HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO THE RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDES WITH ACT OF THE USE OF PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT ON BUILDING CONSTRUCTION WORKERS PROJECT OF THE FACULTY OF PUBLIC HEALTH UNIVERSITY OF SAM RATULANGI MANADO Andriani Mandagi *, Paul A.T Kawatu *, Nancy S.H Malonda * *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado ABSTRAK Proses pembangunan proyek konstruksi merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya kecelakaan kerja. Data dari Internasional Labour Organization (ILO) mencatat, setiap hari terjadi sekitar 6.000 kecelakaan kerja fatal di dunia. Besarnya resiko kecelakaan kerja pada proyek konstruski maka penggunaan alat pelindung diri penting untuk digunakan. Pada observasi dan wawancara disebagian besar pekerja banyak diantara pekerja mengabaikan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) selama berlangsungnya pekerjaan, walaupun pihak perusahaan telah menyediakan APD. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan penggunaan APD pada pekerja konstruksi pembangunan gedung FKM UNSRAT Manado. Metode pada penelitian ini menggunakan observasional analitik pendekatan cross cectional. Study penelitian ini diambil secara total sampling sebanyak 85 responden. Instrumen yang digunakan kuesioner. Analisis hubungan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat signifikan α = 0,05. Hasil pada penelitian ini ada 57,6% pekerja tidak menggunakan APD, 55,3% pekerja memiliki pengetahuan baik dan 50,6% pekerja memiliki sikap negatif. Hasil uji Chi-Square untuk pengetahuan dengan tindakan penggunaan APD nilai p = 0,025 dan untuk sikap dengan tindakan penggunaan APD nilai p = 0,022. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan penggunaan APD pada pekerja konstuksi dan terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan penggunaan APD pada pekerja konstruksi. Kata Kunci :Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Alat Pelindung Diri ABSTRACT The development process of a construction project is an activity that many contain elements danger of accidents. Data from the International Labor Organization (ILO) also record, every day there are about 6,000 fatal occupationnal accidents in the world. The magnitude of the risk of accidents on contrusction made PPE are important to use. On observation and interview of many workers among othher the workers ignore the use of Personal Protective Equipment (PPE) during the work, although the company has been providing PPE. The purpose of this research is to analyze the relationship between knowledge and attitudes with the use of PPE's on building construction workers in Public Health Faculty University of Sam Ratulangi Manado. This research is an observational analytic research with cross sectional study. The sample used is the total population as much as 85 respondents. Data collection was done by using questionnaire. Relationship analysis using Chi-Square test with a significant level of α = 0.05. The results of this research there are 57.6% of workers do not use PPE, 55.3% of workers have a good knowledge and 50.6% of workers had a negative attitude. Chi-Square test results for knowledge with the Act of the use of PPE with p value = 0.025 and attitude with action for the use of the PPE with p value = 0.022. There is a relationship between knowledge with the act of the use of PPE on construction workers and there is a relationship between attitudes with the act of the use of PPE on construction workers. Keywords: Knowledge, Attitude, Act, Personal Protective Equipment PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan (Sucipto, 2014). Kecelakaan kerja adalah 1
suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan sering kali tidak terduga yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau property maupun korban jiwa yang terjadi di dalam suatu proses kerja konstruksi (Tarwaka, 2014). Proses kerja konstruksi bangunan termasuk dalam kegiatan yang sangat berisiko terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Data Internasional Labour Organization (ILO) mencatat, setiap hari terjadi sekitar 6.000 kecelakaan kerja fatal di dunia. Pada tahun 2013 satu pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. Selanjutnya tahun 2012 angka kematian dikarenakam kecelakaan dan penyakit akibat kerja sebanyak 2 juta kasus setiap tahun. Pengendalian agar terhindar dari resiko kecelakaan kerja sangatlah penting untuk dilakukan. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk terhindar dari resiko terjadinya kecelakaan kerja yaitu pengendaliaan teknis, pengendalian administratif dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). APD merupakan kelengkapan yang wajib digunakan pada saat bekerja agar terhindar dari kecelakaan kerja. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) tentunya harus diperiksa terlebih dahulu apakah kondisinya sesuai dengan Standard Operasional Prosedur (SOP) dan APD yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis pekerjaan. Adapun faktor pendorong menurut Notoatmodjo (2007), yang dapat mempengaruhi penggunaan APD antara lain pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai nilai dan tradisi atau budaya. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, pembangunan gedung Fakultas Kesehatan Masyarakat terdiri dari 6 lantai, dimana gedung yang memiliki lebih dari 2 lantai atau gedung bertingkat sangat beresiko tinggi atau sangat rentan terhadap kecelakaan kerja, dalam mencegah kecelakaan kerja perlu menerapkan manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Alat Pelindung Diri disediakan oleh perusahaan yang juga merupakan pelaksana. Kenyataan yang ada melalui pengamatan langsung oleh peneliti selama berlangsungnya pekerjaan, para pekerja hanya mengabaikan mengenai penggunaan alat pelindung diri salah satunya yang ditemui yaitu para pekerja yang sedang melakukan pekerjaan di gedung bertingkat sebagian besar tidak menggunakan alat pelindung kepala atau safety helmet, safety belt, safety shoes, masker, sarung tangan, safety glasses yang sesuai dengan Standard Operasional Procedure (SOP) yang ditetapkan., sementara kegiatan konstruksi yang dilakukan adalah struktur bangunan bertingkat yang memiliki resiko kecelakaan kerja. Pengetahuan dan sikap berpengaruh terhadap tindakan penggunaan APD, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja proyek konstruksi pembangunan gedung Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Sam Ratulangi Manado. 2
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode survey analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan di proyek konstruksi untuk pembangunan gedung Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado pada bulan Oktober Januari 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pekerja yang sedang menyelesaikan proyek pembangunan gedung Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Sam Ratulangi yaitu 102 pekerja dan diambil sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah 85 pekerja.data primer adalah data yang diperoleh peneliti melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari buku, jurnal, profil perusahan CV. KJS dan referensi lain yang berkaitan dengan tema penelitian. Cara pengolahan data melalui editing, coding, data entry, tabulasi, pembersihan data (Notoatmodjo, 2012). Analisis Univariat digunakan untuk menggambarkan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat dan menggambarkan karateristik dari responden. Analisis bivariat Digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel dependen yaitu tindakan penggunaan alat pelindung diri (APD) dengan variabel dependen yaitu pengetahuan dan sikap, dengan menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan 95% (α 0,05). Jika p < 0,05 menunjukkan adanya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Ho ditolak) dan jika p 0,05 maka menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat (Ho diterima). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan proyek pembangunan gedung Fakultas Kesehatan Manado. Subjek pada penelitian ini sebanyak 85 pekerja dari total populasi ada 102 pekerja yang semuanya berjenis kelamin laki-laki. Responden pada penelitian ini adalah pekerja yang sedang menyelesaikan proyek pembangngunan gedung Fakultas Kesehatan Manado, menunjukkan bahwa responden berdasarkan umur paling banyak ada di kelompok umur 17 25 tahun berjumlah 34 orang dengan persentase (40,0%) sedangkan yang paling sedikit responden yang berumur 46 55 tahun sebanyak 12 orang dengan persentase (14,1%). Berdasarkan masa kerja responden sebagian besar adalah 1-5 tahun berjumlah 49 orang dengan persentase (57,6%) dan yang paling sedikit masa kerja 11-15 tahun yaitu berjumlah 8 orang dengan persentase (9,4%). Responden berdasarkan pendidikan terakhir yang paling banyak adalah tamat SMP/MTS yaitu berjumlah 52 orang dengan persentase (61,2 %) sedangkan yang paling sedikit adalah tidak tamat SD dan tamat Perguruan Tinggi masing-masing berjumlah 1 orang dengan persentase (1,2 %). Berdasarkan lama kerja perhari, responden yang bekerja > 8 jam perhari lebih tinggi yaitu berjumlah 58 orang dengan persentase (68,2 %) 3
dibandingkan dengan responden yang bekerja 8 jam perhari berjumlah 27 orang dengan persentase (31,8 %). Pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian, responden yang responden yang mempunyai pengetahuan baik dengan persentase (55,3 %) berjumlah 47 orang sedangkan responden yang mempunyai pengetahuan kurang dengan persentase (44,7 %) yaitu berjumlah 38 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada penelitian ini pengetahuan yang dimiliki oleh pekerja sebagai responden penelitian ini sudah baik. Hal ini dikarenakan banyaknya informasi yang didapat baik itu lewat media masa dan sebelum bekerja dilakukan breafing. Penginderaan dapat terjadi lewat indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Nyatanya sebagian besar pengetahuan yang dimiliki manusia diperoleh melalui indera penglihatan dan pendengaran (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan yang didapat bisa melalui pendidikan formal ataupun informal misalnya diperoleh dari pelatihan, penyuluhan, pengalaman atau informasi lainnya (Notoatmodjo, 2010). Sikap Berdasarkan hasil penelitian pada pekerja bangunan proyek konstruksi untuk pembangunan gedung Fakultas Kesehatan Manado yang berjumlah 85 responden, diperoleh hasil responden yang memiliki sikap negatif berjumlah 43 orang (50,6%) sedangkan responden dengan sikap positif yaitu berjumlah 42 orang (49,4%). Hasil diatas menunjukkan bahwa pekerja bangunan yang memiliki sikap negatif lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja bangunan yang memiliki sikap positif. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek (Fitriani S, 2011). Salah seorang ahli psikologis social yaitu Newcomb menyatakan bahwa sikap merupakan suatu bentuk kesiapan seseorang dalam melakukan perbuatan nyata, sikap tidak sama dengan tindakan (Notoatmodjo, 2012). Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai tindakan penggunaan alat pelindung diri dari 85 responden penelitian, didapatkan hasil ada 49 orang dengan persentase (57,6%) tidak menggunakan APD sedangkan 36 orang dengan persentase (42,4%) menggunakan APD. Hasil diatas menunjukkan bahwa pekerja bangunan pada proyek konstruksi untuk pembangunan gedung Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado tidak menggunakan APD. Tindakan responden yang kurang baik dalam penggunaan APD dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dimana faktor internal yaitu respons dan faktor ekstenal yaitu objek berperan besar terhadap tindakan penggunaan APD pada pekerja (Maulana, 2009). Suatu sikap yang baik belum tentu akan terwujud, melalui suatu tindakan dalam perwujudan sikap menjadi suatu perbuatan nyata maka 4
diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas, disamping itu juga diperlukan faktor dukungan dari pihak lain (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini tindakan penggunaan alat pelindung diri masih kurang dibandingkan dengan mereka yang menggunakan alat pelindung diri padahal sudah tersedia. Alasan yang dikemukakan oleh para pekerja umumnya adalah kenyamanan, bahwa alasan utama mengapa pekerja tidak menggunakan APD karena dianggap hanya mengganggu proses pekerjaan. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Tabel 1. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Tindakan Penggunaan APD Pengetahuan Tidak Total Menggunakan Menggunakan p value n % n % n % Kurang 27 71,1 11 28,9 38 100 0,025 Baik 22 46,8 25 53,2 47 100 Total 49 57,6 36 42,4 85 100 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan kurang dan tidak menggunakan alat pelindung diri sebanyak 27 responden dengan persentase (71,1%), kemudian pengetahuan yang baik dan tidak menggunakan alat pelindung diri sebanyak 22 responden dengan persentase (46,8%). Selanjutnya responden dengan pengetahuan yang kurang dan menggunakan alat pelindung diri berjumlah 11 responden dengan persentase (28,9%) dan responden dengan pengetahuan baik dan menggunakan alat pelindung diri sebanyak 25 responden dengan persentase (53,2%). Pengetahuan berpengaruh terhadap pendidikan sesorang, sehingga berdasarkan hasil penelitian ini pengetahuan juga dapat berpengaruh terhadap pendidikan terakhir dapat dilihat hasil karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir yaitu sebagian besar tamat SMP/MTS yaitu berjumlah 52 orang dengan persentase (61,2 %), diikuti responden dengan pendidikan terakhir tamat SMA/MA/SMK berjumlah 23 orang dengan persentase (27,1 %), tamat SD yaitu berjumlah 8 orang dengan persentase (9,4 %) sedangkan yang paling sedikit adalah tidak tamat SD dan tamat Perguruan Tinggi masing-masing berjumlah 1 orang dengan persentase (1,2 %). Hasil pengolahan data menggunakan uji chi-square dengan bantuan program Statistical Program for Social Sciences (SPSS) didapatkan p value sebesar 0,025 dengan nilai α = 0,05 (< 0,05) jadi nilai p value lebih kecil dibandingkan dengan nilai α, maka terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan penggunaan alat pelindung diri. Pekerja yang berpengetahuan kurang 2,789 kali lebih berpeluang tidak menggunakan alat pelindung diri dibandingkan yang berpengetahuan baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputri (2014) 5
bahwa ada hubungan antara pengetahuan pekerja dengan penggunaan APD pada pekerja kerangka bangunan diperoleh hasil dengan menggunakan uji spearman yaitu 0,036 maka p value < 0,05 dan kekuatan hubungan antara pengetahuan pekerja dengan kepatuhan penggunaan APD termasuk rendah. Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2014) bahwa pengetahuan tidak berhubungan dengan kepatuhan menggunakan APD diperoleh hasil dengan menggunakan uji chi square yaitu 0,483 maka p value 0,05. Hubungan Antara Sikap dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Tabel 2. Hubungan Antara Sikap Dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Tindakan Penggunaan APD Total Sikap Tidak Menggunakan Menggunakan p value n % n % n % Negatif 30 69,8 13 30,2 43 100 0,022 Positif 19 45,2 23 54,8 42 100 Total 49 57,6 36 42,4 85 100 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner terhadap 85 pekerja bangunan di gedung Fakultas Kesehatan Manado menunjukkan responden yang memiliki sikap negatif terhadap penggunaan alat pelindung diri dan tidak