE SANITASI DAN KEAMANAN INDUSTRI PANGAN UJI PENGARUH SANITASI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN TANGAN PEKERJA

PENANGANAN SAMPEL KLB KERACUNAN PANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

METODE Desain, Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam penyehatan makanan dan minuman, kebersihan alat makan merupakan bagian yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kualitas makanan dan minuman. Alat makan yang tidak dicuci dengan bersih dapat menyebabkan organisme atau bibit penyakit yang tertinggal akan berkembang biak dan mencemari makanan yang akan diletakkan di atasnya. Angka kuman dan adanya bakteri coli pada permukaan alat makan yang telah dicuci dapat diketahui dengan melakukan uji dengan cara usap alat makan pada permukaan alat makan. Uji sanitasi alat makan atau alat masak perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat kebersihan alat tersebut. Sehingga melalui uji sanitasi alat tersebut, petugas inspeksi dari dinas kesehatan dapat menetapkan apakan alat makan tersebut sudah layak digunakan atau belum. (Anonim 2010) Salah satu sumber penularan penyakit dan penyebab terjadinya keracunan makanan adalah makanan dan minuman yang tidak memenuhi syarat higiene. Keadaan higiene makanan dan minuman antara lain dipengaruhi oleh higiene alat masak dan alat makan yang dipergunakan dalam proses penyediaan makanan dan minuman. Alat masak dan alat makan ini perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan mikrobiologi usap alat makan meliputi pemeriksaan angka kuman. (Tiksundari 2013) Sanitasi alat makan dimaksudkan untuk membunuh sel mikroba vegetatif yang tertinggal pada permukaan alat. Agar proses sanitasi efisien maka permukaan yang akan disanitasi sebaiknya dibersihkan dulu dengan sebaik-baiknya Pencucian dan tindakan pembersihan pada peralatan makan sangat penting dalam rangkaian pengolahan makanan. Menjaga kebersihan peralatan makan telah membantu mencegah terjadinya pencemaran atau kontaminasi terhadap peralatan dilakukan dengan pembersihan peralatan yang benar ). Kontaminasi makanan dapat terjadi setiap saat, salah satunya dari peralatan makanan yang digunakan tidak memenuhi syarat kesehatan. Di Indonesia peraturan telah dibuat dalam bentuk Permenkes RI No. 1096/Menkes/Per/VI/2011, bahwa untuk persyaratan peralatan makanan tidak boleh bakteri lebih dari 0 koloni/cm2.peranan peralatan makanan dalam pedagang makanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari prinsip-prinsip penyehatan makanan (Food hygiene). Setiap peralatan makan (piring, gelas, sendok) harus selalu dijaga kebersihannya setiap saat digunakan. Alat makan (piring, gelas, sendok) yang kelihatan 1

bersih belum merupakan jaminan telah memenuhi persyaratan kesehatan, karena didalam alat makan (piring, gelas, sendok) tersebut tercemar bakteri E.coli yang menyebabkan alat makan (piring, gelas, sendok) tersebut tidak memenuhi kesehatan. Untuk itu pencucian peralatan sangat penting diketahui secara mendasar, dengan pencucian secara baik akan menghasilkan peralatan yang bersih dan sehat pula. Dengan menjaga kebersihan peralatan makan (piring, gelas, sendok,dll.), berarti telah membantu mencegah pencemaran atau kontaminasi makanan yang dikonsumsi (Djajadinigrat, 1989 dalam Pohan, 2009). 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui teknik pengambilan sampel makanan dan minuman. 1.2.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui cara persiapan alat dalam pengambilan sampel makanan dan minuman. b. Untuk mengetahui penentuan titik pengambilan sampel makanan dan minuman. c. Untuk mengetahui prosedur pengambilan sampel ALT alat makan dan minum. d. Untuk mengetahui prosedur pengambilan sampel ALT makanan padat dan cair. e. Untuk mengetahui baku mutu makanan dan minuman. 1.3 Manfaat Untuk mengetahui cara menyiapkan peralatan dalam mengambil sampel makanan dan minuman dengan baik, serta cara mempersiapkan bahan-bahan sampel makanan dan minuman untuk pengujian. 2.1 Pengertian Makanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2

