III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dan diuji sesuai

III.METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. mendapatkan dan menganalisis data sesusai dengan tujuan.

Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

Panduan Wawancara. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan

BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di enam desa atau pekon di Kecamatan Wonosobo

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Kegiatan. perencanaan program sudah berjalan dengan baik.

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG

METODE PENELITIAN. Dari beberapa hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini, batasan

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, Klasifikasi. Batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

III METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian ini. Faktor-faktor yang diteliti dalam

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DESA KEDUNGASRI KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR : 188/ 16 /KEP / /2016

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Sherif and Sherif (1956, dalam Ahmadi, A., 1999), kelompok adalah unit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian penelitian. Konsep

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN A.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. wilayah Cikajang, Kabupaten Garut yang masih aktif sebagai anggota KPGS.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu

ABSTRAK PENDAHULUAN. Akhmad Ansyor, Zikril Hidayat dan Nia Kaniasari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

JIIA, VOLUME 1 No. 2, APRIL 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK PENGARUH KINERJA KPMD TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERDESAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di

JIIA, VOLUME 4, No. 4, OKTOBER 2016

1 III METODE PENELITIAN. (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara konsep-konsep atau nilai-nilai dari variabel yang satu

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI

BAB III PENDEKATAN LAPANG

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian asosiatif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III. Objek dan Metode Penelitian

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KELOMPOK PADA SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) LADA DI UPT BUKIT KEMUNING LAMPUNG UTARA

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode Korelasional. Metode. hubungan antara dua atau lebih variabel.

METODE PENELITIAN. deskriptif bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi

III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi Variabel Batasan definisi operasional ini mencakup semua pengertian yang

BAB III PENDEKATAN LAPANG

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 KEGIATAN REMBUG KESIAPAN MASYARAKAT (RKM) Bulan Agustus 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Agus Nurkatamso Umi Listyaningsih

LAMPIRAN. Panduan Pertanyaan dalam Wawancara Mendalam. Nama :... Peran di PNPM-MPd :...

BAB III METODE PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sarana untuk meningkatkan informasi sehingga mempermudah pekerjaan dalam

HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman,

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan. ataupun karakteristik, serta objek yang akan diteliti.

BUKTI DARI PEDESAAN INDONESIA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu metode penelitian yang dihasilkan

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analisis hubungan (analitik korelasional)

IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Populasi dan Contoh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan,

TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KELOMPOK TANI PADI SAWAH TERHADAP PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Z 2 α P Q n = d 2

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

Community Participation in Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri in Kotabatu Village, Ciomas Sub-District, Bogor District

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peubah atau variabel bebas (X) yang digunakan adalah tingkat peranan KPMD pada program PNPM-MP. Variabel-variabel tersebut akan berhubungan dengan variabel (Y) yaitu tingkat partisipasi masyarakat pada program PNPM-MP. Lebih rinci variabel-variabel tersebut dapat dilihat pada klasifikasi berikut ini: 1. Variabel (X) Batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian. Variabel (X) adalah variabel tingkat peranan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP). Secara umum, peran KPMD dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM- MP) adalah membantu memfasilitasi kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pelestarian hasil kegiatan PNPM-MP di desa.

34 Indikator-indikator yang berhubungan dengan tingkat peranan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dalam Penelitian ini, yaitu : a. Tingkat peranan KPMD dalam memfasilitasi musyawarah-musyawarah yang ada di dusun dan desa adalah memfasilitasi pelaksanaan musyawarah-musyawarah yang ada di dusun dan desa mulai dari pendataan RTM, mengumpulkan data untuk proses penggalian gagasan RTM, dan pelaksanaan musyawarah-musyawarah dusun dan desa. Indikator tersebut diukur dengan menggunakan skor yang diperoleh berdasarkan daftar pertanyaan, dengan 6 pertanyaan tertutup dan 1 pertanyaan terbuka yang terkait dengan tingkat peranan KPMD dalam memfasilitasi musyawarah-musyawarah yang ada di dusun atau desa. Setiap pertanyaan memiliki bobot tertinggi 3 dan terendah 1 dari 6 pertanyaan, sehingga diperoleh skor tertinggi 18 dan skor terendah 6. b. Menyebarluaskan dan mensosialisasikan program PNPM Mandiri Perdesaan kepada masyarakat desa adalah memperkenalkan dan menyebarluaskan informasi mengenai program dan pelaksanaan PNPM-MP kepada masyarakat. Upaya ini juga diharapkan menjadi media pembelajaran mengenai konsep, prinsip, prosedur, kebijakan, tahapan pelaksanaan, dan hasil pelaksanaan PNPM-MP kepada masyarakat luas. Indikator tersebut diukur dengan menggunakan skor yang diperoleh berdasarkan daftar pertanyaan, dengan 4 pertanyaan tertutup dan 1 pertanyaan terbuka yang terkait dengan tingkat peranan KPMD dalam menyebarluaskan dan mensosialisasikan program PNPM Mandiri Perdesaan kepada masyarakat desa. Setiap pertanyaan

