BAB VII HARAPAN MASYARAKAT TERHADAP PENGEMBANGAN EKOWISATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGEMBANGAN EKOWISATA

BAB V PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MITOS DAN NORMA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Kerangka Sampling Masyarakat Kampung Batusuhunan, Kelurahan Surade, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Jenis Kelamin

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA ISLAMI CURUG CIGANGSA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Cilacap merupakan kota yang terletak di sebelah selatan dari

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT TERHADAP PERUBAHAN KONDISI EKOLOGI, SOSIAL DAN EKONOMI DI KAMPUNG BATUSUHUNAN, SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian nasional. Jumlah wisatawan terus bertambah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. alam dan budayanya memiliki potensi pengembangan pariwistata yang luar biasa

PENGARUH EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT TERHADAP PERUBAHAN KONDISI EKOLOGI, SOSIAL DAN EKONOMI DI KAMPUNG BATUSUHUNAN, SUKABUMI EMMA HIJRIATI

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Kondisi Umum Kawasan Muaro Silokek Durian Gadang. Kawasan Musiduga terletak di Kanagarian Muaro, Kanagarian Silokek,

KEADAAN UMUM KOTA YOGYAKARTA. satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus kota di samping 4 daerah tingkat II

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Namun demikian tonggak-tonggak sejarah dalam pariwisata sebagai fenomena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata terus dikembangkan dan menjadi program pembangunan nasional Sumber : World Tourism Organization (2015)

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi Masyarakat Dalam, Inta Sulisdiyanti, FKIP, UMP, 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda-beda. Kekayaan itu menyebar ke seluruh daerah termasuk Sumatera

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VI PENUTUP. Pengelolaan obyek wisata minat khusus Kalisuci Cave Tubing merupakan

VI. DESKRIPSI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan memiliki prospek baik, potensi hutan alam yang menarik. memiliki potensi yang baik apabila digarap dan sungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. (2009) saat ini Indonesia memiliki luas kawasan hutan seluas juta

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah sejumlah warga di Kelurahan Ujung Menteng

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB VI KONFLIK PERAN WANITA BEKERJA

BAB V STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT LOKAL DESA GOROWONG. 5.1 Strategi Nafkah Kampung Ater dan Kampung Ciawian

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. a. Sikap partisipasi aktif berpengaruh signifikan terhadap intensi

BAB VI PENUTUP. a. Berdasarkan jenis kelamin, responden yang menyatakan bahwa figur Tri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. wisata alam tersebar di laut, pantai, hutan dan gunung, dimana dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

BAB V BEBAN GANDA WANITA BEKERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

1. Analisis dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

PERSEPSI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG KELUARGA KECIL (KASUS PADA ETNIS BATAK TOBA DI DAERAH ASAL DAN PERANTAUAN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Industri kerajinan boneka kain di kecamatan Sukajadi merupakan salah

VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

BAB IV KESIMPULAN. aktivitas pariwisata bersifat positif dan negatif. Dampak positif yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BAB VI PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR HUTAN TERHADAP PHBM

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya. Ikatan suci ini adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perguruan tinggi disuatu daerah seringkali akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini merupakan salah satu industri terbesar di dunia. World

BAB I PENDAHULUAN. kata yaitu pari yang berarti banyak, berkali-kali,berputar-putar, sedangkan wisata

PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agrowisata

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Kemiling,

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu bangsa untuk meningkatkan kesajahteraan masyarakatnya, tidak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penilaian Frankl Behavior Rating Scale pada responden yang berjumlah 44

BAB IV PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN POTENSI PARIWISATA DI DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KOTA AGUNG TIMUR KABUPATEN TANGGAMUS

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang multi culture yang berarti didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang mengutamakan

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB VI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA

BAB 4 HASIL DAN PENELITIAN. Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah responden dengan

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

BAB IV ANALISIS PENGARUH PERSEPSI BERJILBAB TERHADAP MOTIVASI BERJILBAB PESERTA DIDIK DI MA YIC BANDAR KAB. BATANG

BAB V PENUTUP. pada masa ini namun juga bagaimana kemanfaatannya pada masa mendatang. ekonomi sebagai tujuan utama pembangunan.

