Adelima C R Simamora Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR ASAM URAT DALAM DARAH PASIEN GOUT DI DESA KEDUNGWINONG SUKOLILO PATI

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Asam urat telah diidentifikasi lebih dari dua abad yang lalu, namun

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

PENCEGAHAN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA MASYARAKAT DUSUN DEMANGAN WEDOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA ASAM URAT DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH PURIN DI GAWANAN TIMUR KECAMATAN COLOMADU KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP KLIEN GOUT ARTHRITIS DI PUSKESMAS TAHUNA TIMUR KABUPATEN SANGIHE

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang. berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut Usia (Lansia).

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PETRI KURNIAWAN

BAB I PENDAHULUAN. dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang, umumnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (2011) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pada tubuh dapat menimbulkan penyakit yang dikenal dengan. retina mata, ginjal, jantung, serta persendian (Shetty et al., 2011).

salah satunya disebabkan oleh pengetahuan yang kurang tepat tentang pola makan yang menyebabkan terjadinya penumpukan asam urat.

BAB I PENDAHULUAN. nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Hal ini disebabkan oleh. dan gaya hidup ( Price & Wilson, 1992).

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KADAR ASAM URAT DARAH DI DUSUN PILANGGADUNG KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN

Jurnal Kesehatan Kartika 7

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG ASAM URAT DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN ASAM URAT DI DUSUN JANTI, CATURTUNGGAL, DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

PENGETAHUAN LANSIA TENTANG GOUT

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era

BAB I PENDAHULUAN. urat. Kebanyakan arthritis gout disebabkan oleh pembentukan asam urat yang

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein atau penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua.

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung purin juga bisa menghasilkan asam urat. Oleh karena itulah

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Hiperurisemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar asam urat

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

DAFTAR PUSTAKA.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh

Afniwati, Amira Permata Sari Tarigan, Yunita Ayu Lestari Tarigan Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berupa pembengkakan yang disertai nyeri pada bagian-bagian tubuh seperti lutut, jari

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pulo Brayan Kota Medan dengan

Kata Kunci : Peran PMO, Kepatuhan minum obat, Pasien tuberkulosis paru. Pengaruh Peran Pengawas... 90

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN ASAM URAT TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA ASAM URAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

MANIFESTASI ASAM URAT PADA LANSIA DI PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN KOTA KEDIRI

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatancase control, yaitu suatu penelitian (survei) analitik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Penderita Gout Arthritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Manado

PENDAHULUAN Latar Belakang

WIJI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. Artritis reumatoid/rheumatoid Arthritis (RA) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo. Puskesmas Tapa didirikan pada tahun 1963 dengan luas

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Fajarina Lathu INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat. Penyakit ini diperkirakan mengenai lebih dari 16 juta orang

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Fitriani Nur Damayanti 1), Lia Mulyanti 2), Novita Nining Anggraini 3)

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13

Cek Kesehatan dan konseling dalam Upaya Pencegahan Penyakit Hipertensi, DM dan GOUT pada Peserta Sepeda Sehat di Alun Alun Karanganyar Kebumen

