TINJAUAN PUSTAKA. serta pendorong dan penarik tumbuhnya sektor sektor ekonomi, dapat. dan pengangguran serta dapat mensejahterakan masyarakat.

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Lestari (2009) mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi

II. TINJAUAN PUSTAKA Konversi Lahan Konversi lahan merupakan perubahan fungsi sebagian atau seluruh

II. TINJAUAN PUSTAKA. nafkah. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan. Hampir

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar

II. LANDASAN TEORI. A. Alih Fungsi Lahan. kehutanan, perumahan, industri, pertambangan, dan transportasi.

PENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi.

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

TINJAUAN PUSTAKA. tebel silang memperoleh kesimpulan bahwa 1) Aktivitas usaha luar tani di

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, bahwa penduduk Indonesia dari

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

I. PENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi.

PENDAHULUAN. pangan bagi dirinya sendiri. Kegiatan pertanian tersebut mendorong suatu

I. PENDAHULUAN. utama perekonomian nasional. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan global di masa mendatang juga akan selalu berkaitan dengan

BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan (palawija), merupakan makanan pokok bagi masyarakat. total pendapatan domestik bruto (id.wikipedia.org).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia menempati bumi, lahan sudah menjadi salah satu unsur utama

BAB 1 PENDAHULUAN. Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh

1 Universitas Indonesia

IDENTIFIKASI POTENSI EKONOMI DI PEDESAAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Sawah. memberikan manfaat yang bersifat individual bagi pemiliknya, juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mewujudkan ketahanan pangan, penciptaan lapangan kerja,

BAB I PENDAHULUAN. petani ikan dan sebagainya. Menurut Loekman (1993:3) Besarnya fungsi sektor pertanian bagi masyarakat Indonesia tentu saja harus

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bahan pangan utama berupa beras. Selain itu, lahan sawah juga memiliki

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dilakukan secara tradisional untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan waktu pertumbuhan penduduk yang cepat. fungsi. Masalah pertanahan akan selalu timbul dari waktu ke waktu.

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya perubahan struktur penguasaan lahan pertanian, pola

I. PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan pertanian tidak saja dititik-beratkan pada. peningkatan produksi, namun juga mengarah pada peningkatan

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan. manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. indikator perkembangan ekonominya. Perkembangan ekonomi yang telah

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. struktur ekonomi manusia yang di dalamnya bidang pertanian, industri-perdagangankomunikasi-transportasi

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan pertumbuhan kota lainnya adalah unsur penduduk.

PERKEMBANGAN EKONOMI KOTA MEDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI KAWASAN PESISIR SEKITARNYA

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. tanah juga mengandung nilai ekonomi bagi manusia, bisa digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, pertumbuhan penduduk dari tahunketahun

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. dan jalan-jalan. Penggunaan tanah yang luas adalah untuk sektor pertanian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perekonomian padi dan beras merupakan pendukung pesatnya

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumberdaya alam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sosial Ekonomi Petani Setelah Adanya Pembebasan Lahan untuk Pembangunan

BAB V STRUKTUR PENGUASAAN TANAH LOKAL

ISSN DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak

WAWASAN SOSIAL BUDAYA. Kehidupan Pedesaan Dan Perkotaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat

BAB I PENDAHULUAN. bermatapencaharian sebagai petani. Kondisi geografis negara Indonesia terletak di

TINJAUAN PUSTAKA. (Heady dan Jensen, 2001) penggunaan lahan paling efisien secara ekonomi adalah

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pertanian dan Petani Pertanian memiliki arti penting dalam pembangunan perekonomian. Sektor pertanian tidak saja sebagai penyediaan kebutuhan pangan melainkan sumber kehidupan. Pertanian juga merupakan sumber pendapatan ekspor serta pendorong dan penarik tumbuhnya sektor sektor ekonomi, dapat meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, mengatasi kemiskinan dan pengangguran serta dapat mensejahterakan masyarakat. Petani adalah masyarakat yang tinggal di pedesaan dan hidupnya dengan bercocok tanam, terutama menggunakan alat tradisional. Adiwilangga (1992) mengemukakan bahwa petani adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan pertaniannya atau memelihara ternak dan hasilnya dijual guna untuk mencukupi kebutuhan hidup. Menurut Faizah (2005) petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan kehidupannya dibidang pertanian. Menurut Sutomo (2004) petani adalah orang yang menggarap, mengelola tanah milik sendiri bukan milik orang lain. Menurut Oertiwi (2013) secara umum petani dibedakan menjadi beberapa, yaitu petani pemilik lahan, petani penyewa lahan, petani penggarap, dan buruh tani. 1. Petani pemilik lahan adalah petani yang mempunyai lahan sendiri dan bertanggungjawab atas lahannya. Sehingga petani pemilik lahan

