KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA Jl. Raya Pasar Minggu Km. 19 Tlp. 7942374 Jakarta Selatan 12072 SAMBUTAN SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI FASILITASI KER JASAMA LUAR NEGERI DITJEN BINA PEMERINTAHAN DESA Jakarta, 16-18 April 2017 Bismillahirrahmanirrahiim. Assalaamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam Sejahtera bagi kita semua. Yth. Para Direktur di lingkungan Ditjen Bina Pemerintahan Desa Yth. Para Kepala DPMPD Provinsi, Kab/Kota lokasi kerja sama atau yang mewakili Yth. Para Regional Representative INGO Yth. Para Narasumber dan Peserta Rakor sekalian yang berbahagia
Mengawali pertemuan ini, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas ridho dan perkenan-nya kita dapat hadir mengikuti kegiatan "Rapat Koordinasi Fasilitasi Kerja Sama Luar Negeri Tahun 2017 Ditjen Bina Pemdes Kemendagri Dengan INGO dalam keadaan sehat wal afiat. Saudara-Saudara Sekalian Yang Berbahagia Sebagai pengantar pelaksanaan rakor ini, saya ingin menyegarkan kembali ingatan kita semua, bahwa forum ini diselenggarakan untuk saling berbagi dan bertukar informasi, masukan, saran ataupun rekomendasi sebagai usaha untuk terusmenerus menyempurnakan pelaksanaan program kerjasama luar negeri antara Ditjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri dengan INGO (International Non Governmental Organization) di bidang Pembinaan Pemerintahan Desa, Kelembagaan Desa dan Masyarakat Desa. 2
Sejalan dengan hal tersebut, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa mengamanatkan bahwa desa perlu dilindungi dan diberdayakan agar dapat menjadi desa yang kuat, maju, mandiri dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan dan menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Guna memperkuat kedudukan desa tersebut diatas, Pemerintahan Jokowi-JK secara eksplisit menempatkan desa sebagai basis pembangunan, sebagaimana tercantum dalam salah satu NAWACITA (9 agenda prioritas pembangunan nasional) pada poin 3 (tiga) menyebutkan: membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, melalui pemerataan pembangunan antar wilayah, terutama desa dan kawasan timur Indonesia serta kawasan perbatasan. 3
Munculnya kebijakan ini di satu sisi tentunya membawa harapan besar bagi seluruh desa di Indonesia, dimana peran pemerintahan desa sangat penting dan strategis mengingat sebagian masyarakat tinggal di desa. Dengan demikian maka desa akan menjadi subjek dalam pelaksanaan beragam aktivitas pembangunan sehingga diharapkan dapat menjadikan desa lebih maju, mandiri, dan sejahtera, serta meningkatnya kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Namun disisi lain, masih terdapat beberapa permasalahan diantaranya adalah kualitas sumber daya aparatur pemerintahan desa yang masih rendah, kelembagaan pemerintahan desa belum berjalan secara optimal, anggaran dan sarana prasarana pendukung pelayanan pemerintahan desa masih belum memadai, serta koordinasi antar sektor dalam pelaksanaan pembangunan masih lemah. 4
Berkenaan dengan kondisi tersebut, Kemendagri membuka peluang kerjasama dengan International Non Govermental Organization (INGO) yang secara tulus ingin turut berperan serta mendukung Program Nawacita Pemerintahan Jokowi-JK terutama dalam membangun Indonesia dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Perlu kita sadari bahwa Luasnya wilayah negara Indonesia dan besarnya jumlah penduduk yang harus dibangun dan diberdayakan, sehingga memungkinkan ada wilayah atau kelompokkelompok masyarakat yang belum tersentuh program-program pembangunan, serta anggaran pemerintah pusat dan daerah yang belum mencukupi sehingga menjadikan kerjasama ini menjadi semakin penting dan strategis. 5
Mengacu pada mekanisme kerjasama, maka pada tataran kebijakan, kerjasama ini dilakukan oleh Kemendagri dalam hal ini Pusat Fasilitasi Kerjasama Setjen Kemendagri dengan INGO yang dituangkan dalam bentuk Memorandum Saling Pengertian (MSP), dimana setiap MSP berlaku selama 3 tahun. Sebagaimana Saudara-Sasudara ketahui, saat ini ada 3 (tiga) INGO yang menjalin kerjasama dengan Ditjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri yaitu: VECO (Vredeseilanden Country Office Indonesia) dari BELGIA; ASB (Arbeiter Samariter Bund Deutschland e.v) dari JERMAN; kemudian ICCO (Interchurch Organization for Development Cooperation). Pada kesempatan ini dapat kami informasi bahwa pada bulan Januari dan Maret Tahun 2017 Kemendagri melalui Pusat Fasilitasi Kerjasama dan INGO telah sepakat memperpanjang kerja sama selama tiga tahun kedepan. 6