35 memiliki bobot tertinggi 3 dan terendah 1 dari 4 pertanyaan, sehingga diperoleh skor tertinggi 1 dan skor terendah 4. c. Memastikan terlaksananya tahap-tahap kegiatan program PNPM Mandiri Perdesaan di desa adalah memastikan terlaksananya kegiatan program PNPM-MP yakni perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemeliharaan hasil kegiatan dapat berjalan dengan baik. Pengukuran indikator tersebut dengan menggunakan skor yang diperoleh berdasarkan daftar pertanyaan, dengan 4 pertanyaan tertutup dan 1 pertanyaan terbuka yang terkait dengan tingkat peranan KPMD dalam memastikan terlaksananya tahap-tahap kegiatan program PNPM Mandiri Perdesaan. Setiap pertanyaan memiliki bobot tertinggi 3 dan terendah 1 dari 4 pertanyaan, sehingga diperoleh skor tertinggi 1 dan skor terendah 4. d. Mendorong dan memastikan penerapan prinsip-prinsip dan kebijakan program PNPM Mandiri Perdesaan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pelestarian hasil kegiatan adalah mendorong dan memastikan pelaksanaan kegiatan PNPM-MP di pekon tetap menekankan prinsip-prinsip PNPM-MP yakni transparansi dan keterbukaan, keberpihakan pada Rumah Tangga Miskin (RTM), pelibatan masyarakat dalam setiap kegiatan PNPM-MP, akuntabilitas, dan keberlanjutan hasil kegiatan Indikator tersebut diukur dengan menggunakan skor yang diperoleh berdasarkan daftar pertanyaan, dengan pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka yang terkait dengan tingkat peranan KPMD dalam mendorong dan memastikan

36 penerapan prinsip-prinsip dan kebijakan program PNPM Mandiri Perdesaan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pelestarian hasil kegiatan. Setiap pertanyaan memiliki bobot tertinggi 3 dan terendah 1 dari pertanyaan, sehingga diperoleh skor tertinggi 6 dan skor terendah. e. Mengikuti pertemuan bulanan dengan Pendamping Lokal (PL) yang di fasilitasi oleh Fasilitator Kecamatan (FK) yakni selain mengikuti kegiatan di desanya, KPMD mengikuti pertemuan bulanan dengan Pendamping Lokal (PL) yang difasilitasi oleh Fasilitator Kecamatan (FK) untuk membahas kendala dan permasalahan yang muncul di desa serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Pengukuran indikator tersebut dengan menggunakan skor yang diperoleh berdasarkan daftar pertanyaan, dengan 3 pertanyaan tertutup yang terkait dengan tingkat peranan KPMD dalam mengikuti pertemuan bulanan dengan Pendamping Lokal (PL). Setiap pertanyaan memiliki bobot tertinggi 3 dan terendah 1 dari 3 pertanyaan, sehingga diperoleh skor tertinggi 9 dan skor terendah 3. f. Mendorong masyarakat untuk berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan, termasuk pengawasan adalah mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan termasuk dalam pengawasan kegiatan program PNPM-MP di desanya. Indikator tersebut diukur dengan menggunakan skor yang diperoleh berdasarkan daftar pertanyaan, dengan 4 pertanyaan tertutup dan 1 pertanyaan terbuka yang terkait dengan tingkat peranan KPMD dalam mendorong

37 masyarakat untuk berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan, termasuk dalam pengawasan. Setiap pertanyaan memiliki bobot tertinggi 3 dan terendah 1 dari 4 pertanyaan, sehingga diperoleh skor tertinggi 1 dan skor terendah 4.. Variabel (Y) Menurut Madrie (1998, dalam Effendi, 007), partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah keikutsertaan warga atau keterlibatan warga masyarakat dalam proses pembangunan, ikut memanfaatkan hasil pembangunan, ikut mendapat keuntungan dari proses dan hasil pembangunan baik pembangunan yang dilakukan oleh komunitas, organisasi atau pembangunan yang dilakukan pemerintah. Tingkat partisipasi masyarakat dalam program PNPM-MP adalah tingkat keterlibatan masyarakat rumah tangga miskin yang ikut serta atau terlibat dalam setiap tahapan kegiatan PNPM-MP. Tingkat partisipasi masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dapat dilihat dari lima indikator. Indikator-indikator tingkat partisipasi masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dapat dijelaskan di bawah ini: a. Merencanakan pembangunan dan ikut dalam pengambilan keputusan yaitu tingkat partisipasi yang tahapannya paling tinggi tingkatannya diukur dari derajat keterlibatannya. Pada tahap ini, masyarakat memilih Fasilitator Desa atau Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) sekaligus diajak turut membuat keputusan yang mencakup gagasan,

