PELAKSANAAN WAJIB SERAH SIMPAN TERBITAN DEPARTEMEN PERTANIAN KE PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN

dokumen-dokumen yang mirip
KETERSEDIAAN BUKU DAN MAJALAH INDONESIA DALAM PENYUSUNAN DATA BIBLIOGRAFI AGRIS

Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 30. Pedoman Kerjasama Pengelolaan Informasi Pertanian Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 18 PETUNJUK PENYIAPAN PENJILIDAN MAJALAH

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN

SISTEM PELAYANAN PERPUSTAKAAN

PEMBUKAAN. BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1. Pasal 2

ANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE

PEDOMAN PENYUSUNAN PAKET INFORMASI SPESIFIK LOKASI

SURAT EDARAN. 28 Nopember 2005

Rangkuman Materi Mata Kuliah Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan Terkait dengan Penerapan Teknologi Informasi

KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN IPB 1

Disyaratkan menggunakan teknologi telekomunikasi dan computer

KERJASAMA DAN JARINGAN PERPUSTAKAAN TERKAIT DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STEMBI BANDUNG BUSINESS SCHOOL. Prosedur Mutu TINDAK LANJUT HASIL PENELITIAN

MENGENAL BAHAN PUSTAKA DAN CARA MENGELOLANYA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan suatu keputusan dalam kehidupan. Mengingat majunya teknologi

SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI PADA ACARA PELANTIKAN PENGURUS PUSAT IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE TANGGAL, 22 JANUARI 2007

TERBITAN BERSERI INDONESIA BIDANG ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERIMAAN MAJALAH

PETUNJUK TEKNIS INVENTARISASI KOLEKSI PERPUSTAKAAN

PROSEDUR DAN STRATEGI PENGADAAN BAHAN PUSTAKA

ANALISIS KOLABORASI INTERDISIPLINER PENELITI BIDANG PERTANIAN : STUDI KASUS PENELITIAN BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN VIVIT WARDAH RUFAIDAH

MANAJEMEN KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN oleh : Arlinah I.R.

PENYIANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. 27 Februari 2002 No.KM 3/HK.001/MKP-02, hotel adalah suatu jenis akomodasi

BAB I. PENDAHULUAN. pustakawan. Pustakawan merupakan seseorang yang memiliki kompetensi

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI)

ACTION PLAN IMPLEMENTASI PERJANJIAN SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN UNTUK PANGAN DAN PERTANIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lokakarya Fungsional Non Pene*di salah satu kegiatan yang berada di bawah Bidang Tata Operasional diharapkan akan dapat berfungsi sebagaimana yang dih

SUMBERDAYA MANUSIA PUSTAKAWAN: SEBAGAI SALAH SATU JENJANG KARIR 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip.Lib., M.Sc. 2

DASAR-DASAR DOKUMENTASI by Yuni Nurjanah. Page 1

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi

INFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERMASALAHAN DALAM MENGUMPULAN DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT

Dalam upaya pemuliaan tanaman, tidak jarang varietas modern hasil pemuliaan akan menggeser varietas lama. Perkembangan pembuatan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

1.1. Latar Belakang dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. hal. Selain itu membaca juga dapat memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan.

BUTIR-BUTIR KEGIATAN PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA

KAJIAN OTOMASI PERPUSTAKAAN BALAI PENELITIAN TANAMAN OBAT DAN AROMATIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 024/ITDel/Rek/SK/III/18. Tentang PEDOMAN KESESUAIAN BIDANG KEILMUAN DOSEN INSTITUT TEKNOLOGI DEL

Cara Menjadi Pustakawan Ahli Pertama yang Sukses: Penyamaan Persepsi Butir-Butir Kegiatan Pustakawan Ahli Pertama

PEMANFAATAN SARANA BIBLIOGRAFIS OLEH PUSTAKAWAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Buku, majalah dan bahan pustaka jenis lainnya adalah sumber ilmu

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Etty Andriaty dan Hendrawaty

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan salah satu pengelola informasi yang. bertugas mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan merawat koleksi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJABARAN TUGAS KEWAJIBAN PENGURUS PUSAT IKANI

SURAT KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA Nomor:2284/SK/DPP-PERSAGI/XI/2014 T E N T A N G

2 beracun, saat ini tumbuh pesat dalam rangka memenuhi kebutuhan perindustrian dan pertanian. Perdagangan bahan kimia dan pestisida berbahaya tertentu

PENGADAAN TERBITAN BERSERI

ANALISIS PUBLIKASI PROSIDING TEMU TEKNIS FUNGSIONAL NON-PENELITI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI BALI

