BAB II DASAR SISTEM KOMUNIKASI WIRELESS. Jaringan wireless menggunakan gelombang radio (Radio Frequency/RF) atau

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR SISTEM KOMUNIKASI WIRELESS. Jaringan wireless menggunakan gelombang radio (Radio Frequency/RF) atau"

Transkripsi

1 BAB II DASAR SISTEM KOMUNIKASI WIRELESS 2.1 Umum Jaringan wireless menggunakan gelombang radio (Radio Frequency/RF) atau gelombang micro untuk melakukan komunikasi antar perangkat jaringan komputer. Kelebihan utama dari jaringan wireless adalah mobilitas dan terbebasnya perangkat dari kerumitan bentangan kabel. Kekurangannya adalah adanya interferensi radio oleh cuaca, perangkat wireless lain, halangan tembok, gedung, gunung atau bahkan pohon besar yang tinggi. 2.2 Gelombang Radio Komunikasi wireless menggunakan spektrum elektromagnetik untuk mengirim sinyal. Kekuatan elektromagnetik adalah kekuatan antara beban elektrik dan arus elektrik. Kekuatan elektrik adalah kekuatan antar beban elektrik, sedangkan kekuatan magnetik adalah kekuatan antar arus elektrik. Radio adalah istilah yang digunakan untuk bagian spektrum elektromagnetik dimana gelombang dapat dihasilkan dengan menerapkan arus bolak balik untuk suatu antena. Suatu gelombang mempunyai kecepatan, frekuensi, dan panjang gelombang. Relasi antar ketiganya dapat dibentuk pada Persamaan 2-1 [1]. (2-1) Panjang gelombang (yang disebut lambda, χ ) adalah jarak satu titik gelombang ke titik berikutnya yang relevan, contohnya dari satu puncak titik gelombang ke titik puncak gelombang berikutnya. Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melewati

2 suatu titik pada waktu tertentu. Kecepatan diukur dalam meter per detik, sedangkan frekuensi dalam putaran per detik (Hz), dan panjang gelombang dalam meter. Gelombang juga mempunyai amplitudo. Amplitudo adalah jarak dari pusat gelombang ke puncak/lembah gelombang dan dapat disebut sebagai tinggi gelombang. Relasi antar frekuensi, panjang gelombang dan amplitudo dapat dilihat pada Gambar 2.1 [1]. Gambar 2.1 Untuk gelombang ini, frekuensinya 2 putaran per detik atau 2Hz Polarisasi merupakan sangat penting dalam gelombang radio. Polarisasi digunakan untuk mendeskripsikan arah gelombang radio, biasanya yang dipakai untuk menentukan arah antena access point. Peranan polarisasi antena sangat penting, karena jika arah antena salah atau tidak tepat akan menyebabkan hilangnya kekuatan sinyal, meskipun antena yang digunakan mempunyai kekuatan sinyal yang besar. Biasanya kesalahan menentukan arah polarisasi ini disebut polarization mismatch. Bandwidth adalah ukuran dalam kurun frekuensi tertentu. Jika frekuensi yang digunakan antara 2.40 GHz sampai 2.48 GHz, maka bandwidth yang digunakan sebesar 0.08 GHz atau 80 MHz. Bandwidth yang didefenisikan disini berhubungan erat dengan jumlah data yang dapat ditransmisikan. Lebih besar kapasitas frekuensi yang dipakai, lebih besar pula data yang dapat dibawa pada kurun waktu tertentu.

3 Biasanya orang menyebut bandwidth untuk mengukur kecepatan internet, seperti koneksi internetku 1 Mbps, yang berati koneksi internet itu dapat mentransmisikan data 1 megabit per detik. Channel adalah spektrum yang dibagi menjadi ukuran yang lebih kecil yang didistribusikan pada frekuensi. Channel mempunyai lebar 22 MHz, tetapi jarak antar chanel hanya 5 MHz. Ini berarti chanel satu dengan sebelahnya terdapat penumpukan dan dapat menyebabkan interferensi antar satu dengan yang lainnya. Gambar 2.2 [1] merupakan channel pada frekuensi 2.4 GHz yang dipakai oleh b. Gambar 2.2 Channel pada b Untuk kasus b, dapat diambil tiga channel yang dapat digunakan secara bersamaan pada tempat yang berdekatan, yaitu chanel 1, 6 dan 11. Ada beberapa kebiasaan atau perilaku dari gelombang radio [1] : 1. Panjang gelombang semakin panjang, semakin dapat mengantarkan data pada jarak yang lebih jauh. 2. Panjang gelombang semakin panjang, semakin baik mengantarkan data. 3. Semakin pendek panjang gelombang, lebih banyak membawa data. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi gelombang radio di suatu tempat, yaitu absorption, reflection, difraction, interference, line of sight, gain, dan power loss Absorption Pada microwave terdapat beberapa material penyerap, yaitu [1] :

4 1. Metal (logam), elektron dapat bergerak bebas pada logam, dan dapat menyerap energi dari gelombang yang melewatinya. 2. Water (air), microwave menyebabkan molekul air berdesakan disekitarnya, sehingga dapat mengurangi energi gelombang ketika melewatinya. Material-material lain yang memiliki efek lebih kompleks pada penyerapan gelombang radio, antara lain : 1. Pohon dan Kayu, penyerapan tergantung pada kandungan air yang terdapat dalam pohon atau kayu. Kayu yang kering lebih kecil menyerap energi radio dibandingkan dengan kayu basah. 2. Plastik dan materi sejenisnya pada umumnya tidak banyak menyerap energi radio, akan tetapi perbedaan penyerapan ini bergantung pada frekuensi dan jenis materinya Reflection Seperti halnya pada gelombang cahaya, gelombang radio juga akan mengalami reflection (pemantulan) ketika menabrak permukaan suatu material. Sumber utama terjadinya reflection pada gelombang radio adalah metal (logam) dan permukaan water (air). Aturan reflection cukup sederhana, yaitu besar sudut gelombang yang menuju permukaan sama dengan besar sudut tersebut dipantulkan (lihat Gambar 2.3). Gelombang dengan polarisasi yang berbeda, akan memiliki reflection yang berbeda pula.

5 Gambar 2.3 Reflection pada gelombang radio Diffraction Diffraction terjadi pada saat gelombang radio menabrak suatu obyek. Gelombang radio dapat berbelok saat mengenai suatu obyek sehingga menimbulkan efek yang disebut waves going arround corners. Hal ini dapat kita lihat melalui Gambar 2.4 dan Gambar 2.5. Gambar 2.4 RF Signal Difration

6 Gambar 2.5 Diffraction pada puncak sebuah tebing Interference Penggabungan antar dua kekuatan gelombang. Terdapat dua jenis interference, yaitu : 1. Constructive interference, penggabungan dua gelombang yang memiliki bentuk amplitudo yang serupa. Bukit gelombang 1 bertemu dengan bukit gelombang 2 dan lembah gelombang satu bertemu dengan lembah gelombang 2 (1+1=2). Menghasilkan gelombang yang lebih kuat. 2. Destructive interference, penggabungan dua gelombang yang memiliki bentuk amplitudo yang berbeda. Bukit gelombang 1 bertemu dengan lembah gelombang 2 dan lembah gelombang 1 bertemu dengan bukit gelombang 2 (1+(-1)=0). Menghasilkan gelombang yang lebih lemah. Constructive interference dan Destructive interference dapat digambarkan seperti pada gambar 2.6.

