STATUS HUKUM ISTERI DARI PERKAWINAN SIRI YANG DICERAIKAN MELALUI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) DITINJAU DARI HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA.

dokumen-dokumen yang mirip
AKIBAT HUKUM PERKAWINAN YANG TIDAK DICATATKAN PADA KANTOR CATATAN SIPIL TERHADAP HARTA BERSAMA

KEWAJIBAN PELAPORAN DALAM HAL PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN PERKAWINAN YANG DIBUAT SETELAH PERKAWINAN BERLANGSUNG

AKIBAT HUKUM PERKAWINAN BERBEDA AGAMA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. insan manusia pria dan wanita dalam satu ikatan suci dengan limpahan dari

ABSTRAK. Adjeng Sugiharti

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan yang ada di negara kita menganut asas monogami. Seorang pria

BAB I PENDAHULUAN. kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1 Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II

KAJIAN YURIDIS PERKAWINAN DI BAWAH UMUR BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1974, TLN No.3019, Pasal.1.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

KEDUDUKAN HUKUM ANAK LUAR KAWIN YANG DIAKUI. Oleh: Mulyadi, SH., MH. ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak jaman dahulu hingga saat ini. Karena perkawinan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan yang lainnya untuk dapat hidup bersama, atau secara logis

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bersama di dalam bentuknya yang terkecil itu dimulai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

HAK DAN KEWAJIBAN ORANG TUA TERHADAP ANAK AKIBAT ADANYA PERCERAIAN (SUATU KASUS DI PN DENPASAR)

BAB I PENDAHULUAN. bentuknya yang terkecil, hidup bersama itu dimulai dengan adanya sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkawinan ini menjadi sebuah ikatan antara seorang laki-laki dan seorang

KEDUDUKAN SUAMI ISTRI TERHADAP HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM HAL TERJADI PERCERAIAN: PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG PERKAWINAN DAN HUKUM ADAT BALI

BAB I PENDAHULUAN. hidup seluruh umat manusia, sejak zaman dahulu hingga kini. Perkawinan

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan, LN tahun 1974 Nomor 1, TLN no. 3019, Perkawinan ialah ikatan

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga mengikat janji dihadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup

KEDUDUKAN HUKUM SUAMI ISTRI DALAM HAL JUAL BELI DENGAN ADANYA PERJANJIAN KAWIN (KAJIAN UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anak. Selain itu status hukum anak menjadi jelas jika terlahir dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dibicarakan, karena persoalan ini bukan hanya menyangkut tabiat

PENETAPAN Nomor /Pdt.G/2015/PA.Sgr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN PERKAWINAN YANG TIDAK DIDAFTARKAN

1 Pasal 105 Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam 2 Salinan Putusan nomor 0791/ Pdt.G/2014/PA.Kab.Mlg, h. 4.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam. Sinar Baru al Gesindo, Jakarta. Cet. Ke XXVII. Hal. 374.

SKRIPSI PELAKSANAAN PERKAWINAN MELALUI WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG

IMPLEMENTASI PENGENAAN TARIF AKAD NIKAH NASKAH PUBLIKASI. derajat S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya. Hikmahnya ialah supaya manusia itu hidup

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia

Itsbat Nikah Dan Implikasinya Terhadap Status Perkawinan Menurut Peraturan Perundang-Undangan Indonesia. Oleh : Faizah Bafadhal 1 ABSTRAK

STATUS HUKUM PERKAWINAN TANPA AKTA NIKAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN RELEVANSINYA DENGAN HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin

PENTINGNYA KREASI HAKIM DALAM MENGOPTIMALKAN UPAYA PERDAMAIAN BERDASARKAN PERMA NO. 1 TAHUN 2002 TENTANG ACARA GUGATAN PERWAKILAN KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang

segera melaksanakannya. Karena perkawinan dapat mengurangi kemaksiatan, baik

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah adalah proses analisa yang meliputi metode-metode penelitian untuk

PERKAWINAN USIA MUDA DAN PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT PERCERAIAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN AGAMA SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perempuan pastilah yang terbaik untuk mendampingi lelaki, sebagaimana

PERKAWINAN CAMPURAN DALAM KAITANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

BAB III PERKAWINAN SIRI DI INDONESIA. A. Upaya Pemerintah Dalam Menangani Maraknya Perkawinan Siri

JURNAL ILMIAH PROSES PELAKSANAAN PENETAPAN PENGADILAN TERHADAP PERMOHONAN AKTA KELAHIRAN ANAK LUAR KAWIN. ( Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Mataram )

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai macam suku, budaya, bahasa dan agama.

