BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
A.Sejarah SEM dan Pengertian B.Model SEM C.Persamaan Matematis dalam SEM D.Konsep dan Istilah E. Asumsi F. Bagian SEM G.Proses Analisis SEM

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa peneliti memilih subyek tersebut karena peneliti menemukan bahwa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. nilai pelanggan terhadap kunjugan ulang tamu hotel dan word of mouth. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. SEM (Structural Equation Modeling) adalah suatu teknik statistik yang mampu

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Ruang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di D.I. Yogyakarta, yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan, Sleman, dan Nitipuran, Yogyakarta. Sedangkan subyek dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 3. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kota Yogyakarta yang terdiri dari 3 cabang yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah sesuatu yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 58

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Bab III. Metode Penelitian. Dalam suatu penelitian ilmiah metode penelitian. merupakan hal yang sangat penting karena berhasil tidaknya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB II LANDASAN TEORI

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS. sehingga peneliti dapat menegtahui baik buruknya pengukuran tersebut. Variabel penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek pada penelitian ini adalah produk Fashion muslimah merek Rabbani.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

BAB II LAPORAN PENELITIAN. Pada bagian ini memuat: (a) Deskripsi Data Penelitian; dan (b) Analisis Data Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Tahap Awal. 1. Studi Literatur 2. Pengumpulan Data Awal (Observasi dan Wawancara) 3. Identifikasi dan Analisis Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah. SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan

BAB III METODE PENELITIAN. Secara keseluruhan, bab ini berisi tentang desain penelitian, ruang lingkup penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. alamat Jalan Rekso Bayan No 1 Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian.

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah produk CNI dengan subjek yang dipilih adalah

BAB III METODE PENELITIAN. wilayah Yogyakarata. Subjek penelitian yang akan diteliti adalah para

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah produk Honda PGM-FI. Dalam penelitian

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG

BAB III METODE PENELITIAN

1. Tahap Awal. a) Studi Literatur b) Pengumpulan data awal (observasi, wawancara) 2. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu: Tahap Pendahuluan,

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

BAB III METODE PENELITIAN. yang umumnya diperoleh melalui pertanyaan terstruktur (Sekaran, 2006).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. commerce Shopee. Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA DAN KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (BBPLK) Serang. Sedangkan untuk subyek penelitian ini yaitu seluruh pegawai

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2005).

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis data yang disesuaikan dengan pola penelitian dan variabel yang diteliti. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kausalitas dan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini maka teknik analisis yang digunakan adalah SEM (Stuctural Equation Modelling) yang dioperasikan melalui program AMOS. SEM adalah teknik statistik multivariate yang merupakan kombinasi antara analisis faktor dan analisis regresi (korelasi), yang bertujuan untuk menguji hubungan - hubungan antar variabel yang ada pada sebuah model, baik itu antar indikator dengan konstruknya, ataupun hubungan antar konstruk (Santoso, 2007). Metode kuantitatif yaitu suatu metode yang menggunakan sistem pengambilan sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner terstruktur sebagai alat pengumpulan data. menurut Santoso (2010) metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan meyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka atau persentase mengenai keadaan suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual secara mendetail yang sedang menggejala dan mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan. Pendekatan

tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas karyawan.

Ya Y 3.2 Alur Penelitian Mulai Observasi Lapangan: PT.. Mataram Tunggal Garment Identifikasi Masalah Studi Literatur Penentuan Variabel dan Indikator Penyusunan Kuesioner Pengumpulan data: Penyebaran kuesioner kepada karyawan PT Mataram Tunggal Garment :., Pengolahan Data Tahapan SEM Pengujian Normalitas Tidak Mengeluarkan butir-butir yang tidak normal Ya ` Pengujian Validitas Tidak Mengeluarkan butir-butir - yang tidak valid Ya Pengujian Reliabilitas Tidak Mengeluarkan butir-butir - yang tidak reliabel a a Uji Analisis Konfirmatori Tidak Mengeluarkan butir-butir yang tidak sesuai dan melakukan analisis ulang Uji Koefisien Determinatif Tidak Melakukan uji dan mempertimbangkan pengaruh dari variabel lain Pengolahan SEM dengan Program AMOS Pengujian Goodness of fit Tidak Modifikasi Model Ya Melakukan Pengujian Hipotesis Pembahasan ` Hasil Penelitian Kesimpulan dan Saran Memberikan kesimpulan pada seluruh pengujian hipotesis dan memberikan saran sesuai dengan hasil temuan penelitian Selesai Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian

