Pelayanan Dewan Pastoral GA Reposisi

dokumen-dokumen yang mirip
ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

Karya Pastoral Paroki

PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG

PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

Menjadi Gereja Buat Semua

BAB V PENUTUP. diberikan saran penulis berupa usulan dan saran bagi GMIT serta pendeta weekend.

BAB IV ANALISIS. A. Faktor-faktor Penghambat

di Surga dengan kemalangan dan keprihatinan hidup manusia di dunia memperhatikan yang lemah berkaitan dengan martabat manusia..

ARAH DASAR KEUSKUPAN SURABAYA

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET

BAB I PENDAHULUAN. kristiani. Gereja tidak hanya digunakan sebagai tempat untuk. beribadah,tetapi digunakan juga sebagai wadah untuk pelayanan.

5 Bab Empat. Penutup. Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal Paul Suparno, S.J.

2016, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara R

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan motor

I. PENDAHULUAN. melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita

KERANGKA ACUAN PENYEGARAN DAN PEMBENAHAN KEMBALI KEGIATAN PELAYANAN LITURGI PAROKI se KAJ

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

KEPEMIMPINAN SEBAGAI GEMBALA DAN PENGURUS DI BIARA Rohani, Juli 2013, hal Paul Suparno, S.J.

BAB III METODE PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

EKONOMI KELEMBAGAAN UNTUK SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN (ESL 327 ) Ko-Manajemen. Kolaborasi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. melalui perum perumnas. Kawasan Depok Tengah mulai dihuni sekitar april 1979,

BAB IV PENUTUP. perkembangan lagu atau musik dalam Gereja Katolik sungguh sangat pesat di

SAHABAT SEPEZIARAHAN

PEMBEKALAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI ST. YAKOBUS. Jakarta, Agustus-September 2010

Gereja Katolik Kristus Raja di Wasuponda, Luwu Timur, Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS Nama : RONI ANDI PANGAJOANG.ST

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2

PETUNJUK PELAKSANAAN. Kata Pengantar dari Pastor Paroki Santa Theresia (merangkap sebagai Ketua Dewan Paroki)

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

HP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

UKDW BAB I PENDAHULUAN

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA NOMOR : 44 TAHUN 2001 SERI: D NOMOR : Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 Tentang

KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal Paul Suparno, S.J.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. Yohanes Bosco, yang merupakan bagian dari Paroki Katedral Hati Kudus Yesus.

KEPEMIMPINAN 1 Oleh: Dwi Harsono

MAKALAH MANAJEMEN MUTU TERPADU Perlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

Perubahan Untuk Diri sendiri dan mereka yang dipimpin

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014)

LATAR BELAKANG KEGIATAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BAB XIII GEREJA DI ANTARA PLURALITAS

Pertemuan Pertama. Allah Yang Murah Hati

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

Dinamika Sosial Dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Pada Satuan Pendidikan Pada Era Otonomi Daerah

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.

KERANGKA NARASI PROGRAM KERJA DAN RANCANGAN ANGGARAN PENERIMAAN DAN BIAYA (RAPB)/ RANCANGAN ANGGARAN INVESTASI (RAI) PAROKI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN PROPOSISI

GEREJA KATOLIK PAROKI SAMBIROTO SEMARANG

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah.

ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) SMP NEGERI 1 JATIROTO Alamat : Jln. Jatiroto Jatisrono, Wonogiri Tlp. (0273) blog : -

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cita cita yang ingin dicapai oleh instansi pemerintah maupun bagi

E : Bagaimana menurut anda atas hasil yang dicapai para karyawan di. P : kami tidak hanya mengukur keberhasilan berdasarkan hasil yang dicapai,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PANDUAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN (ORMAWA) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pulau Umang Resort & Spa berada pada kategori kuat, artinya bahwa budaya

NILAI-NILAI KEJUANGAN DAN KEPEMIMPINAN DALAM LINTAS BUDAYA

Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah Hotel Grand Mercure, DKI Jakarta, 2017

PEMBAHASAN. 1.Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penandasan kembali terhadap falsafah Man behind the gun. Roda organisasi sangat

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 06 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN PEKON

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

V. EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERAN PERSATUAN MAHASISWA DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

Modul ke: ETIK UMB. AFIYATI SSi., MT. Fakultas FAKULTAS ILMU KOMPUTER. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Carilah Allah yang pertama. Menanti kedatangan Yesus kembali. Gunakan waktu dengan bijaksana. Hidup sehat. Disiplin diri.