BAB I PENDAHULUAN. seorang diri. Manusia yang merupakan mahluk sosial diciptakan oleh Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk keluarga yang bahagia dan kekal, sesuai dengan Undang-Undang

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HARTA SUAMI - ISTRI DENGAN ADANYA PERJANJIAN KAWIN

BAB I PENDAHULUAN. melindungi hak-hak perempuan dalam perkawinan. 1 Disamping itu pencatatan. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

KEKUATAN YURIDIS METERAI DALAM SURAT PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I. Persada, 1993), hal Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, cet.17, (Jakarta:Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. Demikian menurut pasal 1 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang. manusia dalam kehidupannya di dunia ini. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkanya. Perkawinan sebagai jalan untuk bisa mewujudkan suatu keluarga

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berhubungan dengan manusia lain. Timbulnya hubungan ini didukung oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1960), hal Sayuti Thalib, Hukum Keluarga Indonesia, Cet. 5, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1986), hal. 48.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK WARIS ANAK PADA PERKAWINAN SIRRI ABSTRAK

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM JAMINAN FIDUSIA YANG BELUM DI DAFTARKAN TERHADAP PEMINJAMAN KREDIT PADA BANK

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman adat istiadat dalam pelaksanaan perkawinan. Di negara. serta dibudayakan dalam pelaksanaan perkawinan maupun upacara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk hidup yang bersifat sosial yang tidak dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana di nyatakan dalam UU

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

TINJAUAN HUKUM LAUT INTERNASIONAL MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM NELAYAN TRADISIONAL INDONESIA. Jacklyn Fiorentina

BAB I PENDAHULUAN. wanita telah sepakat untuk melangsungkan perkawinan, itu berarti mereka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

IJIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

TINJAUAN YURIDIS DAMPAK PERKAWINAN BAWAH TANGAN BAGI PEREMPUAN OLEH RIKA LESTARI, SH., M.HUM 1. Abstrak

FUNGSI PERJANJIAN KAWIN TERHADAP PERKAWINAN MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

P U T U S A N Nomor : 027/Pdt.G/2009/PA.Dgl

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

PERKAWINAN DAN PERCERAIAN

terhadap penelitian normatif (penelitian yuridis normatif), maka penting sekali

I. PENDAHULUAN. suatu sistem pemerintahan sangat ditentukan oleh baik buruknya penyelenggaraan

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada kodratnya Tuhan menciptakan manusia untuk saling berpasang-pasangan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Masyarakat Indonesia tergolong heterogen dalam segala aspeknya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang

PENETAPAN Nomor: X/Pdt.P/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami berbagai peristiwa hukum.

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BAB I PENDAHULUAN. dari perkawinan itu adalah boleh atau mubah. Namun dengan melihat

BAB I PENDAHULUAN. menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dinyatakan pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya seorang anak dilahirkan sebagai akibat dari hubungan

MUHAMMAD RACHARDI 1 MUHAMMAD RACHARDI

Transkripsi:

STATUS HUKUM ISTERI DARI PERKAWINAN SIRI YANG DICERAIKAN MELALUI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) DITINJAU DARI HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA Oleh Ade Ezra Efendi Walenta Ibrahim R Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Status hukum isteri dari perkawinan siri yang diceraikan melalui short message service (SMS) ditinjau dari hukum acara peradilan agama, ditulis dengan tujuan untuk memahami status hukum isteri dari perkawinan siri yang diceraikan melalui SMS. Dalam penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode penelitian normative. Kesimpulan dari penulisan karya ilmiah ini adalah status hukum isteri dari perkawinan yang diceraikan melalui SMS adalah lajang Kata kunci : perkawinan siri, status hukum isteri, diceraikan ABSTRACT The legal status of marriage siri wife divorced via short message service (SMS) in terms of religious law court proceedings, written with the aim of understanding the legal status of marriage siri wives who divorced through SMS. In writing this paper using normative research methods. Conclusion of the writing of this manuscript is the legal status of the wife of a divorced marriage is the single via SMS Key words : siri marriage, legal status of wife, divorced I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita dengan seorang wanita sebgai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah

tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Untuk dinyatakan sahnya suatu perkawinan maka suatu perkawinan haruslah dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya (pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Perkawinan) dan tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Perkawinan). Belakangan ini marak dilakukannya perkawinan yang hanya dilakukan menurut hukum agama islam yang sering disebut dengan kawin siri. Kawin siri merupakan perkawinan yang dilakukan menurut hukum agama islam dan tanpa tercatat di Kantor Urusan Agama (KUA). Sehingga nikah siri dikatakan sah secara agama, akan tetapi tidak sah menurut agama, karena sesuai dengan pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Perkawinan menyatakan bahwa tiap-tiap perkawinan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam mengarungi bahtera kehidupan berumah tangga, tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan rumah tangga tidak selamanya berjalan dengan harmonis. Dan juga permasalahan yang datang dalam rumah tangga tidak kunjung terselesaikan, sehingga dapat timbul perceraian. Pasal 38 Undang-Undang Perkawinan menyatakan bahwa putusnya perkawinan dapat disebabkan karena kematian, perceraian, dan atas putusan pengadilan. Baru-baru ini terdapat kasus perkawinan siri dimana seorang suami menceraikan isterinya melalui SMS. Hal ini tentu menimbulkan perdebatan, bagaimanakah status hukum terhadap perkawinan siri yang diceraikan melalui SMS. 1.2 Tujuan Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui status hukum isteri dari perkawinan siri yang diceraikan melalui SMS ditinjau dari Hukum Acara Peradilan Agama.