Berikut merupakan penjelasan dari gambar 3.1 alur penelitian: 1. Mulai 2. Observasi Lapangan Observasi lapangan ini dilakukan di PT Mataram Tunggal Garment. Pada kegiatan ini dilakukan kunjungan ke setiap divisi perusahaan dan lingkungan sekitar dengan didampingi oleh Ibu Maria Vitarina selaku HRD. Observasi ini dilakukan guna mendapatkan gambaran tentang perusahaan yang akan diteliti. 3. Identifikasi Masalah Setelah observasi dirasa cukup maka selanjutnya dilakukan identifikasi masalah dalam perusahaan. Dari observasi tersebut didapatkan permasalahan yang ada di perusahaan yaitu tentang keselamatan, kesehatan kerja dan produktivitas. 4. Studi Literatur Kemudian setelah permasalahan didapatkan, dilakukan studi literatur untuk menentukan dan menemukan metode yang tepat untuk diaplikasikan pada masalah yang ada. Dari 2 metode yang ada yaitu Analisa Deskriptif dan SEM. Dipilih metode SEM karena metode SEM menyajikan hasil yang memberikan keputusan mutlak. 5. Penentuan Variabel dan Indikator Berdasarkan metode dan studi literatur yang sudah diputuskan, maka ditentukan Variabel dan Indikator yang sesuai literatur yan tersedia. 6. Penyusunan Kuesioner Kemudian setelah Variabel dan Indikator disetujui. Maka langkah selanjutnya adalah menyusun kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data pada perusahaan yang di teliti sesuai dengan Variabel dan Indikator yang ada.

7. Pengumpulan Data Setelah penyusunan kuesioner selesai maka dilakukan pengumpulan data-data sesuai dengan aturan dari SEM dengan responden sebanyak 200 orang. Data yang diambil melalui kuesioner berdasarkan variabel adalah Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. 8. Pengolahan Data Pengolahan data di lakukan setelah penyebaran kuesioner memenuhi syarat/mencukupi. Langkah awal adalah merekap seluruh data kuesioner pada Microsoft Excel. Kemudian dari rekapan data tersebut di cari rata-rata setiap indikator. Kemudian hasil rata-rata tersebut diolah lagi dengan sofware SPSS. Pengolahan di SPSS guna mencari normalitas, validitas dan reliabilitas data. 9. Pengujian Normalitas Kemudian setelah hasil dari software SPSS sudah tersaji. Langkah selanjutnya adalah menguji apakah hasil tersebut normal atau tidak. Jika tidak normal maka dilakukan pengambilan data ulang guna memperbaiki data yang tidak normal. 10. Pengujian Validitas Langkah selanjutnya adalah uji validitas.jika hasilnya tidak valid maka butir butir yang tidak valid dikeluarkan. 11. Pengujian Reliabilitas Langkah selanjutnya adalah uji Reliabilitas. Jika hasilnya tidak reliabel maka butir butir yang tidak reliabel dikeluarkan. Jika ketiga langkah ini sesuai maka dapat di lanjutkan ke olah data SEM. 12. Uji Analisis konfirmatori Uji analisis konfirmatori merupakan salah satu metode analisis multivariat yang dapat digunakan untuk mengkonfirmasikan apakah model pengukuran yang

dibangun sesuai dengan yang dihipotesiskan. Dalam analisis faktor konfirmatori, terdapat varabel laten dan variabel indikator. 13. Uji Koefesien Determinasi Uji koefisien determinasi di gunakan mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen 14. Pengolahan SEM dengan Program AMOS Setelah data yang dihasilkan Normal, Valid dan Reliabel maka langkah selanjutnya membuat analisa Structural Equation Modeling dengan menggunakan software AMOS. 15. Uji Goodness Of Fit Kemudian setelah hasilnya di dapatkan dilakukan perbandingan. Jika hasil Goodness Of Fit sesuai maka penelitian ini layak untuk melangkah ke tahap selanjutnya. Jika tidak maka dilakukan modifikasi model. 16. Uji Hipotesis Langkah selanjutnya adalah mekakukan pengujian hipotesis. Hal ini guna mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sesuai atau tidak. 17. Pembahasan Hasil Penelitian Dalam bagian ini menyajikan pembahasan hasil penelitian setelah melalui beberapa uji pada langkah sebelumnya. 18. Kesimpulan dan Saran Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil uji hipotesis yang ada, dan memberikan saran sesuai dengan hasil yang di dapat peneliti. 19. Selesai