menggunakan alat pelindung diri berjumlah 30 orang (69,8%) sedangkan responden yang memiliki sikap negatif dan tidak menggunakan alat pelindung diri berjumlah 19 orang (45,2%). Responden yang memiliki sikap negatif dan menggunakan alat pelindung diri berjumlah 13 orang (30,2%) sedangkan responden yang memiliki sikap positif dan menggunakan alat pelindung diri berjumlah 23 orang (54,8%). Sikap juga diartikan sebagai kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu, apabila diperhadapkan dengan suatu objek yang menghendaki adanya respon. Pola perilaku, kesiapan antisipatif untuk menyesuaikan diri dari situasi sosial yang telah terkondisikan (Waluyo, 2009). Hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara sikap dengan tindakkan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja proyek konstruksi pembangunan gedung Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Hasil ini didasarkan dari analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh p value sebesar 0,022 dengan nilai α = 0,05 (< 0,05) jadi nilai p value lebih kecil dibandingkan dengan nilai α,. Pekerja yang memiliki sikap negatif 2,794 kali lebih berpeluang tidak menggunakan alat pelindung diri dibandingkan yang memiliki sikap positif. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyowati (2010), bahwa ada hubungan antara sikap dengan pemakaian APD pada pekerja konstruksi working at height proyek pembangunan Rumah Sakit dan diperoleh 6 7
hasil dengan menggunakan uji chi square yaitu p-value < 0,005. Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Saputri (2014), bahwa tidak ada hubungan antara sikap pekerja dengan penggunaan APD dikarenakan masih ada pekerja yang tidak menggunakan APD saat bekerja karena sudah berpengalaman bekerja di proyek dan diperoleh hasil dengan menggunakan uji spearman yaitu p value 0,05. Rangkuman dari berbagai hasil penelitian yang ada, sebagian menunjukkan terdapat hubungan yang kuat antara sikap dengan tindakan penggunaan APD, namun sebagian juga menunjukkan lemahnya hubungan antara sikap dengan tindakan penggunaan APD (Azwar, 2013). Sikap negatif yang diperlihatkan seseorang membuat pribadi orang tersebut berperilaku tidak aman. Sikap adalah determinan paling penting dalam keselamatan kerja dan dibuktikan bahwa sikap pekerja terhadap keselamatan kerja terlihat kurang positif pada perusahaan-perusahaan yang angka kecelakaan kerjanya tinggi. Bentukbentuk sikap yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja antara lain adalah tidak bertanggung jawab dan tidak memiliki sikap kerjasama (Winarsunu, 2010). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja proyek konstruksi pembangunan gedung Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. 2. Ada hubungan antara sikap dengan tindakan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja proyek konstruksi pembangunan gedung Fakultas Kesehatan Manado. SARAN Saran yang dapat dianjurkan berkaitan dengan penelitian ini yaitu: 1. Hendaknya pekerja bangunan lebih mentaati peraturan keselamatan kerja yaitu penggunaan alat pelindung diri yang telah disiapkan dan ditetapkan dari pihak perusahaan. 2. Hendaknya PT. KJS meningkatkan pengawasan bukan hanya proses kerja melainkan lebih mengawasi mengenai penggunaan alat pelindung diri dan memberikan peringatan atau sanksi bagi pekerja yang tidak patuh pada aturan untuk menggunakan alat pelindung diri. DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. 2013. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan Edisi Pertama. Graham Ilmu. Yogyakarta. International Labour Organization. 2013. Data Statistik Pekerja. (www.ilo.org>document>wcms). Maulana, H. DJ. 2009. Promosi Kesehatan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 7
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Jakarta. Notoatmodjo S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Notoatmodjo S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan.PT. Rineka Cipta. Jakarta. Putri, K.D.S. 2014. Analisis Faktor Yang Berhubungan dengan Kepatuhan Menggunakan Alat Pelindung Diri. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. (online). (http://journal.unair.ac.id/filerpdf/kklk 1d0764ead72full.pdf, diakses pada tanggal 19 Agustus 2016). Saputri, I.A.D. 2014. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penggunnaan APD pada Pekerja Kerangka Bangunan. Skripsi. Departemen K3 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Surabaya. (online). (httpjournal.unair.ac.iddownloadfullpapers-kklk4d5d3527eb2full.pdf, diakses tanggal 7 November 2016). Setyowati, S.R.T. 2010. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemakaian Apd Pada Pekerja Konstruksi Working At Height Proyek Pembangunan Rumah Sakit X Jakarta. (online). httpeprints.undip.ac.id2883413926.pdf, diakses tanggal 7 November 2016). Sucipto, C.D. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Gosyen Publishing.Tangerang. Tarwaka. 2014. Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Harapan Press, Surakarta. Waluyo, M. 2009. Psikologi Teknik Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu. Winarsunu T. 2010. Psikologi Keselamatan Kerja. UMM Pres. Malang 8