BAB II BAHAN RUJUKAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Rivai dalam bukunya yang berjudul manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan (2009;2) menyatakan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian Manajemen dan Fungsi Manajemen Pengertian Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Bab II LANDASAN TEORI. dapat digunakan guna memenuhi kebutuhan itu sendiri. Tugas manajemen yang paling

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia. 1. Menurut Tulus dalam Suharyanto dan Hadna (2005:16);

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disiplin berasal dari kata disple yang artinya patuh, patuh baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni untuk menerapkan fungsifungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN. manajemen, disebut manajemen sumber daya manusia karena bergerak di bidang

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

BAB II BAHAN RUJUKAN

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia. Sesuai dengan identifikasi masalah yang diuraikan, maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertemuan Kedua Ketiga Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti

KARYA ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEDISIPLINAN KARYAWAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. mencapai keberhasilan. Tanpa aspek manusia sulit kiranya tujuan organisasi dapat

2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen berasal dari bahasa inggris yakni dari kata to manage yang

BAB II LANDASAN TEORI. harga, kartu penduduk, bagan organisasi, foto-foto dan lain sebagainya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 5, September 2017 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CV JAYA RAYA DI NGABANG

BAB II LANDASAN TEORI. kumpulan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya memanage. dengan pencapaian sasaran, organisasi secara efektif dan efisien.

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Unsur manusia ini berkembang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya perkembangan dunia usaha yang selaras dengan

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia membahas dan mengemukakan bagaimana suatu organisasi mengolah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Sebelum memberikan pengertian tentang Manajemen Sumber Daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT MALINDO PERSADA KHATULISTIWA KARANGAN ESTATE DI KARANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KARYAWAN PADA CREDIT UNION MURA KOPA BALAI KARANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Manullang (2004:5) menyatakan bahwa : Manajemen adalah seni dan

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA RESTORAN DAN ISTANA KUE CITA RASA DIPONTIANAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

39 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Adapun yang diatur merupakan unsur-unsur manajemen yang terdiri dari man, money, methods, machines, materials, dan market. Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna unsur-unsur manajemen akan dapat ditingkatkan. Untuk memahami tentang manajemen, ada baiknya kita terlebih dahulu mengetahui beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli : Menurut Draft Richard (2002;8 ) dalam buku Manajemen : Manajemen adalah pencapaian sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasiaan, kepemimpinan dan pengendalian sumber daya organisasi. Dari definisi di atas disimpulkan bahwa Manajemen adalah suatu proses yang harus dilakukan dengan seefektif dan seefisien mungkin melalui keterkaitan antara perencanaan, pengorganisasiaan, kepemimpinan dan pengendalian. Menurut Stoner (2003;8) yang dikutip oleh T. Hani Handoko : Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasiaan, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen selain merupakan aktivitas dalam mengkoordinasikan proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian, manajemen juga merupakan suatu kegiatan mengkoordinasikan proses dalam pencapaian tujuan organisasi.

40 Menurut Robbins (2004;2) dalam buku Manajemen : Manajemen adalah sebagai proses pengkoordinasian kegiatankegiatan pekerjaan sehinggga secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen adalah suatu usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya, pekerjaan, tanggung jawab serta memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien melalui kegiatan perencanaan, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Berdasarkan pengertian di atas tentang Manajemen tersebut, dapat dijelaskan bahwa manajemen mempunyai 4 (empat) fungsi, yaitu : 1. Perencanaan: berarti bahwa manajer memikirkan kegiatan-kegiatan mereka sebelum dilaksanakan. Berbagai kegiatan ini biasanya didasarkan pada berbagai metode, rencana atau logika. Bukan hanya atas dasar firasat atau dugaan. 2. Pengorganisasian: berarti bahwa para manajer mengkoordinasikan sumber daya manusia dan material organisasi. Kekuatan satu organisasi terletak pada kemampuannya untuk menyusun berbagai sumber dayanya dalam mencapai suatu tujuan. Semakin terkoordinasi dan terintegrasi kerja organisasi, semakin efektif pencapaiaan tujuan-tujuan organisasi. Pengkoordinasian merupakan bagian vital pekerjaan manajer. 3. Pengarahan: berarti bahwa para manajer mengarahkan, memimpin, dan mempengaruhi para bawahan. Manajer tidak melakukan semua kegiatan sendiri, tetapi menyelesaikannya tugas-tugas esensial melalui orang lain. Mereka juga tidak sekedar memberikan perintah, tetapi menciptakan iklim yang dapat membantu para bawahan melakukan pekerjaan dengan baik.

