3. METODE PENELITIAN. Penelitian tentang ukuran kelompok simpai telah dilakukan di hutan Desa Cugung

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian populasi siamang dilakukan di Hutan Desa Cugung Kesatuan

METODE PENELTIAN. Penelitian tentang keberadaan populasi kokah (Presbytis siamensis) dilaksanakan

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa

METODE PENELITIAN. Penelitian keberadaan rangkong ini dilaksanakan di Gunung Betung Taman Hutan

I. PENDAHULUAN. Primata merupakan salah satu satwa yang memiliki peranan penting di alam

IV. METODE PENELITIAN

UKURAN KELOMPOK SIMPAI (Presbytis melalophos) DI HUTAN DESA CUGUNG KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG MODEL GUNUNG RAJABASA LAMPUNG SELATAN

2. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Napier dan Napier (1967), klasifikasi ilmiah simpai sebagai berikut :

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. M11, dan M12 wilayah Resort Bandealit, SPTN wilayah II Balai Besar Taman

BAB III METODE PENELITIAN

UKURAN KELOMPOK MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) DI HUTAN DESA CUGUNG KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG GUNUNG RAJABASA LAMPUNG SELATAN

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang Lampung (Gambar 2).

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari Februari 2014 di

3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 di Hutan Mangrove KPHL Gunung

BAB V HASIL. Gambar 4 Sketsa distribusi tipe habitat di Stasiun Penelitian YEL-SOCP.

I. PENDAHULUAN. Salah satu primata arboreal pemakan daun yang di temukan di Sumatera adalah

METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari

3. METODOLOGI PENELITIAN. Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

II. TINJAUAN PUSTAKA. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan jenis kera kecil yang masuk ke

I. PENDAHULUAN. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

IV. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENDUGAAN POPULASI RUSA TOTOL ( Axis axis ) DI ISTANA BOGOR DENGAN METODE CONTENTRATION COUNT. Oleh :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September 2012, di Kampus. Universitas Lampung (Unila) Bandar Lampung (Gambar 3).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan mangrove Desa Margasari

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 18 hari (waktu efektif) pada bulan Maret 2015

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kupu-kupu raja helena (Troides helena L.) merupakan kupu-kupu yang berukuran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ilmiah siamang berdasarkan bentuk morfologinya yaitu: (Napier and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Semua lahan basah diperkirakan menutupi lebih dari 20% luas daratan Indonesia

3 METODE Jalur Interpretasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Youth Camp Tahura WAR pada bulan Maret sampai

BAB III METODOLOGI. Gambar Peta Lokasi Tapak

STUDI JENIS TUMBUHAN PAKAN KELASI (Presbitis rubicunda) PADA KAWASAN HUTAN WISATA BANING KABUPATEN SINTANG

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun

III. METODE PENELITIAN. dilakukan pada bulan Desember Maret Penelitian dilaksanakan di

II. TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2015 di kanan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di Repong Damar Pekon

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2012 di Rawa Bujung Raman

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di blok pemanfaatan kawasan hutan pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Biologi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Monyet ekor panjang merupakan mamalia dengan klasifikasi sebagai berikut

II. TINJAUAN PUSTAKA. frugivora lebih dominan memakan buah dan folivora lebih dominan memakan

I. PENDAHULUAN. Rusa merupakan salah satu sumber daya genetik yang ada di Negara Indonesia.

III. METODOLOGI. Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga

HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Siamang yang ditemukan di Sumatera, Indonesia adalah H. syndactylus, di

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

I. PENDAHULUAN. nasional yang tidak ternilai harganya (Badarudin dkk. 2013). Ayam kampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah

PENDAHULUAN. Gambar 1 Bange (Macaca tonkeana) (Sumber: Rowe 1996)

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. antara bulan Januari Maret 2014 dengan pengambilan data antara pukul

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Resort Pemerihan Taman

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September 2014 di Kawasan Budidaya

SURVEI. Hal yang perlu diperhatikkan dalam merancang survei. Persyaratan Ilmiah dalam perencanaan survei 6/7/2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di perkebunan kopi Sumber Rejo Way Heni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

2015 LUWAK. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Sokokembang bagian dari Hutan Lindung Petungkriyono yang relatif masih

