MUCHAMAD SYAMSUL HUDA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN.

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Annie Resmisari, 2013

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN. Akhmad Bisri Arifin

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014, 56-60

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x 2 x 40 Menit (dua kali pertemuan)

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Sukabumi Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas merupakan langkah-langkah sistematis

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas telah dilaksanakan di SMK Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di SDN2 Labuhan Ratu Kecamatan Kedaton. Bandar lampung pada semester II tahun 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran

INOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung bertujuan

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. PSKGJ - Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran (Sanjaya: 2009: 59). Pada penelitian tindakan kelas ini

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunkan dalam penelitian ini menggunakan metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan mulai dari

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan evaluatif melalui model Goal

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian tindakan kelas atau Classroom Actions research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH. Observasi diadakan di kelas VIIA MTsN Bangkalan tahun pelajaran. 2009/2010 pada bulan Nopember Desember 2009.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA KEDIRI TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Merujuk kepada hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana diuraikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di VI SDN 2 Lawonu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Darul

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Pembekalan Instruktur PLPG 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

Kata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar IPA dalam konsep

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 29 Bandung bertujuan untuk


BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR GULING DEPAN DALAM SENAM LANTAI (Studi pada Siswa Kelas V Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya) JURNAL SKRIPSI Oleh : MUCHAMAD SYAMSUL HUDA 086464285 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI 2013

Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan salah satu bagian dari pendidikan secara umum yang ada di sekolah. Pembelajaran pendidikan jasmani dimulai sejak dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, bahkan sampai perguruan tinggi. Oleh karena itu, pendidikan jasmani terlihat sangat mempunyai peranan penting di sekolah karena memberikan banyak manfaat untuk peserta didik secara fisik dan kesehatan. Peranan penting dari pendidikan jasmani antara lain membentuk manusia seutuhnya, di samping memberikan manfaat kesehatan fisik untuk peserta didik. SK Menpora Nomor 053A/MENPORA/1994 (dalam Nurhasan, dkk, 2005:2) menjelaskan bahwa Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan fisik, kecerdasan dan pembentukan watak. Merujuk pada pengertian pendidikan jasmani di atas, pembelajaran pendidikan jasmani yang dilaksanakan di sekolah seharusnya sesuai dengan teori yang ada dan dilaksanakan dengan berbagai kegiatan jasmani dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani tersebut. Namun, kenyataan yang ada di lapangan keberadaan Pendidikan Jasmani masih dianggap kurang penting dibanding bidang studi yang lain. Ini dapat terlihat dari sedikitnya jam pelajaran Pendidikan Jasmani yang diberikan di sekolah, sehingga guru sering menggunakan cara konvensional dengan waktu yang cepat dalam proses 1 pembelajaran demi tercapainya KKM. Hal ini berdampak pada materi yang diajarkan pada siswa kurang tersampaikan secara

maksimal. Akhirnya kebanyakan siswa hanya dijadikan sebagai obyek saja dan bukan subyek. Nilai para siswapun banyak yang di bawah nilai KKM. Dalam pembelajaran yang konvensional, kebanyakan materi yang disampaikan guru tidak terserap secara menyeluruh oleh siswa. Hal ini dikarenakan tidak adanya umpan balik antara materi yang diberikan oleh guru dan yang diterima oleh siswa. Akhirnya berdampak pada kemampuan dari siswa yang tidak maksimal. Nilai para siswa masih banyak yang di bawah nilai KKM dan persentase kelas masih dibawah 80%. Terlihat dari penilaian awal yang sudah dilakukan pada materi senam lantai gerakan guling depan, terdapat 12 siswa atau 46,15% mendapatkan kriteria kurang dan 14 siswa mendapat nilai 70-83 atau 53,85% mendapat kriteria sedang dan baik. Artinya masih kurang dari Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) yang diinginkan yaitu 70 persentase kelas masih dibawah 80%. Untuk lebih jelasnya. Dalam penelitian ini, materi pembelajaran yang akan di teliti adalah senam lantai yaitu pada gerakan guling depan yang tentunya akan menggunakan cara atau model yang berbeda dari sebelumnya. Gerakan guling depan adalah gerakan menggulingkan badan kedepan. Gerakan guling depan merupakan rangkaian dari gerakan senam lantai serta merupakan salah satu pembelajaran senam yang diajarkan pada sekolah dasar dimana siswa diharapkan dapat memiliki kemampuan untuk melakukan gerakan ini. Banyak model pembelajaran yang ditawarkan untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa, Salah satunya yaitu pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang paling mudah digunakan pada guru yang masih pemula dan juga melibatkan semua siswa, karena saat

