MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan

dokumen-dokumen yang mirip
POSTUR KERJA. 1. Video postur kerja operator perakitan 2. Foto hasil screencapture postur kerja

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

BIOMEKANIKA PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah

Metode dan Pengukuran Kerja

ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA)

ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA

Postur Kerja Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 2 Landasan Teori

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

19/03/2013. Apa Itu RULA? Contoh RULA Worksheet. Klasifikasi Skor RULA. Penghitungan Skor RULA. Contoh Kasus

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Penentuan Tingkat Resiko Kerja Dengan Menggunakan Score Reba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

BAB 4. RULA Tool ini tidak memberikan rekomendasi yang spesifik terhadap modifikasi pekerjaan. APLIKASI

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Jurnal Optimasi Sistem Industri. Analisis Postur Kerja Aktivitas Pengangkatan Karung di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

PERANCANGAN FASILITAS KERJA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA DENGAN ANALISIS RAPID ENTIRE BODYASSESSMENT (REBA)

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

POSTURE & MOVEMENT PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ANALISIS ERGONOMI PADA PROSES PEMBUATAN BATIK DI SENTRA BATIK BOGOR TRADISIKU

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Rapid Entire Body Assessment (REBA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN : EVALUASI POSTUR KERJA PENGRAJIN GERABAH MENGGUNAKAN RULA DAN REBA

PERBANDINGAN PENILAIAN RISIKO ERGONOMI DENGAN METODE REBA DAN QEC (Studi Kasus Pada Kuli Angkut Terigu)

GAMBARAN RISIKO ERGONOMI PADA OPERATOR MESIN CETAK MANUGRAPH DI PT. MASCOM GRAPHY SEMARANG PADA BULAN MEI 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG BAWAH PADA PEKERJA PEMELIHARAAN TERNAK BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

Skripsi Untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Agus Prasetyo

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian dan Macam-macam Sikap Kerja. 4 macam sikap dalam bekerja, yaitu :

LAMPIRAN Kajian risiko cummulative..., Dieta Febriyanti, FKM UI, 2008 Universitas Indonesia

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENILAIAN POSTUR OPERATOR DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN METODE RULA DAN REBA (STUDI KASUS)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Perbaikan Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Di CV.XYZ

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

ANALISIS PENGGUNAAN BANGKU SEKOLAH UKURAN FIXED DAN ADJUSTABLE UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

PENDAHULUAN. Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Volume 5 Nomor 1:

ANALISA DAN PERANCANGAN ULANG PROSEDUR KERJA PENCETAKAN PAVING YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR MENGGUNAKAN METODE RULA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS

GAMBARAN RISIKO ERGONOMI PADA PEKERJA CUCI SEPEDA MOTOR DI JAKARTA PADA BULAN MEI 2013

PENGEMBANGAN ALAT PEMOTONG TAHU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculoskeletal disorders(msds).

ANALISA POSTUR PENGENDARA MOTOR UNTUK EVALUASI DIMENSI BAGIAN TEMPAT DUDUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Pendekatan Metode Rapid Upper Limb Assesment

Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang

Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire

kekuatan fisik manusia kekuatan atau daya fisik

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Gambar. Postur Batang Tubuh REBA Tabel. Skor Batang Tubuh REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi normal 1

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined.

Tanjung Mahardika, Darminto Pujotomo *) Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro. Abstrak. Abstract

repository.unisba.ac.id

Tanjung Mahardika, Darminto Pujotomo *) Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH. Tembalang, Semarang.

Universitas Indonesia

PERANCANGAN MEJA PENCEKAM DAN KURSI GUNA MEMPERBAIKI POSTUR KERJA BERDASARKAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI DI LATHAN FURNITURE

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RULA DAN PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA FINISHING BATIK

IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS

LAMPIRAN 1. MODUL VI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) (Sekarang)

ANALISIS ERGONOMI PADA PEKERJA LAUNDRI

Transkripsi:

MODUL 10 REBA 1. Deskripsi Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomic dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai postur kerja seorang operator. Berdasarkan analisa REBA dapat diketahui apakah postur pekerja tersebut perlu perbaikan untuk mengurangi resiko kerja atau tidak, sehingga dapat dilakukan perbaikan dalam perancangan sistem kerja. 2. Tujuan 1. Mahasiswa mampu memahami analisa postur kerja 2. Mahasiswa mampu menganalisa postur kerja pekerja 3. Mahasiswa mampu memberi rekomendasi berdasar analisa postur kerja 3. Input 1. Video postur kerja operator perakitan 4. Output 1. Score REBA 2. Analisa postur kerja 3. Rekomendasi Postur kerja 5. Referensi Hignett, S., & McAtamney, L. (2000). Rapid entire body assessment (REBA). Applied ergonomics, 31(2), 201 206. Tayyari, F., & Smith, J. L. (1997). Occupational ergonomics: Principles and applications. Chapman & Hall. 6. Landasan Teori 6.1 POSTUR KERJA Postur kerja yang baik sangat ditentukan oleh pergerakan organ tubuh saat bekerja. Pergerakan yang dilakukan saat bekerja meliputi : flexion, extension, abduction, adduction, rotation, pronation, dan supination. Flexion adalah gerakan dimana sudut antara dua tulang terjadi pengurangan. Extension adalah gerakan merentangkan (stretching) dimana terjadi peningkatan sudut

antara dua tulang. Abduction adalah pergerakan menyamping menjauhi dari sumbu tengah (the median plane) tubuh. Adduction adalah pergerakan kearah sumbu tengah tubuh (the median plane). Pronation adalah perputaran bagian tengah (menuju kedalam) dari anggota tubuh. Supination adalah perputaran kearah samping (menuju keluar) dari anggota tubuh. 6.2 CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS (CTD S) Cumulative Trauma Disorders (dapat disebut sebagai Repetitive Motion Injuries atau Musculoskeletal Disorders) adalah cidera pada sistem kerangka otot yang semakin bertambah secara bertahap sebagai akibat dari trauma kecil yang terus menerus yang disebabkan oleh desain buruk yaitu desain alat/sistem kerja yang membutuhkan gerakan tubuh dalam posisi yang tidak normal serta penggunaan perkakas/handtools atau alat lain yang terlalu sering (Tayyari & Smith, 1997) Empat faktor penyebab timbulnya CTD: 1. Penggunaan gaya yang berlebihan selama gerakan normal 2. Gerakan sendi yang kaku yaitu tidak berada pada posisi normal. Misalnya, bahu yang terlalu terangkat, lutut yang terlalu naik, punggung terlalu membungkuk, dan lain lain. 3. Perulangan gerakan yang sama secara terus menerus 4. Kurangnya istirahat yang cukup untuk memulihkan trauma sendi Gejala yang berhubungan dengan CTD antara lain adalah terasa sakit atau nyeri pada otot, gerakan sendi yang terbatas dan terjadi pembengkakan. Jika gejala ini dibiarkan maka akan menimbulkan kerusakan permanen. 6.3 RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) Rapid Entire Body Assessment adalah sebuah metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomic dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan, pergelangan tangan, dan kaki seorang operator. Selain itu metode ini juga dipengaruhi oleh faktor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktivitas pekerja. Penilaian dengan menggunakan REBA tidak membutuhkan waktu lama untuk melengkapi dan melakukan scoring general pada daftar aktivitas

yang mengindikasikan perlu adanya pengurangan resiko yang diakibatkan postur kerja operator (Hignett & McAtamney, 2000). Penilaian menggunakan metode REBA yang telah dilakukan oleh Dr. Sue Hignett dan Dr. Lynn McAtamney melalui tahapan tahapan sebagai berikut: Tahap 1: Pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan bantuan video atau foto. Untuk mendapatkan gambaran sikap (postur) pekerja dan leher, punggung, lengan, pergelangan tangan hingga kaki secara terperinci dilakukan dengan merekam atau memotret postur tubuh pekerja. Hal ini dilakukan supaya peneliti mendapatkan data postur tubuh secara detail (valid), sehingga dari hasil rekaman dan hasil foto bisa didapatkan data akurat untuk tahap perhitungan serta analisis selanjutnya. Tahap 2: Penentuan sudut sudut dari bagian tubuh pekerja Setelah didapatkan hasil rekaman dan foto postur tubuh dari pekerja dilakukan perhitungan besar sudut dari masing masing segmen tubuh yang meliputi punggung (batang tubuh), leher, lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan, dan kaki. Pada metode REBA segmen segmen tubuh tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu grup A dan B. Grup A meliputi punggung (batang tubuh), leher, dan kaki. Sementara grup B meliputi lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan tangan. Dari data sudut segmen tubuh pada masing masing grup dapat diketahui skornya, kemudian dengan skor tersebut digunakan untuk melihat tabel A untuk grup A dan tabel B untuk grup B agar diperoleh skor untuk masing masing tabel.