Makanan adalah semua substansi yang diperlukan oleh tubuh, kecuali air dan obat obatan dan substansi substansi yang diperlukan untuk pengobatan (Anwar dalam Pohan 2009: 18). Makanan sehat merupakan makanan yang higienis dan bergizi mengandung zat hidrat arang, protein, vitamin, dan mineral. Agar makanan sehat bagi konsumen diperlukan persyaratan khusus antara lain cara pengolahan yang memenuhi syarat, cara penyimpanan yang betul, dan pengangkutan yang sesuai dengan ketentuan. Makanan sehat selain ditentukan oleh kondisi sanitasi juga di tentukan oleh macam makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak,vitamin dan mineral (Mukono, 2006 ). Agar makanan sehat maka makanan tersebut harus bebas dari kontaminasi. Makanan yang terkontaminasi akan menyebabkan penyakit yang dikenal dengan food borne dsease. Dalam Permenkes No. 1096 Tahun 2011 telah ditetapkan makanan yang dikonsumsi harus higienis, sehat dan aman yaitu bebas dari cemaran fisik, kimia dan bakteri. Sanitasi makanan yang buruk dapat disebabkan 3 faktor yakni faktor fisik, faktor kimia dan faktor mikrobiologi. Faktor fisik terkait dengan kondisi ruangan yang tidak mendukung pengamanan makanan seperti sirkulasi udara yang kurang baik., temperatur ruangan yang panas dan lembab, dan sebagainya. Untuk menghindari kerusakan makanan yang disebabkan oleh faktor fisik, maka perlu di perhatikan susunan dan konstruksi dapur serta tempat penyimpanan makanan (Mulia, 2005). Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh factor kimia karena adanya zat zat kimia yang digunakan untuk mempertahankan kesegaran bahan makanan, obat obat penyemprot hama, penggunaan wadah bekas obat obat pertanian untuk kemasan makanan dan lain lain (Mulia, 2005). Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh faktor mikrobiologis karena adanya kontaminasi oleh bakteri, virus, jamur dan parasit. Akibat buruknya sanitasi makanan dapat timbul gangguan kesehatan pada orang yang mengkonsumsi makanan tersebut (Mulia, 2005). Menurut Permenkes No. 942 Higiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Peran makanan dalam penyebaran penyakit, adalah : a. Makanan sebagai penyebab penyakit (agent) 3

Makanan sebagai penyebab penyakit bisa terjadi apabila dalam makanan tersebut sudah mengandung bahan yang menjadi penyebab langsung suatu penyakit, misalnya jamur beracun, ikan beracun dan adanya racun yang secara alamiah sudah mengandung racun. b. Makanan sebagai pembawa penyakit (Vehicle) Makanan dapat sebagai pembawa penyakit apabila makanan tersebut tercemar oleh bahan yang membahayakan kehidupan, misalnya mikroorganisme dan bahan kima beracun. Semula makanan tidak berbahaya namun setelah terkontaminasi oleh mikriorganisme atau bahan kimia beracun maka akhirnya makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan. c. Makanan sebagai media Makanan yang terkontaminasi dengan keadaan suhu dan waktu yang cukup serta kondisi yang memungkinkan suburnya mikrooorganisme atau kuman penyakit, maka makanan akan menjadi media yang menguntungkan bagi kuman untuk berkembang biak dan apabila dikonsumsi akan berbahaya bagi kesehatan (Mukono, 2002). 2.2 Pengertian Peralatan Makan Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 304 Tahun 1989 Peralatan adalah segala macam alat yang digunakan untuk mengolah dan menyajikan makanan. Perlindungan terhadap peralatan makan dimulai dari keadaan bahan. Bahan yang baik adalah bila tidak larut dalam makanan, mudah di cuci dan aman digunakan. Peralatan utuh, aman dan kuat, peralatan yang sudah retak atau pecah selain dapat menimbulkan kecelakaan (melukai tangan ) juga menjadi sumber pengumpulan kotoran karena tidak dapat tercuci dengan sempurna (Depkes RI dalam Pohan, 2009 : 23). Demikian pula bila berukir hiasan, hiasan merek atau cat pada permukaan tempat makanan tidak boleh di gunakan. (Pohan, 2009:23) Persyaratan peralatan makan menurut permenkes No. 304 tahun 1989 yaitu : a. Peralatan yang kontak langsung dengan makanan tidak boleh mengeluarkan zat beracun yang melebihi ambang batas sehinga membahayakan kesehatan antara lain: 1) Timah (Pb) 2) Arsenikum (As) 3) Tembaga (Cu) 4