38 tujuan, maksud dan target, diskusi. Indikator tersebut diukur dengan menggunakan skor yang diperoleh berdasarkan daftar pertanyaan, dengan 5 pertanyaan tertutup dan 1 pertanyaan terbuka yang terkait dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam merencanakan pembangunan dan ikut dalam pengambilan keputusan pada Program PNPM Mandiri Perdesaan. Setiap pertanyaan memiliki bobot tertinggi 3 dan terendah 1 dari 5 pertanyaan, sehingga diperoleh skor tertinggi 15 dan skor terendah 5. b. Memberikan swadaya masyarakat yaitu keterlibatan masyarakat dalam memikul beban pembangunan. Swadaya dapat diwujudkan dengan menyumbangkan tenaga,dana dan material pada saat pelaksanaan kegiatan. Indikator tersebut diukur dengan menggunakan skor yang diperoleh berdasarkan daftar pertanyaan, dengan pertanyaan tertutup dan 1 pertanyaan terbuka yang terkait dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam memberikan swadaya pada program pembangunan yang diadakan oleh PNPM Mandiri Perdesaan didesanya. Setiap pertanyaan memiliki bobot tertinggi 3 dan terendah 1 dari pertanyaan, sehingga diperoleh skor tertinggi 6 dan skor terendah. c. Melaksanakan kegiatan yaitu keterlibatan masyarakat dalam aktivitasaktivitas riil yang merupakan perwujudan program dalam kegiatan fisik bentuk tenaga kerja yang sepadan dengan manfaat yang akan diterima oleh warga yang bersangkutan. Indikator tersebut diukur dengan menggunakan skor yang diperoleh berdasarkan daftar pertanyaan, dengan 3 pertanyaan tertutup yang terkait dengan tingkat partisipasi

39 masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan program PNPM Mandiri Perdesaan di desanya. Setiap pertanyaan memiliki bobot tertinggi 3 dan terendah 1 dari 3 pertanyaan, sehingga diperoleh skor tertinggi 9 dan skor terendah 3. d. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan yaitu keikutsertaan masyarakat dalam mengukur atau memberikan penilaian sampai seberapa jauh tujuan program dapat dicapai, dan penilaian terhadap bidang pembangunan misalnya fasilitas umum dan lainnya. Indikator tersebut diukur dengan menggunakan skor yang diperoleh berdasarkan daftar pertanyaan, dengan 3 pertanyaan tertutup yang terkait dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam memonitor dan mengevaluasi kegiatan program PNPM Mandiri Perdesaan. Setiap pertanyaan memiliki bobot tertinggi 3 dan terendah 1 dari 3 pertanyaan, sehingga diperoleh skor tertinggi 9 dan skor terendah 3. e. Menerima dan memanfaatkan hasil-hasil pembangunan yaitu keterlibatan warga masyarakat dalam menerima hasil, menikmati keuntungan atau menggunakan fasilitas-fasilitas yang telah dibangun secara langsung dari kegiatan PNPM-MP yang telah dilakukan. Indikator tersebut diukur dengan menggunakan skor yang diperoleh berdasarkan daftar pertanyaan, dengan 3 pertanyaan tertutup yang terkait dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam Menerima dan memanfaatkan hasil-hasil pembangunan program PNPM Mandiri Perdesaan. Setiap pertanyaan memiliki bobot tertinggi 3 dan terendah 1

40 dari 3 pertanyaan, sehingga diperoleh skor tertinggi 9 dan skor terendah 3. Penentuan jarak antar kelas pada variabel menggunakan rumus Sturges (Dajan, 1986) sebagai berikut: X Y Z k Keterangan : Z = Interval kelas X = Nilai tertinggi Y = Nilai terendah k = Banyaknya kelas atau kategori Banyaknya kelas dalam penelitian ini ditentukan secara sengaja yakni sebanyak tiga kelas. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu di Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus dengan pertimbangan bahwa kecamatan tersebut merupakan salah satu kecamatan yang sedang mengembangkan salah satu program pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat yakni Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM- MP) dengan jumlah pekon terbanyak di Kabupaten Tanggamus setelah Kecamatan Pugung, yakni sebanyak 3 pekon. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu staf di Badan Koordinator PNPM Provinsi Lampung menyatakan bahwa tingkat partisipasi masyarakat Kecamatan Wonosobo tergolong lebih aktif dibanding masyarakat Kecamatan Pugung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 01.