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

I. PENDAHULUAN. liar di alam, termasuk jenis primata. Antara tahun 1995 sampai dengan tahun

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENILITIAN. Lokasi penelitian mengambil daerah studi di Kota Gorontalo. Secara

II. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang

BAB III METODE PENELITIAN

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

KEPADATAN INDIVIDU KLAMPIAU (Hylobates muelleri) DI JALUR INTERPRETASI BUKIT BAKA DALAM KAWASAN TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA KABUPATEN MELAWI

Transkripsi:

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian tentang ukuran kelompok simpai telah dilakukan di hutan Desa Cugung Kesatuan Pengelola Hutan Lindung (KPHL) Model Gunung Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Januari 2015 (Gambar 2). Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian di Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Model Gunung Rajabasa Lampung Selatan (Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Model Gunung Rajabasa, 2013).

16 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah binocular Bushell, kamera Canon D70, jam tangan digital, lembar pengamatan, alat-alat tulis, GPS (Global Positioning System), peta wilayah dan peta topografi wilayah KPHL Model Gunung Rajabasa Lampung Selatan. Adapun bahan penelitian yang diamati adalah kelompok simpai yang berada di hutan Desa Cugung KPHL Model Gunung Rajabasa, Lampung Selatan. 3.3 Batasan Penelitian Batasan penelitian ini adalah: 1. Obyek penelitian yaitu kelompok simpai yang ditemui di area penelitian di hutan Desa Cugung KPHL Model Gunung Rajabasa Lampung Selatan. 2. Lokasi penelitian dilakukan di area tempat beraktifitas simpai yang ada di hutan Desa Cugung KPHL Model Gunung Rajabasa Lampung Selatan. 3. Penelitian dilaksanakan selama 14 hari efektif, jika simpai tidak ditemukan maka akan digantikan hari berikutnya. 3.4 Jenis Data 3.4.1 Data Primer Data primer yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa informasi terkait ukuran kelompok simpai yang meliputi jumlah individu, struktur umur dan rasio seksual simpai di hutan Desa Cugung KPHL Model Gunung Rajabasa Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan.

17 3.4.2 Data Sekunder Data sekunder dikumpulkan antara lain bio-ekologi simpai dan kondisi lokasi penelitian. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur dari pustaka, jurnal dan terbitan lainnya untuk melengkapi data primer yang diambil dilapangan. 3.5 Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Pengumpulan Data Primer 3.5.1.1 Survei Pendahuluan Survei pendahuluan adalah langkah awal untuk memulai penelitian, tujuan survei pendahuluan agar peneliti mengetahui kondisi umum lokasi penelitian (Man, 2012). Kemudian dalam melakukan survei pendahuluan yang dapat dilakukan adalah mencocokan peta kerja dengan kondisi di lapangan, menentukan jalur dan lokasi pengamatan serta untuk mengetahui karakteristik habitat simpai. 3.5.1.2 Pengumpulan Data di Lapangan Data yang dicatat selama penelitian adalah jumlah individu, struktur umur dan rasio seksual simpai. Metode yang digunakan adalah metode area terkonsenterasi (concentration count method) (Bismark, 2011). Pengamatan dilaksanakan terkonsentrasi pada suatu titik yang diduga sebagai tempat dengan peluang perjumpaan satwa tinggi. Misalnya tempat tersediaanya pakan, air untuk minum dan lokasi pohon tidurnya. Pengamatan dapat dilakukan pada tempat yang tersembunyi sehingga tidak mengganggu aktivitas satwa. Perhitungan jumlah individu, pengenalan struktur umur dan jenis kelamin simpai di lapangan dilakukan dengan cara perhitungan langsung dan dianalisis