6 mempunyai hak atas lahannya untuk memanfaatkan lahannya seperti penanaman, pemeliharaan dan pemanenan yang dilakukan sendiri. 2. Petani penyewa adalah petani yang menyewa tanah orang lain untuk kegiatan pertanian. Besarnya biaya sewa tergantung pemilik tanah yang menentukan besarnya biaya sewa. 3. Petani penggarap adalah petani yang menggarap tanah orang lain dengan sistem bagi hasil. Resiko usahatani yang ditanggung bersama dengan pemilik tanah dan penggarap dalam sistem bagi hasil. Besarnya bagi hasil tidak sama tergantung daerah masing masing. 4. Buruh tani adalah petani yang menggarap atau bekerja di tanah orang lain untuk mendapatkan upah kerja. Hidupnya tergantung pada pemilik sawah yang memperkerjakannya. Dalam berusahatani, petani memerlukan lahan untuk bercocok tanam guna menghasilkan bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik yang mempunyai lahan atau yang tidak mempunyai lahan sebagai mata pencaharian untuk mencukupi kebutuhan hidup. Jadi antara petani dan pertanian tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena pertanian bukan hanya untuk menghasilkan pendapatan ekonomi petani saja. Karena dari pertanian, petani akan memperoleh hasil yang setinggi-tingginya dari usahataninya. B. Lahan Pertanian Sumber daya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia, seperti untuk pertanian, industri,

7 pemukiman, pariwisata, dan transportasi. Lahan merupakan sumberdaya alam yang stategis untuk pembangunan, hampir semua pembangunan memerlukan lahan seperti pertanian, kehutanan, perumahan, pariwisata, pertambangan. Lahan mempunyai arti penting bagi pengembang yang memanfaatkannya dari segi ekonomi seperti dibangunnya pabrik-pabrik, pembangunan perumahan, pembangunan tempat wisata. Fungsi lahan bagi masyarakat sebagai tempat tinggal dan sumber mata pencaharian. Bagi petani, lahan merupakan sumber memproduksi makanan dan keberlangsungan hidup. Bagi Pemerintah, lahan merupakan kedaulatan suatu negara dan untuk kesejahteraan rakyat. Adanya banyak kepentingan yang saling membutuhkan dalam penggunaan lahan, hal ini mengakibatkan terjadinya tumpang tindih kepentingan antar aktor yaitu petani, dan pemerintah dalam memanfaatkan lahan. Lahan pertanian adalah lahan yang digunakan petani untuk pertanian. Sumberdaya lahan pertanian mempunyai manfaat bagi manusia diantaranya : sebagai tempat hidup dan mencari nafkah. Murniningtyas (2007) mengatakan fungsi lahan (sawah) adalah untuk mendukung pengembangan produksi pangan khususnya padi. C. Alih Fungsi Lahan Alih fungsi lahan dapat diartikan sebagai perubahan fungsi atau seluruh kawasan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) ke fungsi lain. Alih fungsi lahan pada dasarnya merupakan hal yang wajar atau bukan

8 hal yang baru. Lahan yang semula berfungsi untuk kegiatan pertanian berangsur angsur berubah menjadi non pertanian. Hal ini disebabkan karena peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan di bidang ekonomi. Kebutuhan lahan untuk kegiatan non pertanian terus meningkat, meningkatnya dipengaruhi oleh pembangunan yang terus menerus. Menurut Iqbal dan Sumaryanto (2007), alih fungsi lahan adalah perubahan dari penggunaan pertanian ke non pertanian. Menurut Murniningtyas (2007), proses alih fungsi lahan sawah yang terkonversi dalam waktu yang relatif pendek cenderung beralih fungsi dengan luas yang terkonversi terus meningkat. Menurut Iriawan (2005), konversi lahan atau alih fungsi lahan adalah berubahnya satu penggunaan lahan ke penggunaan lainnya akibat konversi lahan. Alih fungsi lahan disebabkan beberapa faktor yaitu : pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan pesatnya pembangunan di luar pertanian. Hal ini memicu untuk merubah kawasan untuk pembangunan. Perubahan alih fungsi tersebut disebabkan oleh dua faktor yaitu pertama, pembangunan kawasan pemukiman atau industri yang menyebabkan alih fungsi lahan, sehingga meningkatnya lahan oleh investor atau pengembang dan harga lahan disekitar menjadi meningkat. Kedua, peningkatan harga lahan yang dapat merangsang petani untuk menjual lahan. Kondisi seperti ini sulit dihindari karena pemanfaatan lahan untuk kegiatan non pertanian lebih memberikan keuntungan ekonomi dibandingkan pemanfaatan lahan untuk kegiatan pertanian. Alih fungsi lahan pertanian merupakan isu yang perlu diperhatikan karena ketergantungan masyarakat terhadap sektor pertanian,