7 Gambar 2.6 Constructive dan Destructive interference Line of Sight Line of sight yang biasanya disingkat dengan LOS, merupakan cara yang mudah untuk mengerti ketika berbicara mengenai cahaya yang terlihat (visible light). Jika kita melihat titik A dari titik B dimana kita berada, kita akan mempunyai line of sight. Cara paling mudah adalah ketika kita menarik garis antara titik A dan titik B, jika tidak ada halangan antara kedua titik tersebut maka kita mempunyai line of sight. Ada banyak hal yang lebih rumit ketika kita bekerja pada gelombang mikro. Ingat bahwa sebagian besar karakteristik penggandaan gelombang elektromagnetik terbagi sesuai panjang gelombangnnya. Ini juga kasus untuk pelebaran gelombang ketika mereka bekerja. Cahaya mempunyai panjang gelombang sekitar 0.5 mikrometer, sedangkan gelombang mikro yang digunakan pada jaringan wireless mempunyai panjang gelombang beberapa sentimeter. Konsekuensinya, berkas jaringan wireless lebih luas perlu lebih banyak tempat, juga untuk berinteraksi. Untuk lebih jelas tentang line of sight, kita perlu mengenal konsep fresnel zones. Teori fresnel zones cukup rumit, tetapi konsepnya cukup mudah dimengerti : kita tahu dari prinsip huygens bahwa setiap titik dari medan gelombang yang mulai bekerja, berkas gelombang mikro melebar. Kita tahu bahwa gelombang pada satu

8 frekuensi dapat interferensi dengan yang lain. Teori sederhana fresnel zones terlihat pada garis A ke B, dan kemudian pada ruang kosong sekitar garis yang berperan untuk tiba dititik B. Beberapa gelombang dari titik A langsung pergi ketitik B (line of sight), sedang gelombang yang lain pergi melalui bagian lain. Sebagai konsekuensinya, gelombang yang pergi secara tidak langsung (tidak dalam line of sight) mengalami hambatan karena ada halangan seperti pohon atau gedung yang ada diantara titik A dan titik B seperti diperlihatkan pada Gambar 2.7 [1]. Rumus untuk teori fresnel zones terdapat pada Persamaan 2-2 [1]. (2-2) dimana, r = radius dalam meter N = zone untuk perhitungan (biasanya 60%, jadi N=0.6) dan = jarak dari halangan ke masing masing titik f = frekuensi yang dipakai dalam MHz, d = jarak antar titik Gain Gambar 2.7 Line of Sight dan Fresnel Zones Gain, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 2.8 [2], adalah istilah yang digunakan untuk menguraikan suatu peningkatan di (dalam) suatu amplitudo sinyal RF. Gain pada umumnya adalah suatu proses aktif; yang berarti suatu sumber energi eksternal,

9 contohnya adalah RF amplifier, yang mana digunakan untuk memperkuat sinyal atau suatu antena dengan gain tinggi digunakan untuk beamwidth suatu sinyal untuk meningkatkan amplitudo sinyal nya Power Loss Gambar 2.8 Power Gain Loss menggambarkan sebuah penurunan kekuatan sinyal (Gambar 2.9). Banyak cara yang dapat menyebabkan kerusakan sinyal, baik ketika sinyal masih dalam kabel seperti sinyal AC yang berfrekuensi tinggi dan ketika sinyal dipancarkan seperti gelombang radio melalui udara dengan antena. Resistansi dari kabel dan konektor menyebabkan kerusakan karena perubahan sinyal AC terlalu panas. Impedansi yang tidak seimbang pada kabel dan konektor dapat mengakibatkan power direfleksikan kembali ke sumber, yang mana dapat menyebabkan degradasi sinyal. Gambar 2.9 Power Loss

10 2.3 Media Wireless LAN Ada tiga media yang digunakan wireless LAN ini, yakni : a. Inframerah b. Narrow band c. Spread spectrum Inframerah Inframerah banyak digunakan dalam komunikasi jarak dekat, contoh paling umum dalam pemakaian inframerah adalah remote control. Gelombang IR mudah dibuat, harganya murah, lebih bersifat directional, tidak dapat menembus tembok atau benda gelap, memiliki fluktuasi daya tinggi, dan dapat diinterferensi oleh cahaya matahari. Inframerah juga digunakan sebagai salah satu media dalam wireless LAN dikarenakan sederhana, murah, mempunyai data rate tinggi (100 Mbps), dan konsumsi dayanya kecil. Inframerah menggunakan sinyal frekuensi yang sama yang digunakan pada fiber optic. IR hanya mendeteksi amplitudo dari suatu sinyal sehingga interferensi dapat dikurangi. Transmisi dari inframerah beroperasi pada daerah spektrum cahaya sehingga memerlukan lisensi dari FCC. Wireless LAN dengan menggunakan IR memiliki tiga macam teknik, yaitu Diffused IR (DF IR), Directed Beam IR (DBIR), dan Quasi Diffused IR (QDIR). a. Diffused IR (DF IR) Teknik ini memanfaatkan komunikasi melalui pantulan. Keunggulannya adalah tidak memerlukan line of sight (LOS) antara pengirim dan penerima dan menciptakan portabelitas terminal. Kelemahannya adalah membutuhkan daya yang

11 tinggi, data rate dibatasi oleh multipath, berbahaya untuk mata telanjang dan resiko interferensi pada keadaan simultan adalah tinggi. b. Directed Beam IR (DB IR) Teknik ini menggunakan prinsip LOS, sehingga arah radiasinya harus diatur. Keunggulannya adalah konsumsi daya rendah, data rate tinggi dan tidak ada multipath. Kelemahannya adalah terminalnya harus fixed dan komunikasinya harus LOS. c. Quasi Diffused IR (QD IR) Setiap terminal berkomunikasi dengan pemantul, sehingga pola radiasi harus terrarah. Q DIR terletak antara DF IR dan DB IR (konsumsi daya lebih kecil dari DF IR dan jangkauannya lebih jauh dari DB IR) Narrow Band Pada narrow band ini menggunakan gelombang mikro (MW) yang beroperasi kurang dari 500 mili watts sesuai dengan ketentuan dari FCC. Saat ini narrow band merupakan sistem yang paling sedikit digunakan. Narrow band ini mempunyai modulasi frekuensi tunggal yang berada pada 5.8 GHz. Keuntungan yang terdapat pada narrow band ini adalah tidak terdapat pengeluaran tambahan pada sistem spread spectrum Teknologi Spread Spectrum Spread spectrum adalah sebuah teknologi komunikasi yang memberikan karakter kepada lebar bandwidth dan low peak power. Komunikasi spread spectrum digunakan dalam berbagai macam teknik modulasi pada sistem wireless LAN.