41 C. Metode Penentuan Sampel Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) yang berada di Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus yang berjumlah 1 orang KPMD dan 1.535 orang masyarakat Rumah Tangga Miskin (RTM) yang menjadi sasaran dari program PNPM-MP. Penentuan sampel dilakukan secara sengaja (Purposive) yakni 6 pekon dari 3 pekon yang ada di Kecamatan Wonosobo dengan pertimbangan bahwa keenam pekon tersebut mempunyai jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) terbanyak dan mendapatkan dana swadaya dari masyarakat di Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus. Jumlah masyarakat Rumah Tangga Miskin (RTM) dan jumlah swadaya masyarakat masing-masing pekon di Kecamatan Wonosobo dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah masyarakat Rumah Tangga Miskin (RTM) dan jumlah swadaya masyarakat per pekon di Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus tahun 010 Pekon Sridadi Way Panas Soponyono Banjarsari Kunyayan Dadisari Rumah Tangga Miskin (KK) 96 83 61 47 3 16 Jumlah Swadaya (Rp).430.000 950.000 1.45.000 5.039.500 1.635.000 1.185.000 Jumlah 1.535 1.484.500 Sumber : Unit Pengelola Kegiatan (UPK), 011 Tabel 6 menunjukkan bahwa dari keenam pekon yang ada di Kecamatan Wonosobo terdapat 1.535 KK penduduk rumah tangga miskin. Namun, keenam pekon tersebut mendapatkan sumbangan swadaya masyarakat yang

4 cukup banyak yakni Rp. 1.484.500. Hal ini berarti masyarakat di Kecamatan Wonosobo sudah ikut berperan dalam pembangunan desanya. Selanjutnya, karena populasi dari keenam pekon terpilih bersifat homogen atau sumber data memiliki sifat yang sama, maka ditetapkan jumlah sampel dari masyarakat Rumah Tangga Miskin (RTM) yang diambil dengan teknik pengambilan Sampel Acak Tidak Proporsional menurut Stratifikasi yakni pengambilan sampel pada setiap pekon diambil dengan persentase yang berbeda. Menurut Rusmialdi (007), untuk populasi yang homogen sempurna, jumlah sampel tidak mempengaruhi kualitas atau keadaan yang mewakili (representativeness). Jadi jumlah sampel yang diambil cukup kecil saja. Pengambilan sampel untuk KPMD dan masyarakat RTM dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah sampel Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dan masyarakat Rumah Tangga Miskin (RTM) di Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus Pekon Sampel KPMD Sampel RTM Sridadi Way Panas Soponyono Banjarsari Kunyayan Dadisari 10 10 10 10 10 10 Jumlah 1 60 Tabel 7 Menunjukkan bahwa dari tiap pekon diambil responden/sampel KPMd dan 10 sampel dari Rumah Tangga Miskin (RTM). Jumlah keseluruhan sampel yakni 7 orang yang berasal dari 6 pekon di Kecamatan Wonosobo.

43 D. Metode Penelitian dan Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi menggunakan kuesioner sebagai pengumpul data. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner). Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur, dinas, instansi dan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan ini. E. Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode analisis deskriptif, sedangkan pengujian hipotesis digunakan analisis statistik nonparametrik dengan uji korelasi Rank Spearman (Siegel, 1997) dengan rumus sebagai berikut: r 1 6 n n i 1 s 3 di n Keterangan: r s = Koefisien korelasi Rank Spearman n = Jumlah Responden di = Perbedaan setiap peringkat Rumus rs ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa dalam penelitian ini akan dilihat korelasi (keeratan hubungan) antara dua variabel yakni variabel X dan variabel Y. Pengujian dilanjutkan untuk menjaga tingkat signifikansi pengujian bila terdapat rank kembar baik pada variabel X maupun pada variabel Y sehingga dibutuhkan faktor koreksi t (Siegel, 1997) dengan rumus sebagai berikut :

44 X r s Y T X Y X Y 3 n n T X 1 3 n n T Y 1 3 t t 1 di Keterangan: X = Jumlah kuadrat variabel X yang dikoreksi Y = Jumlah kuadrat variabel Y yang dikoreksi T X = Jumlah faktor koreksi variabel X Ty = Jumlah faktor koreksi variabel Y T = Faktor koreksi t = Banyaknya observasi berangka sama pada peringkat tertentu n = Jumlah sampel Kriteria pengambilan keputusan: 1. Jika t hitung t tabel, maka tolak H 1 pada (α) = 0,05 atau (α) = 0,01 berarti tidak terdapat hubungan antara kedua variabel yang diuji.. Jika t hitung > t tabel, maka terima H 1 pada (α) = 0,05 atau (α) = 0,01 berarti terdapat hubungan antara kedua variabel yang diuji.