II. TINJAUAN PUSTAKA. perang ataupun sebagai bagian dari sistem navigasi pada kapal [1].

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. objek yang terdeteksi. Pada mulanya radar digunakan sebagai salah satu alat

I. PENDAHULUAN. transmisi. Selain sebagai media transmisi, gelombang elektromagnetik juga biasa

Dukungan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Radio Detecting and Ranging (Radar) merupakan salah satu alat yang

DIKTAT KULIAH RADAR DAN NAVIGASI

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dalam implementasi Passive

BAB II KANAL WIRELESS DAN DIVERSITAS

BAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL

Faktor terpenting dalam jaringan komputer adalah transfer data antar dua komputer di tempat yang berbeda.

STANDARISASI FREKUENSI

IEEE g Sarah Setya Andini, TE Teguh Budi Rahardjo TE Eko Nugraha TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB II DASAR TEORI. cara menitipkan -nya pada suatu gelombang pembawa (carrier). Proses ini

BAB II LANDASAN TEORI

Makalah Media Unguided Mata Kuliah Komunikasi Data

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi baik dari manusia maupun dunia maya semakin

Protokol pada Wireshark

Dasar Sistem Transmisi

ANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA

METODE PENGUJIAN ALAT DAN/ATAU PERANGKAT TELEKOMUNIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK

BAB II LANDASAN TEORI. II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network

PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK

Jakson Petrus M.B., S.Kom

SEJARAH WIFI ENI NURKAYATI. Abstrak. Pendahuluan.

KONSEP CELLULAR DENNY CHARTER, ST. Websites :

Cara Kerja Sistem Jaringan Wireless Network Dan Wi-Fi Sinta Puspita Dewi

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)

Pengertian dan Cara Kerja Wifi

Aplikasi Modulasi pada Gelombang Radar

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran...

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Standar NYOMAN SURYADIPTA, ST, CCNP NYOMAN SURYADIPTA.ST.CCNP COMPUTER SCIENCE FACULTY - NAROTAMA UNIVERSITY

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem D-MIMO

Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem C-MIMO

Code Division multiple Access (CDMA)

TEKNOLOGI JARINGAN TANPA KABEL (WIRELESS)

Bagaimana Cara Kerja Wifi

TINJAUAN PUSTAKA. dengan mencari spectrum holes. Spectrum holes dapat dicari dengan

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

6.2. Time Division Multiple Access (TDMA)

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Data 2.2 Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi

2.2 FIXED WIRELESS ACCESS (FWA)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Blok diagram sistem radar [2]

2.2.1 ARSITEKTUR WIRELESS LAN INTERFERENSI JANGKAUAN DESAIN WIRELESS LAN KEAMANAN WIRELESS LAN...

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dan dengan siapa saja. Teknologi wireless merupakan teknologi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI ANTENA MIKROSTRIP DAN WIRELESS LAN

PPET-LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

IEEE b 1.1 INTRODUCTION

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget

BAB II DASAR SISTEM KOMUNIKASI WIRELESS. Jaringan wireless menggunakan gelombang radio (Radio Frequency/RF) atau

WIRELESS LAN. Mata kuliah Jaringan Komputer Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom

BAB I PENDAHULUAN. wireless dimana transmisi sinyal tanpa menggunakan perantara konduktor / wire.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transmisi Signal Wireless. Pertemuan IV

INTERFERENSI BLUETOOTH TERHADAP THROUGHPUT WLAN IEEE B

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless.