41 4. Pengawasan: berarti para manajer berupaya menjamin bahwa organisasi bergerak kearah tujuan-tujuannya. Bila beberapa bagian organisasi ada pada jalur yang salah, manajer harus segera memperbaikinya. Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai. 2. Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dan seni. 3. Manajemen merupakan proses yang sistematis, terkoordinasi, koperatif, dan terintegrasi dalam memanfaatkan unsur-unsurnya (man, money, methonds, material, machines, and market, atau yang biasa disebut dengan 6M). 4. Manajemen baru dapat diterapkan jika ada dua orang atau lebih melakukan kerjasama dalam suatu organisasi. 5. Manajemen harus didasarkan pada pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab. 6. Manajemen terdiri dari beberapa fungsi, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasiaan (organizing), pengarahaan (directing), dan pengendaliaan (controling). 7. Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. 2.2 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Di dalam masyarakat yang sedang berkembang, manusia senantiasa mempunyai kedudukan yang mungkin penting. Meskipun kita sedang berada atau menuju masyarakat yang sedang berorientasi kerja, yang memandang kerja adalah sesuatu yang mulia. Sehingga tidak dapat mengabaikan manusia yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Pandangan/falsafah yang dimiliki masyarakat menunjukan hal tersebut dengan semakin kuatnya permintaan untuk memperhatikan aspek manusia dan bukan hanya aspek-aspek teknologi dan ekonomi dalam setiap usaha. Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia menurut para ahli : Manusia : Menurut Simamora (2004;4) dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia : Manajemen Sumber Daya Manusia (human resources manajemen) adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok karyawan. Menurut Hasibuan (2004;01) dalam buku Manajemen Sumber Daya

42 Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu seni yang mengatur hubungan dengan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien yang membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Dari beberapa pendapat tentang Manajemen Sumber Daya Manusia yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan ilmu dan seni dalam proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. 2. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahan tenaga kerja dari berbagai aktivitas manajemen yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lain agar tercapai tujuan individu, organisasi, dan masyarakat. 3. Fokus kajian Manajemen Sumber Daya Manusia adalah tenaga kerja manusia yang diatur menurut urutan fungsi-fungsinya (menepati jam waktu kerja, melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, mematuhi peraturan yang dibuat perusahaan) agar efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. 2.3 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia adalah bagian dari manajemen, oleh karena itu teori-teori manajemen umum menjadi dasar pembahasannya mengenai peraturan peranan manusia dalam mewujudkan tujuan yang optimal. Jika melihat dari beberapa definisi Manajemen Sumber Daya Manusia di atas, maka Manajemen Sumber Daya Manusia dapat di bedakan menjadi dua fungsi, yaitu fungsi manajerial dan fungsi operasional. Untuk lebih jelasnya fungsifungsi Manajemen Sumber Daya Manusia akan di uraikan sebagai berikut : 1. Fungsi Manajerial a. Perencanaan (Planning) Yaitu merencanakan tenaga kerja secara efektif dan efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan. b. Pengorganisasian (Organizing) Yaitu kegiatan untuk mengorganisasikan semua karyawan untuk menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi.

