Oleh : Umi Sholikhah, S.Pd. Kata Kunci: pengetahuan sosial, pembelajaran kooperatif model jigsaw

dokumen-dokumen yang mirip
Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Pembelajaran Kooperatif

Jurnal Ilmiah DUNIA ILMU VOL. 3. NO. 1 Juli 2017

Yoseph Payong Ado. (Peneliti) Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN I) Samarinda

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER DALAM MENGENAL IBADAH DI BULAN RAMADAN. Nurohmah

Sudarjatiningsih, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Fungsi

Kata Kunci: Pengembangan Pembelajaran dan Pemberian Balikan.

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA SD

Ahmad Yasin 5. Kata Kunci: metode kooperatif model group investigation, hasil belajar. Guru SDN 03 Tlogosari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

Lince Sibuea Guru SDN Bojong Rawalumbu VIII, Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi ABSTRAK

Jarianto SMP Negeri 01 Ranuyoso No. Telp.(0334)

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

Oleh : R.Hobro Pranasmoro Hadi Guru SMA Negeri 1 Jogorogo. Kata Kunci : matematika, belajar aktif, kerja kelompok

Volume 6 Nomor 2-Juli 2015 ISSN:

Zainal Mufti SMA Negeri 1 Sekaran

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE CERAMAH KELAS V. Nurul Hamsi SD Negeri Sumber V Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 2 Juni 2012

RICO RASMARA NIM : A54 A100158

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KOMPONEN PETA

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DI SDN BANYUAJUH 2 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DENGAN PEMBERIAN BALIKAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 PRAYA TENGAH

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGHEMATAN AIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN STRUKTURAL SISWA KELAS V SD. Sunarti

Oleh: N. Komariyah, S.Pd.I NIP ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE BELAJAR AKTIF MODEL PEMBELAJARAN TERARAH

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1

Jurnal Ilmiah DUNIA ILMU VOL. 3. NO. 1 Juli 2017

Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA dengan Menerapkan Metode Pemberian Balikan pada Siswa Kelas III.a SDN 02 Kota Bima

Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N 23 Sabang

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

Jurnal Florea Volume 2 No. 1, April 2015 (13-17)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Matematika dan Pembelajarannya, Menyongsong Kurikulum 2013 Surabaya, 01 Juni 2013

PROSIDING ISBN :

SRI WINARNI SDN Kandat 2 Kab. Kediri

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PERMAINAN LEMPAR TURBO MELALUI PENERAPAN METODE PRAKTEK TERBIMBING. Sulama

Minarlin Listiani 12. Guru SDN 2 Tamansari Situbondo

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IX MTSN MODEL PALOPO

ISSN: Drs, M.Si, SDN Sukorejo 02 Bangsalsari Jember

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 KAUMAN

KOMPETENSI MEMAHAMI SISTEM PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINKS PAIR SHARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan

Volume 07, Nomor 02, desember 2016

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitianyang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENERAPKAN METODE PEMBERIAN BALIKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Selanjutnya data yang terkumpul diuraikan melalui analisa deskriptif. Yaitu analisa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

MODEL PEMBELAJARAN TUGAS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR DALAM MENGENAL MAKNA PENINGGALAN SEJARAH.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah/madrasah. Peranan yang harus dimainkan oleh dunia pendidikan dalam

STRATEGI PEMBELAJARAN GABUNGAN CERAMAH DAN SIMULASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 TAMPO KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI

Implementasi Metode Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN X

Suminem dan Siti Khaeriyah MAN 2 Kota Pontianak, Dinas Pendidikan Kota Pontianak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hubungan Metode Demonstrasi dengan Ketuntasan Belajar

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PENGURUSAN JENAZAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TUNTAS

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MOTIVASI CETEMAT DASAHIL PADA SISWA KELAS V TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SDN 1 KENDALREJO

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN MODEL STAD DAN ROLE PLAYING

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA

1. PENDAHULUAN. Nurdin Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Amanah Makassar Abstrak

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XII IPA 1 SMA NEGERI 5 PALEMBANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Isak Ritonga Guru Mata Pelajaran Matematika SMP Negeri 4 Medan Surel :