12 Teknologi spread spectrum mengambil informasi yang sama dengan sebelumnya yang akan dikirimkan dengan menggunakan sinyal pengangkut narrowband dan menyebarnya ke luar dengan frekuensi jarak yang lebih besar. Dengan penggunaan frekuensi spektrum yang lebih luas, dapat mengurangi kemungkinan data yang rusak. Ada dua jenis teknologi spread spectrum yang ditetapkan oleh FCC, yakni Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS) dan Direct Sequences Spread Spectrum (DSSS). a. Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS) Frequency Hopping Spread Spectrum adalah teknik spread spectrum yang menggunakan frequency khusus untuk menyebarkan data lebih dari 83 MHz. Kecepatan frekuensi tergantung pada kemampuan radio untuk merubah frekuensi transmisi ke dalam RF band frekuensi yang dapat dipakai. Pada sistem wireless LAN dengan frequency hopping ini, FCC mengatur bahwa band ISM yang digunakan adalah 83.5 MHz. Pada frekuensi hopping, frekuensi carrier pengubah, atau dapat disebut pula dengan hops, sama dengan bilangan pseudorandom (pseurandom sequence). Bilangan pseudorandom ini menunjukkan beberapa nilai frekuensi dimana nilai tersebut akan berubah ubah (loncat) dalam beberapa waktu tertentu sebelum kembali ke nilai awal lagi sehingga membentuk suatu pola tertentu dan transmitter menggunakan nilai nilai tersebut (hop sequence) untuk frekuensi transmisinya. Pada teknik di atas, waktu yang digunakan frekuensi carrier akan tetap nilainya (sebelum berubah) disebut dengan dwell time. Setelah masa dwell time habis maka sistem akan melakukan perpindahan ke frekuensi lain dan memulai transmit

13 lagi. Sebagai contoh sebuah sistem frequency hopping melakukan transmit hanya pada dua frekuensi, GHz dan GHz. Sistem akan melakukan transmit pada frekuensi GHz selama, misal waktu dwell time 100 mili detik, maka setelah 100 mili detik gelombang radio berubah frekuensi transmitter-nya ke GHz dan mengirim data pada frekuensi tersebut selama 100 milidetik. Dan proses tersebut akan berulang seterusnya. FCC menyatakan bahwa nilai maksimum dwell time pada FHSS adalah 400 milidetik per frekuensi carrier pada 30 detik periode waktu. Pada waktu gelombang radio pada frequency hopping melakukan perpindahan (loncat) dari frekuensi A ke frekuensi B. Hal ini adalah mengubah ke circuit yang lain pada frekuensi yang baru atau mengganti beberapa elemen pada circuit lama seolah olah berubah menjadi frekuensi yang baru. Pada kasus lain, proses perubahan menjadi frekuensi yang baru harus diselesaikan sebelum transmisi dilanjutkan. Pada proses tersebut terdapat waktu dimana terjadi perubahan frekuensi pada saat gelombang radio tidak melakukan transmisi, waktu ini disebut dengan hop time. Hop time dalam kisaran mikro detik sehingga dibandingkan dengan dwell time yang berkisar milidetik, hop time memiliki waktu yang sangat kecil sekali. Secara khusus sistem FHSS perpindahan antar channel dalam mikrodetik. Gambar di bawah ini menunjukkan sistem frekuensi hopping dimana menggunakan lima frekuensi dari hop sequence. Lima frekuensi tersebut adalah: 2,449 GHz, 2,452 GHz, 2,448 GHz, 2,450 GHz, dan 2,451 GHz.

14 Gambar 2.10 Frekuency Hopping dengan lima frekuensi Pada Gambar 2.10 [2] setelah gelombang radio melakukan transmisi data pada frekuensi carrier 2,451 GHz, gelombang radio akan mengulang kembali hop sequence awal yakni 2,449 GHz. Proses ini dilakukan sampai data yang diterima lengkap. Pada sisi penerima, hop sequence gelombang radio harus sinkronisasi terhadap pengirim sehingga menerima frekuensi yang tepat dan pada waktu yang tepat pula. Kemudian sinyal yang diterima dimodulasi dan digunakan pada komputer penerima. b. Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS) Direct Sequence Spectrum merupakan tipe spread spectrum yang sudah banyak dikenal dan dapat dipakai karena implementasinya dan data rate yang tinggi. Kebanyakan dari peralatan wireless LAN yang digunakan sekarang ini menggunakan teknologi ini. Metode yang digunakan pada DSSS dalam pengiriman data dimana transmit dan receive-nya disebarkan langsung pada suatu band (pita) tertentu (misalnya 22 MHz). DSSS menggabungkan sinyal data pada station pengiriman dengan bit sequence yang mempunyai data rate yang tinggi, dimana hal ini disebut chipping code atau processing gain atau spreading ratio. Semakin tinggi processing gain,

15 maka semakin besar sinyal yang resisten terhadap interferensi. Semakin rendah processing gain, maka semakin besar jumlah bandwidth tersedia untuk user. FCC mengeluarkan peraturan bahwa spreading ratio harus lebih dari sepuluh. Sebagian besar dari produk produk yang terdapat di pasaran mempunyai suatu spreading ratio kurang dari 20 dan standar baru dari IEEE memakai suatu spreading ratio sebelas. Seperti yang dijelaskan di atas, pemancar dan penerima pada DSSS harus disamakan dengan memakai processing gain yang sama. Apabila processing gain ortogonal digunakan lebih dari satu LAN maka dapat dibagi pada band yang sama. Karena sistem DSSS menggunakan subchannel- subchannel yang lebar, maka banyaknya co-located LAN menjadi terbatas oleh ukuran subchannels. Dalam mendefenisikan sebuah channel pada sistem direct sequence menggunakan cara lebih konvensional daripada FHSS. Masing masing channel pada sistem direct sequence saling berdekatan dengan lebar frekuensi 22 MHz. Sebagai contoh dapat di lihat pada Gambar 2.11 [2]. Gambar 2.11 Overlapping yang terjadi pada DSSS Seperti terlihat pada Gambar 2.12 channel pada DSSS, sistem direct sequence terjadi overlapping pada masing-masing channel-nya sehingga hal ini menyebabkan interferensi pada sistem. Channel-channel yang overlapping pada sistem DSSS tidak dapat dijadikan co-located, jika hal ini dilakukan akan timbul penurunan kualitas

16 sinyal. Channel-channel yang tidak terjadi overlapping harus berselisih lima channel, misal channel 1 dan channel 6, channel 2 dan channel 7 dan seterusnya. Secara teori jumlah channel maksimum yang tidak overlapping yang dapat diperoleh pada sistem DSSS ada tiga, yakni [1] : channel 1, channel 6 dan channel 11. Gambar 2.12 Channel yang tidak overlapping pada sistem DSSS c. Perbandingan FHSS dan DSSS Antara teknologi FHSS dan DSSS keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan, dan hal itu memberikan pertimbangan untuk enentukan pemakaian dari wireless LAN. Dan pada bagian ini diperlihatkan beberapa factor yang harus dipertimbangkan ketika memilih teknologi apa yang akan digunakan, antara lain [2] : - Narrowband interference - Co-location - Cost - Equipment compatibility & availability - Data rate & throughput - Security

17 - Standards support 1. Narrowband Interference Kelebihan dari FHSS meliputi resistansi yang tinggi terhadap interferensi narrow band. DSSS lebih sering terjadi interferensi dibandingkan FHSS dikarenakan penggunaan dari 22 MHz yang berdekatan dengan 79 Mhz yang digunakan FSSS. 2. Cost Ketika mengimplementasikan wireless LAN, kelebihan dari DSSS mungkin lebih terasa dibandingkan sistem FHSS bila dilihat dari pertimbangan budget. Biaya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan direct sequence system jauh lebih rendah bila dibandingkan sistem frequency hopping. 3. Co-location Kelebihan dari FSSS diatas DSSS adalah pada kemampuan untuk mencolocated banyak frekuensi hopping dibandingkan dengan direct sequence system. Sejak sistem frekuensi hopping menggunakan 19 discrete channel, frekuensi hopping memiliki kelebihan co-location diatas direct sequence system, dimana memiliki maksimum co-location 3 akses point (lihat Gambar 2.13). Gambar 2.13 Perbandingan co-location