43 c. Pengarahaan (Directing) Yaitu kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif dan efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan. d. Pengendalian (Controlling) Yaitu kegiatan mengendalikan semua karyawan, agar mentaati peraturanperaturan dan bekerja sesuai dengan rencana. 2. Fungsi Operasional a. Pengadaan (Procurement) Yaitu proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. b. Pengembangan (Development) Yaitu proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. c. Kompensasi (Compensation) Yaitu pemberian balas jasa langsung (direct) dan tidak langsung (indirect) uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan balas jasa yang diberikan kepada perusahaan d. Pengintegrasian (Integration) Yaitu kegiatan mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. e. Pemeliharaan (Maintenance) Yaitu kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun. f. Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujudnya tujuan yang maksimal. g. Pemberhentian (Separation)

44 Yaitu putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun dan lain-lain. Menurut AA. Anwar Prabu Mangkunegara (2002 ;2) yaitu : 1. Pengadaan tenaga kerja : Terdiri dari perencanaan sumber daya manusia, analisa jabatan, penarikan pegawai, penempatan kerja, orientasi jabatan. 2. Pengembangan tenaga kerja : Mencakup pendidikan dan pelatihan, pengembangan karier, dan penelitian prestasi kerja. 3. Pemberian balas jasa : Mencakup balas jasa langsung yang terdiri dari upah, gaji dan insentif sedangkan balas jasa tidak langsung terdiri dari keuntungan dan pelayanan atau kesejahteraan. 4. Integrasi : Mencakup kebutuhan karyawan, motivasi kerja, kepuasan kerja, disiplin kerja, partisipasi kerja. 5. Pemeliharaan tenaga kerja : Mencakup komunikasi kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, pengendalian konflik kerja, konselling kerja. 6. Pemisahan tenaga kerja : Mencakup pemberhentian karyawan. Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia di atas, maka di tarik tiga fungsi pokok, yaitu : a. Perekrutan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mencari tenaga kerja dari sumber yang ada sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. b. Pengembangan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan pelatihan. c. Pemeliharaan adalah usaha untuk mempertahankan atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan sikap karyawan agar mereka tetap loyal dan bekerja produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan. 2.4 Disiplin kerja Disiplin kerja sangat penting dalam mempengaruhi perkembangan dari suatu perusahaan dan disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan produktuvitas kerja. Tanpa adanya sistem kerja maka karyawan akan bekerja sesuai dengan keinginannya sendiri, karena tidak ada hukuman atau bentuk peraturan yang harus mereka turuti. Jelasnya perusahaan sulit mencapai tujuannya, jika karyawan tidak mematuhi peraturan-peraturan perusahaan tersebut.

45 Dengan disiplin yang baik, semangat kerja, efisiensi dan efektifitas kerja karyawan akan meningkat. Hal ini akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Jadi kedisiplinan adalah kunci keberhasilan perusahaan dalam mewujudkan tujuannya. 2.4.1 Pengertian Disiplin Kerja Dari beberapa kasus, terjadinya kemangkiran yang berlebihan pada diri tenaga kerja merupakan dampak kurang taatnya pada asas pedoman normatif. Normatif adalah peraturan yang sesuai. Perusahaan perlu mengadakan program pendisiplinan dengan baik agar kelangsungan perusahaan dan produktivitas mencapai target yang diharapkan, para tenaga kerja perlu memperoleh pembinaan disiplin kerja yang langsung dan merupakan fungsi yang harus dilaksanakan Manajemen Sumber Daya Manusia. Untuk lebih jelasnya, penulis akan memberikan beberapa definisi, yaitu sebagai berikut : Menurut Veithzal Rivai (2004;444) dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan : Disiplin Kerja adalah Suatu alat yang digunakan manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Menurut Hadi Suwiryo (2003;291) dalam buku Manajemen Tenaga Kerja Indonesia (Pendekatan Administratif dan Operasional) : Disiplin Kerja adalah Suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksisanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan padanya. Menurut Gary Dessler (2003;285) dalam buku Human Resource Management. adalah : Discipline is procedure that corrects or punishes a because arule or procedur has been violated. Dari definisi di atas tampak adanya beberapa pengertian yang berlainan tentang pengertian disiplin. Ada yang menganggap bahwa disiplin adalah suatu