18 berdasarkan ciri-ciri khusus pada kelompok yang diamati agar tidak terjadi perhitungan ulang berdasarkan ciri-ciri khusus misalkan berdasarkan ukuran tubuh, warna rambut dan aktifitas simpai saat makan (Nasrullah, 2009). Lembar kerja meliputi hari dan tanggal pengamatan, waktu bertemu, lokasi bertemu, temuan di lapangan, jumlah individu yang ditemui, jumlah total dan keterangan saat dilapangan (Tabel 1). Tabel 1. Lembar Pengamatan Ukuran Kelompok Simpai di Hutan Desa Cugung No Hari/Tanggal Pengamatan Waktu (WIB) Lokasi Jumlah Individu Jumlah A Muda Dewasa J B TI J B TI Jumlah Total Keterangan = A = Anakan J = Jantan B = Betina TI = Tidak Teridentifikasi 3.5.2 Pengumpulan Data Sekunder Pengumpulan data sekunder diperoleh dari berbagai sumber, melalui studi literatur dari pustaka, jurnal dan terbitan lainnya mengenai bio-ekologi simpai dan kondisi lokasi penelitian tujuannya yaitu untuk melengkapi data primer yang telah diambil dilapangan. 3.6 Analisis Data Analisis data dilakukan yaitu menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu peneliti menguraikan, menjelaskan dan menggambarkan hasil data yang di dapat di lapangan dan disusun dalam bentuk kalimat ilmiah secara sistematis (Badriah,

19 2006). Data yang akan dianalisis meliputi ukuran kelompok, komposisi umur dan rasio seksual simpai. 3.6.1 Ukuran Kelompok Menurut Kwatrina dkk., (2013), ukuran kelompok merupakan jumlah individu dalam kelompok. Data ukuran kelompok dikumpulkan dengan mencatat jumlah individu, komposisi kelompok, dan lokasi sesuai keberadaan kelompok primata yang ditemukan dengan menggunakan GPS receiver. Ukuran kelompok simpai dapat diketahui dengan menggunakan metode pengamatan terkonsentrasi (concentration count). Jumlah individu terbesar yang ditemui dari seluruh rangkaian pengamatan diasumsikan sebagi jumlah individu yang mewakili satu kelompok. Apabila jumlah inidividu terkecil yang ditemui diasumsikan bahwa individu yang lain tidak terlihat pada saat pengamatan (Fachrul, 2007 dalam Qiptiyah dan Setiawan, 2012). Pengamatan dilaksanakan terkonsentrasi pada suatu lokasi yang diduga sebagai tempat dengan peluang perjumpaan satwa tinggi. Misalnya tempat tersediaanya pakan, air untuk minum dan pohon tidurnya. Menurut Iskandar (2007) dan Bangun, Mansjoer dan Bismark (2009), jenis pohon yang digunakan sebagai pohon tempat tidur primata adalah jenis pohon yang pada umumnya juga dimanfaatkan sebagai pohon sumber pakan. Pengamatan dapat dilakukan pada tempat yang tersembunyi sehingga tidak mengganggu aktivitas satwa (Bismark, 2011).

20 3.6.2 Struktur Umur Penentuan struktur umur simpai dapat diketahui berdasarkan ukuran tubuh, warna rambut dan aktifitas simpai saat makan (Nasrulla, 2009 dalam Fitri Fitri dkk., 2013). Terdapat tiga tahap perkembangan dalam populasi simpai berdasarkan kelas umur yaitu kelas umur anakan, muda dan dewasa (Direktorat Jenderal Perlindungan dan Pelestarian Alam, 1982., Ariestyowati, 1999 dalam Bugiono, 2001). Berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut : a. Kelas umur anak yaitu umur berkisar 0-1 tahun, rambut berwarna putih dan sebagian berwarna gelap yang membujur dari kepala hingga ekor serta lebih sering berada dalam gendongan induknya. b. Kelas umur muda yaitu umur berkisar antara 1-6 tahun, bagian rambut yang berwarna gelap semakin memudar, bagian dalam paha berbentuk seperti garis hingga mata kaki tetap putih dan mulai terbentuk jambul. c. Kelas umur dewasa yaitu umur berkisar antara 6-20 tahun, rambut berwarna merah kecoklatan pada bagian perut dan bagian dalam paha berwarna putih serta jambul terbentuk sempurna. 3.6.3 Rasio Seksual Nilai dugaan terhadap rasio seksual populasi simpai ditentukan dengan persamaan yang menunjukan perbandingan antara jumlah jantan dan betina (Alikodra, 1990). S = J B Keterangan : S = Seks ratio J = Jumlah jantan B = Jumlah betina