Saudara-Saudara Sekalian Yang Berbahagia. Jika secara kebijakan, pelaksanaan kerjasama ini dilakukan oleh Pusat Fasilitasi Kerjasama Kemendagri, maka secara teknis, pelaksanaan pembinaan, koordinasi, monitoring dan evaluasi kerjasama dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa. Sementara lokasi pelaksanaan program kerjasama Berdasarkan MSP dan Arahan Program yang telah ditandatangai bersama berada di 42 kabupaten/kota pada 12 provinsi antara lain: Provinsi Sumatra Barat, Jambi, Lampung, Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat. Selaku pelaksana teknis kerjasama, maka Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa memegang peranan yang sangat strategis dalam membina, mengkoordinasikan, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program-program yang dilaksanakan oleh INGO. Pembinaan, koordinasi, monitoring dan evaluasi dalam hal ini pada satu sisi 7
dimaksudkan untuk menjamin bahwa INGO yang bekerjasama dengan Kemendagri benar-benar bekerja untuk kepentingan Pembinaan Pemerintahan Desa, Kelembagaan Desa dan Masyarakat Desa. Sementara pada sisi lain, pembinaan, koordinasi, monitoring dan evaluasi diarahkan untuk menjamin sinergitas program antara program yang dilaksanakan oleh INGO, pemerintah dan pemerintah daerah, sehingga program dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi keberdayaan dan kemandirian masyarakat. Saudara-Saudara Sekalian Yang Berbahagia. Dalam konteks pembinaan, koordinasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan program kerjasama ini, maka Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa tidak mungkin mampu melakukannya secara efektif dan efisien tanpa peran serta pemerintah daerah. Keterbatasan sumber daya 8
baik personil, waktu, maupun anggaran dikaitkan dengan ragam program dan jauhnya jangkauan, menjadi kendala yang dihadapi. Sementara dipihak lain, justru daerahlah baik Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota yang lebih mengetahui efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program kerjasama. Karena memang pada kenyataannya pelaksanaan program kerjasama berada di daerah. Dengan demikian peran Pemerintah Provinsi melalui Dinas Pemberdayaaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) atau atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ditunjuk, menjadi sangat penting dalam mengambil peran pembinaan, koordinasi, monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan program kerjasama di wilayahnya. Demikian halnya dengan peran DPMPD Kabupaten/Kota mutlak diperlukan untuk menjamin bahwa program kerjasama ini memang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat kelompok khususnya yang menjadi kelompok sasaran program. 9
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluai program INGO Tim Teknis Kerja Sama Luar Kementerian/Lembaga terkait pada Tahun 2016, banyak kesan dan respons yang sangat positif dari masyarakat kelompok sasaran, DPMPD Provinsi dan Kabupaten/Kota dimana Program-program Pembinaan Pemerintahan Desa, Kelembagaan Desa dan Masyarakat Desa yang dilaksanakan oleh INGO di daerah menunjukkan bahwa sinergitas kerjasama antara Kemendagri, INGO, dan Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota telah berjalan dengan baik, sehingga program berdampak positif terhadap masyarakat kelompok sasaran. Saudara-Saudara Sekalian Yang Berbahagia. Sebagai wujud apresiasi kami atas sinergitas kerjasama yang baik antara Kemendagri, INGO, dan Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota, maka kami terus berupaya memperbaiki mekanisme tata kelola program kerjasama. Ditjen Bina Pemerintahan Desa akan 10