46 kondisi dimana pegawai berperilaku sesuai dengan peraturan perusahaan, ada juga yang berpendapat bahwa disiplin berbentuk hukuman. 2.4.2 Bentuk-Bentuk Disiplin Kerja Ada dua bentuk disiplin kerja menurut Anwar P. Mangkunegara (2002;129) dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, yaitu Disiplin Preventif dan Disiplin Korektif : 1. Disiplin Preventif Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakan pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakan pegawai berdisiplin diri, dengan cara preventif, pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturanperaturan perusahaan. Disiplin preventif merupakan suatu sistem yang berhubungan dengan kebutuhan kerja semua bagian sistem yang ada dalam organisasi. Jika sistem organisasi baik, maka diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja. 2. Disiplin Korektif Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku di perusahaan. Pada disiplin korektif, pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki pegawai pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku, dan memberikan pelajaran pada pelanggar. 2.4.3 Tujuan Disiplin Kerja Dalam setiap organisasi memilki disiplin kerja yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan di organisasi itu sendiri. Agar tujuan tersebut dapat dicapai maka perusahaan perlu mengadakan pendisiplinan yang sering diartikan macammacam. Ada yang menganggap bahwa disiplin adalah berbentuk hukuman, ada juga yang berpendapat bahwa disiplin adalah suatu kondisi dimana karyawan berperilaku sesuai dengan peraturan perusahaan. Secara khusus kegiatan pendisiplinan kerja bertujuan untuk : 1. Mendorong pegawai untuk mentaati kebijakan 2. Meningkatkan produkivitas kerja 3. Memanfaatkan penggunaan sarana dan prasarana secara optimal 4. Mendorong pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ketetapan yang berlaku

47 Disiplin kerja yang baik dapat ditegaskan apabila semangat dari pegawai itu sendiri, kerja yang baik tercermin dengan melihat absensi karyawan, ketetapan waktu kerja dan terpenuhinya kebutuhan mereka. Kedisiplinan kerja sangat diperlukan dalam suatu perusahaan, karena dalam suasana disiplin perusahaan akan dapat melaksanakan program-program kerja untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Disiplin kerja dilaksanakan secara bersama-sama agar tecapai suasana yang baik, tanpa memandang tindakan atau jabatan yang lainnya. Disiplin kerja dibentuk dan dilaksanakan oleh siapa saja yang bekerja Ada beberapa sasaran tindakan pendisiplinan, yaitu sebagai berikut : 1. Untuk memperbaiki pelanggaran-pelanggaran. 2. Menjaga berbagai standar kelompok agar tetap konsisten dan efektif sebagai penunjang disiplin kerja. Beberapa hal lain perlu diperhatikan untuk menunjang pencapaian pelaksanaan disiplin kerja yang baik menurut Malayu S. P. Hasibuan (2002;194) dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia : 1. Tujuan dan Kemampuan Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan di capai harus jelas ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. 2. Teladan Pemimpin Teladan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pemimpin dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pemimpin harus memberikan contoh yang baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. 3. Balas Jasa Balas jasa ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena akan memberikan kepuasaan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan atau pekerjaan. 4. Keadilan Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan dan kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan yang baik. 5. Waskat

48 Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif untuk mencegah atau mengetahui kesalahan, membetulkan kesalahan, memelihara kedisiplinan, meningkatkan prestasi kerja, mengaktifkan peranan atasan dan bawahan, menggali sistem-sistem kerja yang paling efektif, serta menciptakan sistem internal control yang terbaik dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. 6. Sanksi Hukuman Sanksi hukuman berperan penting dalam pemeliharaan kedisiplinan karyawan, dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap dan disiplin karyawan akan berkurang. 7. Ketegasan Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan demikian, pimpinan akan dapat memelihara karyawan perusahaan. 8. Hubungan Kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada perusahaan. Setiap karyawan yang melakukan jenis-jenis disiplin adalah karyawan yang menghargai pekerjaanya dan pegawai yang mementingkan perusahaannya (misalnya: terhadap waktu, terhadap pekerjaan, terhadap penampilan). Maka karyawan yang sudah melakukan disiplin kerja, karyawan itu harus lebih baik lagi dalam mempertahankan sikap disiplin. Bagi perusahaan harus memiliki timbal balik agar ada keseimbangan antara perusahaan dengan para karyawannya. 2.4.4 Pelaksanaan Sanksi Pelanggaran Disiplin Kerja Pelaksanaan sanksi terhadap disiplin dengan memberikan peringatan, harus segera, konsisten, dan impersonal. Sanksi pelanggaran disiplin kerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2004 ; 131-132) dalam buku Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia tersebut meliputi : a. Pemberian Peringatan Pegawai yang melanggar disiplin kerja perlu diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga. Tujuan pemberian peringatan adalah agar pegawai yang bersangkutan menyadari pelanggaran yang telah dilakukannya.

49 Disamping itu pula surat peringatan tersebut dapat dijadikan bahan pertimbanggan dalam memberikan penilaian kondite karyawan. b. Pemberian Sanksi Harus Segera Pegawai yang melanggar disiplin harus segera diberikan sanksi yang sesuai dengan peraturan organisasi yang berlaku. Tujuannya agar pegawai yang bersangkutan memahami sanksi akan memperlemah disiplin yang ada. Di samping itu, memberi peluang pelanggar untuk mengabaikan disiplin perusahaan. c. Pemberian Sanksi Harus Konsisten Pemberian sanksi kepada karyawan yang tidak disiplin harus konsisten. Hal ini bertujuan agar pegawai sadar dan menghargai peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan. Ketidak konsistenan pemberian sanksi dapat mengakibatkan pegawai merasakan adanya diskriminasi pegawai, ringanya sanksi, dan pengabaian disiplin. d. Pemberian Sanksi Harus Impersonal Pemberian sanksi pelanggaran disiplin harus tidak membeda-bedakan pegawai, tua muda, pria wanita tetapi diberlakukan sama sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuannya agar pegawai menyadari bahwa disiplin kerja berlaku untuk semua pegawai dengan sanksi pelanggaran yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan. 2.5 Pengaruh Absensi Yang Tinggi Pengaruh absensi yang tinggi menurut Flippo yang dikutip oleh Marwansyah dan Mukaram (2002;268) dalam buku Principle of personal Management menyatakan bahwa : Tingkat absensi akan berpengaruh terhadap efektifitas dan efisiensi jalanya operasi perusahaan, karena tingkat absensi dapat menyebabkan tertundanya jadwal kerja. Untuk mencapai jumlah produksi yang ditargetkan pembuatan jadwal mengenai ketidakhadiran biasanya mengacu pada unsur-unsur yang di golongkan sebagai berikut :

50 1. Nama pegawai 2. Nomor pegawai 3. Tanggal 4. Alasan tidak hadir 5. Alamat 6. Jenis kelamin Dengan adanya penggolongan tersebut manajer akan dengan mudah mengetahui siapa-siapa saja yang tidak hadir. Sebab-sebab ketidakhadiran yang diberikan oleh pegawai yang sering melanggar akan diberikan sanksi yang sesuai dengan pelanggarannya. 2.6 Sebab-Sebab Ketidakhadiran Karyawan Perusahaan atau organisasi berusaha untuk menekan tingkat absensi yang tinggi dengan jalan mengetahui sebab-sebab dari absensi. Sebab-sebab absensi di kelompokan dan di analisis dengan cara sebagai berikut : 1. Mencatat nama karyawan yang absen Bagaimana personalia harus mempunyai catatan tentang nama-nama karyawan yang sering absen, sehingga dalam melakukan tindakan pendisiplinan ada dasarnya. 2. Mencatat sebab-sebab ketidakhadiran Kebanyakan sebab-sebab ketidakhadiran karyawan adalah dikarenakan sakit. Dan sebab lainya adalah kesulitan transportasi dan urusan rumah tangga. Untuk memperkecil absen, diusahakan fasilitas kesehatan, fasilitas jemputan, dan tempat penitipan anak. Hal ini dimaksudkan agar para karyawan tidak perlu cemas dalam melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. 3. Memperhatikan kelompok umur yang sering absen Karyawan yang berumur belasan sering mempunyai kecenderungan untuk tidak hadir, bagi yang cukup umur biasanya jarang masuk kerja dan karyawan golongan tua absensinya disebabkan karena faktor-faktor kesehatan. 4. Kelompok jenis kelamin Bagi karyawati mempunyai kecenderungan tidak hadir lebih besar dibandingkan dari pada para karyawan, mungkin hai ini disebabkan oleh upah