II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian Metode penelitian hukum merupakan suatu cara yang sistemati dalam melakukan sebuah penelitian. 1 Dalam penulisan skripsi ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian hukum normatif. Metode penelitian normatif adalah metode atau cara yang dipergunakan di dalam penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang ada. 2 Dalam penelitian hukum normatif tidak dikenal adanya data, sebab dalam penelitian ini sumber penelitian hukum diperoleh dari bahan kepustakaan bukan dari lapangan, yang dikenal dengan bahan hukum. 3 2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dijelaskan bahwa Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Perkawinan yang sah berdasarkan pasal 2 Undang-Undang Perkawinan adalah sesuai dengan hukum agama masing-masing dan perkawinan tersebut dicatatkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pencatatan perkawinan dilakukan oleh pegawai pencatat perkawinan pada kantor catatan sipil (pasal 2 ayat (2) Peraturan Pemerintah tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentag Perkawinan). Dalam hukum islam, perkawinan islam tidak mengharuskan suatu perkawinan dicatatkan oleh lembaga negara sehingga muncullah istilah nikah siri. Dalam 1 Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum Dan Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media, h.57 2 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2009, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Cetakan ke-11, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.13 3 Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, h.41

perkawinan siri, tidak dikenal pencatatan perkawinan pada kantor catatan sipil sebagaimana dirumuskan pada Undang-Undang Perkawinan dan Pelaksanaan Undang-Undang Perkawinan). Perkawinan siri hanya dilakukan didepan pemuka agama berdasarkan hukum islam, sehingga perkawinan tersebut dianggap sah menurut agama islam. Perkawinan siri dikatakan tidak sah menurut hukum positif karena tidak dicatatkan di kantor catatan sipil. Banyaknya pasangan yang melakukan nikah siri, didasarkan oleh beberapa fackor antara lain : dalam pernikahan siri tidak perlu melibatkan seluruh keluarga besar melainkan cukup mengundang ustad sebagai penghulu sehingga tidak memerlukan biaya yang besar, untuk menghindari hubungan seks diluar nikah, dan berbagai alasan lainnya. Disamping terdapatnya kelebihan-kelebihan tersebut, perkawinan siri juga memiliki kekurangan diantaranya : perkawinan tidak dihadapan hukum, tidak dimilikinya akta kelahiran oleh seorang anak yang dihasilkan dari perkawinan siri, isteri tidak dapat menggugat suami apabila ditinggalkan oleh suami, dan lain sebagainya. Dalam perkawinan siri tidak dikenal tata cara perceraian seperti yang dirumuskan dalam Peraturan Pemerintah Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Hal tersebut menyebabkan kasus perceraian perkawinan siri dalam berbagai cara, salah satunya adalah kasus Bupati Garut yakni Aceng Fikri yang menceraikan isteri dari perkawinan sirinya melalui SMS. Perkawinan merupakan suatu peristiwa hukum yang menimbulkan akibat yang diatur oleh hukum yakni hukum perkawinan. Ditinjau dari Hukum Acara Peradilan Agama, status hukum isteri yang diceraikan dari perkawinan siri yang dilakukan melalui SMS adalah lajang. Hal ini dikarenakan perkawinan siri yang dari awalnya tidak memiliki keabsahan di mata hukum, tentu juga tidak memiliki akibat hukum karena suatu akibat hukum dihasilkan dari sebuah peristiwa hukum. Karena dalam hukum acara peradilan agama, tidak mengenal perceraian melalui lisan ataupun tulisan (SMS), perceraian hanya dapat dilakukan di depan Sidang Pengadilan

dimana hasil dari perceraian dari perkawinan yang sah menurut hukum tersebut menghasilkan status hukum seseorang yakni janda bagi perempuan, dan duda bagi laki-laki. III. KESIMPULAN Status hukum isteri dari perkawinan siri yang diceraikan melalui SMS ditinjau dari hukum acara peradilan agama adalah lajang, hal ini dikarenakan perkawinan tersebut dilakukan tanpa melakukan pencatatan pada catatan sipil sehingga perkawinan tersebut tidak sah dihadapan hukum sehingga perkawinan tersebut dianggap tidak pernah ada. DAFTAR PUSTAKA Buku : Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum Dan Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2009, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Cetakan ke-11, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta Peraturan Perundang-Undangan : Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Peraturan Pemerintah Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan