PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API SURABAYA - KRIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Surabaya -Krian

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO- PROBOLINGGO

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO-PROBOLINGGO

DESAIN GEOMETRIK, STRUKTUR BESERTA PERKIRAAN BIAYA PERENCANAAN JALAN REL SEBAGAI ALTERNATIF TRANSPORTASI ANGKUTAN TAMBANG PASIR DI KABUPATEN LUMAJANG

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL KERETA API TRASE KOTA PINANG- MENGGALA STA STA PADA RUAS RANTAU PRAPAT DURI II PROVINSI RIAU

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print)

PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API DARI STASIUN PEKALONGAN KE STASIUN TEGAL

ANALISIS KELAYAKAN KONSTRUKSI BAGIAN ATAS JALAN REL DALAM KEGIATAN REVITALISASI JALUR KERETA API LUBUK ALUNG-KAYU TANAM (KM 39,699-KM 60,038)

Perencanaan Lengkung Horizontal Jalan Rel Kandangan-Rantau Provinsi Kalimantan Selatan

KAJIAN GEOMETRIK JALUR GANDA DARI KM SAMPAI DENGAN KM ANTARA CIGANEA SUKATANI LINTAS BANDUNG JAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan jalur tepi di sepanjang jalan tol CAWANG CIBUBUR dengan

BAB III LANDASAN TEORI. Tujuan utama dilakukannya analisis interaksi sistem ini oleh para

BAB III METODE PENELITIAN. melalui tahapan tahapan kegiatan pelaksanaan pekerjaan berikut :

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

KULIAH PRASARANA TRANSPORTASI PERTEMUAN KE-8 PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Lingkar Barat Metropolitan Surabaya Jawa Timur

PERANCANGAN GEOMETRI JALAN REL MENGGUNAKAN BENTLEY MXRAIL

BAB III LANDASAN TEORI A. Struktur Jalur Kereta Api

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Rancangan Tata Letak Jalur Stasiun Lahat

TUGAS PERENCANAAN JALAN REL

REKAYASA JALAN REL MODUL 3 : KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Lintas Cirebon Kroya Koridor Prupuk Purwokerto BAB I PENDAHULUAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis jenis dan bentuk Tata Letak Jalur pada Stasiun

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

REKAYASA JALAN REL. MODUL 8 ketentuan umum jalan rel PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

BAB IV PERENCANAAN. Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI

PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN DENGAN PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA GRESIK STA STA KABUPATEN GRESIK PROPINSI JAWA TIMUR

REKAYASA JALAN REL. MODUL 5 : Bantalan PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis jenis dan Bentuk Tata Letak Jalur di Stasiun

PERENCANAAN SISTEM PERBAIKAN TANAH DASAR TIMBUNAN pada JEMBATAN KERETA API DOUBLE TRACK BOJONEGORO SURABAYA (STA )

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Perancangan Tata Letak Jalur di Stasiun Betung

BAB III LANDASAN TEORI. Tabel 3.1. Kelas jalan rel lebar jalan rel 1067 mm

BAB X PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL

BAB I PENDAHULUAN. kondisi jalan raya terjadi banyak kerusakan, polusi udara dan pemborosan bahan

ABSTRAK PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN JALAN NGIPIK KECAMATAN KEBOMAS KABUPATEN GRESIK

SKRIPSI PERBANDINGAN PERHITUNGAN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU, DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (STUDI KASUS BANGKALAN-SOCAH)

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL KERETA API TRASE KOTA PINANG MENGGALA STA STA PADA RUAS RANTAU PRAPAT DURI II PROVINSI RIAU

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERENCANAAN JALUR KERETA API ANTARA STASIUN DUKU DENGAN BANDARA INTERNASIONAL MINANG KABAU

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Rencana Jaringan Kereta Api di Pulau Sumatera Tahun 2030 (sumber: RIPNAS, Kemenhub, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Data AMDK tahun 2011 Gambar 1.1 Grafik volume konsumsi air minum berdasarkan tahun

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Tol Pandaan-Malang dengan Jenis Perkerasan Lentur

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

Oleh : ARIF SETIYAFUDIN ( )

KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.2. JENIS PEMBANGUNAN JALAN REL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB IV PEMBEBANAN PADA STRUKTUR JALAN REL

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN

PENINJAUAN TINGKAT KEHANDALAN LINTAS KERETA API MEDAN - RANTAU PARAPAT

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN BATAS KABUPATEN TAPANULI UTARA SIPIROK (SECTION 2)

MUHAMMAD SYAHID THONTHOWI NIM.