TRANSMISI ANALOG DAN TRANSMISI TRANSMI DIGIT SI AL DIGIT

TUGAS KOMUNIKASI DIGITAL CODE DIVISION MULTIPLE ACCES

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG

ANALISIS PERHITUNGAN FRESNEL ZONE WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE

I. PENDAHULUAN. kebutuhan informasi suara, data (multimedia), dan video. Pada layanan

ANALISIS LINK BUDGET ANTENA SIDEBAND DOPPLER VERY HIGH OMNI-DIRECTIONAL RANGE (DVOR) PADA JALUR LINTASAN PENERBANGAN

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

BAB II POWER CONTROL CDMA PADA KANAL FADING RAYLEIGH

Gambar 7. Tabel 1. Sub bagian di dalam FC

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA

PENGUKURAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK BEBAS PADA AREA URBAN DAN RURAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Design Faktor. Bandwidth. Gangguan transmisi. Interferensi Jumlah receiver. bandwidth lebih tinggi bermuatan data lebih banyak.

BAB II TEORI DASAR. antena. Selanjutnya akan dijelaskan pula mengenai pengenalan wireless LAN.

DESAIN ANTENA Wi-Fi DENGAN MEDIA SENG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI PERHITUNGAN PERENCANAAN RADAR DENGAN JAVA (J2ME) MENGGUNAKAN HANDPHONE

BAB 2 LANDASAN TEORI

Wireless Network

KOMUNIKASI DATA Data, Sinyal & Media Transmisi. Oleh: Fahrudin Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng

Presentasi Tugas Akhir

komputer dengan komputcr secara nirkabel, access point identik dengan HUB pada

BAB 11 MICROWAVE ANTENNA. Gelombang mikro (microwave) adalah gelombang elektromagnetik dengan frekuensi super

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

BAB IV DATA DAN ANALISA SERTA APLIKASI ANTENA. OMNIDIRECTIONAL 2,4 GHz

Wireless Network. Melwin Syafrizal, S.Kom.,M.Eng.

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR...

BAB III TEORI DASAR UHF (Ultra high Frekuensi) UHF adalah merupakan gelombang elektromagnetik yang berada

Analisis Throughput Pada Sistem MIMO dan SISO ABSTRAK

Pertemuan ke-6 Sensor : Bagian 2. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM

MEDIA TRANSMISI. Sumber: Bab 4 Data & Computer Communications William Stallings. Program Studi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Radio Detecting and Ranging (Radar) Radio Detecting and Ranging (Radar) adalah perangkat yang digunakan untuk menentukan posisi, bentuk, dan arah pergerakan dari suatu objek yang terdeteksi. Radar biasa digunakan sebagai salah satu alat pendeteksi keberadaan musuh saat perang ataupun sebagai bagian dari sistem navigasi pada kapal [1]. Radar terdiri dari dua macam yaitu radar aktif dan radar pasif. Perbedaan yang mendasar antara radar aktif dan pasif yaitu letak antena transmitter dan receiver yang digunakan. Radar aktif memiliki antena transmitter dan receiver yang dapat bergerak dan berpindah lokasi sedangkan radar pasif memiliki antena transmitter dan receiver yang menetap pada suatu lokasi dan tidak dapat dipindahkan. Radar aktif biasa digunakan pada sistem navigasi pada kapal ataupun pesawat sedangkan radar pasif digunakan untuk memantau lokasi sekitar dari suatu tempat seperti markas militer. 2.2. Prinsip Kerja Radar Radar bekerja dengan memanfaatkan sifat pantulan gelombang elektromagnetik. Ketika gelombang elektromagnetik dipancarkan oleh transmitter dan menumbuk suatu permukaan, maka gelombang tersebut akan dipantulkan dan ditangkap oleh

receiver. Jika receiver menerima pantulan gelombang tersebut berarti terdapat suatu objek yang berada pada jangkauan radar yang menyebabkan gelombang elektromagnetik dipantulkan. Jarak dari objek yang dideteksi tersebut dapat diketahui dengan menghitung waktu dari gelombang elektromagnetik dipancarkan oleh transmitter sampai gelombang elektromagnetik diterima oleh receiver. Hasil dari pendeteksian tersebut kemudian ditampilkan pada layar display sehingga dapat diketahui oleh pengguna radar [2]. 2.3. Bistatic Radar Standar IEEE 686-19997 menerangkan bahwa bistatic radar merupakan radar yang menggunakan antena transmitter dan receiver sebagai surveillance yang ditempatkan pada lokasi yang berbeda sehingga jarak dan sudut dari kedua antena tersebut dengan target secara signifikan berbeda[3]. Geometri dari bistatic radar yaitu sebagai berikut. Gambar 2.1 Geometri Bistatik Radar[3] 7