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU LANSIA TERHADAP PENCEGAHAN PENINGKATAN ASAM URAT DI POSKESDES DESA PARULOHAN KECAMATAN LINTONGNIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2016 Adelima C R Simamora Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan Abstrak Asam urat adalah sisa metabolik berupa kristal purin yang secara alamiah berada dalam darah, kadar asam urat normal dalam darah pria dewasa adalah 3,5-7,2 mg/dl dan pada wanita 2,6-6,0 mg/dl. Zat purin adalah zat alami yang merupakan salah satu kelompok struktur kimia pembentuk DNA dan RNA yang berasal dari hasil produksi tubuh sendiri dan dari makanan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan Design Crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia penderita asam urat yang datang berobat ke Poskesdes Desa Parulohan. Besar sampel adalah 35 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan uji uji chi-square dengan taraf signifikasi α = 0,05. Dari hasil penelitian terhadap 35 responden menunjukkan bahwa mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 20 orang (57,1%), mayoritas perilaku kategori baik sebanyak 17 orang (48,6%). Sedangkan mayoritas untuk pencegahan kategori baik sebanyak 27 orang (80,0%). Tidak ada hubungan pengetahuan lansia asam urat terhadap pencegahan peningkatan asam urat dimana X 2 hitung < X 2 tabel dan ada hubungan perilaku lansia asam urat terhadap pencegahan peningkatan asam urat dimana uji chi-square X 2 hitung > X 2 tabel. Kepada lansia penderita asam urat agar lebih meningkatkan pengetahuannya mengenai pencegahan peningkatan asam urat dan memperhatikan kesehatannya khususnya dalam mengurangi mengonsumsi makanan tinggi protein dan pemeriksaaan dini.. Kata kunci : Pengetahuan, Perilaku, lansia, terhadap peningkatan asam urat Pendahuluan Masalah asam urat atau biasa disebut dengan gout merupakan salah satu penyakit tertua yang dikenal manusia. Asam urat dianggap sebagai penyakit para raja atau penyakit kalangan sosial elite yang disebabkan karena terlalu banyak makan dan minum minuman keras, seperti daging dan anggur, atau dapat dikatakan bahwa asupan makanan dan minuman yang tidak teratur sangat berhubungan erat dengan kejadian asam urat. Asam urat dapat tertimbun di mana saja. Sekitar 75 % serangan pertama gout adalah sendi pada pangkal ibu jari kaki. Selain pada sendi, penimbunan asam urat bisa juga pada ginjal, saluran kencing, jantung, telinga dan ujung-ujung jari (ibu jari kaki). Tumpukan asam urat di sendi dan jaringan sekitar sendi akan menyebabkan rasa nyeri yang kuat dan pembengkakan sekitar sendi. Timbunan asam urat di ginjal dan saluran kencing akan menyebabkan penyakit pada ginjal yang bisa berkembang menjadi gagal ginjal permanen, akibatnya seseorang harus melakukan cuci darah sepanjang hidupnya. Selain itu, timbunan asam urat pada jantung, akan menimbulkan penyakit jantung dan hipertensi (Damayanti, 2012). Menurut badan kesehatan dunia/who (2007), penderita asam urat pada tahun 2004 mencapai 230 juta. Prevalensi asam urat di dunia sangat bervariasi dan penelitian epidemiologi menunjukkan peningkatan kejadian asam urat, terutama di Negara negara maju, karena di Negara maju mereka mengkonsumsi makanan yang berlemak dan mengandung kadar purin yang tinggi. Berdasarkan data asam urat di dunia tercatat sebanyak 47.150 jiwa orang di dunia menderita asam urat, kejadian asam urat terus meningkat pada tahun 2005 dan menyerang pada usia pertengahan 40-59 tahun (Achmad, 2009). Berdasarkan survei WHO, Indonesia merupakan Negara terbesar ke 4 di dunia yang penduduknya menderita asam urat dan berdasarkan sumber dari Buletin Natural, di Indonesia penyakit asam urat 35% terjadi pada pria di bawah usia 34 tahun. Peningkatan kadar asam urat darah atau hiperurisemia adalah kadar asam urat darah di atas 7 mg/dl pada laki-laki dan di atas 6 mg/dl pada perempuan. Insiden gout meningkat dengan usia, memuncak pada usia 30 sampai 50 tahun, dengan kejadian tahunan berkisar dari 1 dalam 1.000 untuk pria berusia antara 40 hingga 44 tahun dan 1,8 banding 42