3.3. TAHAP METODE PENGUMPULAN DATA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

DESAIN JALAN REL UNTUK TRANSPORTASI BATU BARA RANGKAIAN PANJANG (STUDI KASUS: SUMATERA SELATAN)

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN GARENDONG-JANALA

BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 52 TAHUN 2000 TENTANG JALUR KERETA API MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (HSKB 250) Lengkung Geometrik

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR

BAB III LANDASAN TEORI. tanah adalah tidak rata. Tujuannya adalah menciptakan sesuatu hubungan yang

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN ARIMBET-MAJU-UJUNG-BUKIT-IWUR PROVINSI PAPUA

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PENGHUBUNG PERKEBUNAN PT. JEK (JABONTARA EKA KARSA) BERAU-KALIMANTAN TIMUR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

1. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Tinjauan Umum

ANALISA ALINYEMEN HORIZONTAL PADA JALAN LINGKAR PASIR PENGARAIAN

BAB 3 Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB VI KESIMPULAN. Kesimpulan dari perencanaan ini adalah sebagai berikut:

PERENCANAAN JALUR LINTASAN KERETA API DENGAN WESEL TIPE R54 PADA EMPLASEMEN STASIUN ANTARA PASURUAN - JEMBER ( KM KM ) TUGAS AKHIR

Geometri Jalan Rel. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

BAB III STRUKTUR JALAN REL

5.3. Perencanaan Geometrik Jalan 1. Alinyemen Horisontal Spiral-Circle-Spiral

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

BAB I PENDAHULUAN. murah, aman dan nyaman. Sebagian besar masalah transportasi yang dialami

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

LEMBAR PENGESAHAN. TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LINGKAR SELATAN SEMARANG ( Design of Semarang Southern Ringroad )

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK. 516/KA. 604/DRJD/2002 TENTANG

PROYEK AKHIR. PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Evaluasi Kinerja Jalan Arteri Primer Jalan Raya Yogya Solo Daerah Istimewa Yogyakarta

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA RUAS JALAN TANJUNG MANIS NILAS KECAMATAN SANGKULIRANG

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

BAB IV ANALISA DATA Umum. Komponen dan struktur Jalan rel yang telah dibangun dan sudah digunakan untuk

PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN BANGKALAN BATAS KABUPATEN SAMPANG STA KABUPATEN BANGKALAN PROPINSI JAWA TIMUR