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah. Dapat dikatakan pada saat ini tanggung jawab masing masing

Tahun C Pesta Keluarga Kudus : Yesus, Maria, Yusuf LITURGI SABDA. Bacaan Pertama 1 Sam. 1:

HASIL EVALUASI KEGIATAN LOKAKARYA

Transkripsi:

1 Pelayanan Dewan Pastoral GA Reposisi Arahan Sebagaimana sudah kita alami bersama, bahwa Gereja Antonius kita kembangkan menjadi Gereja umat Allah. Dasar pengembangannya adalah visi dan misi GA, 1998 dan hasil Sinode 1999, dengan tekanan pada pastoral kaum muda dan pengembangan kepedulian sosial umat. Semua itu dijalankan dengan cara pemberdayaan seluruh potensi umat Allah yang tergabung dalam GA melalui: ekaristi yang dirayakan di wilayah GA. kegiatan kegiatan yang dimotivasi dan dimotori GA komunitas komunitas umat GA Kepemimpinan yang mau kita kembangkan adalah Leadership by Vision. Artinya kepemimpinan yang dijalankan bukan untuk mememecahkan masalah yang ada, tetapi untuk mewujudkan visi yang dilahirkan dari inspirasi ilahi lewat proses bersama seluruh umat. Proses yang multi arah, baik bottom up, maupun top down, insani maupun ilahi. Pastor Kepala sebagai pimpiman GA bertanggungjawab atas polese dan pelayanan pastoral GA. Namun dalam pelaksanaannya pastor kepala dapat mendelegasikan tanggungjawab tersebut kepada Dewan Pastoral dan umat GA siapa pun yang dinilai mampu mengemban missi mewujudkan visi GA. Maka diangkatnya Dewan Pastoral Harian GA ini justru dimaksudkan agar pertanggungjawaban tersebut dapat maksimal. Dengan itu diharapkan nilai nilai yang menjadi dasar tindakan hidup dan karya GA sungguh nilai yang tertinggi. Dewan justru diharapkan dapat memperkaya nilai nilai tersebut. Masih dalam rangka pemahaman kepemimpinan di GA, maka beberapa hal berikut perlu kita perhatikan bersama: 1. Dewan Harian Pastoral GA meliputi enam bidang pemberdayaan, pelayanan dan pengembagan pastoral seorang sekretaris umum dan seorang bendahara. (Daftar terlampir). Karena ketua Dewan Pastoral ex officio (melekat pada jabatan pastor kepala) dijabat oleh pastor kepala, maka tidak ada ketua umum dewan paroki. Yang masih dapat dipikirkan adalah koordinator ketua bidang. Maka silakan dipilih di antara anggota pengurus Dewan Pastoral Harian GA. Di samping itu ada Team Dinamisator dengan wewemang dan peran khusus. 2. Sebagai Gereja umat GA bercita cita untuk mengembangkan proses managerial yang bottom up lebih daripada top down. Oleh karena itu, GA ingin

2 terus mengembangkan proses kepemimpinan partisipatif yang transformatif. Artinya GA menghargai tinggi aneka bentuk partisipasi dari seluruh umat. Dewan Pastoral Harian perlu membiasakan diri untuk mampu menampung seluruh ide, gerak, kegiatan yang muncul dari bawah (umat). Sebaliknya Dewan juga perlu menyampaikan kepada seluruh umat apa yang menjadi visi GA, tanpa menutup kemungkinan karya Roh yang inovatif melalui gerak hidup umat GA. Jangan sampai fungsi fasilitator ini hanya dimiliki oleh pastor, sementara Dewan justru lepas tangan atau bahkan resisten (menolak) terhadap gerak Roh dalam umat. Sekarang, dan khususnya di GA, tidak lagi menjadi minat, apalagi niat kita untuk menjadikan pastor, Dewan bagai pangeran pangeran gerejani yang terlibat dalam kehidupan nyata umat GA. 3. Seluruh anggota Dewan Pastoral, bahkan seluruh umat diharapkan makin mampu menjadi orang beriman yang lepas bebas dalam mengembangkan Gereja Umat Allah. Ini berarti menjauhi budaya lama yang: Pastorsentris: apa apa, dikit dikit pastor. Pastor harus sendiri menangani segalanya. Nunggu dhawuh: sikap yang selalu menunggu perintah atasan sehingga tidak berani untuk berkreasi dan berinisiatif. Birokratis: amat prosedural, sehingga menimbulkan kesan orang Dewan menjadi bangga kalau dapat mempersulit apa yang sebenarnya mudah. Atau menjadi mudah tersinggung ketika prosedur terlewati, terlangkahi dll. Homogenitas: segala sesuatunya harus seragam, dan perbedaan pendapat dirasa sebagai ancaman. Jatah jatahan: kita ingin mengikir bahwa yang terbaik bukanlah jatah yang sama, melain jatah yang sesuai dengan kebutuhan. Maka umat harus sendiri merumuskan kebutuhan, bukan dijatah. Dilayani dan disowani: Anggota mesti berusaha untuk dapat dicontoh dalam ketiadaan semangat untuk minta dilayani dan disowani. Orientasi pada umat seagama.: dalam banyak hal yang pertama tama adalah orang seagaman, dan tidak berani keluar dari kungkungan agama tersebut. Sikap pejabat: sikap yang ingin dilayani, dihormati, didahulukan sebelum yang lain hanya karena seorang anggota dewan. Menyamakan tanggung jawab dengan pelaksana: tak banyak orang yang sanggup membedakan antara tanggungjawab dan pelaksana. Tanggungjawab sulit dialihkan, tapi pelaksanaannya dapat dipercayakan pada orang lain. 4. Mengembangkan kebudayaan alternatif seperti : Prinsip subsidiaritas: apa dapat diselesaikan oleh tingkat yang lebih rendah tidak perlu diurus oleh perangkat yang lebih atas. Misalnya kalau bisa diselesaikan oleh seksi, tidak usah ketua bidang menanganinya. Detradisi: keberanian untuk keluar dari kukungan tradisi yang tak sesuai dengan visi GA.