18 4. Data rate & Throughput Sistem FHSS dan DSSS memiliki throughput data yang dikirim hanya sekitar setengah dari data rate. Ketika diujikan throughput dari wireless LAN, didapat 5-6 Mbps pada setting 11 Mbps untuk DSSS. 5. Security Telah diketahui bahwa frekuensi hopping lebih aman dibandingkan direct sequence system. Fakta pertama bahwa radio FHSS hanya menghasilkan nilai minimal pada manufacture. Kedua, tiap manufacture menggunakan standard dari hop sequences, dimana pada umumnya terhubung dengan sistem sebelumnya. 2.4 Antena Antena adalah sebuah alat yang berfungsi untuk memancarkan sinyal listrik dari kabel ke udara. Dalam komunikasi dua arah, satu antena dapat berfungsi sebagai penerima dan juga pemancar. Antena RF merupakan suatu alat yang digunakan untuk merubah sinyal frekuensi yang tinggi dalam suatu saluran transmisi (kabel atau waveguide) ke dalam gelombang propagasi di udara. Pada jaringan wireless LAN, antena merupakan alat yang yang sering digunakan untuk meningkatkan jangkauan dari sistem WLAN. Pemilihan antena yang sesuai dan penempatan posisi yang tepat dapat menambah keamanan dan mengurangi kebocoran sinyal dari sistem wireless LAN. Ada beberapa tipe antena yang dapat mendukung implementasi WLAN, yaitu [2] : a. Antena Omni-directional (Dipole) b. Antena Semi-directional c. Antena Highly-directional

19 2.4.1 Antena Omni-directional (Dipole) Yaitu jenis antena yang memiliki pola pancaran sinyal kesegala arah dengan daya yang sama. Untuk menghasilkan cakupan area yang luas, gain dari antena omni directional harus memfokuskan dayanya secara horizontal (mendatar) (lihat Gambar 2.16), dengan mengabaikan pola pemancaran keatas dan kebawah, sehingga antena dapat diletakkan ditengah-tengah base station. Dengan demikian keuntungan dari antena jenis ini adalah dapat melayani jumlah pengguna yang lebih banyak. Namun kesulitannya adalah pada pengalokasian frekuensi untuk setiap sel agar tidak terjadi interferensi. Pada Gambar 2.14 ditunjukkan suatu radiasi dari antena dipole yang dikonsentrasikan ke dalam suatu daerah yang terlihat seperti donat, dengan posisi antena dipole yang vertikal yang disebut dengan hole dari donat. Sinyal dari suatu antena omni-directional radiasinya 360 derajat. Penguatan tertinggi, terlihat saat tekanan berada di puncak bagian donat. Gambar 2.14 Antena donat Dipole Radiasi dari antena dipole sama-sama dalam semua arah di setiap sumbu axis-nya, tetapi radiasinya tidak terlalu panjang dari kawatnya sendiri. Gambar bagian samping dari radiator antena dipole seperti gelombang radiasi pada Gambar 2.15 Gambar ini juga mengilustrasikan bentuk antena dipole gambar 8 dalam bentuk-bentuk radiasinya jika digambarkan dari samping seperti antena yang tegak lurus.

20 Gambar 2.15 Gambar samping Antena Dipole Gambar 2.16 Cakupan area dengan penguatan terbesar dari antena omni-directional Antena omni-directional umumnya digunakan untuk desain point-to-multipoint dengan menggunakan topologi star (lihat Gambar 2.17). Gambar 2.17 Hubungan Point-to-multipoint Antena Semi-Directional Yaitu antena yang mempunyai pola pemancaran sinyal dengan satu arah tertentu. Antena semi-directional sering memancarkan pada bentuk hemispherical atau pola lingkup silinder seperti bisa dilihat pada Gambar 2.18.

21 Gambar 2.18 Jangkauan Antena Semi-directional Antena ini idealnya cocok untuk jembatan dengan jarak pendek atau rata-rata. Pada ruang tertutup yang luas, bila pemancar harus diletakkan disudut atau pada bagian belakang bangunan, koridor, atau ruangan besar, antena semi-directional akan menjadi pilihan yang baik untuk menyediakan jangkauan yang tepat. Gambar 2.19 menggambarkan hubungan antara dua bangunan yang menggunakan antena semidirectional. Gambar 2.19 Hubungan Point to Point menggunakan Antena Semi-Directional Antena Highly-Directional Antena ini memencarkan sinyal-sinyal terbatas dari tipe antena apapun dan mempunyai gain terbesar dari ketiga group antena serta memiliki pola radiasi seperti pada Gambar Antena highly-directional secara khusus berbentuk cekung, peralatan berbentuk piringan, seperti bisa dilihat pada Gambar 2.20 dan Gambar Antena ini cocok untuk jarak jauh, hubungan wireless point to point.

22 Gambar 2.20 Contoh Antena Highly-Directional Berbentuk Parabola Gambar 2.21 Contoh Antena Highly-Directional Berbentuk Grid Gambar 2.22 Pola Radiasi Antena Highly-Directional Kemampuan antena highly-directional adalah bisa menghubungkan dua bangunan yang terpisah beberapa mil satu sama lain dan tidak punya hambatan jarak penglihatan diantara bangunan.

TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER WIRELESS DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER WIRELESS DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER WIRELESS DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik

Lebih terperinci

Jakson Petrus M.B., S.Kom

Jakson Petrus M.B., S.Kom Jakson Petrus M.B., S.Kom Spektrum Gelombang Elektromagnetik Spektrum Tersebar Spread spectrum atau spektrum tersebar adalah sebuah teknik komunikasi yang bersifat pita lebar (wide band) dan daya puncak

Lebih terperinci

Transmisi Signal Wireless. Pertemuan IV

Transmisi Signal Wireless. Pertemuan IV Transmisi Signal Wireless Pertemuan IV 1. Panjang Gelombang (Wavelength) Adalah jarak antar 1 ujung puncak gelombang dengan puncak lainnya secara horizontal. Gelombang adalah sinyal sinus. Sinyal ini awalnya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. cara menitipkan -nya pada suatu gelombang pembawa (carrier). Proses ini

BAB II DASAR TEORI. cara menitipkan -nya pada suatu gelombang pembawa (carrier). Proses ini 5 BAB II DASAR TEORI 2. 1 Konsep Dasar Radio Radio merupakan teknologi komunikasi yang melakukan pengiriman sinyal melalui modulasi gelombang elektromagnetik. Informasi dikirim dengan cara menitipkan -nya

Lebih terperinci

Makalah Media Unguided Mata Kuliah Komunikasi Data

Makalah Media Unguided Mata Kuliah Komunikasi Data Makalah Media Unguided Mata Kuliah Komunikasi Data Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Data yang Diampu oleh Bapak Hartono, S.Si. Nama Nim : Mohamad Eko Ari Bowo : M3107105 Jurusan

Lebih terperinci

Materi II TEORI DASAR ANTENNA

Materi II TEORI DASAR ANTENNA Materi II TEORI DASAR ANTENNA 2.1 Radiasi Gelombang Elektromagnetik Antena (antenna atau areal) adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara

Lebih terperinci

Instalasi dan Troubleshooting Jaringan Wireless

Instalasi dan Troubleshooting Jaringan Wireless Instalasi dan Troubleshooting Jaringan Wireless Materi 9 - Teknologi Jaringan Wireless Bahasan Multipath Hidden Node Near/Far System throughput Co-location throughput Types of interference Range considerations

Lebih terperinci

IEEE b 1.1 INTRODUCTION

IEEE b 1.1 INTRODUCTION IEEE 802.11b Erick Kristanto Gunawan, 32131-TE Muhammad Fitrah Sugita, 30376-TE Muhmmad Wicaksono Abdurohim, 31163-TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1.1 INTRODUCTION 1.1.1 802.11 802.11 adalah