3.3 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di salah satu perusahaan garment di yogyakarta yaitu PT Mataram Tunggal Garment. Secara administrasi, lokasi usaha dan atau kegiatan PT. Mataram Tunggal Garment terletak di Balong, Donoharjo, Ngaglik, Sleman, DI Yogyakarta. Telepon : 0274-896100 Manager Personalia : Maria Vitarina Lokasi pabrik tersebut di atas berjarak 25 km dari pusat kota Yogyakarta. 3.4 Metode Penelitian 3.4.1 Structural Equation Modeling Sewal Wright mengembangkan konsep ini pada tahun 1934, pada awalnya teknik ini dikenal dengan analisa jalur dan kemudian dipersempit dalam bentuk analisis Structural Equation Modeling (Yamin, 2009). 1. Pengertian SEM (Structural Equation Modeling) SEM (Structural Equation Modeling) adalah suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara konstruk laten dan indikatornya, konstruk laten yang satu dengan lainnya, serta kesalahan pengukuran secara langsung. SEM memungkinkan dilakukannya analisis di antara beberapa variabel dependen dan independen secara langsung (Hair et al, 2006). Teknik analisis data menggunakan Structural Equation Modeling (SEM), dilakukan untuk menjelaskan secara menyeluruh hubungan antar variabel yang ada dalam penelitian. SEM digunakan bukan untuk merancang suatu teori, tetapi lebih

ditujukan untuk memeriksa dan membenarkan suatu model. Oleh karena itu, syarat utama menggunakan SEM adalah membangun suatu model hipotesis yang terdiri dari model struktural dan model pengukuran dalam bentuk diagram jalur yang berdasarkan justifikasi teori. SEM adalah merupakan sekumpulan teknik-teknik statistik yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan secara simultan. Hubungan itu dibangun antara satu atau beberapa variabel independen (Santoso, 2011). SEM menjadi suatu teknik analisis yang lebih kuat karena mempertimbangkan pemodelan interaksi, nonlinearitas, variabel-variabel bebas yang berkorelasi (correlated independent), kesalahan pengukuran, gangguan kesalahan-kesalahan yang berkorelasi (correlated error terms), beberapa variabel bebas laten (multiple latentindependent) dimana masing-masing diukur dengan menggunakan banyak indikator,dan satu atau dua variabel tergantung laten yang juga masing-masing diukur dengan beberapa indikator. Dengan demikian menurut definisi ini SEM dapat digunakan alternatif lain yang lebih kuat dibandingkan dengan menggunakan regresi berganda, analisis jalur, analisis faktor, analisis time series, dan analisis kovarian Byrne (2010). Yamin (2009) mengemukakan bahwa di dalam SEM peneliti dapat melakukan tiga kegiatan sekaligus, yaitu pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrumen (setara dengan analisis faktor konfirmatori), pengujian model hubungan antar variabel laten (setara dengan analisis path), dan mendapatkan model yang bermanfaat untuk prediksi (setara dengan model struktural atau analisis regresi). Dua alasan yang mendasari digunakannya SEM adalah (1) SEM mempunyai kemampuan untuk mengestimasi hubungan antar variabel yang bersifat multiplerelationship. Hubungan ini dibentuk dalam model struktural (hubungan antarakonstruk dependen dan independen). (2) SEM mempunyai kemampuan untuk menggambarkan pola hubungan antara konstruk laten dan variabel manifes atau