4) Seng (Zn) 5) Cadmium (Cd) 6) Antimon (Sb) b. Peralatan tidak rusak, gompel, retak dan tidak menimbulkan pencemaran terhadap makanan c. Permukaan yang kontak langsung dengan makanan harus tidak ada sudut mati, rata halus dan mudah dibersihkan. d. Peralatan harus dalam keadaan bersih sebelum digunakan. e. Peralatan yang kontak langsung dengan makanan yang siap disajikan tidak boleh mengandung angka kuman yang melebihi ambang batas, dan tidak boleh mengandung E. coli per cm 2 permukaan air. f. Cara pencucian alat harus memenuhi ketentuan: 1) Pencucian peralatan harus menggunakan sabun/detergen air dingin, air panas, sampai bersih. 2) Dibebashamakan sedikitnya dengan larutan kaporit 50 ppm atau iodophor 12,5 ppm air panas 80 C selama 2 menit. g. Pengeringan peralatan harus memenuhi ketentuan: Peralatan yang sudah didesinfeksi harus ditiriskan pada rak-rak anti karat sampai kering sendiri dengan bantuan sinar matahari atau sinar buatan/mesin dan tidak boleh dilap dengan kain. h. Penyimpanan peralatan harus memenuhi ketentuan : 1) Semua peraalatan yang kontak dengan makanan harus disimpan dalam keadaan kering dan bersih. 2) Cangkir, mangkok, gelas dan sejenisnya cara penyimpanannya harus dibalik. 3) Rak-rak penyimpanan peralatan dibuat anti karat, rata dan tidak aus/rusak. 4) Laci-laci penyimpanan peralatan peralatan terpelihara kebersihannya. Ruang penyimpanan peralatan tidak lembab, terlindung dan sumber pengotoran/kontaminasi dari binatang perusak (Depkes RI, 1989). Tahapan secara umum : 1) Persipan alat 2) Perhitungan alat dan media yang akan digunakan 5

3) Sterilisasi Keterangan Testube Petridish Buffer Phospat ph 7,2 PCA Sampel 1 1 10 ml 15 ml 10-1 1 1 9 ml 15 ml 10-2 1 1 9 ml 15 ml 10-3 1 1 9 ml 15 ml 10-4 1 1 9 ml 15 ml 10-5 1 1 9 ml 15 ml Kontrol - 1 - - Jumlah 6 7 55 ml 105 ml Jumlah umtuk 3 18 21 165 ml 315 ml sampel BAB III ISI Materi : Teknik pengambilan sampel makanan dan minuman. Hari,Tanggal : Kamis, 01 September 2016 Lokasi Kelompok : Labor Fisika Lingkungan : I 3.1 ALT (Angka Lempeng Total) Alat Makan A. Alat yang digunakan No Nama Alat Gambar Alat Fungsi 6

1 Tabung reaksi/ Testube Untuk tempat mereaksikan sampel 2 Petridish Untuk meletakkan sampel 3 Timbangan kasar Untuk menimbang bahan yang akan digunakan 4 Sendok porselen/ Spatula Untuk mengambil bahan 5 Gelas kimia Untuk meletakkan larutan kimia 6 Inkubator Untuk tempat menginkubasi 7