1.000 bagi mereka yang usia 55-64 tahun.tingkat terendah gout yaitu pada wanita muda, kira-kira 0,8 kasus per 10.000 pasien. Di Indonesia, pertama kali di teliti oleh seorang dokter Belanda, Horst (1935) yaitu menemukan 15 kasus asam urat berat pada masyarakat kurang mampu. Dari beberapa data hasil penelitian seperti di Sinjai (Sulawesi Selatan) di dapatkan angka kejadian asam urat 10% pada pria dan 4% pada wanita. Di Minahasa (Sulawesi Utara) diperoleh angka kejadian asam urat 34,30% pada pria dan 23,31% pada wanita usia dewasa awal, sedangkan penelitian yang dilakukan di Bandungan (Jawa Tengah) kerja sama dengan WHO-COPCORD terhadap 4.683 sampel berusia antara 15-45 tahun didapatkan angka kejadian asam urat pada pria 24,3% dan wanita 11,7%. Penyakit peningkatan kadar asam ini tidak hanya menyerang lanjut usia tetapi seseorang dengan usia produktif juga bisa terserang penyakit ini (Mutoharoh, 2013). Asam urat adalah kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek genetik pada metabolisme purin. Pada keadaan ini bisa terjadi oversekresi asam urat atau defek renal yang mengakibatkan penurunan ekskresi asam urat, atau kombinasi keduanya (Smeltzer, 2013). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Eni Kurniawati, dkk (2014) yang berjudul Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Klien Gout Arthritis di Puskesmas Tahuna Timur Kabupaten Sangihe didapat ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap klien Gout Arthritis di Puskesmas Tahuna Timur, dimana berdasarkan hasil uji statistik Wilcoxon diperoleh nilai α = 0.000, yang berarti nilai α lebih kecil dari α (0,05). Dari hasil observasi awal di Poskesdes Desa Parulohan Humbang Hasundutan didapat jumlah lansia sebanyak 168 orang dengan yang menderita asam urat sebanyak 70 orang. Dari Pendahuluan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Lansia terhadap Pencegahan Peningkatan asam urat di Poskesdes Desa Parulohan Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku lansia terhadap pencegahan peningkatan asam urat di poskesdes Tujuan Khusus 1. Mengetahui hubungan pengetahuan lansia terhadap pencegahan peningkatan asam urat di Poskesdes Desa Parulohan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2016. 2. Mengetahui hubungan perilaku lansia terhadap METODE Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan Design Crossectional. Yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Lansia Terhadap Pencegahan Peningkatan Asam Urat di Poskesdes Desa Parulohan Hasundutan Tahun 2016. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia penderita asam urat yang datang berobat ke Poskesdes Desa Parulohan berjumlah 70 orang. Sampel Sampel adalah sebagian dari objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2010). Pada penelitian ini menggunakan metode Systematic Random Sampling. Caranya adalah membagi jumlah atau anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang diinginkan hasilnya adalah interval sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian dari jumlah populasi akan diambil menjadi sampel penelitian. Dimana sebagian dari pasien asam urat yang berobat ke Poskedes Desa Parulohan sebanyak 35 orang. HASIL Analisa Univariat Analisa univariat dilakukan untuk menggambarkan penyajian data dari beberapa variabel dalam bentuk tabel distribusi frekuensi meliputi pengetahuan dan perilaku lansia terhadap pencegahan peningkatan asam urat. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan dan Perilaku Lansia Terhadap Pencegahan Peningkatan Asam Urat di Poskesdes Desa Parulohan No Variabel Jumlah Presentase (%) 1. Pengetahuan Baik 12 34,3 Cukup 20 57,1 Kurang 3 8,6 2. Perilaku Baik 17 48,6 Cukup 13 37,1 Kurang 5 14,3 43