VISI & MISI. Visi Menjadi acuan pertama dan utama untuk akses informasi ilmiah demi pengembangan ilmu dan kemajuan peradaban bangsa

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

PENGEMBANGAN KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN IPB. oleh: Kudang B. Seminar 1 dan Yuyu Yulia 2

KERJASAMA PERPUSTAKAAN 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 2

PETUNJUK RINGKAS CARA PENGINDEKSAN MAJALAH DAN MONOGRAF ANALITIK

L/O/G/O. Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Koleksi Nasional Jakarta, Mei 2014 OLEH : ADRIATI

KEBERADAAN KOLEKSI IPBANA DI PERPUSTAKAAN IPB

PETUNJUK PENGELOLAAN MIKROFIS

KAJIAN KORELASI ANTARA KOLABORASI PENELITI DAN PRODUKTIVITAS PENELITI LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN. Remi Sormin

Panduan Program Bantuan Penerbitan Prosiding Seminar/Workshop Internasional

KESEPAKATAN BERSAMA (Memorandum of Understanding)

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983, 43), yang

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PEMBINAAN PERPUSTAKAAN KHUSUS INSTITUSI PERTANIAN: Observasi terhadap Perpustakaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan diharapkan mampu

ABSTRAK. Kata kunci : perpustakaan, undang-undang, pengembangan koleksi PENDAHULUAN

RINCIAN KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR PENYELIA NO UNSUR SUB UNSUR KEGIATAN. Teknis Pengawasan

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PENULISAN NASKAH PUBLIKASI

ORGANISASI PROFESI DALAM DUNIA PERPUSTAKAAN Nurintan Cynthia Tyasmara

JARINGAN INFORMASI IPTEK KESEHATAN Potensi dan Pengalaman USU

PETUNJUK TEKNIS PENGUSULAN ANGKA KREDIT PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN IPB

BAB III TINGKAT KESESUAIAN DESKRIPSI BIBLIOGRAFI BAHAN MONOGRAF DENGAN AACR2 PADA PERPUSTAKAAN INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD PARDEDE MEDAN

MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI

628 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI

SURAT PERJANJIAN PENERBITAN BUKU. No : 002/04/UPTP/2009. Pada hari ini tahun dua ribu sembilan yang bertanda tangan dibawah ini :

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

LAMPIRAN I RINCIAN KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR AHLI PERTAMA

Transkripsi:

Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 24 PELAKSANAAN WAJIB SERAH SIMPAN TERBITAN DEPARTEMEN PERTANIAN KE PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN Oleh: Surya Mansjur Sulastuti Sophia DEPARTEMEN PERTANIAN PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN BOGOR 2002

Pendahuluan Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) pada tahun 1967 (waktu itu bernama Bibliotheca Bogoriensis) mulai menerbitkan Indeks Beranotasi, kemudian pada tahun 1969 menerbitkan Indeks Biologi dan Pertanian Indonesia, dan Indeks Ekonomi Pertanian Indonesia. Penerbitan majalah-majalah tersebut merupakan upaya mendokumentasikan terbitan ilmiah bidang biologi dan pertanian terutama yang terbit di Indonesia atau mengenai Indonesia, bahkan mencakup seluruh daerah Malesiana. Pada tahun 1969 terbit Instruksi Menteri Pertanian No. 43/Kpts/UM/2/1969 tertanggal 10 Februari 1969, yang menunjuk PUSTAKA sebagai pusat deposit laporan hasil survei / penelitian / kerjasama / seminar / lokakarya / simposium, publikasi ilmiah, majalah, buletin, serta bahan-bahan dokumentasi dan perpustakaan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi lingkup Departemen Pertanian. Setiap instansi diinstruksikan untuk menyerahkan sekurang-kurangnya 2 kopi dari setiap publikasi yang 1

diterbitkannya kepada PUSTAKA. Instruksi ini dipertegas lagi dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 873/Kpts /HM.430 /11/1984. Dalam cakupan nasional, pada tahun 1971 Kongres Ikatan Pustakawan Indonesia menunjuk Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) yang waktu itu bernama Lembaga Perpustakaan Biologi dan Pertanian (Bibliotheca Bogoriensis), sebagai koordinator dokumentasi dan informasi bidang biologi dan pertanian Indonesia. Dalam lingkup internasional, sejak tahun 1975 PUSTAKA membina kerjasama jaringan informasi ilmiah dengan FAO (Food and Agriculture Organization). Pada tahun-tahun selanjutnya PUSTAKA ditetapkan sebagai perpustakaan deposit terbitan FAO dan juga menjadi Pusat Nasional AGRIS ( International Information System for the Agricultural Sciences and Technology) untuk Indonesia. Pada kenyataannya hingga tahun 2002 sejak terbitnya Surat Keputusan Menteri Pertanian 1984 2