pembelajaran berlangsung siswa dapat bekerja sama antara siswa yang sudah bisa maupun yang belum bisa. Oleh karena itu, peneliti akan menggunakan metode pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini sebab peneliti termasuk guru pemula. Manfaat lainnya dalam model ini adalah siswa juga dapat berperan aktif baik siswa yang sudah bisa maupun yang belum bisa. Semua siswa dapat ikut terlibat dalam pembelajaran senam guling depan. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) menjadi pilihan peneliti untuk meningkatkan kemampuan dalam materi guling depan. Menurut Slavin (dalam Trianto, 2007:52) model pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yaitu siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin. Oleh karena itu, peneliti akan menggunakan kelompok agar materi yang diajarkan dapat tersampaikan dengan baik dan siswa yang kurang aktif dapat mengikuti proses pembelajaran serta memperoleh nilai di atas KKM. Melalui model pembelajaran ini, diharapkan ada peningkatan kemampuan siswa dalam materi senam guling depan. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division (STAD) dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar guling depan dalam senam lantai pada siswa kelas V Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang akan dilakukan ini antara lain :

1. Sebagai salah satu indikator keberhasilan kemampuan gerak dasar guling depan dalam senam lantai pada siswa. 2. Sebagai bahan acuan untuk peningkatan dalam memperbaiki pembelajaran selanjutnya. 3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), di kelas peneliti ada permasalahan dan harus diperbaiki supaya pembelajaran lebih bagus lagi. Penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa pada mata pelajaran penjaskes materi senam lantai guling depan kelas V. Desain Penelitian yang digunakan berupa siklus. setiap siklus terdiri 4 tahap yaitu : Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan? Bagan 3.1 Siklus Penelitian Tindakan kelas (Arikunto, 2006:16) 14

Prosedur yang diterapkan dalam penelitian ini meliputi : 1. Studi Awal Pada siklus ini peneliti melaksanakan pembelajaran penjasorkes seperti biasa (konvensional) dengan materi pembelajaran guling depan. Pada inti kegiatan peneliti mengadakan pretest guling depan untuk mengetahui kemampuan siswa. Selain itu hasil dari pretest juga digunakan untuk membentuk kelompok-kelompok kecil untuk pembelajaran pada siklus 1. Berikut penilaian awal yang sudah dilakukan pada materi senam guling depan, terdapat 12 siswa atau 46,15% mendapatkan kriteria kurang dan 14 siswa mendapat nilai 70 ke atas atau 53,85% mendapat kriteria sedang dan baik. Setelah diketahui hasilnya siswa dikelompokkan. 2. Siklus a. Perencanaan (planning) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan perlengkapan, lembar penilaian, serta lembar pengamatan untuk guru. b. Pelaksanaan Pada tahap ini dilakukan pembelajaran teknik dasar guling depan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division (STAD). c. Pengamatan Pada kegiatan ini, pengamatan dilakukan dua kali yaitu pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat untuk melihat pembelajaran yang dilakukan oleh guru terhadap siswa. Yang kedua pengamatan oleh guru ketika siswa melakukan

kegiatan dalam proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan secara terus menerus di mulai dari siklus I sampai siklus 2. d. Refleksi Ini berisikan hasil observasi yang kita dapatkan dari lembar pengamatan yang sudah diisi oleh teman sejawat dan lembar penilaian kemampuan siswa. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini menggukan beberapa instrumen untuk mengetahui kemampuan siswa dari berbagai sudut pandang, di antaranya yaitu : 1. Lembar pengamat (tabel 3.1) digunakan untuk menilai proses pembelajaran. Lembar pengamat diisi oleh tiga pengamat. Bentuk lembar pengamatannya sebagai berikut : Tabel 3.1 Lembar pengamatan No Kriteria Pengamatan Kesesuaian 1 Guru menyiapkan dengan baik lapangan dan sarana prasarana pembelajaran penjasorkes hari ini. SS S TS STS 2 Guru mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran penjasorkes hari ini. SS S TS STS 3 Guru menyampaikan apersepsi (argumen perlunya para siswa mempelajari materi hari ini) secara lugas dan penuh makna. 4 Guru membuat perintah belajar dengan singkat dan jelas. SS S TS STS SS S TS STS 5 Siswa mendapat umpan balik (pujian atau koreksi) dari apa yang telah mereka kerjakan. SS S TS STS 6 Guru melakukan evaluasi formatif tentang sejauh mana para siswa mencapai indikator pembelajaran dengan sempurna. SS S TS STS 7 Semua siswa aktif (sibuk belajar atau membantu teman yang sedang belajar). SS S TS STS

