BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experimental research). Menurut Sugiyono (2012:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semi pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo. Penelitian ini adalah eksperimen semu yang menggunakan one group

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Pre-Experimental Design. Penelitian ini terdiri dari satu variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengelompokkan secara acak. Pembentukan kelas baru hanya akan menyebabkan

Keterangan : : kelas IV SD Kebonagung 03 yang dijadikan kelompok eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Rumbia. Populasi dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu VIII A, VIII B, VIII C, dan VIII D.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Dalam implementasinya di lapangan, penelitian ini menggunakan dua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri atas 6 kelas dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu penelitian meliputi pengumpulan, penyusunan dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Penelitian ini untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes dan postes kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:117). Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan menyelidiki pengaruh

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) ceramah dalam proses pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN. penggunaan data-data numerik atau berupa angka-angka yang dapat dicari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental design atau sering juga dikenal dengan istilah quasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantiatif dengan jenis

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. relibilitas, dalam bab ini dikemukakan hal-hal yang menyangkut identifikasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Metro

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. treatment yang diuji yaitu pembelajaran aktif dengan metode peer lesson terhadap

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

BAB III METODE PENELITIAN. rombongan belajar kelas VII, 7 rombongan belajar kelas VIII, dan 7

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. membaca, menulis, dan berhitung pada warga belajar keaksaraan dasar.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran sinektik dalam mengembangkan perilaku kreatif siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Bandung. Pelaksanaan penelitian serta perlakuan terhadap kelompok eksperimen mengikuti kalender akademik sekolah SMP Negeri 1 Bandung. Metode sinektik diterapkan melalui mata pelajaran IPS pada materi memahami kegiatan ekonomi masyarakat dengan kompetensi dasar menggunakan gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan. Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bandung pada semester genap tahun ajaran 2012-2013. Adapun yang menjadi sampelnya adalah satu dari 12 kelas yang dipilih dan selanjutnya dijadikan sebagai kelas eksperimen. Pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling atau sampel yang peneliti pilih disesuaikan dengan kebutuhan peneliti untuk menerapkan metode sinektik dalam mengembangkan perilaku kreatif siswa melalui pembelajaran IPS. Dalam pemilihan sampel ini, peneliti memilih kelas VII-9 sebagai kelas eksperimen yang terdiri dari 36 orang siswa. Adapun alasan peneliti memilih kelas VII-9 sebagai kelas eksperimen adalah karena kelas tersebut menurut guru mata pelajaran IPS, memiliki karakteristik yang berbeda dengan kelas lainnya sehingga peneliti merasa terdorong untuk memberikan perlakuan yang bisa mengarahkan siswa pada hal-hal yang lebih kreatif dan positif. Karakteristik ini misalnya, siswa memiliki kebiasaan senang bergosip dibandingkan senang belajar, selalu ribut dan sedikit telat dalam berpikir. Peneliti memiliki pandangan bahwa jika kelas VII-9 diajak untuk lebih berperilaku kreatif dan positif maka kebiasan- 51

52 kebiasan yang kurang baik tersebut bisa berubah menjadi hal yang positif dan bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya. B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen. Metode pra eksperimen ini belum merupakan eksperimen sungguhsungguh. Adapun desainnya adalah one group pre-test post-test design. Desain ini hanya melibatkan satu kelompok siswa sehingga memiliki kelemahan yaitu tidak adanya kelompok pengendali dan variabel luar dapat membahayakan validitas internal atau variabel luar dapat berpengaruh terhadap terbentuknya variabel independen. Jadi hasil eksperimen dari variabel dependen bukan hanya pengaruh dari variabel independen saja. Sedangkan menurut Gullo (2002), dalam suatu penelitian eksperimen, khususnya penelitian yang ingin menguji/menyelidiki ke efektifan penggunaan suatu metode mengajar baru, diperlukan kelas lain atau kelompok siswa yang menggunakan metode lama atau yang biasa dilakukan sebelumnya sebagai pembanding atau disebut kelas kontrol. Hasil dari kelas ini yang akan menjadi pembanding dari kelas eksperimen (kelas pengujian metode) untuk mengetahui apakah hasil kelas eksperimen lebih unggul daripada kelas kontrol. Pengambilan satu kelas eksperimen yaitu kelas VII-9 dalam penelitian ini dilatar belakangi oleh kenyataan di lapangan (sekolah) bahwa sebagian besar kelas VII di SMP Negeri 1 Bandung pada saat akan melakukan penelitian, sedang dijadikan sebagai kelas penelitian oleh para peneliti lainnya mulai dari jenjang pendidikan S-1 sampai S-2 dari berbagai jurusan dari UPI. Oleh karena itu, kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas yang tidak digunakan oleh peneliti lainnya. Sebenarnya sisa kelas yang tidak terpakai ada dua kelas. Tetapi karena dari segi nilai dan segi karakteristik lainnya tidak homogen, maka peneliti menggunakan satu kelas yang peneliti anggap perlu mendapatkan treatment bagi kelancaran pembelajaran dan peningkatan perilaku kreatifnya.