7 Batang pengaduk Untuk pengadukan larutan 8 Gelas ukur Untuk mengukur aquades yang akan digunakan 9 Erlenmeyer Untuk tempat media PCA 10 Termometer Untuk mengukur suhu 11 Pipet ukur Untuk mengambil larutan 12 Karet hisap Untuk menghisap larutan yang akan diambil 8

13 Autoclave Untuk sterilisasi alat 14 Lidi kapas Untuk mengusap sampel 15 Rak tabung reaksi Untuk tempat tabung reaksi 16 Lampu spiritus/ bunsen Untuk memanaskan larutan 17 Plastik bening Untuk membidang luas permukaan alat yang akan diambil sampelnya B. Bahan yang digunakan No Nama Bahan Gambar Bahan Fungsi 1 Buffer phospat ph 7,2 Sebagai bahan yang akan direaksikan 9

2 PCA Sebagai bahan yang akan direaksikan 3 Aquades Sebagai media pelarut untuk PCA 4 Alkohol Sebagai bahan untuk sterilisasi alat yang terbuat dari plastik C. Teknik pengambilan sampel 1. Persiapan, perhitungan alat dan bahan (media) - Hitung alat dan bahan yang akan digunakan - Jika 3 sampel maka kalikan 3 dari jumlah masing masing sampel yang dibutuhkan. Keterangan Testube Petridish Buffer Phospat ph 7,2 PCA Sampel 1 1 10 ml 15 ml 10-1 1 1 9 ml 15 ml 10-2 1 1 9 ml 15 ml 10-3 1 1 9 ml 15 ml 10-4 1 1 9 ml 15 ml 10-5 1 1 9 ml 15 ml Kontrol - 1 - - Jumlah 6 7 55 ml 105 ml Jumlah untuk 18 21 165 ml 315 ml 3 sampel - Untuk 3 sampel uji siapkan 18 testube, 21 petridish dan siapkan buffer phospat ph 7,2 sebanyak 165 ml, lalu PDA sebanyak 315 ml. 10

- Siapkan kapas sebagai penutup mulut tabung reaksi (testube). - Buat lidi sepanjang tabung reaksi atau + 15cm dan bagian atas lidi dibalut dengan kapas. - Untuk 1 alat yang akan diusap, minimal 2 buah lidi kapasnya. 2. Pembuatan media - Hitung PCA yang akan ditimbang. Volume yangakandibuat gram PCA= gram PCA/ L 1000 350 1000 22,5 7,8 gram - Timbang PCA sebanyak 7,8 gram dengan timbangan kasar. - Ambil PCA dengan bantuan spatula. - Larutkan dengan aquades sebanyak 350 ml, ambil aquades dengan gelas ukur. - Larutkan dalam gelas kimia dan homogenkan dengan batang pengaduk. - Pindahkan kedalam erlenmeyer 500 ml sambil lakukan pembilasan. - Panaskan media PCA sampai mendidih. - Biarkan PCA sampai agak dingin. - Masukkan PCA sebanyak 15 ml pada petridish berlabel sampel, dan label 10-1 -10-5. 11

- Masukkan buffer phospat ph 7,2 sebanyak 10 ml pada tabung reaksi berlabel sampel dan 9 ml pada tabung reaksi berlabel 10-1 -10-5. (memasukkannya dengan cara dipipet menggunakan pipet ukur dengan bantuan karet hisap) - Beri kapas pada mulut tabung reaksi, Cara membuka kapas yaitu dengan menggunakan jari manis dan jari kelingking. 3. Sterilisasi Alat yang akan disterilisasi: a) Pipet ukur, b) Tabung reaksi c) Petridish d) Lidi kapas Catatan : alat yang akan disterilkan harus dibaluti/ditutup dengan kertas koran. - Beri label pada alat yang akan disterilisasi. - Cek dahulu air yang ada dalam autoclave, jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. - Hidupkan autoclave. - Masukkan peralatan yang akan disterilkan kedalam autoclave. - Tutup autoclave dengan rapat, agar tidak ada udara yang keluar. - Atur waktu minimal 15 menit pada suhu 121 o C. 12