51 yang diterimanya terlalu kecil atau karena disibukkan oleh urusan-urusan rumah tangga yang menjadi tanggung jawabnya. 5. Hari-hari sering tidak masuk kerja Ada pola tersendiri tentang hari-hari tidak masuk kerja. Karyawan cenderung tidak masuk kerja pada hari jumat dan senin, hal ini disebabkan karena mungkin kegiatan keluarga yang menyita waktu mereka. Hal ini bagi karyawan yang tidak masuk kerja adalah sesudah gajian dan setelah hari libur. 6. Kondisi kerja Kondisi kerja yang buruk atau pekerjaan yang membosankan serta alasan rekan kerja yang tidak menyenangkan dapat menyebabkan tingkat absensi yang tinggi. Untuk mengatasi hal ini perlu adanya komunikasi dan saling pengertian antara karyawan dalam perusahaan atau sesama anggota organisasi. 2.7 Hubungan Disiplin Kerja Terhadap Absensi Kerja Karyawan Adanya ketidakhadiran yang tinggi dapat diakibatkan oleh berbagai macam faktor, salah satu faktor yang berperan menyebabkan tingginya ketidakhadiran karyawan yaitu besar kecilnya tingkat disiplin kerja sehingga karyawan melanggar peraturan kedisiplinan. Para karyawan yang melanggar peraturan kedisiplinan kerja dapat diakibatkan oleh beberapa faktor yang dapat berhubungan dengan kepuasaan. Menurut Dr. Faustino Cardoso Gomes (2002;223) dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia adalah sebagai berikut : 1. Upah Upah merupakan salah satu alat pemuas kebutuhan-kebutuhan fisiologis, keterjaminan, dan egoistik. 2. Keterjaminan pekerjaan Karena ancaman dari perubahan teknologis, keinginan ini sangat mendapatkan prioritas untuk banyak karyawan dan serikat buruh. 3. Teman-teman sekerja yang menyenangkan Keinginan ini berasal dari kebutuhan sosial untuk berteman dan diterima. 4. Penghargaan atas pekerjaan yang dilakukan Keinginan ini berasal dari pengelompokan kebutuhan secara egoistik dan dapat dipengaruhi oleh manajemen melalui ujian lisan atas pekerjaan yang unggul, imbalan berupa uang untuk sasaran-sasaran, pengakuan umum melalui pemberian hadiah, pemberian dalam surat-surat kabar karyawan dan semacam itu.

52 5. Pekerjaan yang berarti Keinginan ini berasal baik dari kebutuhan akan penghargaan maupun dorongan ke arah perwujudan diri dan prestasi. 6. Kesempatan Tidak semua karyawan ingin maju. Beberapa orang merasakan kebutuhankebutuhan sosial lebih kuat dari pada kebutuhan-kebutuhan egoistik. Namun, sebagian besar karyawan ingin mengetahui bahwa kesempatan untuk itu ada jika mereka ingin menggunakannya. Perasaan ini dipengaruhi oleh tradisi budaya dalam hal kebebasan dan kesempatan. 7. Kondisi kerja yang nyaman, aman dan menarik Keinginan akan kondisi kerja yang baik juga disadari oleh banyak kebutuhan. Kondisi kerja yang aman berasal dari kebutuhan akan keamanan. 8. Kepemimpinan yang mampu dan adil Keinginan akan kepemimpinan yang baik dapat berasal dari kebutuhankebutuhan fisiologis dan keterjaminan. 9. Perintah dan pengarahan yang masuk akal Perintah merupakan komunikasi resmi dari tuntutan organisasi. Pada umumnya, perintah tersebut harus berkaitan dengan keadaan yang diperlukan, dan dapat dilaksanakan, lengkap tetapi tidak dirinci secara berlebihan, jelas dan singkat dapat disampaikan dengan cara merangsang sikap menerima. 10. Organisasi yang relevan dari segi sosial Keinginan ini berasal dari kebutuhan manusia akan harga diri dan membebankan tanggung jawab yang sangat besar pada manajemen organisasi yang bersangkutan.