Lebih terperinci

Dasar Sistem Transmisi

Dasar Sistem Transmisi Dasar Sistem Transmisi Dasar Sistem Transmisi Sistem transmisi merupakan usaha untuk mengirimkan suatu bentuk informasi dari suatu tempat yang merupakan sumber ke tempat lain yang menjadi tujuan. Pada

Lebih terperinci

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK 2.1 Umum elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik seperti yang diilustrasikan pada

Lebih terperinci

BAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL

BAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL 21 BAB III IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL 3. 1 Sejarah Singkat Wireless Fidelity Wireless fidelity (Wi-Fi) merupakan teknologi jaringan wireless yang sedang berkembang pesat dengan menggunakan standar

Lebih terperinci

Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS)

Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS) Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS) Abas Ali Pangera, Jurusan Teknik Informatika, STMIK AMIKOM Yogyakarta, Jl. Ring Road Utara, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta - Indonesia Direct sequence spread spectrum

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA. Dilihat dari latar belakang telekomunikasi berupa komunikasi wireless,

BAB II TEORI DASAR ANTENA. Dilihat dari latar belakang telekomunikasi berupa komunikasi wireless, BAB II TEORI DASAR ANTENA 2.1 Umum Dilihat dari latar belakang telekomunikasi berupa komunikasi wireless, antena radio pertama dibuat oleh Heinrich Hertz yang tujuannya untuk membuktikan keberadaan gelombang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian terdahulu, rangkaian receiver dan transmitter dibuat dengan prinsip kerjanya menggunakan pantulan gelombang. Penggunaannya, rangkaian transmitter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi baik dari manusia maupun dunia maya semakin

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi baik dari manusia maupun dunia maya semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. untuk memperoleh informasi baik dari manusia maupun dunia maya semakin meningkat, sehingga manusia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Pengertian sistem jaringan komunikasi Radio Gelombang Mikro yang paling sederhana adalah saling berkomunikasinya antara titik A dan titik B dengan menggunakan perangkat

Lebih terperinci

Dukungan yang diberikan

Dukungan yang diberikan PERKEMBANGAN KOMUNIKASI DATA NIRKABEL Pertengahan abad 20, teknologi nirkabel berkembang pesat, diimplementasikan dalam bentuk teknologi radio, televisi, telepon mobil, dll. Komunikasi lewat sistem satelit

Lebih terperinci

Designing WLAN based Metropolitan Area Network (MAN)

Designing WLAN based Metropolitan Area Network (MAN) Designing WLAN based Metropolitan Area Network (MAN) Mengapa Disain MAN Menjadi Penting? Salah satu penyebab utama mengapa hancurnya jaringan Wireless LAN yang dikembangkan untuk WARNET di Jogyakarta &

Lebih terperinci

Radio dan Medan Elektromagnetik

Radio dan Medan Elektromagnetik Radio dan Medan Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat, Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. suatu media transmisi (Forouzan, 2007). transmitter, transmission system, receiver, dan media

BAB 2 LANDASAN TEORI. suatu media transmisi (Forouzan, 2007). transmitter, transmission system, receiver, dan media BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Data Komunikasi data merupakan pertukaran data antara dua devicemelalui suatu media transmisi (Forouzan, 2007). 2.1.1. Komponen Komunikasi Data Komunikasi data terdiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Point to Point Komunikasi point to point (titik ke titik ) adalah suatu sistem komunikasi antara dua perangkat untuk membentuk sebuah jaringan. Sehingga dalam

Lebih terperinci

Pertemuan 9 SISTEM ANTENA. DAHLAN ABDULLAH

Pertemuan 9 SISTEM ANTENA. DAHLAN ABDULLAH Pertemuan 9 SISTEM ANTENA DAHLAN ABDULLAH dahlan.unimal@gmail.com http://www.dahlan.web.id PENDAHULUAN Dalam sejarah komunikasi, perkembangan teknik informasi tanpa menggunakan kabel ditetapkan dengan

Lebih terperinci

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel BAB II PEMODELAN PROPAGASI 2.1 Umum Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel ke sel yang lain. Secara umum terdapat 3 komponen propagasi yang menggambarkan kondisi dari

Lebih terperinci

WIRELESS LAN. Mata kuliah Jaringan Komputer Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom

WIRELESS LAN. Mata kuliah Jaringan Komputer Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom WIRELESS LAN Mata kuliah Jaringan Komputer Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom Materi : IV.1 Perkembangan WLAN IV.2 Arsitektur 802.11 IV.3 Perangkat Wireless 802.11 IV.4 Konfigurasi dan Komponen Pendahuluan WLAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN FHSS dan DSSS (Teknologi Spread Spectrum) Abas Ali Pangera STMIK AMIKOM Yogyakarta

PERBANDINGAN FHSS dan DSSS (Teknologi Spread Spectrum) Abas Ali Pangera STMIK AMIKOM Yogyakarta PERBANDINGAN FHSS dan DSSS (Teknologi Spread Spectrum) Abas Ali Pangera STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Spread spectrum merupakan suatu teknik komunikasi yang dicirikan oleh bandwidth lebar dan peak

Lebih terperinci

Istilah istilah umum Radio Wireless (db, dbm, dbi,...) db (Decibel)

Istilah istilah umum Radio Wireless (db, dbm, dbi,...) db (Decibel) Istilah istilah umum Radio Wireless (db, dbm, dbi,...) db (Decibel) Merupakan satuan perbedaan (atau Rasio) antara kekuatan daya pancar signal. Penamaannya juga untuk mengenang Alexander Graham Bell (makanya

Lebih terperinci

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) 2.1 Pengenalan CDMA CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik akses jamak (multiple access) yang memisahkan percakapan dalam domain

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. antena. Selanjutnya akan dijelaskan pula mengenai pengenalan wireless LAN.

BAB II TEORI DASAR. antena. Selanjutnya akan dijelaskan pula mengenai pengenalan wireless LAN. BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Pada bab ini akan dijelaskan tentang teori-teori yang mendasari permasalahan dan penyelesaian tugas akhir ini. Diantaranya adalah pengenalan antena, besaran - besaran pada antena,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perang ataupun sebagai bagian dari sistem navigasi pada kapal [1].

II. TINJAUAN PUSTAKA. perang ataupun sebagai bagian dari sistem navigasi pada kapal [1]. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Radio Detecting and Ranging (Radar) Radio Detecting and Ranging (Radar) adalah perangkat yang digunakan untuk menentukan posisi, bentuk, dan arah pergerakan dari suatu objek yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Perancangan dan Analisa 1. Perancangan Ideal Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget FSL (db) 101,687 Absorption Loss (db) 0,006 Total Loss 101,693 Tx Power (dbm) 28 Received

Lebih terperinci

Pengantar Jaringan Nirkabel (Wireless Networks)

Pengantar Jaringan Nirkabel (Wireless Networks) EEPIS Wireless Sensor Networks Research Group Pengantar Jaringan Nirkabel (Wireless Networks) Prima Kristalina, Laboratorium Komunikasi Digital Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2016 Jaringan Nirkabel

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING...... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI....... HALAMAN PERSEMBAHAN.... HALAMAN MOTTO.... KATA PENGANTAR... i ii iii iv v vi ABSTRAK...... viii TAKARIR...