- Jika alarm tanda selesai telah berbunyi, buka kran uap pelan-pelan. Dengan tujuan untuk mengeluarkan uap panas. - Buka tutup autoclave dan keluarkan alat - Matikan autoclave. 4. Penanaman sampel - Hidupkan lampu busen/ lampu spritus. - Siapkan alat yang sudah disterilkan, susun tabung reaksi pada raknya. - Letakkan petridish didepan rak tabung reaksi. - Ambil pipet ukur dan karet hisap (pegang pipet ukur pada bagian atas) dan ambil tabung reaksi berlabel sampel (dengan tangan kiri) lalu buka tutup kapasnya (dengan jari manis dan kelingking. - Ambil 1 ml larutan dalam tabung reaksi. - Flambir mulut tabung reaksi. - Buka petridish yang berlabel kontrol, buka sedikit tutupnya dan keluarkan larutan dipipet ukur ke dalam petridish. - Buka lidi kapas dari balutan korannya kemudian ambil piring. - Bidangi piring dengan plastik bening, yang sebelumnya plastik tersebut telah disterilkan dengan alkohol. - Pegang lidi kapas dengan tangan kanan dan tabung reaksi dengan tanga kiri. - Masukkan lidi kapas ke dalam tabung reaksi dan peras ke dinding tabung reaksi lalu flambir. - Lidi kapas diusap pada permukaan piring sebanyak 3x. 13

- Ambil tabung reaksi yang berlabel sampel dan masukkan kapas kedalam tabung reaksi lalu flambir. (lidi kapas telah dipatahkan terlebih dahulu) - Ambil lidi kapas ke-2, langsung usapkan pada permukaan piring sebanyak 3x. - Lalu ambil tabung reaksi yang berlabel sampel dan masukkan lidi kapas dimana lidinya telah dipatahkan, kemudian flambir. - Lakukan penanaman dan pengenceran. - Ambil tabung reaksi sampel dan pipet ukur yang steril. - Buka tutup tabung reaksi dan keluarkan lidi kapas. - Ambil cairan yang ada dalam tabung reaksi sebanyak 2mL dengan pipet ukur. - 1mL masukkan kedalam petridish yang berlabel sampeldan tutup, dan 1mL lagi masukkan kedalam tabung reaksi yang berlabel 10-1. - Homogenkan dengan cara sedot larutan dengan pipet ukur lalu lepaskan. Lakukan sebanyak 3x. - Pada tabung reaksi yang sama, pipet 2mL lalu flambir dan tutup tabung reaksi. - 1mL masukkan kedalam petridish yang berlabel 10-1 dan 1mL lagi pada tabung reaksi yang berlabel 10-2. - Lakukan perlakuan diatas pada petridish dan tabung reaksi selanjutnya (sampai 10-5 ) - Masukkan media agar kedalam petridish, masukkan dalam suhu 45 o C (dalam kondisi hangat). Cara memasukkannya : buka petridish secukupnya dan tuang 15mL agar PCA (15mL=memenuhi permukaan petridish). - Flambir. - Homogenkan dengan cara diputar searah jarum jam, - Biarkan PCA beku. 14

- Inkubasi di inkubator dengan suhu 35-37 o C selama 1-2x24 jam (petridish dalam keadaan terbalik di inkubator). Pada sendok dan alat makan lain, usap alatnya sama dengan usap alat piring. Yang membedakan hanya pada bidang usapannya. 5. Pembacaan hasil / perhitungan - Dihitung jumlah koloni yang tumbuh pada petridish, koloni yang bergabung menjadi satu atau yang membentuk satu deratan yang terlihat sebagai garis tebal atau jumlah koloni meragukan dihitung sebagai koloni kuman. - Bila jumlah koloni pada petridish kontrol lebih dari 10 maka harus dihitung ulang, karna sterilisasi dianggap kurang baik. - Dilakukan perhitungan hanya pada petridish yang menghasilkan jumlah antara 30-300 dan bila koloni pada petridish kontrol lebih kecil dari 10. Jumlah koloni pada masing-masing petridish ini harus lebih dahulu dikurangi dengan petridish kontrol. Rumus : koloni kontrol pengenceran ALT = 15