No Kriteria Pengamatan Kesesuaian 8 Para siswa belajar dalam suasana menyenangkan. SS S TS STS 9 Guru terfokus membantu siswa untuk belajar dan mencapai tujuan belajar hari ini. SS S TS STS 10 Hari ini para siswa mendapatkan hasil belajar penjasorkes yang bermanfaat. SS S TS STS Keterangan: STS = Sangat Tidak Sesuai TS = Tidak Sesuai S = Sesuai SS =Sangat Sesuai 2. Lembar penilaian guling depan a. Penilaian Psikomotor Tabel 3.2: Penilaian Hasil Pembelajaran Senam Lantai Guling Depan Nama Sekolah : Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya Kelas/Semester : V / 1 Sasaran Evaluasi : SENAM (guling depan) No Nama 1 LA 2 RA 3 DK 4 DA 5 RK 6 D.A 7 DO 8 DN 9 IU 10 JN 11 HF 12 HM 13 F.R 14 IG 15 HD 16 RY ASPEK YANG DINILAI Teknik Awalan Posisi Tangan dan kaki Kondisi Mengguling Posisi Akhir 0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 Jumlah Skor Butir Ketun tasan

17 RS 18 KK 19 SS 20 SI 21 DN 22 AA 23 RN 24 SY 25 FL 26 AH Catatan : Kriteria Pensekoran : Skor 3 : Jika siswa melakukan dengan baik Skor 2 : Jika siswa melakukan cukup baik Skor 1 : Jika siswa melakukan kurang baik Skor 0 : Jika siswa tidak melaksanakan Interprestasi : Skor 80 100 untuk kategori baik Skor 65 79 untuk kategori sedang Skor <65 masuk kategori kurang (Mahardika, 2010: 153) Penilaian Kognitif Aspek yang Dinilai Bagaimana posisi awalan yang baik Bagaimana posisi tangan dan kaki yang baik Bagaimana kondisi mengguling yang baik Bagaimana posisi akhir yang baik Kualitas Jawaban 1 2 3 4 Catatan: Kolom Aspek nilai-perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 1 = kurang 2 = cukup 3 = baik 4 = sangat baik Penilaian Afektif Nama Aspek perilaku Kerjasama Kejujuran Tanggung jawab Skor LA RA DK DA Catatan: Kolom Aspek nilai-perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 1 = kurang 2 = cukup 3 = baik

Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) Nama Guru : NIP : Sekolah : Mata Pelajaran : Standar Kompetensi (SK) : Kompetensi Dasar (KD) : Materi Pokok : Kelas/Semester : Alokasi Waktu : Tanggal : Tabel 3.4 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) APKG 1 Alat Penilaian Kemampuan Guru (Kemampuan Merencanakan Pembelajaran) No Aspek Yang Dinilai 1 Perumusan Indikator Pencapaian/ tujuan pembelajaran a. Kejelasan dan kelengkapan cakupan rumusan b. Kesesuaian dengan KD c. Kesesuaian banyaknya indikator pencapaian dengan alokasi waktu 2 Pengorganisasian Pengalaman Belajar /kegiatan belajar siswa a. Variasi perumusan pengalaman belajar siswa b. Perumusan pengalaman belajar sesuai dengan indikator pencapaian c. Lavel perumusan pengalaman belajar siswa sesuai dengan Indikator pencapaian 3 Pengorganisasian Materi Pembelajaran a. Pemilihan Materi Pembelajaran sesuai dengan indicator pencapaian b. Sistematika dan urutan materi pembelajaran c. Materi Pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa 4 Pendekatan dalam Pembelajaran a.kesesuaian Pendekatan (Strategi/metode) pembelajaran dengan pengalaman belajar yang dirancang Skala/skor 1 2 3 4 5 Total

b. Kesesuaian Pendekatan (Strategi/metode) pembelajaran dengan materi pembelajaran c.variasi Pendekatan (Strategi/metode) pembelajaran yang dirancang 5 Kesesuaian Sumber/ Media Pembelajaran, dengan : a. Pencapaian indicator pencapaian b. Materi Pembelajaran c. Karakteristik siswa 6 Ketepatan dan kesesuaian Rancangan Langkahlangkah pembelajaran a. Rancangan langkah pembelajaran meliputi : tahapan peterlibatan siswa (engagement), eksplorasi, elaborasi, konfirmasi dan penilaian/ evaluasi b. Ketepatan dan kesesuaian isi rancangan setiap langkah Pembelajaran dengan materi pembelajaran c. Ketepatan dan kesesuaian isi rancangan setiap langkah Pembelajaran dengan pengalaman belajar yang dirancang 7 Penilaian hasil belajar a. Kesesuaian teknik penilaian dengan indikator pencapaian b. Rancangan penilaian proses c. Rancangan penilaian produk 8 Penunjang a. Kebersihan dan kerapian persiapan b. Ketepatan penggunaan bahasa tulis S k o r Total APKG 1 Surabaya, Teman Sejawat ( )