BAB III METODE PENELITIAN. dokumentasi.menurut Straus and Cobin dalam Soesilo, pada pokoknya ada tiga

BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

1. Bab I Pendahuluan Latar belakang

Transkripsi:

62 BAB VII HARAPAN MASYARAKAT TERHADAP PENGEMBANGAN EKOWISATA 7.1 Harapan Masyarakat terhadap Pengembangan Ekowisata Pengembangan suatu kawasan menjadi kawasan ekowisata tentu saja akan menumbuhkan harapan dalam diri masyarakat agar ekowisata tersebut dapat memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan masyarakat juga lingkungan setempat. Pada penelitian ini harapan masyarakat dibagi menjadi tiga sektor, antara lain sektor ekonomi, ekologi, dan sosial budaya. Sub bab ini akan melihat hubungan antara karakteristik masyarakat yang terdiri dari jenis kelamin dan tingkat usia dengan harapan masyarakat terhadap pengembangan ekowisata di Kampung Batusuhunan. Persentase responden dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Persentase Responden berdasarkan Karakteristik dan Harapan Masyarakat dalam Pengembangan Ekowisata di Kampung Batusuhunan, Tahun 2012 Karakteristik Harapan Masyarakat dalam Pengembangan Ekowisata Total Ekonomi Ekologi Sosial Budaya Jenis Pria 75,0 10,0 15,0 100,0 Kelamin Wanita 77,8 16,7 5,5 100,0 Tingkat Muda 71,4 14,3 14,3 100,0 Usia Menengah 64,3 21,4 14,3 100,0 Tua 100,0 0 0 100,0 Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa jumlah persentase responden terbesar berada pada sektor ekonomi. Sedangkan untuk sektor ekologi dan sosial budaya, jumlah persentase responden tidak jauh berbeda. Hal ini disebabkan beberapa hal, antara lain : 1. Responden merupakan masyarakat asli Kampung Batusuhunan yang mayoritas bekerja di sektor pertanian. Pendapatan masyarakat dalam bidang pertanian dianggap oleh masyarakat setempat belum cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Sehingga adanya ekowisata diharapkan dapat menambah pendapatan masyarakat.

63 2. Curug (air terjun) Cigangsa merupakan kekayaan alam yang sebelumnya masih sangat alami. Sehingga masyarakat berharap dengan adanya ekowisata, maka Curug Cigangsa akan semakin dilestarikan dan mendapatkan perbaikan di jalan-jalan menuju lokasi curug. 3. Responden berharap dengan adanya ekowisata, maka kebudayaan Islam yang dimiliki oleh masyarakat setempat akan semakin dilestarikan. Harapan responden baik berdasarkan jenis kelamin maupun tingkat usia, lebih banyak berada pada sektor ekonomi dibandingkan pada sektor ekologi dan sosial budaya. Pada bab selanjutnya, akan dilihat hubungan antara sikap masyarakat terhadap pelanggaran mitos dan norma dengan harapan masyarakat terhadap pengembangan ekowisata. 7.2 Hubungan Sikap Masyarakat terhadap Pelanggaran Mitos dan Norma dengan Harapan Masyarakat terhadap Pengembangan Ekowisata Mitos dan Norma yang terdapat di Kampung Batusuhunan dilestarikan sebagai pedoman dalam mengelola ekowisata Islami di Curug Cigangsa. Wisatawan yang datang merupakan orang luar yang sebelumnya tidak mengetahui mitos dan norma tersebut, sehingga akan besar kemungkinan wisatawan tersebut melanggar mitos dan norma yang selama ini dilestarikan. Sikap masyarakat terhadap wisatawan yang melanggar mitos dan norma merupakan salah satu upaya pencegahan dampak negatif yang dipengaruhi oleh tingkah laku wisatawan. Pada sub bab ini dilihat bagaimana hubungan sikap masyarakat terhadap pelanggaran mitos dan norma dengan harapan masyarakat dalam pengembangan kawasan ekowisata di Kampung Batusuhunan. Data yang telah diperoleh dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Persentase Responden berdasarkan Sikap dan Harapan Masyarakat dalam Pengembangan Ekowisata di Kampung Batusuhunan, Tahun 2012 Sikap Harapan Masyarakat dalam Pengembangan Ekowisata Total Ekonomi Ekologi Sosial Budaya Rendah 0 0 0 0 Sedang 73,8 10,5 10,5 94,8 Tinggi 2,6 2,6 0 5,2 Total 100,0