53 Desain one group pre-test post-test ini membandingkan hasil pre-test dan post-test dari pengaruh penggunaan metode sinektik sehingga hasil perlakuan/pengaruh penggunaan metode sinektik terhadap kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa dapat diketahui dengan membandingkan keadaan sebelum dan sesudah perlakuan. Desain penelitian ini disajikan pada gambar berikut ini: Keterangan : O X O X O Gambar 3.1 Desain Penelitian = Nilai tes awal (pre-test) dan nilai tes akhir (post-test) = Perlakuan menggunakan metode sinektik C. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2007:60) variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu variabel bebas (independent variables) atau variabel yang menyebabkan atau menjadi sebab bagi berubahnya variabel lain (dependent variables) dan variabel terikat (dependent variables) atau variabel yang dipengaruhi. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran sinektik dengan indikator penggunaan analogi langsung yang selanjutnya dianggap sebagai (X), sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa (Y) dengan indikator rasa ingin tahu yang besar, keberanian mengambil resiko, toleransi terhadap kemajemukan, kaya akan imajinasi, dan memiliki rasa humor yang tinggi, dengan asumsi bahwa penggunaan metode pembelajaran sinektik dapat mengembangkan

54 perilaku kreatif siswa. Hubungan kedua variabel ini dapat dilihat pada gambar berikut: X Y Gambar 3.2 Hubungan Variabel Penelitian Keterangan : X = Metode Pembelajaran Sinektik Y = Kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa 2. Definisi Operasional a. Metode Pembelajaran Sinektik Metode Pembelajaran Sinektik yang dikembangkan oleh William J. Gordon (Dahlan, 1990:87) merupakan suatu pendekatan baru yang menarik guna mengembangkan kreativitas. Kreativitas merupakan hal yang penting dan menjadi salah satu ciri manusia yang berkualitas. Munandar (1992:46) mengatakan bahwa kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Untuk mencapai hal itu, perlulah sikap dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini. Elemen utama dalam sinektik adalah penggunaan analogi dan metafora (kiasan). Analogi merupakan perbandingan yang sistematis antara dua benda atau hal yang berlainan tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari dua hal tadi sekedar sebagai ilustrasi. Analogi menunjukan kesamaan-kesamaan antara dua barang atau hal yang berlainan kelasnya. Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang tidak ada atau kurang dikenal baik oleh umum atau untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal umum. Metafora membuat perbandingan antara dua hal atau benda untuk menciptakan suatu kesan mental yang hidup. Tujuan dari metode ini adalah membimbing peserta didik untuk mampu berperilaku kreatif dengan menggunakan analogi dan metafora untuk

55 mengeksplorasi dan memecahkan berbagai permasalahan baik dibidang sosial maupun dibidang lainnya. Selain itu, metode ini juga mampu mengantarkan peserta didik dalam memperluas perspektif tentang suatu konsep dan bisa digunakan untuk melatih dalam menulis kreatif. b. Perilaku Kreatif Perilaku kreatif pada dasarnya memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dengan perilaku yang umum karena terkadang tidak lazim dan hanya ada pada lingkungan tertentu. Perilaku kreatif merupakan perbuatan manusia yang mengarah kepada kreativitas baik karena ada rangsangan dari luar maupun rangsangan dari dalam dirinya sendiri. Tolak ukur perilaku kreatif diambil dari ciri pribadi kreatif yang peneliti simpulkan dari beberapa pendapat yaitu memiliki rasa ingin tahu yang mendalam, keberanian mengambil resiko, memiliki sikap toleran terhadap kemajemukan (saling menghargai), kaya akan imajinasi, dan memiliki rasa humor yang tinggi. Berdasarkan definisi variabel di atas, maka ditentukan operasionalisasi dari variabel penelitian tersebut pada tabel berikut ini: Variabel (X): Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Indikatornya Variabel Dimensi Indikator Variabel Metode Pembelajaran Sinektik penyebab Metode sinektik adalah metode yang dirancang untuk mengembangkan kreativitas dengan mempertemukan berbagai macam unsur yang berbeda-beda dengan menggunakan Mampu membuat analogi dan melakukan kegiatan metaforis.