Lebih terperinci

komputer dengan komputcr secara nirkabel, access point identik dengan HUB pada

komputer dengan komputcr secara nirkabel, access point identik dengan HUB pada TAKARIR Access point yaitu alat yang berfungsi sebagai jembatan penghubung antara tiap komputer dengan komputcr secara nirkabel, access point identik dengan HUB pada jaringan kabel. Antena merupakan alat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN 4.1. HASIL PENGUKURAN PARAMETER ANTENA Pada proses simulasi dengan menggunakan perangkat lunak AWR Microwave Office 24, yang dibahas pada bab tiga

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB IV DATA DAN ANALISA BAB IV DATA DAN ANALISA 4.1 Umum Setelah menjalani proses perancangan, pembuatan, dan pengukuran parameter - parameter antena mikrostrip patch sirkular, maka proses selanjutnya yaitu mengetahui hasil pengukuran

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISA SERTA APLIKASI ANTENA. OMNIDIRECTIONAL 2,4 GHz

BAB IV DATA DAN ANALISA SERTA APLIKASI ANTENA. OMNIDIRECTIONAL 2,4 GHz BAB IV DATA DAN ANALISA SERTA APLIKASI ANTENA OMNIDIRECTIONAL 2,4 GHz 4.1 Umum Setelah melakukan proses perancangan dan pembuatan antena serta pengukuran atau pengujian antena Omnidirectional 2,4 GHz,

Lebih terperinci

Faktor terpenting dalam jaringan komputer adalah transfer data antar dua komputer di tempat yang berbeda.

Faktor terpenting dalam jaringan komputer adalah transfer data antar dua komputer di tempat yang berbeda. Faktor terpenting dalam jaringan komputer adalah transfer data antar dua komputer di tempat yang berbeda. Transaksi sering terjadi pada suatu tempat yang berbeda dengan tempat pengolahan datanya Efisiensi

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Sistem telekomunikasi yang cocok untuk mendukung sistem komunikasi

BAB 2 DASAR TEORI. Sistem telekomunikasi yang cocok untuk mendukung sistem komunikasi BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Konsep Seluler Sistem telekomunikasi yang cocok untuk mendukung sistem komunikasi bergerak adalah sistem komunikasi tanpa kabel (wireless) yaitu sistem komunikasi radio lengkap dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dapat menghubungkan dua komputer atau lebih untuk saling berkomunikasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. dapat menghubungkan dua komputer atau lebih untuk saling berkomunikasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGENALAN WLAN Istilah Jaringan Nirkabel (wireless networking) merujuk kepada teknologi yang dapat menghubungkan dua komputer atau lebih untuk saling berkomunikasi menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN ALAT DAN/ATAU PERANGKAT TELEKOMUNIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK

METODE PENGUJIAN ALAT DAN/ATAU PERANGKAT TELEKOMUNIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN/ATAU PERANGKAT TELEKOMUNIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK METODE PENGUJIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih menuntut adanya komunikasi yang tidak hanya berupa voice, tetapi juga berupa data bahkan multimedia. Dengan munculnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi yang berkembang pesat telah membawa dunia memasuki era informasi yang lebih cepat. Salah satu kemajuan teknologi informasi yang saat ini telah

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 54 LAMPIRAN 1 Pengukuran VSWR Gambar 1 Pengukuran VSWR Adapun langkah-langkah pengukuran VSWR menggunakan Networ Analyzer Anritsu MS2034B adalah 1. Hubungkan antena ke salah satu port, pada Networ

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless.

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Jaringan Komputer Kecepatan perkembangan teknologi menjadikan proses transformasi informasi sebagai kebutuhan utama manusia yang akan semakin mudah didapatkan dengan cakupan

Lebih terperinci

Sistem Transmisi Telekomunikasi. Kuliah 6 Jalur Gelombang Mikro

Sistem Transmisi Telekomunikasi. Kuliah 6 Jalur Gelombang Mikro TKE 8329W Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 6 Jalur Gelombang Mikro Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA Data, Sinyal & Media Transmisi. Oleh: Fahrudin Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng

KOMUNIKASI DATA Data, Sinyal & Media Transmisi. Oleh: Fahrudin Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng KOMUNIKASI DATA Data, Sinyal & Media Transmisi Oleh: Fahrudin Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng Data 10110111 sinyal Untuk dapat ditransmisikan, data harus ditransformasikan ke dalam bentuk gelombang elektromagnetik

Lebih terperinci

Code Division multiple Access (CDMA)

Code Division multiple Access (CDMA) Code Division multiple Access (CDMA) 1.1 Konsep Dasar CDMA CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik akses jamak (multiple access) yang memisahkan percakapan dalam domain

Lebih terperinci

BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA Kompetensi: Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk komunikasi, salah satunya pada rentang band High Frequency (HF). Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. objek yang terdeteksi. Pada mulanya radar digunakan sebagai salah satu alat

BAB II LANDASAN TEORI. objek yang terdeteksi. Pada mulanya radar digunakan sebagai salah satu alat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Radio Detecting and Ranging (Radar) Radio Detecting and Ranging (Radar) merupakan suatu perangkat yang digunakan untuk menentukan posisi objek, arah pergerakannya maupun bentuk

Lebih terperinci

Topologi WiFi. Topotogi Ad Hoc

Topologi WiFi. Topotogi Ad Hoc Topologi WiFi Jika dalam jaringan konvensional dikenal berbagai jenis topologi jaringan, seperti starring, dan bus, pada WiFi hanya dikenal 2 jenis topologi jaringan yatu ad hoc dan infrastructure. Topotogi

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR: 96/DIRJEN/2008 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR: 96/DIRJEN/2008 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR: 96/DIRJEN/2008 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI ANTENA BROADBAND WIRELESS ACCESS (BWA) NOMADIC PADA PITA FREKUENSI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Informasi Informasi bagaikan darah yang mengalir dalam tubuh. Begitu pula dalam suatu organisasi, sehingga informasi memegang peranan yang sangat penting dalam organisai

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN 2.1 Perencanaan Cakupan. Perencanaan cakupan adalah kegiatan dalam mendesain jaringan mobile WiMAX. Faktor utama yang dipertimbangkan dalam menentukan perencanaan jaringan berdasarkan

Lebih terperinci

KONSEP CELLULAR DENNY CHARTER, ST. Websites :

KONSEP CELLULAR DENNY CHARTER, ST. Websites : KONSEP CELLULAR DENNY CHARTER, ST Websites : www.dennycharter.wordpress.com E-mail : dennycharter@gmail.com Future Wireless Personal Communication Sistem layanan komunikasi dari siapa, kapan saja, dimana

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO No Percobaan : 01 Judul Percobaan Nama Praktikan : Perambatan Gelombang Mikro : Arien Maharani NIM : TEKNIK TELEKOMUNIKASI D3 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA ST014 Komunikasi data nirkabel dan topologi jaringan

KOMUNIKASI DATA ST014 Komunikasi data nirkabel dan topologi jaringan KOMUNIKASI DATA ST014 Komunikasi data nirkabel dan topologi jaringan S1 Teknik Informatika DOSEN PENGAMPU : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs Joko Dwi Santoso, M.Kom Naskan, S.Kom Rico Agung F., S.Kom Rikie

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN TEKNOLOGI PACKET HOP PADA SISTEM KOMUNIKASI DATA WIRELESS

ANALISIS PENERAPAN TEKNOLOGI PACKET HOP PADA SISTEM KOMUNIKASI DATA WIRELESS ANALISIS PENERAPAN TEKNOLOGI PACKET HOP PADA SISTEM KOMUNIKASI DATA WIRELESS Dewi Rachmawati 1, R. Rumani M 2. 1, 2 Gedung N-203, Fakultas Elektro dan Komunikasi, Institut Teknologi Telkom Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

Dasar- dasar Penyiaran

Dasar- dasar Penyiaran Modul ke: Fakultas FIKOM Dasar- dasar Penyiaran AMPLITUDO MODULATON FREQUENCY MODULATON SHORT WAVE (SW) CARA KERJA PEMANCAR RADIO Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Data 2.2 Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Data 2.2 Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi BAB II DASAR TEORI Sebelum melakukan perancangan sistem pada penelitian, bab II menjelaskan teori-teori yang digunakan sehubungan dengan perancangan alat dalam penelitian skripsi. 2.1 Sistem Komunikasi