64 Pada Tabel 12, dapat dilihat bahwa sebanyak 94,8 persen responden yang memiliki sikap sedang memiliki harapan yang berbeda-beda terhadap pengembangan kawasan ekowisata dengan jumlah terbesar berada pada sektor ekonomi. Sedangkan pada sikap responden yang tinggi, tidak ada responden yang memiliki harapan pada sektor sosial budaya dan hanya memilih sektor ekonomi dan ekologi. Hal ini disebabkan, : 1. Sebagian besar responden akan menunjukkan sikap sedang terhadap wisatawan yang melanggar mitos dan norma dan sebagian besar responden tersebut mengingkan adanya peningkatan dalam bidang ekonomi dari dibukanya kawasan ekowisata dikarenakan kondisi masyarakat yang selama ini hanya bergantung pada bidang pertanian. 2. Responden yang akan menunjukkan sikap tinggi hanya sebagian kecil dari jumlah keseluruhan responden dan merepresentasikan masyarakat yang menginginkan adanya peningkatan ekonomi juga perbaikan ekologi dibandingkan dengan pelestarian sosial budaya. Hal ini disebabkan responden menganggap bahwa Kampung Batusuhunan kurang maju baik dalam bidang ekonomi juga dalam bidang infrastruktur dibandingkan dengan kampung lainnya di Kelurahan Surade. Tabel 12 menunjukkan bahwa walaupun sikap yang akan ditunjukkan responden terhadap pelanggaran mitos dan norma itu tinggi dikarenakan ketakutan akan masuknya dampak negatif, akan tetapi harapan responden tetap berada pada sektor ekonomi. Pada sub bab selanjutnya, akan dilihat hubungan antara harapan masyarakat dengan persepsi masyarakat terhadap pengembangan ekowisata. Hal ini dikarenakan penelitian ini juga ingin melihat harapan masyarakat terhadap aspek yang mana yang mendorongnya untuk menyetujui pengembangan kawasan ekowisata. 7.3 Hubungan Harapan Masyarakat dengan Persepsi Masyarakat terhadap Pengembangan Ekowisata Masyarakat sebagai aktor utama dalam pengembangan kawasan dimulai dari persetujuan akan ide dibukanya kawasan Curug Cigangsa menjadi kawasan ekowisata hingga pengelolaan ekowisata itu sendiri tentu saja didorong oleh harapan dari masyarakat yang berbeda-beda tiap individu. Masing-masing

65 masyarakat memiliki keinginan yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing. Pada Tabel 13, akan dilihat hubungan antara harapan masyarakat dengan persepsi masyarakat terhadap pengembangan ekowisata di Kampung Batusuhunan. Tabel 13. Persentase Responden berdasarkan Harapan dan Persepsi Masyarakat terhadap Pengembangan Ekowisata di Kampung Batusuhunan, Tahun 2012 Harapan Persepsi terhadap Pengembangan Ekowisata Total Setuju Tidak Setuju Ekonomi 63,2 13,2 76,4 Ekologi 10,5 2,6 13,1 Sosial Budaya 10,5 0 10,5 Total 100,0 Pada Tabel 13, dapat dilihat bahwa responden yang setuju dengan pengembangan kawasan ekowisata sebagian besar didukung oleh harapan akan aspek ekonomi. Kondisi Kampung Batusuhunan yang masih kurang maju dalam bidang infrastruktur dan pendapatan kampung dibandingkan kampung-kampung yang terdapat di Kelurahan Surade lainnya menjadi salah satu motif bagi masyarakat untuk menyetujui pengembangan kawasan ini. Terdapat juga responden yang tidak setuju dengan pengembangan kawasan, akan tetapi tetap memiliki harapan pada aspek ekonomi. Tingginya persentase pada aspek ekonomi menunjukkan bahwa masyarakat Kampung Batusuhunan menyetujui pengembangan kawasan ini karena didorong oleh keinginan untuk mendapat peningkatan taraf ekonomi baik bagi diri sendiri maupun bagi Kampung Batusuhunan. 7.4 Ikhtisar Pengembangan suatu kawasan menjadi kawasan ekowisata didasarkan pada keinginan dan harapan berbagai pihak untuk kemajuan masyarakat dan lokasi tempat dikembangkannya ekowisata. Masyarakat sebagai aktor utama kegiatan ekowisata di Kampung Batusuhunan menjadikan harapan masyarakat terhadap pengembangan ekowisata sangat penting untuk diteliti.

66 1. Hubungan antara karakteristik masyarakat dengan harapan masyarakat terhadap pengembangan ekowisata menunjukkan bahwa sebagian besar responden baik berdasarkan jenis kelamin maupun tingkat usia memiliki harapan yang tinggi dalam aspek ekonomi mengingat kondisi ekonomi masyarakat Kampung Batusuhunan yang rendah dibandingkan dengan kondisi ekonomi masyarakat kampung-kampung lainnya di Kelurahan Surade. 2. Hubungan antara sikap masyarakat dengan harapan masyarakat terhadap pengembangan kawasan ekowisata menunjukkan bahwa sikap responden yang akan menunjukkan sikap sedang merupakan responden yang memiliki harapan paling tinggi terhadap bidang ekonomi kemudian baru disusul dengan bidang ekologi dan sosial budaya. Responden yang akan menunjukkan sikap tinggi juga memiliki harapan paling besar pada bidang ekonomi dibandingkan dengan bidang ekologi maupun sosial budaya. 3. Hubungan antara harapan masyarakat dengan persepsi masyarakat terhadap pengembangan ekowisata menunjukkan bahwa responden yang setuju dengan pengembangan kawasan merupakan responden yang memiliki harapan tinggi dalam bidang ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa motif utama masyarakat menyetujui ide pengembangan dikarenakan mengingingkan peningkatan dalam bidang ekonomi.