56 Variabel akibat (Y): Pengembangan Perilaku Kreatif Siswa elemen utama berupa analogi dan metafora. Perilaku kreatif 1. Rasa ingin tahu yang besar 2. Keberanian mengambil resiko 3. Toleran terhadap kemajemukan 4. Kaya akan imajinasi 5. Memiliki rasa humor yang tinggi D. Prosedur Penelitian Agar kegiatan pembelajaran lebih efektif dan pengembangan perilaku kreatif siswa melalui mata pelajaran IPS meningkat sehingga hasilnya sesuai dengan standar yang diharapkan, maka dibuatlah tahapan penelitian sebagai dasar acuan pelaksanaannya, yaitu: 1. Tahap Persiapan, terdiri dari: a. Menetapkan SK/KD dan jumlah pertemuan. Standar Kompetensi: memahami kegiatan ekonomi masyarakat. Kompetensi Dasar: menggunakan gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan. Adapun jumlah pertemuan yang digunakan adalah tiga kali pertemuan. b. Menetapkan waktu pelaksanaan penelitian yaitu awal bulan Mei. c. Menetapkan kelas eksperimen yaitu kelas VII-9 dengan jumlah siswa 36 orang. d. Menyusun perangkat pembelajaran. e. Menyusun instrumen penelitian berupa alat tes dan lembar observasi. Instrumen berupa alat tes, di validiasi terlebih dahulu oleh pihak yang kompeten di bidangnya yaitu pembimbing dan penguji kemudian diuji cobakan kepada kelas lain. Tes yang digunakan berupa tes uraian yang berkaitan dengan materi IPS pada KD yang telah ditetapkan. Tes yang

57 diberikan sebanyak 10 butir soal dan diberikan sebanyak dua kali yaitu di awal sebelum diberi perlakuan dan diakhir setelah diberi perlakuan. Tes uraian dibuat agar siswa mendapat kesempatan untuk memberikan alternatif jawaban. Jika diberikan tes dalam bentuk pilihan maka alat tes tersebut tidak memberikan kesempatan siswa untuk mengekspresikan pengetahuan dan pendapatnya. Tes ini dianggap mampu mengukur perilaku kreatif siswa karena (1) sudah melewati tahap uji validitas isi oleh ahli dibidangnya, (2) memberikan wacana/kisah-kisah perilaku orang yang kreatif dan sukses dalam berwirausaha dengan harapan siswa terinspirasi sehingga perilaku kreatif siswa bisa lebih dikembangkan. Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan/aktivitas siswa maupun guru dalam pembelajaran di kelas selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan metode sinektik. Dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai pengamat (observer). Beberapa aspek yang diamati disesuaikan dengan ciri perilaku kreatif yang telah ditentukan. Dalam setiap pernyataan pada lembar observasi mengandung jawaban yang bisa dijawab dengan membubuhkan tanda checklist pada pilihan sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai, sangat tidak sesuai. Masing-masing jawaban memiliki skor dan hasilnya dianalisis dalam bentuk kalimat atau data disajikan secara kualitatif. Berikut disajikan skor penilaian observasi kegiatan di kelas. Tabel 3.2 Pola Skor Lembar Observasi Jawaban Pernyataan SS S KS TS STS Skor 5 4 3 2 1 2. Tahap Pelaksanaan, terdiri dari: a. Pemberian pre-test b. Pemberian perlakuan c. Pemberian post-test

58 d. Mengolah dan menganalisis data yang dimulai dari menghitung dan membandingkan hasil pre-test dan post-test, uji normalitas dan homogenitas serta menguji hipotesis. e. Membuat kesimpulan E. Alur Pelaksanaan Penelitian Langkah-langkah yang akan dilalui dalam penelitian ini digambarkan dalam bagan di bawah ini: Identifikasi masalah dan studi literatur Pembuatan perangkat pembelajaran Pengembangan instrumen Uji coba instrumen Tes awal (pre-test) Penerapan Metode Sinektik Tes akhir (post-test) Pengolahan dan analisis data

59 Hasil Penelitian Gambar 3.3 Alur Penelitian F. Instrument Instrument berupa tes uraian dikembangkan oleh peneliti sendiri dan sebelum alat tes ini disebarkan, terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya, maka dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba instrument berupa tes uraian dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2013 di kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bandung dengan jumlah siswa 36 orang. 1. Validitas Instrumen Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan sejauhmana data yang terkumpul sesuai dengan gambaran variabel yang dimaksud. Instumen berupa tes uraian, terlebih dahulu diuji validitas isinya (content validity). Proses pengujian validitas dilakukan dengan membandingkan isi soal dengan materi pelajaran. Apabila isi soal di luar materi pelajaran yang telah ditetapkan maka soal tersebut tidak mempunyai validitas isi. Pengujian validitas isi dimulai dari menentukan kisi-kisi soal tes kemudian membuat soal dan soal tersebut dikonsultasikan kepada pembimbing dan guru mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 1 Bandung. Guru dan pembimbing yang peneliti anggap expert dalam bidangnya, menganalisis isi dari setiap butir soal tersebut. Hasil analisis dari guru dan pembimbing, menyimpulkan bahwa semua butir soal telah mampu mengukur indikator pelajaran pada kompetensi dasar yang ingin dicapai. 2. Reliabilitas Instrumen

60 Reliabilitas ini merujuk kepada konsistensi skor yang dicapai oleh peserta didik yang sama ketika mereka diuji ulang dengan soal yang sama pada kesempatan yang berbeda. Untuk mengetahui reliabilitas tes yang akan digunakan, tes tersebut diujicobakan terlebih dahulu kemudian dihitung tingkat reliabilitasnya dengan menggunakan SPSS versi 20 for windows. Data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan melihat nilai cronbach s alpha. Sekumpulan butir soal dapat diterima jika memiliki nilai koefisien reliabilitas Cronbach s alpha (α 0,70). Semakin besar koefisien semakin tinggi reliabilitas alat ukurnya. Hasil pengujian reliabilitas tes pengembangan perilaku kreatif terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Tes Uraian Kemampuan Mengembangkan Perilaku Kreatif Siswa Soal Uji Coba Hasil Cronbach s alpha Jumlah Soal Kategori 0,848 10 Tinggi Dari tabel 3.3 diketahui nilai Cronbach s Alpha untuk keseluruhan skala pengukuran sebesar 0,848. Nilai ini ada pada rentang reliabilitas tinggi dan berada di atas batas minimal 0,70. Dapat disimpulkan bahwa tes uraian pengembangan perilaku kreatif siswa memiliki reliabilitas yang baik atau pada kategori tinggi. G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Data hasil penelitian berupa data mentah yang belum banyak memberikan arti dalam menjawab pertanyaan penelitian, perlu diolah agar dapat dianalisis dan dapat memberi gambaran hasil penelitian. Data diolah dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data meliputi: 1. Analisis Statistik Analisis ini dilakukan dengan cara mengolah data yang diperoleh dari hasil tes. Data yang diolah kemudian dianalisis untuk diketahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan terhadap pengembangan perilaku kreatif siswa setelah

61 diterapkannya metode sinektik. Selain itu, nilai yang diperoleh juga digunakan dalam menentukan homogenitas dan normalitas data serta pengujian hipotesis. a. Menghitung Skor Pre dan Post-test Hasil pre dan post-test dihitung kemudian dicari rata-ratanya. Hasil ini kemdian digunakan untuk membandingkan, menguji normalitas, homogenitas dan hipotesis. b. Uji Normalitas Bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang dianalisis berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahuinya peneliti menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan bantuan software SPSS 20 for windows. Untuk menetapkan data yang telah dianalisis normal atau tidak, maka ditetapkan kriteria sebagai berikut : 1. Tentukan taraf signifikansi uji (α = 0.05) 2. Bandingkan nilai p (p value) dengan taraf signifikansi yang diperoleh. 3. Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 4. Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh < α maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. c. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data homogen atau tidak. Uji homogenitas ini pada dasarnya untuk menguji apakah kelas eksperimen yang digunakan mempunyai varians yang sama atau tidak. Uji homogentias dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 20 for windows. Menentukan tingkat homogenitas dapat dilakukan dengan membandingkan angka signifikan (Sig) dengan nilai alpha (α), dengan kriteria jika angka signifikan (Sig) lebih besar dari α (0,05), maka varians homogen, sebaliknya jika angka signifikan (Sig) lebih kecil dari α (0,05), maka varians tidak homogen.

62 d. Menguji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan mengolah data hasil pre-test dan post-test. Berikut hipotesis yang akan diuji: H 0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan dalam mengembangkan perilaku kreatif siswa dari pengaruh diterapkannya metode pembelajaran sinektik. H a : Terdapat perbedaan peningkatan dalam mengembangkan perilaku kreatif siswa dari pengaruh diterapkannya metode pembelajaran sinektik. e. Mendeskripsikan Hasil Obseravasi Lembar observasi yang dijadikan sebagai penambah data dalam penelitian, dideskripsikan agar maksud dan maknanya bisa tersampaikan.