Lebih terperinci

IEEE g Sarah Setya Andini, TE Teguh Budi Rahardjo TE Eko Nugraha TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

IEEE g Sarah Setya Andini, TE Teguh Budi Rahardjo TE Eko Nugraha TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta IEEE 802.11g Sarah Setya Andini, 31431 TE Teguh Budi Rahardjo 31455-TE Eko Nugraha 31976-TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 5.1 PREVIEW Wi-Fi (atau Wi- fi, WiFi, Wifi, wifi) merupakan kependekan

Lebih terperinci

Jenis-jenis Antena pada Wireless

Jenis-jenis Antena pada Wireless Jenis-jenis Antena pada Wireless Pengertian Antena Antena adalah alat untuk mengirim dan menerima gelombang elektromagnetik, bergantung kepada pemakaian dan penggunaan frekuensinya, antena bisa berwujud

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. WLAN dengan teknologi Infra red (IR) dan Hewlett-packard (HP) menguji WLAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. WLAN dengan teknologi Infra red (IR) dan Hewlett-packard (HP) menguji WLAN BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wireless Local Area Network (WLAN) Sejarah WLAN diawali pada tahun 1970, IBM mengeluarkan hasil rancangan WLAN dengan teknologi Infra red (IR) dan Hewlett-packard (HP) menguji

Lebih terperinci

BAB II PROPAGASI GELOMBANG RADIO DALAM PERENCANAAN JARINGAN SISTEM SELULAR

BAB II PROPAGASI GELOMBANG RADIO DALAM PERENCANAAN JARINGAN SISTEM SELULAR BAB II PROPAGASI GELOMBANG RADIO DALAM PERENCANAAN JARINGAN SISTEM SELULAR 2.1 Propagasi Gelombang Radio Propagasi gelombang radio merupakan sesuatu yang penting untuk mengetahui dan mengerti rintangan

Lebih terperinci

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT 4.1 Komunikasi Radio Komunikasi radio merupakan hubungan komunikasi yang mempergunakan media udara dan menggunakan gelombang

Lebih terperinci

2.2.1 ARSITEKTUR WIRELESS LAN INTERFERENSI JANGKAUAN DESAIN WIRELESS LAN KEAMANAN WIRELESS LAN...

2.2.1 ARSITEKTUR WIRELESS LAN INTERFERENSI JANGKAUAN DESAIN WIRELESS LAN KEAMANAN WIRELESS LAN... DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... ii LEMBAR PENGESAHAN SIDANG PENGUJI... iii LEMBAR PERTANGGUNG JAWABAN MATERI... iv ABSTRAK... v PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA

ANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA ANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA Linda Nurmalia, Maksum Pinem Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

Pemrograman Nirkabel (pertemuan 5) Dosen Pengampu Abdul Kadir

Pemrograman Nirkabel (pertemuan 5) Dosen Pengampu Abdul Kadir Pemrograman Nirkabel (pertemuan 5) Dosen Pengampu Abdul Kadir Antenna dan Aksesoris Antenna adalah yang sering digunakan untuk meningkatkan jangkauan dari system wireless LAN, namun pilihan antenna yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Perencanaan jaringan WiMAX akan meliputi tahapan perencanaan seperti berikut: 1. Menentukan daerah layanan berdasarkan data persebaran dan kebutuhan bit rate calon pelanggan

Lebih terperinci

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran...

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR ISTILAH... xi INTISARI... xiii ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB III PROPAGASI GELOMBANG RADIO GSM. Saluran transmisi antara pemancar ( Transmitter / Tx ) dan penerima

BAB III PROPAGASI GELOMBANG RADIO GSM. Saluran transmisi antara pemancar ( Transmitter / Tx ) dan penerima BAB III PROPAGASI GELOMBANG RADIO GSM Saluran transmisi antara pemancar ( Transmitter / Tx ) dan penerima (Receiver / Rx ) pada komunikasi radio bergerak adalah merupakan line of sight dan dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network

BAB II LANDASAN TEORI. II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network 5 BAB II LANDASAN TEORI II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan salah satu teknologi alternatif yang relatif murah dibandingkan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III RADIO MICROWAVE

BAB III RADIO MICROWAVE 26 BAB III RADIO MICROWAVE 3.1. Sistem Telekomunikasi Gelombang Mikro Pancaran Radio Bumi, menggunakan frekuensi tertentu yang dipancarkan melalui antena sehingga dapat diterima oleh receiver pada area

Lebih terperinci

Wireless Network. Melwin Syafrizal, S.Kom.,M.Eng.

Wireless Network. Melwin Syafrizal, S.Kom.,M.Eng. Wireless Network Melwin Syafrizal, S.Kom.,M.Eng. Jaringan Wireless LAN Teknologi yang menghubungkan 2 buah komputer atau lebih dengan menggunakan media transmisi gelombang radio (Radio Frequency / RF).

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TEKNIK MODULASI DSSS DAN FHSS PADA SISTEM JARINGAN WIRELESS LAN

PERBANDINGAN TEKNIK MODULASI DSSS DAN FHSS PADA SISTEM JARINGAN WIRELESS LAN PERBANDINGAN TEKNIK MODULASI DSSS DAN FHSS PADA SISTEM JARINGAN WIRELESS LAN Budi Tjahjono Fakultas Ilmu Komputer Universitas Esa Unggul Jakarta Jl. Arjuna Utara Tol Tomang Kebon Jeruk, Jakarta 11510 budi.tjahjono@esaunggul.ac.id

Lebih terperinci

BAB III WAVEGUIDE. Gambar 3.1 bumbung gelombang persegi dan lingkaran

BAB III WAVEGUIDE. Gambar 3.1 bumbung gelombang persegi dan lingkaran 11 BAB III WAVEGUIDE 3.1 Bumbung Gelombang Persegi (waveguide) Bumbung gelombang merupakan pipa yang terbuat dari konduktor sempurna dan di dalamnya kosong atau di isi dielektrik, seluruhnya atau sebagian.

Lebih terperinci

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) 802.11b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE Dontri Gerlin Manurung, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PENGEMBANGAN JARINGAN LOKAL PT. SVW BERBASISKAN TEKNOLOGI WIRELESS LAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PENGEMBANGAN JARINGAN LOKAL PT. SVW BERBASISKAN TEKNOLOGI WIRELESS LAN UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 PENGEMBANGAN JARINGAN LOKAL PT. SVW BERBASISKAN TEKNOLOGI WIRELESS LAN Abstrak William Susanto

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Propagasi gelombang adalah suatu proses perambatan gelombang. elektromagnetik dengan media ruang hampa. Antenna pemancar memang

BAB II TEORI DASAR. Propagasi gelombang adalah suatu proses perambatan gelombang. elektromagnetik dengan media ruang hampa. Antenna pemancar memang BAB II TEORI DASAR 2.1. PROPAGASI GELOMBANG Propagasi gelombang adalah suatu proses perambatan gelombang elektromagnetik dengan media ruang hampa. Antenna pemancar memang didesain untuk memancarkan sinyal

Lebih terperinci

BAB II SALURAN TRANSMISI

BAB II SALURAN TRANSMISI BAB II SALURAN TRANSMISI 2.1 Umum Penyampaian informasi dari suatu sumber informasi kepada penerima informasi dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampaian di antara keduanya. Jika jarak

Lebih terperinci

BAB III SISTEM JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO PADA KOMUNIKASI SELULER