Sedangkan persamaan untuk menentukan jarak objek pada bistatic radar yaitu sebagai berikut[4]. (R t R r ) = [ P t G t G r λ 2 σ B F t 2 F r 2 (4π) 3 kt s B n (S/N) min L T L R ] (2.1) Keterangan Rt = Jarak target ke transmitter (m) Rr = Jarak target ke receiver (m) Pt = daya keluaran transmitter (W) Gt = Gain antena transmitter Gr = Gain antena receiver λ = panjang gelombang (m) σb = Target bistatic radar cross section(rcs)(m 2 ) FT = faktor propagasi antara transmitter dengan target FR = faktor propagasi antara target dengan receiver k = konstanta Boltzmann (1,3807x10-23 J/K) Ts = Noise temperature pada receiver ( o K) Bn = Noise Bandwidth pada receiver (Hz) (S/N)min = Signal to Noise Ration minimum LT = loss system transmit ( 1) = loss system receive ( 1) LR Sinyal yang diterima oleh receiver terdiri dari 3 macam, yaitu sinyal direct, sinyal clutter, dan sinyal target. Gambar 2.2 menunjukkan geometri dari masing-masing sinyal yaitu sinyal direct yang merupakan sinyal langsung dari transmitter ke receiver, kemudian sinyal target reflected atau sinyal target yang merupakan sinyal pantul dari target, dan sinyal clutter yang digambarkan sebagai dua macam sinyal yaitu DSI/Difracted dan DSI/reflected yang merupakan sinyal pantul dan refleksi dari objek lain yang berada di lingkungan radar. Sinyal clutter bisa terjadi karena permukaan bumi ataupun infrastruktur yang ada seperti gedung atau bangunan yang lain. 8

Gambar 2.2 Geometri sinyal direct, sinyal reflect dan sinyal interferen Besar sinyal direct yang diterima dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut S Direct = [ P tg t G r λ 2 F d 2 (4π) 2 R d 2 L d ] (2.2) Besar sinyal clutter yang diterima dapat dihitung dengan persamaan berikut S Clutter = [ P tg t G r λ 2 σ 0 B F 2 tc F2 rc ] 2 (2.3) L tc L rc (4π) 3 R tc 2 R rc Sedangkan untuk sinyal target dapat dihitung dengan persamaan berikut S Target = [ P tg t G r λ 2 σ B F t 2 F r 2 (4π) 3 R t 2 R r 2 L T L R ] (2.4) Keterangan Rt = Jarak target ke transmitter (m) Rr = Jarak target ke receiver (m) Rtc = Jarak transmitter ke clutter(m) Rrc = Jarak clutter ke receiver (m) = Jarak transmitter ke receiver (m) Rd 9

Pt = daya keluaran transmitter (W) Gt = Gain antena transmitter (db) Gr = Gain antena receiver (db) λ = panjang gelombang (m) σb = Target bistatic radar cross section (RCS) (m 2 ) Ft = faktor propagasi antara transmitter dengan target Fr = faktor propagasi antara target dengan receiver Ftc = faktor propagasi antara transmitter dengan target Frc = faktor propagasi antara target dengan receiver Fd = faktor propagasi antara transmitter dengan receiver Ltc = loss system transmit ( 1) Lrc = loss system receive ( 1) = loss system direct ( 1) Ld Radar pasif berbasis WiFi merupakan salah satu penerapan konsep radar, dengan menggunakan perangkat WiFi sebagai transmitter. WiFi yang umum digunakan adalah WiFi dengan standar IEEE 802.11 yang memiliki modulasi Direct-Sequence Spread Spectrum (DSSS) dan menggunakan Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) [2]. 2.4. Wireless Fidelity (WiFi) IEEE 802.11 Wireless Fidelity (Wi-Fi) merupakan komunikasi tanpa kabel (unguided media) yang digunakan pada Local Area network (LAN) dan digolongkan sebagai Wireless LAN (WLAN). Standar WiFi yang digunakan oleh lembaga standar Internasional IEEE memiliki nama IEEE 802.11. Dalam perkembangannya, standar IEEE 802.11 memiliki berbagai macam tipe tergantung pada frekuensi di mana perangkat nirkabel beroperasi dan juga tergantung pada kecepatan pengiriman data [5]. Wifi menghubungkan perangkat-perangkat dalam jaringan lokal menggunakan gelombang radio yang di kirim melalui udara sebagai media transmisi. 10