9 terutama pangan. Dalam kegiatan alih fungsi lahan sangat erat kaitannya dengan permintaan dan penawaran lahan, dimana penawaran atau persediaan lahan sangat terbatas sedangkan permintaan lahan yang tidak terbatas. D. Dampak Alih Fungsi Lahan Pembangunan akan selalu membawa perubahan atau dampak. Perubahan yang diharapkan adalah perubahan yang arahnya lebih baik. Menurut Soemarwoto (1996), dampak adalah suatu perubahan yang terjadi akibat suatu aktifitas yang dilakukan oleh manusia. Disatu sisi, adanya alih fungsi lahan membuka lapangan kerja di sektor non pertanian seperti jasa, tetapi di sisi lain juga menimbulkan masalah yaitu berkurangnya lahan pertanian. Widjanarko dan Addhitama (2006) mengatakan dampak yang terjadi adanya alih fungsi lahan : 1. Berkurangnya luas lahan pertanian akibat adanya pembangunan. 2. Luas lahan yang berkurang akan mengakibatkan erosi. Menurut Sihaloho (2004) bahwa konversi lahan berimplikasi atau berdampak pada perubahan. Adapun perubahan yang terjadi, yaitu: 1. Perubahan pola penguasaan lahan. Pola penguasaan tanah dapat diketahui dari pemilikan tanah dan bagaimana tanah tersebut digunakan oleh orang lain. Perubahan yang terjadi akibat adanya konversi yaitu terjadinya perubahan jumlah penguasaan tanah. Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa petani pemilik berubah menjadi penggarap dan petani penggarap berubah

10 menjadi buruh tani. Dari perubahan ini yaitu buruh tani sulit mendapatkan lahan dan terjadinya prose marginalisasi. 2. Perubahan pola penggunaan tanah. Pola penggunaan tanah dapat dari bagaimana masyarakat dan pihak-pihak lain memanfaatkan sumber daya tersebut. Konversi lahan menyebabkan pergeseran tenaga kerja dalam pemanfaatan sumber, khususnya tenaga kerja wanita. Konversi lahan mempengaruhi berkurangnya kesempatan kerja di sektor pertanian. Selain itu, konversi lahan menyebabkan perubahan pada pemanfaatan tanah dengan intensitas pertanian yang makin tinggi. Implikasi dari berlangsungnya perubahan ini adalah dimanfaatkannya lahan tanpa mengenal sistem bera, khususnya untuk tanah sawah. 3. Perubahan pola hubungan. Tanah yang makin terbatas menyebabkan memudarnya sistem bagi hasil tanah maro menjadi mertelu. Demikian juga dengan munculnya sistem tanah baru yaitu sistem sewa dan sistem jual gadai. Perubahan terjadi karena meningkatnya nilai tanah dan makin terbatasnya tanah. 4. Perubahan pola nafkah. Pola nafkah dikaji berdasarkan sistem mata pencaharian masyarakat dari hasil-hasil produksi pertanian dibandingkan dengan hasil non pertanian. Keterbatasan lahan dan keterdesakan ekonomi rumah tangga menyebabkan pergeseran sumber mata pencaharian dari sektor pertanian ke sektor non pertanian. 5. Perubahan sosial dan komunitas. Konversi lahan menyebabkan kemunduran kemampuan ekonomi (pendapatan yang makin menurun).