ISSN No Media Bina Ilmiah 71

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam pada Siswa SMP

Meningkatkan Prestasi Belajar Kimia dengan Menerapkan Model Pengajaran Tuntas pada Siswa Kelas XI.IPA SMA Negeri 1 Madapangga

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) PADA SISWA KELAS V SDN 3 TLOGOSARI SEMESTER II TAHUN

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS IX B SMP NEGERI RANUYOSO LUMAJANG SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN

MENINGKATKAN KETERLIBATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI KELAS IV SDN 181/V INTAN JAYA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR. Ratna Juita

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

MENINGKATKAN KETERAMPILAN OPERASI BILANGAN BULAT SISWA SMP MELALUI PEMBERIAN BALIKAN

PENINGKATAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE RESITASI PADA SISWA KELAS I SEMESTER I SD NEGERI DERU KECAMATAN SUMBERREJO BOJONEGORO

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD (STUDENT TEAMS

Oleh: Marliati, S.Pd.SD NIP ABSTRAK

Oleh : Darsih Windarwanti Guru SMP Negeri 1 Paron ABSTRAK

PENERAPAN METODE LEARNING TOGETHER

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PADA PELAJARAN PRODUKTIF LISTRIK DI SMK MELALUI GABUNGAN METODE CERAMAH DENGAN METODE KOOPERATIF MODEL TPS (THINK PAIR SHARE)

Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang, Jl. SK Lerik, Kota Baru Kupang

Minarsih 1) TK DHARMA WANITA DUWET TULUNGAGUNG Isna Alfi 2) IKIP PGRI MADIUN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

Kamilah SDN Sukaoneng Tambak Gresik

PENERAPAN MOTODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELAPORKAN ISI BACAAN MELALUI METODE DISKUSI. Karyadi

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo

Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd, MM* ABSTRAKSI

Langkah 1 : Penomoran Langkah 2 : Mengajukan Pertanyaan. Langkah 3 : Berpikir Bersama Langkah 4 : Menjawab METODE PENELITIAN

Oleh: Sumarji SD Negeri Semarum, Durenan, Trenggalek

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat 14. mencapai hasil belajar yang meksimal.

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MENERAPKAN MODEL BELAJAR INQUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN I JATI TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang diperoleh adalah data observasi berupa pengamatan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. klassikal jika siswa yang mendapat nilai 75 keatas lebih dari atau sama

Oleh: Tutut Trinarmi Guru SDN 2 Krandegan, Trenggalek

Transkripsi:

Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Dengan Menerapkan Metode Kooperatif Model Jigsaw Pada Siswa SMP Negeri 3 Ngrambe Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh : Umi Sholikhah, S.Pd ABSTRAK Kekawatiran bahwa semangat siswa dalam mengembangkan diri secara individual bisa terancam dalam penggunaan metode kerja kelompok bisa dimengerti karena dalam penugasan kelompok yang dilakukan secara sembarangan, siswa bukannya belajar secara maksimal, melainkan belajar mendominasi ataupun melempar tanggung jawab. Metode pembelajaran gotong royong distruktur sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota dalam satu kelompok melaksanakan taanggung jawab pribadinya karena ada sistem akuntabilitas individu. Siswa tidak bisa begitu saja membonceng jerih payah rekannya dan usaha setiap siswa akan dihargai sesuai dengan poin-poin perbaikannya. Permasalahan yang ingin dikaji dalam dalam penelitian tindakan ini adalah: (a) Apakah pembelajaran kooperatif model jigsaw berpengaruh terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial? (b) Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Untuk mengungkap pengaruh pembelajaran kooperatif model jigsaw terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. (b) Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif model jigsaw pada siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Ngrambe. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Ngrambe. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (60,71%), siklus II (75,00%), siklus III (89,29). Simpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa SMP Negeri 3 Ngrambe serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Kata Kunci: pengetahuan sosial, pembelajaran kooperatif model jigsaw PENDAHULUAN JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 111