3 Pencegahan peningkatan asam urat Baik 28 80,0 Tidak baik 7 20,0 Berdasarkan tabel 1 diperoleh bahwa dari 35 jumlah responden, lansia asam urat yang berpengetahuan baik sebanyak 12 orang (34,3%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 20 orang (57,1%), dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 3 orang (8,6%). Berdasarkan tabel 1 diperoleh bahwa dari 35 jumlah responden, lansia asam urat yang memiliki perilaku baik sebanyak 17 orang (48,6%), cukup sebanyak 13 orang (37,1%), dan yang memiliki perilaku kurang sebanyak 5 orang (14,3%). Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa mayoritas pencegahan terhadap pencegahan peningkatan asam urat adalah baik sebanyak 27 orang (80,0%) dan minoritas pencegahan peningkatan asam urat adalah tidak baik sebanyak 8 orang (20,0%). Analisa Bivariat Analisa bivariat adalah setelah diketahui variabel, maka dilakukan analisa lebih lanjut berupa analisa bivariat, data yang didapat dari kedua variabel merupakan data kategori. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Lansia Asam Urat Dengan Pencegahan Peningkatan Asam Urat di Poskesdes Desa Parulohan No Pengetahuan Pencegahan Peningkatan df X 2 Asam Urat Baik Tidak baik Total n % n % n % 1 Baik 12 100,0 0 0 12 100,0 2 3,422 2 Cukup 16 80,0 4 20,0 20 100,0 3 Kurang 2 66,7 1 33,3 3 100,0 Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari 35 responden yang berpengetahuan baik sebanyak 12 orang dengan mayoritas yang melakukan pencegahan peningkatan asam urat dengan baik sebanyak 12 responden (100%), dan minoritas yang melakukan pencegahan peningkatan asam urat dengan tidak baik sebanyak 0 responden (0%). Dari 20 responden yang berpengetahuan cukup, mayoritas yang melakukan pencegahan peningkatan asam urat dengan baik sebanyak 16 responden (80,0%), dan minoritas yang melakukan pencegahan peningkatan asam urat dengan tidak baik sebanyak 4 responden (20,0%). Dari 3 responden yang berpengetahuan kurang, mayoritas yang melakukan pencegahan peningkatan asam urat dengan baik sebanyak 2 responden (66,7%) dan minoritas yang melakukan pencegahan peningkatan asam urat dengan tidak baik sebanyak 1 responden (33,3%). Dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) dan df=2 diperoleh X 2 hitung (3,422) < X 2 tabel (5,591), maka Ho diterima, Ha ditolak berarti tidak ada hubungan pengetahuan lansia terhadap pencegahan peningkatan asam urat di Poskesdes Desa Parulohan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2016. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Lansia Asam Urat Dengan Pencegahan Peningkatan Asam Urat di Poskesdes Desa Parulohan No Perilaku Pencegahan Peningkatan df X 2 Asam Urat Baik Tidak baik Total n % n % n % 1 Baik 16 94,1 1 5,9 17 100,0 2 7,195 2 Cukup 10 76,9 3 23,1 13 100,0 3 Kurang 2 40,0 3 60,0 5 100,0 Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa dari 35 responden yang memiliki perilaku baik sebanyak 17 orang dengan mayoritas yang memiliki perilaku baik dalam baik sebanyak 16 responden (94,1%), dan minoritas yang tidak baik sebanyak 1 responden (5,9%). Dari 13 responden yang memiliki perilaku cukup, mayoritas yang baik sebanyak 10 responden (76,9%), dan minoritas yang tidak baik sebanyak 3 responden (23,1%). Dari 5 responden yang memiliki perilaku kurang, mayoritas yang tidak baik sebanyak 3 responden (60,0%) dan minoritas yang melakukan pencegahan peningkatan asam urat dengan baik sebanyak 2 responden (40,0%). Dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) dan df=2 diperoleh X 2 hitung (7,195) > X 2 tabel (5,591), maka Ho ditolak, Ha diterima berarti ada hubungan perilaku lansia terhadap Desa Parulohan PEMBAHASAN Hubungan Pengetahuan Lansia Terhadap Pencegahan Peningkatan Asam Urat di Poskesdes Desa Parulohan Dari tabel 2 diketahui bahwa dari 35 responden, presentase yang berpengetahuan cukup sebanyak 20 responden, mayoritas yang melakukan pencegahan peningkatan asam urat dengan baik sebanyak 16 responden 44