Dalam perkembangannya, Wifi dengan standar IEEE 802.11 memiliki beberapa jenis, dengan ditandai penambahan huruf di bagian belakang. Tipe standar IEEE dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.1. Berbagai Tipe Standar IEEE 802.11 [5]. Proto kol Tahun Rilis Frek. (GHz) B (MHz) Kec. Data (Mbps) MIMO - 1997 2,4 20 1;2 1 Modulasi DSSS, FHSS A 1999 2,7 dan 5 20 6;9;12;18;24; 36;48;54 1 OFDM B 1999 2,4 20 5,5;11 1 DSSS G 2003 2,4 20 7,2;14,4;21,7; DSSS, 28,9;43,3;57,8 1 OFDM ;65;72,2 N 2009 2,4 dan 5 40 15;30;45;60;9 0;120;135;150 4 OFDM Wifi dengan pita frekuensi tinggi sangat menguntungkan para pengguna dikarenakan gelombang radio tidak banyak terganggu oleh interferensi. Akan tetapi, semakin tinggi frekuensi operasi akan berakibat pada berkurangnya jangkauan area dari Wifi, sesuai dengan bersamaan berikut[2]: f = c λ (2.5) Keterangan: f = frekuensi (Hz) c = kecepatan rambat cahaya (m/s) λ = panjang gelombang (m). Standar dalam keluarga 802.11 terbaru yang dikenal dengan nama 802.11n menambahkan kemampuan untuk menggunakan antena lebih dari satu. Teknologi ini disebut dengan nama antena Multiple Input Multiple Output (MIMO) [5]. 11

2.5. Doppler Shift Doppler shift merupakan tingkat perubahan waktu dari total panjang jalur yang dilewati oleh sinyal dan dinormalisasi oleh panjang gelombang. Persamaan Doppler shift pada bistatic radar dengan panjang gelombang λ dan jarak transmitter dengan target Rtx, dan jarak receiver dengan target Rrx adalah sebagai berikut [6]: f d = ± 1 λ d dt (Rtx + Rrx) (2.6) Keterangan : fd = frekuensi doppler shift (Hz) Rrx = jarak receiver dengan target (m) Rtx = jarak transmitter dengan target (m) λ = panjang gelombang (m) t = waktu tempuh (s) 2.6. Matched Filter[7] Matched filter merupakan filter linear optimal yang berfungsi untuk memaksimalkan nilai SNR terhadap noise stochastic tambahan. Matched filter biasa digunakan pada radar dan sonar dalam mendeteksi sinyal. Jika input sinyal adalah s(t), panjang gelombang w(t), dan noise adalah n(t). maka matched filter untuk meningkatkan nilai SNR akan terjadi ketika filter filter memiliki respon impuls yaitu time reverse dan panjang gelombang. Ketika panjang gelombang T maka matched filter didefinisikan h(t) = w(t-t) matched filter meningkatkan nilai SNR dengan mengurangi bandwidth dari noise spectral dengan panjang gelombang dan mengurangi noise dalam bandwidth panjang gelombang dengan bentuk dari spectrum. 12