tersebut, SK tersebut belum diketahui oleh semua instansi lingkup Departemen Pertanian, sehingga belum semua mentaatinya. Tujuan Petunjuk teknis ini disusun untuk disebarluaskan kepada instansi di lingkup Departemen Pertanian untuk menggugah dan menyadarkan pentingnya wajib serah simpan terbitan mereka ke PUSTAKA. Selain itu untuk memberi pemahaman akan manfaat serah simpan bahan pustaka bagi masing instansi penerbit dan bagi dunia ilmiah. Instansi di luar Departemen Pertanian yang menerbitkan informasi bidang pertanian atau yang berkaitan dengan masalah pertanian agar mengetahui pula tempat deposit informasi pertanian di PUSTAKA. Jika bersedia dapat pula ikut mendepositkan terbitannya, yang nantinya akan dikontribusikan ke dalam pangkalan data AGRIS. Dengan demikian informasi milik mereka dapat dikenal dan dimanfaatkan bersama baik di tingkat nasional maupun internasional. 3

Metode pelaksanaan wajib serah simpan Kedudukan PUSTAKA sebagai pusat dokumentasi dan informasi perlu diperkuat dan didukung dengan upaya dan tindakan yang jelas dan operasional. Tindakan tersebut dilaksanakan dari dua arah yang saling melengkapi, yaitu : 1. PUSTAKA aktif mengumpulkan publikasi-publikasi bidang biologi dan pertanian yang terbit di Indonesia dengan cara membina hubungan kerjasama yang erat dengan lembaga-lembaga yang bersangkutan baik dalam rangka pembaharuan perjanjian pertukaran atau pun peningkatan pemberian hadiah terbitan lembaga masing-masing. 2. Menggugah kesadaran lembaga-lembaga penerbit sebidang untuk menyerahkan secara sukarela bahan pustaka yang diterbitkannya untuk didokumentasi oleh PUSTAKA. Informasinya akan disebarkan secara terbuka kepada pengguna dan masyarakat ilmuwan di dalam dan luar negeri. 3. Menggalakkan dan memasyarakatkan Sistem Informasi Nasional berdasarkan konsep NATIS (National 4

Information System) yang banyak dibicarakan di dalam Conference of Southeast Asian Librarian (CONSAL) V pada tahun 1981 di Kuala Lumpur. Hingga saat ini konsep tersebut belum terwujud secara operasional di Indonesia. NATIS hanya dapat terlaksana bila semua Pusat Dokumentasi dan Informasi diakui dan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Semua penerbit baik swasta yang komersial, nir laba, asosiasi, maupun instansi pemerintah di suatu negara harus dengan sadar dan patuh mendokumentasikan terbitannya secara lengkap ke pusat dokumentasi dan informasi bidang ilmunya masing-masing. Pusat-pusat tersebut memproses dan menyajikannya dalam pangkalan data, sehingga dapat diakses oleh siapa saja dari segala penjuru dunia. Penutup Sejak didirikan pada tahun 1842 hingga masa kedaulatan Republik Indonesia, sering terjadi perubahan struktur organisasi dan kedudukan instansi pemerintah, 5

Bibliotheca Bogoriensis (kini PUSTAKA) hingga saat ini tetap merupakan salah satu institusi dalam Departemen Pertanian. Tugas pokok utamanya pun tetap sebagai pusat perpustakaan yang mempunyai fungsi membina perpustakaan-perpustakaan biologi dan pertanian serta mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian. Pemerintah sejak zaman Belanda hingga kini sangat menyadari tugas dan fungsi tersebut. Oleh sebab itu tepat sekali bahwa pemerintah menugasi PUSTAKA sebagai perpustakaan deposit (deposit library) bagi terbitan segenap instansi lingkup Departemen Pertanian. Instansiinstansi yang bersedia mendepositkan terbitannya, berarti telah dengan sadar berupaya menghimpun, mengelola, melestarikan dan sekaligus membanggakan hasil karya dan budaya bangsa di antara karya-karya bangsa lain. Melestarikan hasil karya tulis bidang pertanian demi kemajuan pembangunan pertanian, merupakan kebanggaan dan kehormatan bangsa Indonesia, dan sebagai pewarisan yang tak ternilai bagi generasi mendatang. 6

HIMBAUAN Setiap kali instansi saudara menerbitkan publikasi apakah itu buku, majalah, prosidings, peraturan, dan lain-lain di bidang pertanian atau yang berkaitan dengan bidang pertanian, kirimkanlah sedikitnya dua eksemplar dari setiap judul ke Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Jl. Ir. Juanda no 20 Bogor 16122 7