melakukan revisi terhadap Petunjuk Teknis Operasional (PTO) pelaksanaan kerjasama luar negeri, sehingga dapat mengakomodir masukkan daerah terhadap Pelaksanaan kerja sama. Kami memfasilitasi secara lebih rinci mekanisme pelaksanaan kerjasama mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, koordinasi, monitoring dan evalusi serta pelaporan pelaksanaan program. Pembagian peran antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/ kota serta INGO sudah kami petakan sedemikian rupa, hingga memberikan kejelasan peran masing-masing. Dalam waktu dekat Petunjuk Teknis Operasional akan kami publikasikan dan dapat di download pada website Ditjen Bina Pemdes www.binapemdes.kemendagri.go.id. Saudara-Saudara Sekalian Yang Berbahagia. Sebagai bahan renungan kita bersama dalam pelaksanaan rakor ini, saya ingin mengingatkan bahwa apapun program maupun kegiatan yang dilaksanakan oleh INGO adalah dalam rangka 11
mendukung program pemerintah daerah. Oleh karena itu sinergitas atau keterpaduan program antara Program Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota dengan INGO harus menjadi kata kunci. Melalui sinergitas, kita harapkan tidak terjadi kondisi dimana program INGO menyimpang dari rencana strategis daerah. Untuk mewujudkan sinergitas ini, kiranya perlu kita menyadari akan pentingnya menghargai peran masing-masing dalam semangat kemitraan. Di satu sisi kami harapkan peran DPMPD Provinsi maupun kabupaten/ kota dalam menjamin sinergitas ini melalui keterlibatan dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) INGO. Demikian halnya dalam pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan program maupun kegiatan masingmasing DPMPD kami harapkan mengambil peran optimal khususnya dalam memfasilitasi masyarakat kelompok sasaran program. Sementara itu pada sisi lain, INGO wajib untuk selalu berkoordinasi dengan DPMPD Provinsi dan Kabupaten/ Kota. 12
Secara lebih spesifik dalam proses perencanaan, maka RKT yang disusun harus ditandatangani bersama oleh INGO dan DPMPD Kabupaten/ Kota serta diketahui oleh DPMPD Provinsi. Dalam proses pelaksanaan, INGO juga harus senantiasa berkoordinasi dengan DPMPD setempat tentang perkembangan pelaksanaan program. Mitra lokal yang ditunjukpun harus LSM yang sudah berbadan hukum atau memiliki akte notaris serta terdaftar pada Kantor Kesbangpol setempat. Pada akhir tahun anggaran, telah disepakati INGO wajib menyusun laporan pelaksanaan kegiatan yang disampaikan baik kepada Pusat Fasilitasi Kerjasama Kemendagri, Ditjen Bina Pemerintahan Desa, maupun DPMPD Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dengan pembagian peran seperti ini, kami harapkan pelaksanaan program kerjasama ini secara berkelanjutan benarbenar lancar, efektif dan efisien serta memberikan manfaat yang sesungguhnya kepada masyarakat yang menjadi kelompok sasaran. 13
Saudara-Saudara Sekalian Yang Berbahagia. Sebelum saya mengakhiri sambutan ini, sebagaimana saya sampaikan tadi di awal, dimana rakor ini saya harapkan bisa menjadi forum saling berbagi dan bertukar informasi, masukan, saran ataupun rekomendasi demi penyempurnaan program kerjasama luar negeri ke depan, serta menyadari dinamika lapangan yang demikian tinggi, maka saya juga berharap rakor ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi secara seksama mengenai perkembangan pelaksanaan program dan rencana kegiatan yang dikelola oleh INGO tahun 2017, serta memberikan masukan dalam rangka pengembangan dan pelaksanaan program kerja sama ke depan. Saya berharap kita yang mengemban tugas dan tanggung jawab dalam bidang Pembinaan Pemerintahan Desa, Kelembagaan Desa dan Masyarakat Desa, terus memelihara dan meningkatkan kepedulian dan keberpihakan yang teguh terhadap setiap upaya 14
yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Demikianlah beberapa hal yang dapat Saya sampaikan pada kesempatan ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah dan bimbingannya bagi kita dalam rangka menciptakan pemerintahan yang transparan, akuntabel dan melayani. Dengan mengucap Bismillahirahmanirrahim, saya nyatakan Rapat Koordinasi Fasilitasi Kerja Sama Luar Negeri Tahun 2017 secara resmi DIBUKA. Wabillahi taufiq walhidayah. Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh a.n. DIREKTUR JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL MOHAMMAD RIZAL, SE, M.Si 15