Tabel 3.5 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) APKG 2 Alat Penilaian Kemampuan Guru (Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran) Nama Guru : NIP : Sekolah : Mata Pelajaran : Standar Kompetensi (SK) : Kompetensi Dasar (KD) : Materi Pokok : Kelas/Semester : Alokasi Waktu : Tanggal : No Aspek Yang Dinilai Skala/skor 1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 Penyiapan Awal Kondisi Pembelajaran a. Penyiapan klas/lab/lapangan b. Memeriksa kehadiran siswa c. Penyiapan media/alat pembelajaran Membuka Pembelajaran a. Melakukan kegiatan engagement dan atau apersepsi b. Menyampaikan KD yang akan dicapai Pengorganisasian Materi Pembelajaran pada kegiatan Inti a. Penguasaan materi pembelajaran b. Sistematika dan urutan penyampaian materi pembelajaran c. Terjadinya kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan indicator pencapaian d. Ketepatan penggunaan alokasi waktu yang disediakan sesuai dengan tahapan/langkah pembelajaran Pendekatan dalam Pembelajaran a. Penggunaan berbagai Pendekatan (Strategi/metode) Pembelajaran secara tepat, logis dan variatif sesuai dengan pengalaman belajar yang dirancang b.kesesuaian penggunaan Pendekatan (Strategi/metode) pembelajaran dengan materi Pembelajaran c. Terciptanya proses pembelajaran yang kondusif dan I2M3 (Interaktif, Inspiratif, Menyenangkan,

5 6 7 8 Menantang, dan Memotivasi) Penggunaan Sumber/ Media Pembelajaran a. Penggunaan sumber/media dan alat bantu pembelajaran secara tepat b. Perancangan media dan alat bantu pembelajaran menarik minat siswa Penilaian hasil belajar a. Penilaian proses dilakukan secara variatif untuk tercapainya indicator pencapaian dan materi pembelajaran b. Penilaian produk dilakukan sesuai dengan indicator pencapaian Penunjang a. Penggunaan bahasa b. Gaya mengajar c. Penampilan Menutup Pembelajaran a. Melakukan refleksi dan membuat rangkuman dengan melibatkan siswa b. Melaksanakan tindak lanjut (pengayaan, remidial, tugas lainnya) Skor Total APKG 2 Surabaya, Teman Sejawat Teknik Menganalisis ( ) Dari angket, lembar pengamatan dan lembar penilaian yang diperoleh kemudian masing-masing dianalisis dengan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif. Dari lembar pengamatan yang diisi oleh subjek dan teman sejawat akan dianalisis menggunakan Score Sheet pengamatan. Nantinya akan diperoleh hasil berupa persentase yang menunjukkan tingkat keberhasilan pembelajaran senam guling depan.

Analisis penilaian hasil tes siswa yang dilakukan setelah pembelajaran dianalisis untuk mendiskripsikan hasil belajar siswa. Perhitungan untuk menyatakan persentase banyaknya siswa yang lulus dengan menggunakan rumus yaitu : 1. Mencari nilai rata-rata atau mean x M N Keterangan : M = Nilai rata-rata (mean) N = Jumlah individu X = Jumlah total nilai dalam distribusi (Maksum, 2007: 15) 2. Untuk menghitung seberapa besar peningkatan hasil belajar di gunakan rumus: M D Peningkatan = x 100% M pre Keterangan: M D = Nilai rata-rata beda M = Nilai rata-rata pretest pre (Maksum, 2007:42). 3. Untuk menghitung seberapa besar prosentase hasil belajar di gunakan rumus: Presentase = n x 100% N Keterangan : n = Jumlah Kasus N = Jumlah Total Indikator Keberhasilan (Maksum, 2007: 8) Apabila pada siklus 2 target yang dicapai sudah 80%, maka tidak berlakukan siklus 3. Kriteria kelulusan siswa yang digunakan berdasarkan kebijakan sekolah yaitu siswa dinyatakan lulus apabila memperoleh nilai 70. Dan apabila ada siswa memperoleh nilai 70 maka diadakan remidi.