3 Inovasi: Keberanian untuk berinovasi dan kreasi sendiri yang resposnif terhadap kebutuhan umat sejaman. Mempermudah apa yang sulit: bermurah hati demi kemanusiaan dan pertumbuhan iman umat. Supaya tidak terjadi aturan agama justru menjadi penghabat dalam pengembangan hidup umat beriman. Pluralitas dalam umat dan pastoral kita: kesiapan kita untuk menerima realitas yang berbeda dengan diri. Ini menyangkut perbedaan dalam arti luas: pendapat, pribadi, suku, agama, suku dll. Sikap memberi: lebih dari memupuk semangat minta, adalah semangat untuk memberi tanpa hitung untuk rugi. Beriman: lebih dari beragama, kita akan berusaha untuk mengembangkan hidup beriman lebih dari hidup bearga. Altruistis: sikap dan tindakan mendahulukan orang lain. Bukan malah apaapa minta untuk dirinya lebih dulu: perhatian, penghormatan, harta dll. 5. Ketua bidang sebaiknya tidak mengambil peran sebagai ketua panitya harihari besar Gereja. Tujuannya adalah agar dapat memberi kesempatan lebih luas buat seluruh umat dan memproses kaderasisasi dari umat. 6. Memahami dan mencoba mewujudkan visi Gereja menurut Konsili Vatikan II: Gereja adalah umat, bukan tempat. Maka seluruh orientasi pengembangan Gereja adalah perkembangan umat. Gereja yang memasyarakat lebih daripada Gereja ibadat. Seluruh orientasi hidup dan karya adalah iman, bukan agama. Sosial berarti memberi, bukan meminta (bantuan). Bukan pastor atau Dewan memberi umat, tetapi umat memberi yang lain. Alasan pemberian, atau sasaran kepedulian bukan karena seagama, sesuku, sedaerah, atau bahkan sedarah, tetapi yang membutuhkan, siapa pun orangnya, apa pun SARA nya. 7. Pilihan prioritas pelayan GA adalah kaum muda. Ini tidak pernah berarti yang lain kita tinggalkan. Oleh karena itu, ketua bidang, bahkan seluruh umat mesti aktif, kreatif, dalam mengembangkan GA. Untuk membantu mencapai tujuan di atas kiranya Arahan Tanggung jawab berikut perlu diperhatikan juga: Ketua Bidang Pemberdayaan Kaum Muda Tanggungjawabnya meliputi: membuka peluang seluas mungkin kaum untuk berperan serta dan aktif dalam hidup dan gereja GA. Ini berarti mendorong terciptanya ruang dan peluang bagi kaum muda, siapa pun, dan darimana pun asalnya, untuk aktif menggereja dan memasyarakat seturuk visi DA.Ini meliputi juga pendampingan kaum muda, komunitas komunitas kaum mdua, dan