Tabel 1. Skor pergerakan punggung (batang tubuh) Pergerakan Score Perubahan Score Tegak/alamiah 1 0 0-20 0 flexion 2 0 0-20 0 extension +1 jika memutar atau 20 0-60 0 flexion miring ke samping 3 > 20 0 extension > 60 0 flexion 4 Gambar 1. Range pergerakan punggung (a) postur alamiah, (b) postur 0 20 o flexion, (c) postur 20 60 o flexion, (d) postur 60 o flexion atau lebih. Tabel 2. Skor pergerakan leher Pergerakan Score Perubahan Score 0 0-20 0 flexion 1 +1 jika memutar atau

>20 0 flexion atau extension 2 miring ke samping Gambar 2. Range pergerakan leher (a) postur 20 o atau lebih flexion, (b) postur extension Tabel 3. Skor posisi kaki Pergerakan Score Perubahan Score Kaki tertopang, bobot tersebar merata, jalan atau duduk Kaki tidak tertopang, bobot tidak tersebar merata/postur tidak stabil 1 2 +1 jika lutut antara 30 0 dan 60 0 flexion +2 jika lutut >600 flexion (tidak ketika duduk)

Gambar 3. Range pergerakan kaki (a) kaki tertopang, bobot tersebar merata, (b) kaki tidak tertopang, bobot tidak tersebar merata. Tabel 4. Skor pergerakan lengan atas Pergerakan Score Perubahan Score 20 0 extensionsampai 20 0 flexion 1 +1 jika posisi lengan: >20 0 extension - abducted 20 0-45 0 flexion 2 - rotated 45 0-90 0 flexion 3 +1 jika bahu ditinggikan > 90 0 flexion 4-1 jika bersandar, bobot lengan ditopang atau sesuai gravitasi

Gambar 4. Range pergerakan lengan atas (a) postur 20 o flexion dan extension, (b) postur 20 o atau lebih extension dan postur 20 45 o flexion, (c) postur 45 90 o flexion, (d) postur 90 o atau lebih flexion Tabel 5. Skor pergerakan lengan bawah Pergerakan Score 60 0-100 0 flexion 1 <60 0 flexion atau >100 0 flexion 2 Gambar 5. Range pergerakan lengan bawah (a) postur 60 100 o flexion, (b) postur 60 o atau kurang flexion dan 100 o atau lebih flexion

Tabel 6. Skor pergerakan pergelangan tangan Pergerakan Score Perubahan Score 0 0-15 0 flexion / extension 1 +1 jika pergelangan tangan >15 0 flexion / extension 2 menyimpang atau berputar Gambar 6. Range pergerakan pergelangan tangan (a) postur alamiah, (b) postur 0 15 o flexion maupun extension, (c) postur 15 o atau lebih flexion, (d) postur 15 o atau lebih extension

Leher = 1 Leher = 2 Leher = 3 Tabel 7. Tabel A Punggung 1 2 3 4 5 Kaki 1 1 2 2 3 4 2 2 3 4 5 6 3 3 4 5 6 7 4 4 5 6 7 8 Kaki 1 1 3 4 5 6 2 2 4 5 6 7 3 3 5 6 7 8 4 4 6 7 8 9 Kaki 1 3 4 5 6 7 2 3 5 6 7 8 3 5 6 7 8 9 4 6 7 8 9 9 Lengan bawah = 1 Lengan bawah = 2 Tabel 8. Tabel B Lengan atas 1 2 3 4 5 6 Pergelangan 1 1 1 3 4 6 7 2 2 2 4 5 7 8 3 3 3 5 5 8 8 Pergelangan 1 1 2 4 5 7 8 2 2 3 5 6 8 9 3 3 4 5 7 8 9