3.2 ALT (Angka Lempeng Total) Makanan Padat dan Cair A. Alat yang digunakan No Nama Alat Gambar Alat Fungsi 1 Tabung reaksi/ Testube Untuk tempat mereaksikan sampel 2 Petridish Untuk meletakkan sampel 3 Timbangan kasar Untuk menimbang bahan yang akan digunakan 4 Sendok porselen/ Spatula Untuk mengambil bahan 5 Gelas kimia Untuk meletakkan larutan kimia 16

6 Inkubator Untuk tempat menginkubasi 7 Batang pengaduk Untuk pengadukan larutan 8 Gelas ukur Untuk mengukur aquades yang akan digunakan 9 Erlenmeyer Untuk tempat media PCA 10 Termometer Untuk mengukur suhu 11 Pipet ukur Untuk mengambil larutan 17

12 Karet hisap Untuk menghisap larutan yang akan diambil 13 Autoclave Untuk sterilisasi alat 14 Pinset Untuk mengambil sampel 15 Rak tabung reaksi Untuk tempat tabung reaksi 16 Lampu spiritus/ bunsen Untuk memanaskan larutan 17 Plastik bening Untuk membidang luas permukaan alat yang akan diambil sampelnya 18 Blender Untuk menghaluskan sampel 18

B. Bahan yang digunakan No Nama Bahan Gambar Bahan Fungsi 1 BPW (Buffered Sebagai bahan yang akan direaksikan Pepton Wasser) 0,1% 2 PCA Sebagai bahan yang akan direaksikan 3 Aquades Sebagai media pelarut untuk PCA 4 Alkohol Sebagai bahan untuk sterilisasi alat yang terbuat dari plastik C. Teknik pengambilan sampel 1. Persiapan, perhitungan alat dan bahan (media) - Hitung alat dan bahan yang akan digunakan. Keterangan Testube Petridish Buffer Pepton Wasser PCA 19

Sampel 1 2 9 ml 15 ml 10-1 1 2 9 ml 15 ml 10-2 1 2 9 ml 15 ml 10-3 1 2 9 ml 15 ml 10-4 1 2 9 ml 15 ml 10-5 1 2 9 ml 15 ml Kontrol - 2 - - Jumlah 6 14 54 ml 105 ml - Siapkan kapas sebagai penutup mulut tabung reaksi (testube). - Siapkan pinset sebagai alat bantu untuk mengambil sampel. - Untuk 1 tabung reaksi 2 petridish. 2. Pembuatan media - Hitung PCA yang akan ditimbang. Volume yangakandibuat gram PCA= gram PCA/ L 1000 350 1000 22,5 7,8 gram - Timbang PCA sebanyak 7,8 gram dengan timbangan kasar. - Ambil PCA dengan bantuan spatula. - Larutkan dengan aquades sebanyak 350 ml, ambil aquades dengan gelas ukur. - Larutkan dalam gelas kimia dan homogenkan dengan batang pengaduk. - Pindahkan kedalam erlenmeyer 500 ml sambil lakukan pembilasan. - Panaskan media PCA sampai mendidih. 20

- Biarkan PCA sampai agak dingin. - Masukkan PCA sebanyak 15 ml pada petridish berlabel sampel, dan label 10-1 -10-5. - Masukkan buffer pepton wasser sebanyak 10 ml pada tabung reaksi berlabel sampel dan 9 ml pada tabung reaksi berlabel 10-2 -10-5. (memasukkannya dengan cara dipipet menggunakan pipet ukur dengan bantuan karet hisap) - Beri kapas pada mulut tabung reaksi, Cara membuka kapas yaitu dengan menggunakan jari manis dan jari kelingking. 3. Sterilisasi Alat yang akan disterilisasi: a) Pipet ukur b) Tabung reaksi c) Petridish d) Pinset e) Blender Catatan : alat yang akan disterilkan harus dibaluti/ditutup dengan kertas koran. - Beri label pada alat yang akan disterilisasi. - Cek dahulu air yang ada dalam autoclave, jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. - Hidupkan autoclave. - Masukkan peralatan yang akan disterilkan kedalam autoclave. 21