(80,0%), dan minoritas yang melakukan pencegahan peningkatan asam urat dengan tidak baik sebanyak 4 responden (20,0%). Berdasarkan uji chi-square, tidak ada hubungan pengetahuan lansia terhadap pencegahan peningkatan asam urat di Poskesdes Desa Parulohan Kecamatan Lintongnihuta. Menurut asumsi peneliti pada penelitian ini diketahui bahwa tingkat pengetahuan seseorang itu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga pengetahuan seseorang itu berbeda- beda. Dalam penelitian ini Pengetahuan responden tidak ada hubungannya terhadap pencegahan peningkatan asam urat. Buktinya kurangnya kesadaran dalam menjaga kesehatan. Pengetahuan responden perlu ditingkatkan dengan mengikuti segala penyuluhan atau instruksi dari tim kesehatan. Hubungan Perilaku Lansia Terhadap Pencegahan Peningkatan Asam Urat di Poskesdes Desa Parulohan Dari tabel 3 diketahui bahwa dari 35 responden, presentase yang memiliki perilaku baik sebanyak 17 responden dengan mayoritas yang memiliki perilaku baik dalam melakukan pencegahan peningkatan asam urat dengan baik sebanyak 16 responden (94,1%), dan minoritas yang melakukan pencegahan peningkatan asam urat dengan tidak baik sebanyak 1 responden (5,9%). Berdasarkan uji chi-square, ada hubungan perilaku lansia terhadap kabupaten Humbang Menurut asumsi peneliti bahwa perilaku seseorang dalam melakukan sesuatu memiliki nilai tersendiri baik untuk dirinya maupun orang lain. Dimana perilaku dapat mempengaruhi aspek kehidupan seseorang. Dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi pencegahan peningkatan asam urat adalah perilaku, oleh sebab itu dengan perilaku yang baik, maka perilaku responden terhadap pencegahan peningkatan asam urat juga baik. Dari hasil penelitian menunjukkan ada hubungan perilaku terhadap pencegahan peningkatan asam urat. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Lansia Terhadap Pencegahan Peningkatan Asam Urat di Poskesdes Desa Parulohan Hasundutan tahun 2016 dengan jumlah responden 35 orang, peneliti dapat mengambil kekesimpulan sebagai berikut: 1. Tidak ada hubungan pengetahuan lansia terhadap 2. Ada hubungan perilaku lansia terhadap Saran Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Diharapkan bagi lansia penderita asam urat untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan perilakunya tentang pencegahan peningkatan asam urat. 2. Diharapkan bagi lansia supaya rutin memeriksakan kadar asam urat ke petugas kesehatan, Serta mengurangi mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi protein. 3. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya meneliti hubungan lansia penderita asam urat terhadap pencegahan peningkatan asam urat dengan faktor gaya hidup diluar dari pengetahuan dan perilaku. DAFTAR PUSTAKA Aminah, N, 2013. Rematik dan Asam Urat. PT. Bhuana Ilmu Populer: ndry, dkk, 2009. Analisis Faktorfactor yang Mempengaruhi Kadar Asam Urat pada Pekerja Kantordi Kabupaten Brubes, Jurnal Keperawatan Soediman Arikunto, Prof. Dr. Suharimi. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Edisi Previsi. Jakarta: PT. Rineka Cipta Damayanti. 2012. Mencegah dan Mengobati Asam Urat. Jogyakarta: Araska Depkes, RI, 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Departemen Republik Indonesia: Jakarta Eni Kurniawati, dkk. 2014. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Klien Gout Arthritis di Puskesmas Tahuna Timur Kabupaten Sangihe Heri Irwan Tedy Kanis, dkk. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Asam Urat Dengan Perilaku Pencegahan Asam Urat di Dusun Janti, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta Hidayat, A, 2008. Metode Keperawatan, dan Tehnik Analisa Data. Surabaya: Salemba Medika Mansjoer, dkk. 2001. Kapita Selecta Kedokteran. Edisi keempat. Jakarta: EGC Mutoharoh. (2013). Perbedaan Tingkat Nyeri Sendi Lutut Pada Penderita Sebelum Dan Sesudah Diberikan Terapi Kompres Air Dingin Di Desa Lelayan Kecamatan Unggaran Timur Kabupaten. http://xa.yimg.com/kq/groups/40920657/1093964501/nam e/gout. Diakses tanggal 10 Desember 2014 Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Petri, K, (2011). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Arthritis Gout Terhadap Perilaku Pencegahan Arthritis Gout Pada Lansia di Posyandu Kedungtangkil Karangsari Pengasih Kulon Progo Yogyakarta. http://sim.stikesaisyiyah.ac.id/simpttpencarianpustaka/datapustaka.zul?kdpustaka=9278 &kddetailpustaka=98640501541. Diakses tanggal 10 Desember 2014 45

Pipit, F, 2010. Hubungan Antara Pola Makan dengan Kadar Asam Urat DarahPada Wanita Post Menopause Di Posdyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas dr. Soetomo Surabaya, Jurnal Keperawatan. Ranti, I, 2012. Pengaruh Pemberian Buku Saku Gout Arthritis Terhadap Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Pasien Gout Arthritis Rawat Jalan Di RSUP. Prof. Dr. R. Kandow. http://ejurnal.poltekkesmanado.ac.id/index.php/gizido/artic le/download/21/69. Diakses tanggal 13 Desember 2014 Smeltzer, Dkk. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC Sutanto, I, 2013. Asam Urat. PT. Bintang Pustaka: Yogyakarta 46