Score B Hasil skor yang diperoleh dari tabel A dan tabel B digunakan untuk melihat tabel C sehingga didapatkan skor dari tabel C. Tabel 9. Tabel C Score A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 1 1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 2 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 12 3 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 12 4 2 3 3 4 5 7 8 9 10 11 11 12 5 3 4 4 5 6 8 9 10 10 11 12 12 6 3 4 5 6 7 8 9 10 10 11 12 12 7 4 5 6 7 8 9 9 10 11 11 12 12 8 5 6 7 8 8 9 10 10 11 12 12 12 9 6 6 7 8 9 10 10 10 11 12 12 12 10 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12 11 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12 12 7 8 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12 Tahap 3 : Penentuan berat benda yang diangkat, coupling, dan aktifitas pekerja Selain scoring pada masing masing segmen tubuh, faktor lain yang perlu disertakan adalah berat badan yang diangkat, coupling, dan aktivitas pekerjanya. Masing masing faktor tersebut juga mempunyai kategori skor. Tabel 10. Skor berat beban yang diangkat 0 1 2 +1 < 5Kg 5-10 Kg > 10 Kg Penambahan beban yang tiba - tiba atau secara cepat

0 Good Pegangan pas dan tepat ditengah, genggaman kuat. Tabel 11. Tabel Coupling 1 2 Fair Poor Pegangan Pegangan tangan tangan bisa diterima tidak bisa tapi tidak diterima ideal atau walaupun coupling lebih memungkinkan. sesuai digunakan oleh bagian lain dari tubuh. 3 Unacceptable Dipaksakan, genggaman yang tidak aman, tanpa pegangan Coupling tidak sesuai digunakan oleh bagian lain dari tubuh. +1 +1 +1 Tabel 12. Activity Score - 1 atau lebih baguan tubuh status, ditahan lebih dari 1 menit - pengulangan gerakan dalam rentang waktu singkat, diulang lebih dari 4 kali per menit (tidak termasuk berjalan) - Gerakan menyebabkan perubahan atau pergeseran postur yang cepat dari postur awal Tahap 4 : Perhitungan nilai REBA untuk postur yang bersangkutan Setelah didapatkan skor dari tabel A kemudian dijumlahkan dengan skor untuk berat beban yang diangkat sehingga didapatkan nilai bagian A. Sementara skor dari tabel B dijumlahkan dengan skor dari tabel coupling sehingga didapatkan nilai bagian B. dari nilai bagian A dan bagian B dapat digunakan untuk mencari nilai bagian C dari tabel C yang ada.

Nilai REBA didapatkan dari hasil penjumlahan nilai bagian C dengan nilai aktivitas pekerja. Dari nilai REBA tersebut dapat diketahui level resiko pada musculoskeletal dan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengurangi resiko serta perbaikan kerja. Untuk lebih jelasnya, alur cara kerja dengan menggunakan metode REBA serta level resiko yang terjadi dapat dilihat pada gambar 1.18 dan tabel 1.15. REBA : SCORING Trunk L Upper Arms R GROUP A Neck Legs + + Load/ Force Coupling L L Lower Arms Wrists R R GROUP B SCORE A Use Table C SCORE C + Activity Score Date: Task: REBA Score Analysts: Gambar 7. Langkah langkah perhitungan metode REBA (Sumber: Hignett, S., McAtamney, L., (2000). Applied Ergonomics, 31, 201-5.) Tabel 13. Tabel Level Resiko dan Tindakan Action Level Skor REBA Level Resiko Tindakan Perbaikan 0 1 Bisa diabaikan Tidak perlu 1 2-3 Rendah Mungkin perlu 2 4-7 Sedang Perlu 3 8-10 Tinggi Perlu segera 4 11-15 Sangat Tinggi Perlu saat ini juga Dari tabel resiko di atas dapat diketahui dengan nilai REBA yang didapatkan dari hasil perhitungan sebelumnya dapat diketahui level resiko yang terjadi dan perlu atau tidaknya tindakan yang dilakukan untuk

perbaikan. Perbaikan kerja yang mungkin dilakukan antara lain berupa perancangan ulang peralatan kerja berdasarkan prinsip prinsip ergonomi. 7. Contoh Kasus dan Analisa Berdasarkan vidoe postur kerja operator perakitan pada stsiun kerja 1, maka didapat penilaian REBA adalah sebagai berikut: Grup A: 1. Batang tubuh (trunk) Batang tubuh pada proses kerja ini membungkuk sebesar 20 o (ke depan) maka skor adalah 2. 2. Leher (neck) Penilaian untuk postur leher operator membentuk sudut 30 o, maka skor yang didapat adalah 2. 3. Kaki (legs) Posisi kaki normal/ seimbang sehingga skornya adalah 1. 4. Beban (load) Beban yang dibawa memiliki berat > 10 kg sehingga skornya adalah 2 dan karena perlu kekuatan cepat untuk membawa beban maka ditambah +1, sehingga totalnya adalah 2 + 1 = 3. Grup B: 1. Lengan atas (upper arm) Pergerakan lengan atas saat mengangkat kotak adalah 40 o, sehingga skornya adalah 2 dan +1 karena lengan bengkok, maka total skornya 3. 2. Lengan bawah (lower arm) Lengan bawah pada proses ini memungkinkan pergerakan 50 o sehingga skornya 2. 3. Pergelangan tangan (wrist) Pergelangan tangan > 15 o ke atas sehingga skornya adalah 2. 4. Coupling Dalam hal ini benda yang diangkat berupa kotak sehingga tidak ada pegangan tangan yang terdapat pada sisi kotak sehingga skor untuk coupling adalah 3.