variabel indikator. 2. Asumsi Penggunaan SEM (Structural Equation Modeling) Untuk menggunakan SEM diperlukan asumsi-asumsi yang mendasari penggunaannya. Asumsi tersebut diantaranya adalah: a) Normalitas Data Uji normalitas yang dilakukan pada SEM mempunyai dua tahapan. Pertama menguji normalitas untuk setiap variabel, sedangkan tahap kedua adalah pengujian normalitas semua variabel secara bersama-sama yang disebut dengan multivariate normality. Hal ini disebabkan jika setiap variabel normal secara individu, tidak berarti jika diuji secara bersama (multivariat) juga pasti berdistribusi normal. b) Jumlah Sampel Pada umumnya dikatakan penggunaan SEM membutuhkan jumlah sampel yang besar. Menurut pendapat Ferdinand (2002) dalam Wuensch (2006) bahwa ukuran sampel untuk pengujian model dengan menggunakan SEM adalah antara 100-200 sampel atau tergantung pada jumlah parameter yang digunakan dalam seluruh variabel laten, yaitu jumlah parameter dikalikan 5 sampai 10. Satu survei terhadap 72 penelitian yang menggunakan SEM didapatkan median ukuran sampel sebanyak 198. Untuk itu jumlah sampel sebanyak 200 data pada umumnya dapat diterima sebagai sampel yang representatif pada analisis SEM. c) Multicolinnearity dan Singularity Suatu model dapat secara teoritis diidentififikasi tetapi tidak dapat diselesaikan karena masalah-masalah empiris, misalnya adanya multikolinearitas tinggi dalam setiap model. d) Data interval

Sebaiknya data interval digunakan dalam SEM. Sekalipun demikian, tidak seperti pada analisis jalur, kesalahan model-model SEM yang eksplisit muncul karena penggunaan data ordinal. Variabel-variabel eksogenous berupa variabel-variabel dikotomi atau dummy dan variabel dummy kategorikal tidak boleh digunakan dalam variabel-variabel endogenous. Penggunaan data ordinal atau nominal akan mengecilkan koefesien matriks korelasi yang digunakan dalam SEM. 3. Bagian SEM (Structural Equation Modeling) Secara umum, sebuah model SEM dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu: a) Measurement Model Measurement model adalah bagian dari model SEM yang menggambarkanhubungan antara variabel laten dengan indikator-indikatornya. b) Structural Model Structural model menggambarkan hubungan antar variabel-variabel laten atauantar variabel eksogen dengan variabel laten. 4. Proses Analisa SEM (Structural Equation Modeling) Menurut Hair et al (1995) dalam Hartono, ada 7 (tujuh) langkah yang harus dilakukan apabila menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) yaitu: a) Pengembangan Model Teoritis Dalam langkah pengembangan model teoritis, hal yang harus dilakukan adalah melakukan serangkaian eksplorasi ilmiah melalui telaah pustaka guna mendapatkan justifikasi atas model teoritis yang akan dikembangkan. SEM digunakan bukan untuk menghasilkan sebuah model, tetapi digunakan untuk mengkonfirmasi model teoritis tersebut melalui data empirik. b) Pengembangan Diagram Alur Dalam langkah kedua ini, model teoritis yang telah dibangun pada tahap pertama

akan digambarkan dalam sebuah diagram alur, yang akan mempermudah untuk melihat hubungan kausalitas yang ingin diuji. Dalam diagram alur, hubungan antar konstruk akan dinyatakan melalui anak panah. Anak panah yang lurus menunjukkan sebuah hubungan kausal yang langsung antara satu konstruk lainnya. Sedangkan garis-garis lengkung antar konstruk dengan anak panah pada setiap ujungnya menunjukkan korelasi antara konstruk. Konstruk yang dibangun dalam diagram alur dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu : 1) Konstruk eksogen (exogenous constructs), yang dikenal juga sebagai sourcevariables atau independent variables yang akan diprediksi oleh variabel yanglain dalam model. Konstruk eksogen adalah konstruk yang dituju oleh garis dengan satu ujung panah. 2) Konstruk endogen (endogen constructs), yang merupakan faktor-faktor yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk. Konstruk endogen dapat memprediksi satu atau beberapa konstruk endogen lainnya, tetapi konstruk eksogen hanya dapat berhubungan kausal dengan konstruk endogen. c) Konversi diagram alur ke dalam persamaan Persamaan yang didapat dari diagram alur yang dikonversi terdiri dari : 1) Persamaan struktural (structural equation) yang dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk. Variabel endogen = variabel eksogen + variabel endogen + error 2) Persamaan spesifikasi model pengukuran (measurement model), dimana harus ditentukan variabel yang mengukur konstruk dan menentukan serangkaian matriks yang menunjukkan korelasi antar konstruk atau variabel. d) Memilih matriks input dan estimasi model