4 mendorong lahirnya komunitas komunitas muda yang yang diperlukan oleh kaum muda yang tergabung dalam GA. Ketua Bidang Pelayanan dan Pengembangan Liturgi Tanggungjawanya meliputi segala usaha untuk mengembangkan liturgi alternatif yang kontekstual yang dapat semakin membantu untuk untuk menghayati dan mengem bangkan imannya. Alternatif, berarti memberi pilihan lain yang lebih bermakna buat umat yang merayakannya. Kontekstual berarti sesuai dengan konteks umat kini dan di sini, hic et nunc. Baik suasana maupun nilai liturgisnya pantas jadi unggulan bagi seluruh umat kita. Ketua Bidang Pelayanan dan Pengembangan Kepedulian Sosial Tanggungjawanya meliputi usaha untuk mengembangkan umat agar berani peduli pada sesama yang membutuhkan. Baik itu peduli dalam bentuk kesediaan dan kerelaan untuk memberikan uang, tenaga, ide, dan atau gabungan dari ketiganya, tanpa perlu di instruksikan, tanpa takut takut kehilangan, tanpa niat mencari muka di depan umum. Satu satunya tolok ukur yang dapat dijadikan kriterium penilaiannya adalah seberapa banyak umat menjadi makin peduli pada orang lain. Seberapa jauh umat sudah sampai pada penghayatan hidup lebih baik memberi daripada meminta. Jadi berbeda dari ide untuk membagi uang Gereja kepada orang yang membutuhkan (karitatif semata). Kecuali pendampingan aneka komunitas yang bervisi sosial di GA juga perlu didampingi dan dikembangkan. Ketua Bidang Pengembangan Komunitas Umat Lingkungan Tanggungjawanya meliputi pendampingan dan pengembangan iman umat yang termasuk dalam komunitas lingkungan GA. Secara khusus agar umat lingkungan dapat mengembangkan Gereja umat Allah, lebih daripada pengembangan Gereja teritorial di tingkat komunitas umat lingkungan. Tetapi lebih lebih membantu komunitas umat lingkungan untuk sigap dan sedia aktif terlibat dalam hidup dan gerak GA yang kontekstual. Tujuannya agar umat lingkungan tidak berjalan di tempat, dan berani mengikuti gerak seluruh umat yang siap untuk mengadakan detradionalisasi demi pengembangan Gereja yang kontekstual. Kata lainnya, bagaimana komunitas lingkungan dapat lebih berperan aktif di GA dan di masyarakat sebagai representasi GA di konteks budaya masyarakat sekitarnya. Ketua Bidang Pengembangan Komunitas Umat Tanggungjawanya meliputi ihtiar agar aneka komunitas umat yang sudah ada dapat didampingi, dan mencari terobosan baru untuk lahirnya komunitas umat yang baru. Tujuan pokoknya adalah agar semakin banyak umat dapat terlayani dan saling melayani serta proses pemberdayaan umat menjadi makin nyata dalam GA.

5 Ketua Bidang Pengembangan Iman Tanggungjawanya meliputi pembangunan suasana di lingkungan GA agar iman seluruh umat dapat berkembang makin matang. Meskipun agama perlu diajarkan juga, namun yang harus menjadi lebih penting adalah usaha agar iman dapat tumbuh. Sekretarias Umum Tanggungjawanya meliputi kelancaran komunitasi antara umat, dewan dan pimpinan Gereja, notulensi rapat/pertemuan serta pengarsipan kekayaan dan kegiatan umat GA. Bendahara Tanggungjawanya meliputi pengelolaan keuangan GA agar dapat membantu karya pastoral secara efektif dan efisien serta punya nilai accountabilitas tinggi di mata manusia dan Allah. Team Dinamisator Tanggungjawab team ini adalah untuk membantu agar gerak pastoral dewan semakin dinamis. Jadi tidak untuk menjadi polisi atau hakim atas imam dan dewan, tapi untuk menjadi roda penerus atau olie buat gerak dewan pastoral ini agar dapat semakin dinamis. Wewenang team dinamisator ini terbatas dalam GA, bukan keluar GA. Urusan keluar GA selalu ada pada tanggungjawab pastor kepala. Mengenai cara kerja Team ini dapat selalu dibicarakan dengan pastor kepala GA. Dengan demikian menjadi jelas bahwa Dewan kita cita citakan dapat mengambil peran sebagai think tank yang langsung dan formal berhubungan dengan pastor selaku pimpinan GA. Dewan, bersama pastor kepala., dihidupi oleh umat dan sekaligus menghidupkan umat. Tetapi karena sifat Dewan yang notabene konsultatif terhadap peran pastor kepala, maka putusan terakhir ada di tangan pastor kepala. Apa pun putusan pastor kepala seluruh Dewan mesti mendukungnya. Oleh karena itu sebelum putusan diambil Dewan mesti berperan susper aktif menegaskan kehendak umat dan kehendak Allah dalam umat agar putusan pastor kepada selaku ketua dewan tidak berlawanan kehendak Allah dalam umat Ga. AB 200108081611 LW YR Widadaprayitna, SJ Pastor Kepala GA