Ada persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan dan juga sudah menjadi harapan masyarakat. Persepsi umum ini menganggap bahwa sudah merupakan tugas guru untuk mengajar dan menyodori siswa dengan muatan-muatan informasi dan pengetahuan. Guru perlu bersikap atau setidaknya dipandang oleh siswa sebagai yang mahatahu dan sumber informasi. Lebih celaka lagi, siswa belajar dalam situasi yang membebani dan menakutkan karena dibayangi oleh tuntutan-tuntutan mengejar nilai-nilai tes dan ujian yang tinggi. Tampaknya, perlu adanya perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar siswa dan interaksi antara siswa dan guru. Sudah seyogyanyalah kegiatan belajar mengajar juga lebih mempertimbangkan siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa diisi dengan muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru. Selain itu, alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa yang lainnnya. Bahkan, banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru. Sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning. Dalam sistem ini, guru bertindak sebagai fasilitator. Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong untuk melihat pengaruh pembelajaran terstruktur dan pemberian balikan terhadap prestasi belajar siswa dengan mengambil judul Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Dengan Menerapkan Metode Kooperatif Model Jigsaw Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Ngrambe tahun Pelajaran 2014/2015. Merujuk pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah pembelajaran kooperatif model jigsaw berpengaruh terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas VII SMP Negeri 3 Ngrambe Tahun Pelajaran 2014 / 2015? 2. Seberapa tinggi tingkat penguasaan meteri pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model jigsaw pada siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Ngrambe Tahun Pelajaran 2014 / 2015? Berdasar atas rumusan masalaah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengungkap pengaruh pembelajaran kooperatif model jigsaw terhadapasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas VII SMP Negeri 3 Ngrambe Tahun Pelajaran 2014 / 2015. 2. Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif model jigsaw pada siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Ngrambe. JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 112

KAJIAN PUSTAKA Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Pengertian Di dalam istilah hasil belajar, terdapat dua unsur di dalamnya, yaitu unsur hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai pebelajar dalam kegiatan belajarnya (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya), sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1995: 787). Dari pengertian ini, maka hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Sejak awal dikembangkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia, banyak dibahas mengenai bagaimana mencapai hasil belajar yang efektif. Para pakar dibidang pendidikan dan psikologi mencoba mengidentifikasikan faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar, para pelaksana maupun pelaku kegiatan belajar dapat memberi intervensi positif untuk meningkatkan hasil belajar yang akan diperoleh. Secara implisit, ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor Internal Foktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis. Faktor fisiologis sangat menunjang atau melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan lain pengaruhnya dibanding jasmani yang keadaannya kurang sehat. Untuk menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi harus cukup. Hal ini disebabkan, kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan keadaan jasmani lemah yang mengakibatkan lekas mengantuk dan lelah. b. Faktor Eksternal Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah, dan masyarakat. 1) Faktor yang berasal dari orang tua 2) Faktor yang berasal dari sekolah 3) Faktor yang berasal dari masyarakat Pengajaran Kooperatif Pengajaran kooperatif (Cooperatif Learning) memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar (Houlobec, 2001). 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang histories, serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena adanya perbedaan, manusia dapat silih asah (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa. JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 113

2. Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya: (1) saling ketergantungan positif; (2) interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan (Abdurrahman & Bintoro, 2000:78-79) 3. Peran Guru dalam Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif menuntut guru untuk berperan relatif berbeda dari pembelajaran tradisional. Berbagai peran guru dalam pembelajaran kooperatif tersebut Model Jigsaw Melalui metode Jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari atau enam siswa dengan karakteristik yang heterogen. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks; dan tiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut. Pada anggota dari berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam itu desebut kelompok pakar (expert group). Selanjutnya, para pakar siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompoknya semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam home teams, para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari. Dalam metode Jigsaw versi Slavin. Individu atau tim yang memperoleh skor tinggi diberi penghargaan oleh guru. METODOLOGI PENELITIAN Bentuk Penelitian Tindakan Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997: 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu, (a) guru sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terintegratif; (d) administrasi sosial eksperimental. Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian 1. Tempat Penelitian JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 114