SEM menggunakan input data yang hanya menggunakan matriks varians/kovarians atau matriks korelasi untuk keseluruhan estimasi yang dilakukan. Matriks kovarian digunakan karena SEM memiliki keunggulan dalam menyajikan perbandingan yang valid antara populasi yang berbeda atau sampel yang berbeda, yang tidak dapat disajikan oleh korelasi. Hair et.al (1995) menyarankan agar menggunakan matriks varians/kovarians pada saat pengujian teori sebab lebih memenuhi asumsi-asumsi metodologi dimana standar error menunjukkan angka yang lebih akurat dibanding menggunakan matriks korelasi. e) Kemungkinan munculnya masalah identifikasi Problem identifikasi pada prinsipnya adalah problem mengenai ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang unik. Bila setiap kali estimasi dilakukan muncul problem identifikasi, maka sebaiknya model dipertimbangkan ulang dengan mengembangkan lebih banyak konstruk. f) Evaluasi kriteria goodness of fit Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap kesesuaian model melalui telaah terhadap berbagai kriteria goodness of fit. Berikut ini beberapa indeks kesesuaian dan cut off value untuk menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak menurut Ferdinand (2000) : 1) Uji Chi-square, dimana model dipandang baik atau memuaskan bila nilai Chisquare nya rendah. Semakin kecil nilai chi-square semakin baik model itu dannilai signifikansi lebih besar dari cut off value (p>0,05). 2) RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation), yang menunjukkan goodness of fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi (Hair et.al., 1995). Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang

menunjukkan sebuah close fit dari model itu berdasarkan degrees of freedom. 3) GFI (Goodness of Fit Index) adalah ukuran non statistikal yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1.0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah "better fit". 4) AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index), dimana tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,90. 5) CMIN/DF adalah The Minimum Sample Discrepancy Function yang dibagi dengan Degree of Freedom. Chi-square dibagi DF-nya disebut chi-square relatif. Bila nilai chi-square relatif kurang dari 2.0 atau 3.0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data. 6) TLI (Tucker Lewis Index), merupakan incremental index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model, dimana sebuah model 0,95 dan nilai yang mendekati 1 menunjukkan a verygood fit. 7) CFI (Comparative Fit Index), dimana bila mendekati 1, mengindikasi tingkat fit yang paling tinggi. Nilai yang direkomendasikan adalah CFI 0,94. Dengan demikian indeks-indeks yang digunakan untuk menguji kelayakan sebuah model adalah seperti dalam Tabel 3.1 berikut ini : Tabel 3.1 CFI (Comparative Fit Index) No Goodness of Fit index Cut off value 1 Chi-square Diharapkan kecil (dibawah nilai tabel) 2 Signifikansi 0,05 3 RMSEA 0,08 4 GFI 0,90 5 AGFI 0,90 6 CMIN/DF 2,00 7 TLI 0,95 8 CFI 0,94

g) Interpretasi dan modifikasi model Tahap terakhir ini adalah menginterpretasikan model dan memodifikasi model bagi model-model yang tidak memenuhi syarat pengujian yang dilakukan. tujuan modifikasi adalah untuk melihat apakah modifikasi yang dilakukan dapat menurunkan nilai chi-square; seperti diketahui, semakin kecilnya angka chisquare menunjukkan semakin fit model tersebut dengan data yang ada. Proses SEM tentu tidak bisa dilakukan secara manual selain karena keterbatasan kemampuan manusia, juga karena kompleksitas model dan alat statistik yang digunakan. Walaupun banyak ahli yang sudah menyadari perlunya membuat model yang dapat menjelaskan banyak fenomena sosial dalam hubungan banyak variabel, namun mereka belum dapat menangani kompleksitas perhitungan matematisnya. Saat ini banyak software yang khusus digunakan untuk analisis model SEM, seperti LISREL, AMOS, EQS dan Mplus. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan AMOS sebagai alat analisisnya. h) Sebagai sebuah model persamaan struktur, AMOS telah sering digunakan dalam pemasaran dan penelitian manajemen strategik. Model kausal AMOS menunjukkan pengukuran dan masalah yang struktural dan digunakan untuk menganalisis dan menguji model hipotesis. AMOS sangat tepat untuk analisis seperti ini, karena kemampuannya untuk : (1) memperkirakan koefisien yang tidak diketahui dari persamaan linier struktural, (2) mengakomodasi model yang meliputi latentvariabel, (3) mengakomodasi kesalahan pengukuran pada variabel dependen danindependen, (4) mengakomodasi peringatan yang timbal balik, simultan dan saling ketergantungan.