5. Aktivitas Skor Pada tahap bekerja terjadi tindakan yang menyebabkan jangkauan yang besar dan cepat pada postur (tidak stabil) sehingga penilaian terhadap postur tersebut adalah ketidakstabilan dengan skor +1. Dengan demikian, hasil penilaian untuk tabel A adalah 3 + 3 = 6, hasil penilaian untuk tabel B adalah 5 + 3 = 8, hasil penilaian untuk tabel C adalah 9. Dengan demikian, skor akhir REBA adalah 9 + 1 = 10, dimana artinya segera diperbaiki karena level resiko adalah tinggi. 8. Tugas Praktikum a. Menganalisa postur kerja berdasarkan video/gambar dengan metode REBA b. Membuat rekomendasi dari analisa postur 9. Prosedur Praktikum Untuk praktikum R E B A, prosedur pelaksanaan praktikum yang harus dilaksanakan adalah: a. Praktikan merekam postur kerja operator perakitan pada menit ke 5 pada posisi bergerak (dinamis) dengan menggunakan handy cam/ webcam b. Praktikan mengambil gambar postur dan stasiun kerja perakitan dengan menggunakan kamera c. Praktikan mengkonversi video ke dalam bentuk JPG dengan movie plotter d. Praktikan mencatat data yang diukur e. Praktikan mengisi lembar pengamatan sesuai dengan pengukuran yang telah dilakukan. f. Praktikan menganalisa postur kerja berdasarkan video/gambar dengan metode REBA

Daftar Tabel Tabel 1. Skor pergerakan punggung (batang tubuh)... 75 Tabel 2. Skor pergerakan leher... 75 Tabel 3. Skor posisi kaki... 76 Tabel 4. Skor pergerakan lengan atas... 77 Tabel 5. Skor pergerakan lengan bawah... 78 Tabel 6. Skor pergerakan pergelangan tangan... 79 Tabel 7. Tabel A... 80 Tabel 8. Tabel B... 80 Tabel 9. Tabel C... 81 Tabel 10. Skor berat beban yang diangkat... 81 Tabel 11. Tabel Coupling... 82 Tabel 12. Activity Score... 82 Tabel 13. Tabel Level Resiko dan Tindakan... 83 Daftar Gambar Gambar 1. Range pergerakan punggung (a) postur alamiah, (b) postur 0 20o flexion, (c) postur 20 60o flexion, (d) postur 60o flexion atau lebih.... 75 Gambar 2. Range pergerakan leher (a) postur 20 o atau lebih flexion, (b) postur extension... 76 Gambar 3. Range pergerakan kaki (a) kaki tertopang, bobot tersebar merata, (b) kaki tidak tertopang, bobot tidak tersebar merata.... 77 Gambar 4. Range pergerakan lengan atas (a) postur 20 o flexion dan extension, (b) postur 20 o atau lebih extension dan postur 20 45 o flexion, (c) postur 45 90 o flexion, (d) postur 90 o atau lebih flexion... 78 Gambar 5. Range pergerakan lengan bawah (a) postur 60 100 o flexion, (b) postur 60 o atau kurang flexion dan 100 o atau lebih flexion... 78 Gambar 6. Range pergerakan pergelangan tangan (a) postur alamiah, (b) postur 0 15 o flexion maupun extension, (c) postur 15 o atau lebih flexion, (d) postur 15 o atau lebih extension... 79 Gambar 7. Langkah langkah perhitungan metode REBA (Sumber: Hignett, S., McAtamney, L., (2000). Applied Ergonomics, 31, 201-5.)... 83