11 Wibowo (1996) mengatakan bahwa dampak dari konversi lahan yaitu menurunnya pendapatan pertanian dan meningkatnya pembangunan pembangunan di luar sektor pertanian. Selain itu dampak yang lain yaitu rusaknya ekosistem pertanian dan masalah lingkungan. Perubahan lahan pertanian menjadi lahan non-petanian akan mempengaruhi keseimbangan ekosistem lahan pertanian sehingga akan menimbulkan gejala seperti berkurangnya lahan terbuka hijau sehingga lingkungan tata air akan terganggu, serta lahan untuk budidaya pertanian semakin sempit. Menurut Hermawan (2013) jika konversi lahan berdampak positif maka yang terjadi adalah menyediakan lapangan pekerjaan tetapi jika konversi lahan berdampak negatif maka jumlah luas lahan berkurang. Hasil penelitian Hermawan (2013) sependapat dengan Sujarwo (2004) yang mengatakan bahwa alih fungsi lahan pertanian akan menurunkan kemampuan produksi pangan karena pertumbuhan penduduk dan penyusutan lahan sawah juga akan memperngaruhi produksi padi. Menurut Hartono (2007) pengaruh alih fungsi lahan pertanian ke kepariwisataan, secara tidak langsung mengubah pola pikir dan pola kerja masyarakat dari masyarakat pertanian menjadi masyarakat pedagang di kawasan industri pariwisata. E. Mata Pencaharian Masyarakat Menurut kamus bahasa Indonesia mata pencaharian adalah pekerjaan atau pencaharian utama (yang dikerjakan untuk kebutuhan sehari-hari). Mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk memperoleh taraf hidup yang layak dimana antara daerah yang satu dengan daerah lainnya berbeda sesuai

12 dengan taraf kemampuan penduduk dan keadaannya (Siagian, 1992). Mata pencaharian adalah keseluruhan kegiatan untuk mengeksploitasi dan memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada pada lingkungan fisik, sosial dan budaya yang terwujud sebagai kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi (Mubyarto, 1997). Mata pencaharian dibedakan menjadi dua yaitu mata pencaharian pokok dan mata pencaharian sampingan. Mata pencaharian pokok adalah keseluruhan kegiatan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada yang dilakukan sehari-hari dan merupakan mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mata pencaharian sampingan adalah mata pencaharian di luar mata pencaharian pokok (Jamal, 2000). Beberapa mata pencaharian menurut Mubyarto, (1997) adalah : 1. Petani atau nelayan meliputi sawah, tegalan, tambak, perkebunan dan peternakan. 2. Buruh tani meliputi buruh tani sawah, buruh tani ternak 3. Buruh industri meliputi buruh operasi mesin, buruh kasar industri 4. Usaha industri meliputi industri plastik, industri makanan dan minuman, pandai besi. 5. Pedagang atau penjual meliputi pemilik toko, pedagang keliling. 6. Pekerjaaan angkutan yaitu sopir, kenek, tukang becak. F. Sosial Ekonomi Kata sosial menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Sedangkan dalam sosiologi, manusia

13 sering disebut mahluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari interaksi dengan manusia baik individu, kelompok dan lingkungan. Sementara istilah ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani yaitu oikos yang berarti keluarga atau rumah tangga dan nomos yaitu peraturan, aturan, hukum. Maka ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekonomi berarti ilmu yang mengenai produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti keuangan, perindustrian dan perdagangan). Sehingga dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan dengan penghasilan (Lewis, 1957). Berkembangnya industri pariwisata tentu akan menyingkirkan lahan produktif, dimana dengan berkembangnya pariwisata tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan dapat dirasakan terhadap kehidupan sosial ekonomi. Berkurangnya jumlah lahan pertanian akan mempengaruhi jumlah produksi. Menurunya jumlah produksi pertanian tentu akan berdampak pada meningkatnya harga pangan, sehingga mempengaruhi kehidupan ekonomi masyarakat petani. Selain itu, alih fungsi lahan juga berdampak pada sumber mata pencaharian karena menyempitnya lahan

14 pertanian akan mempengaruhi jumlah hasil pertanian dan pendapatan yang menjadi tumpuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Alih fungsi lahan pertanian berpengaruh pada kehidupan sosial pada masyarakat petani, dimana dari pengembang atau investor mendesak masyarakat petani supaya menjual lahannya dan pekarangan rumahnya, karena lahan tersebut digunakan untuk perluasan industri pariwisata. Jadi masyarakat yang mengalami penggusuran lahan untuk segera pindah ketempat lain. Keadaan ini akan bertambah parah apabila alih fungsi lahan tidak segera dikendalikan.