- Tutup autoclave dengan rapat, agar tidak ada udara yang keluar. - Atur waktu minimal 15 menit pada suhu 121 o C. - Jika alarm tanda selesai telah berbunyi, buka kran uap pelan-pelan. Dengan tujuan untuk mengeluarkan uap panas. - Buka tutup autoclave dan keluarkan alat - Matikan autoclave. 4. Penanaman sampel - Timbang sampel sebanyak 25 gram, sebelumnya wadah untuk sampel telah disterilkan dengan alkohol. - Encerkan dengan larutan BPW(Buffered Pepton Wasser) 0,1%. - Isi tabung reaksi masing-masing 9 ml. - Label pada tabung reaksi diawali dengan 10-2 dan petridish diawali dengan 10-1. - Tambah 225 ml BPW. - Blender sampel dengan blender steril. - Pipet 3 ml larutan, masukkan masing-masing 1 ml pada 2 petridish dan 1 ml lagi pada tabung reaksi berlabel 10-2. - Homogenkan dengan cara sedot larutan menggunakan pipet ukur lalu lepaskan. Lakukan sebanyak 3x. - Pipet 3 ml lagi, masukkan masing-masing 1 ml pada 2 petridish dan 1 ml lagi pada tabung reaksi berlabel 10-3. - Terakhir masukkan PCA ke petridish. 22

- Homogenkan dengan cara diputar searah jarum jam. - Inkubasi dengan inkubator selama 1-2x24 jam dengan suhu 35-37 o C untuk makanan padat dan 32 o C untuk susu (petridish dalam keadaan terbalik didalam inkubator). 5. Rumus - Dihitung jumlah koloni yang tumbuh pada petridish, koloni yang bergabung menjadi satu atau yang membentuk satu deratan yang terlihat sebagai garis tebal atau jumlah koloni meragukan dihitung sebagai koloni kuman. - Bila jumlah koloni pada petridish kontrol lebih dari 10 maka harus dihitung ulang, karna sterilisasi dianggap kurang baik. - Dilakukan perhitungan hanya pada petridish yang menghasilkan jumlah antara 30-300 dan bila koloni pada petridish kontrol lebih kecil dari 10. Jumlah koloni pada masing-masing petridish ini harus lebih dahulu dikurangi dengan petridish kontrol. Rumus : Koloni gram = jumlahkoloni percawan 1 faktor pengenceran BAB IV PENUTUP 3.1 Simpulan Upaya pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi orang yang menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan pengolahan makan dan 23

proses pengolahannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya keracunan makanan, antara lain adalah higiene perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat dan perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih. Dalam pengambilan sampel usap alat makan dan minum, objek yang akan diteliti adalah piring, sendok, dan gelas. Sedangkan usap dubur objek yang akan diteliti adalah orang atau tenaga penjamah makanan atau disebut juga orang yang mengelola makanan. 3.2 Saran Penulis menyarankan setiap peralatan makan (piring, gelas, sendok) harus selalu dijaga kebersihannya setiap saat digunakan. Alat makan (piring, gelas, sendok) yang kelihatan bersih belum merupakan jaminan telah memenuhi persyaratan kesehatan, karena didalam alat makan (piring, gelas, sendok) tersebut tercemar bakteri E.coli yang menyebabkan alat makan (piring, gelas, sendok) tersebut tidak memenuhi kesehatan. Untuk itu pencucian peralatan sangat penting diketahui secara mendasar, dengan pencucian secara baik akan menghasilkan peralatan yang bersih dan sehat pula. Dengan menjaga kebersihan peralatan makan (piring, gelas, sendok,dll.), berarti telah membantu mencegah pencemaran atau kontaminasi makanan yang dikonsumsi. 24