BAB III SISTEM JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO PADA KOMUNIKASI SELULER BAB III SISTEM JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO PADA KOMUNIKASI SELULER 3.1 Struktur Jaringan Transmisi pada Seluler 3.1.1 Base Station Subsystem (BSS) Base Station Subsystem (BSS) terdiri dari

Lebih terperinci

DASAR TELEKOMUNIKASI. Kholistianingsih, S.T., M.Eng

DASAR TELEKOMUNIKASI. Kholistianingsih, S.T., M.Eng DASAR TELEKOMUNIKASI Kholistianingsih, S.T., M.Eng KONTRAK PEMBELAJARAN UAS : 35% UTS : 35% TUGAS : 20% KEHADIRAN : 10% KEHADIRAN 0 SEMUA KOMPONEN HARUS ADA jika ada satu komponen yang kosong NILAI = E

Lebih terperinci

INTERFERENSI BLUETOOTH TERHADAP THROUGHPUT WLAN IEEE B

INTERFERENSI BLUETOOTH TERHADAP THROUGHPUT WLAN IEEE B INTERFERENSI BLUETOOTH TERHADAP THROUGHPUT WLAN IEEE 802.11B Alicia Sinsuw Dosen PSTI Teknik Elektro Unsrat I. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi jaringan data saat ini semakin pesat. Adanya teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PERENCANAAN LINK MICROWAVE Tujuan utama dari perencanaan link microwave adalah untuk memastikan bahwa jaringan microwave dapat beroperasi dengan kinerja yang tinggi pada segala

Lebih terperinci

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 2. SISTEM MODULASI DALAM PEMANCAR GELOMBANG RADIO Modulasi merupakan metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio. Maksudnya, informasi yang akan disampaikan kepada

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS 4.1 Syarat Pengukuran Pengukuran suatu antena yang ideal adalah dilakukan di suatu ruangan yang bebas pantulan atau ruang tanpa gema (Anechoic Chamber). Pengukuran antena

Lebih terperinci

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING Widya Teknika Vol.19 No. 1 Maret 2011 ISSN 1411 0660 : 34 39 PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING Dedi Usman Effendy 1) Abstrak Dalam

Lebih terperinci

Standar NYOMAN SURYADIPTA, ST, CCNP NYOMAN SURYADIPTA.ST.CCNP COMPUTER SCIENCE FACULTY - NAROTAMA UNIVERSITY

Standar NYOMAN SURYADIPTA, ST, CCNP NYOMAN SURYADIPTA.ST.CCNP COMPUTER SCIENCE FACULTY - NAROTAMA UNIVERSITY Standar 802.11 NYOMAN SURYADIPTA, ST, CCNP 1 Topik Pendahuluan Spektrum Frekuensi Standard 2 Pendahuluan Definisi Latar Belakang Karakteristik Working Group Aliansi Wifi 3 Pendahuluan Definisi 802.11 merupakan

Lebih terperinci

adalah pengiriman data melalui sistem transmisi elektronik dengan komputer adalah hubungan dua atau lebih alat yang membentuk sistem komunikasi.

adalah pengiriman data melalui sistem transmisi elektronik dengan komputer adalah hubungan dua atau lebih alat yang membentuk sistem komunikasi. Sistem Informasi Akuntansi Data Communication adalah pengiriman data melalui sistem transmisi elektronik dengan komputer Jaringan kerja atau (network) adalah hubungan dua atau lebih alat yang membentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Perkembangan antenna saat ini semakin berkembang terutama untuk system komunikasi. Antenna adalah salah satu dari beberapa komponen yang paling kritis. Perancangan

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR UHF (Ultra high Frekuensi) UHF adalah merupakan gelombang elektromagnetik yang berada

BAB III TEORI DASAR UHF (Ultra high Frekuensi) UHF adalah merupakan gelombang elektromagnetik yang berada BAB III TEORI DASAR 3.1 UHF (Ultra high Frekuensi) UHF adalah merupakan gelombang elektromagnetik yang berada pada frekuensi antara 300 MHz sampai dengan 3 GHz (3.000 MHz). Panjang gelombang berkisar dari

Lebih terperinci

ANALISIS DAN TROUBLESHOOTING KONEKSI ANTAR NODE VIA WIRELESS PADA ISP PT.LINTAS DATA PRIMA YOGYAKARTA. Naskah Publikasi

ANALISIS DAN TROUBLESHOOTING KONEKSI ANTAR NODE VIA WIRELESS PADA ISP PT.LINTAS DATA PRIMA YOGYAKARTA. Naskah Publikasi ANALISIS DAN TROUBLESHOOTING KONEKSI ANTAR NODE VIA WIRELESS PADA ISP PT.LINTAS DATA PRIMA YOGYAKARTA Naskah Publikasi disusun oleh Dimas Findi Prasetyo 07.11.1595 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

Communication Basics for Networking System

Communication Basics for Networking System Communication Basics for Networking System Candra Setiawan CSCO 10489136 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya Analog dan Digital Transmission Ada dua cara komunikasi data: Melalui analog transmission

Lebih terperinci

Teknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel. Adri Priadana - ilkomadri.com

Teknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel. Adri Priadana - ilkomadri.com Teknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel - ilkomadri.com PENDAHULUAN Jaringan wireless/nirkabel adalah teknologi jaringan yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik melalui udara sebagai media untuk

Lebih terperinci

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI. Pokok bahasan perkembangan teknologi pada era telekomunikasi.

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI. Pokok bahasan perkembangan teknologi pada era telekomunikasi. Pertemuan 5 MODUL Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI POKOK BAHASAN ERA TELEKOMUNIKASI DESKRIPSI Pokok bahasan perkembangan teknologi pada era telekomunikasi. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah

Lebih terperinci

ELECTROMAGNETIC WAVE AND ITS CHARACTERISTICS

ELECTROMAGNETIC WAVE AND ITS CHARACTERISTICS WIRELESS COMMUNICATION Oleh: Eko Marpanaji INTRODUCTION Seperti dijelaskan pada Chapter 1, bahwa komunikasi tanpa kabel menjadi pilihan utama dalam membangun sistem komunikasi dimasa datang. Ada beberapa

Lebih terperinci

2.2 FIXED WIRELESS ACCESS (FWA)

2.2 FIXED WIRELESS ACCESS (FWA) BAB II DASAR TEORI.1 Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) WiMAX merupakan salah satu teknologi yang mampu memberikan layanan data dengan kecepatan sampai dengan 13 Mbps. Teknologi WiMAX

Lebih terperinci

BAB 10 ULTRA HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

BAB 10 ULTRA HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk BAB 10 ULTRA HIGH FREQUENCY ANTENNA Kompetensi: Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk komunikasi, salah satunya pada rentang band Ultra High Frequency (HF).

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Dua unit komputer 2. Path Profile 3. Kalkulator 4. GPS 5. Software D-ITG

Lebih terperinci

PENGUJIAN DAYA PANCAR ANTENA YAGI TERHADAP EMPAT JENIS ANTENA PENERIMA

PENGUJIAN DAYA PANCAR ANTENA YAGI TERHADAP EMPAT JENIS ANTENA PENERIMA PENGUJIAN DAYA PANCAR ANTENA YAGI TERHADAP EMPAT JENIS ANTENA PENERIMA Andi Sri Irtawaty 1, Maria Ulfah 2, Hadiyanto 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektronika Politeknik Negeri Balikpapan E-mail: andi.sri@poltekba.ac.id,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Umum Antena adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara atau sebaliknya dari udara ke media kabel. Sistem Telekomunikasi

Lebih terperinci