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 3 Ngrambe. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. 3. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 3 Ngrambe Tahun Pelajaran 2014/2015 pada pokok bahasan Usaha Manusia Memenuhi Kebutuhan. Metode Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan belajar aktif, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif. Teknik Analisis Data Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran kooperatif model jigsaw dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus. Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan pengelolaan pembelajaran kooperatif model jigsaw yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif model jigsaw dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan data pengamatan aktivitas siswa dan guru. Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran kooperatif model jigsaw. Analisis Item Butir Soal Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrument penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes yang dilakukan meliputi: 1. Validitas Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 115

kelayakan tes sehingga dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Dari perhitungan 45 soal diperoleh 15 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil dari validits soalsoal dirangkum dalam tabel di bawah ini. Tabel 1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa Soal Valid 1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45 Soal Tidak Valid 5, 6, 8, 15, 16, 18, 20, 22, 24, 31, 32, 33, 34, 35, 40, 46 2. Reliabilitas Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji reliabilitasnya. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r11 sebesar 0, 554. Harga ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N = 28) dengan r (95%) = 0,374. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat reliabilitas. 3. Taraf Kesukaran (P) Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal. Hasil analisis menunjukkan dari 46 soal yang diuji terdapat: - 20 soal mudah - 16 soal sedang - 10 soal sukar 4. Daya Pembeda Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkteriteria jelek sebanyak 16 soal, berkriteria cukup 20 soal, berkriteria baik 10 soal. Dengan demikian soalsoal tes yang digunakan telah memenuhi syara-syarat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Analisis Data Penelitian Persiklus 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 8 September 2014 di Kelas VII SMP Negeri 3 Ngrambe dengan jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 116

dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif 1 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut: Table 2. Nilai Tes Formatif Pada Siklus I No. Urut Nilai Keterangan Keterangan No. Urut Nilai T TT T TT 1 60 15 60 2 50 16 70 3 80 17 70 4 70 18 80 5 60 19 70 6 80 20 50 7 50 21 70 8 70 22 70 9 80 23 60 10 50 24 80 11 60 25 70 12 60 26 60 13 80 27 70 14 70 28 80 Jumlah 920 7 7 Jumlah 960 10 4 Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800 Jumlah Skor Tercapai 1880 Rata-Rata Skor Tercapai 67,14 Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Jumlah siswa yang tuntas : 17 Jumlah siswa yang belum tuntas : 11 Klasikal : Belum tuntas Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I No Uraian Hasil Siklus I 1 2 3 Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar 67,14 17 60,71 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model jigsaw diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 67,14 dan ketuntasan belajar mencapai 60,71% atau ada 17 siswa dari 28 siswa sudah JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 117

tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 65 hanya sebesar 60,71% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih baru dan asing terhadap metode baru yang diterapkan dalam proses belajar mengajar. c. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: 1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran 2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu 3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung. d. Refisi Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya refisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. 1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. 2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan 3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias. 2. Siklus II a. Tahap perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 15 September 2014 di Kelas VII SMP NEGERI 3 Ngrambe, dengan jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalah atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif 2 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut. JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 118

Table 4. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II No. Keterangan No. Keterangan Nilai Nilai Urut T TT Urut T TT 1 80 15 70 2 70 16 60 3 90 17 80 4 50 18 70 5 70 19 70 6 70 20 70 7 70 21 60 8 60 22 90 9 70 23 80 10 80 24 60 11 80 25 80 12 70 26 60 13 70 27 90 14 70 28 70 Jumlah 1000 11 3 Jumlah 1010 10 4 Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800 Jumlah Skor Tercapai 2010 Rata-Rata Skor Tercapai 71,79 Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Jumlah siswa yang tuntas : 21 Jumlah siswa yang belum tuntas : 7 Klasikal : Belum tuntas Tabel 5. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II No Uraian Hasil Siklus II 1 2 3 Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar 71,79 21 75,00 Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 71,79 dan ketuntasan belajar mencapai 75,00% atau ada 21 siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena siswa mambantu siswa yang kurang mampu dalam mata pelajaran yang mereka pelajari. Disamping itu adanya kemampuan guru yang mulai meningkat dalam prose belajar mengajar. JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 119

c. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: 1) Memotivasi siswa 2) Membimbing siswa merumus kan kesimpulan/menemukan konsep 3) Pengelolaan waktu d. Revisi Rancangan Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus II antara lain: 1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung. 2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya. 3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep. 4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar. Table 6. Nilai Tes Formatif Pada Siklus III 3. Siklus III a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap kegiatan dan pengamatan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 22 September 2014 di Kelas VII SMP Negeri 3 Ngrambe dengan jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhati kan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksa nakan bersamaan dengan pelaksana an belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif 3 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut: Keterangan Keterangan No. Urut Nilai No. Urut Nilai T TT T TT 1 60 15 80 2 80 16 90 JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 120

3 80 17 80 4 70 18 70 5 70 19 80 6 90 20 60 7 80 21 80 8 60 22 90 9 80 23 80 10 90 24 70 11 70 25 80 12 80 26 70 13 90 27 70 14 70 28 90 Jumlah 1070 12 2 Jumlah 1090 13 1 Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800 Jumlah Skor Tercapai 2160 Rata-Rata Skor Tercapai 77,14 Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Jumlah siswa yang tuntas : 25 Jumlah siswa yang belum tuntas : 3 Klasikal : Tuntas Tabel 7. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III No Uraian Hasil Siklus III 1 2 3 Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar 77,14 25 89,29 Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 77,14 dan dari 28 siswa yang telah tuntas sebanyak 25 siswa dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 89,29% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan siswa dalam mempelajari materi pelajaran yang telah diterapkan selama ini serta ada tanggung jawab kelompok dari siswa yang lebih mampu untuk mengajari temannya kurang mampu. c. Refleksi Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran kooperatif model jigsaw. Dari data-data yang JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 121

telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut: 1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masingmasing aspek cukup besar. 2. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung. 3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 4. Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai ketuntasan. d. Revisi Pelaksanaan Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran kooperatif model jigsaw dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembahasan 1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru selama ini (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu masingmasing 60,71%, 75,00%, dan 89,29%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. 2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran kooperatif model jigsaw dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif dalam peningkatan prestasi belajar siswa, yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. 3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan pembelajaran kooperatif model jigsaw yang paling dominan adalah, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas isiswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif model jigsaw JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 122

dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar. KESIMPULAN Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan pembelajaran kooperatif model jigsaw memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (60,71%), siklus II (75,00%), siklus III (89,29%). 2. Penerapan pembelajaran kooperatif model jigsaw mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa untuk mempelajari kembali materi pelajaran yang telah diterima, hal ini ditunjukan dengan antusias siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan pembelajaran kooperatif model jigsaw sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar. 3. Pembelajaran kooperatif model jigsaw memiliki dampak positif terhadap kerjasama antara siswa, hal ini ditunjukkan adanya tanggung jawab dalam kelompok dimana siswa yang lebih mampu mengajari temannya yang kurang mampu. SARAN 1. Untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif model jigsaw memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mempu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan pembelajaran kooperatif model jigsaw dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran yang sesuai, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di kelas VII SMP Negeri 3 Ngrambe 4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikanperbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon. Arikunto, Suharsimi. 1989. Penilaian Program Pendidikan. Proyek JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 123

Pengembangan LPTK Depdikbud. Dirjen Dikti. Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta. Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta. Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston. Dayan, Anto. 1972. Pengantar Metode Statistik Deskriptif. Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta. Djamarah. Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta. Foster, Bob. 1999. Seribu Pena SLTP Kelas I. Jakarta: Erlangga. Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yoyakarta. Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Hamalik, Oemar. 1999. Kurikuum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta. Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah PanitianPelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se- Kabupaten Tuban. Mursell, James ( - ). Succesfull Teaching (terjemahan). Bandung: Jemmars. Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya. Poerwodarminto. 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Bina Ilmu. Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Slameto, 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU- PPAI, Universitas Terbuka. JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 124

Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset. Suryosubroto, b. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta. Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan Mengajar. (terjemahan) Bandung: Jemmars. JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 125