BAB III LANDASAN TEORI. A. Klasifikasi Jalan

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (014) 1-5 1 PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API SURABAYA - KRIAN Aria Dwipa Sukmana, Budi Rahardjo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: budi.rahardjo.its@gmail.com ; ariadwipa.techno@gmail.com Abstrak - Kereta api merupakan salah satu sarana transportasi yang memiliki banyak keunggulan seperti hemat energi dan rendah polutan. Selain itu kereta api juga memiliki jalur tersendiri yang tidak memiliki hambatan sehingga terhindar dari kemacetan dan memiliki waktu tempuh yang lebih singkat dibandingkan transportasi darat lain. Lintas Surabaya Krian adalah salah satu arus yang padat di lihat dari kondisi banyaknya pengguna jalan. Peningkatan mobilitas penumpang dan barang pada jalan Surabaya Krian baik mempergunakan moda jalan raya maupun kereta api menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi. Untuk itu dibutuhkan solusi penambahan kapasitas jalan kereta api di jalur Surabaya Krian sehingga dapat melayani lebih banyak jumlah perjalanan yang berdampak pada penambahan jumlah kapasitas penumpang. Dalam Tugas Akhir ini, direncanakan penambahan jalur kereta api baru untuk jalur Surabaya Krian. Dalam prosesnya, metodologi yang digunakan adalah dengan pengumpulan data-data sekunder, mengidentifikasi permasalahan, studi literatur dan analisa data perencanaan. Hasil dari tugas akhir ini adalah adanya jalan rel baru yang menghubungkan Surabaya dan Krian sehingga dapat menambah jadwal perjalanan kereta api pada lintas tersebut serta rencana anggaran biaya yang diperlukan untuk membangun jalan rel baru. Kata kunci : Kereta Api, Desain Geometri Jalan Rel, Jalur Ganda, Jalan Rel Surabaya-Krian. sedangkan peningkatan volume perjalanan kereta api di jalur ini juga semakin meningkat. Untuk itu dibutuhkan solusi penambahan kapasitas jalan kereta api di jalur selatan sehingga dapat melayani lebih banyak jumlah perjalanan yang berdampak pada penambahan jumlah kapasitas penumpang. Hal ini juga sesuai dengan pengembangan jaringan dan layanan kereta api regional untuk wilayah Gerbang KERTASUSILA yang ada dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) dan direncanakan pengerjaannya mulai tahun 014 03. I. METODOLOGI Metodologi Tugas Akhir ini dapat dilihat pada Gambar1 I. PENDAHULUAN K ereta api di Indonesia merupakan salah satu transportasi darat yang banyak digunakan oleh masyarakat umum. Kebanyakan masyarakat memilih kereta api sebagai transportasi karena bisa menghindari kemacetan yang terjadi dijalan raya. Selain itu kereta api juga memiliki sistem penjadwalan yang teratur dan harganya juga relatif murah sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan kereta api daripada bus umum. Di Indonesia sendiri telah memiliki jalur kereta api di beberapa pulau besar salah satunya di pulau jawa. Jalur rel kereta api pulau jawa membentang dari arah barat hingga timur pulau jawa. Terdapat dua rute yang ada di pulau jawa yaitu rute selatan dan rute utara. Pada saat ini, di Jawa sistem dan manajemen perkeretaapian masih dianggap kurang optimal karena jaringan rel saat ini masih berupa satu jalur dimana ini sering mengakibatkan kereta api saling tunggu untuk menggunakan jalur. Untuk jalur Pantai Utara (pantura) yang memiliki panjang jalur sekitar 77 km saat ini hanya 46 km yang sudah menjadi jalur ganda sedangkan sisanya masih dalam proses pengerjaan. Namun saat ini jalur di sebelah selatan khususnya daerah Jawa Timur masih berupa satu jalur Gambar 1. Metodologi Tugas Akhir Penjelasan lengkap tentang Metodologi dapat dilihat pada buku Tugas Akhir penulis.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (014) 1-5 II. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perencanaan Letak Jalur Ganda Jalur kedua yang akan di buat kali ini mengacu pada posisi jalur kereta api eksisting sehingga tidak memerlukan pembuatan trase baru. Dalam menentukan letak jalur kereta api yang baru data yang akan digunakan yaitu : 1. Kondisi eksisting lahan. Lahan milik PT. KAI 3. Emplasemen (posisi sepur utama) jalan rel baru Kondisi eksisting lahan di dapat melalui data primer survei lapangan sedangkan data lahan dan emplasemen di dapat dari data sekunder. Seluruh data berupa jarak(m) yang di ambil dari as rel eksisting Dan persyaratan yang digunakan mengacu pada ruang bebas pada untuk jalur ganda. ROW Kondisi eksisting Lahan PT. KAI Emplasemen stasiun tujuan Letak Jalan rel baru kanan 5,95 m > 5,95 m > 5,95 m Kanan bisa kiri 5,95 m > 5,95 m > 5,95 m Kiri bisa Contoh perhitungan : Pertimbangan : Menggunakan data eksisting lahan dan data lahan PT. KAI. STA 17 + 900 - Kiri (Jarak hambatan terdekat) > 5,95,5 > 5,95 salah (tidak bisa) - Kanan (Jarak hambatan terdekat) > 5,95 15 > 5,95 benar (bisa) - Emplasemen sepur utama stasiun tujuan Stasiun tujuan Stasiun Sepanjang ( kiri) Dengan data lahan eksisting untuk STA 17 + 900 jalan rel baru hanya bisa di letakkan di sisi kanan. Untuk hasil perhitungan lengkap dapat dilihat dalam tugas akhir penulis. B. Perencanaan Emplasemen Stasiun Dengan adanya penambahan jalan rel baru sehingga diperlukan perubahan pada emplasemen stasiun, pertimbangan yang di lihat antara lain : 1. Pola operasi jalur ganda. Jadwal perjalanan kereta api (lalu lintas kereta api) 3. Denah awal stasiun 4. Alur pergerakan penumpang Melihat pertimbangan tersebut sehingga menghasilkan perubahan pada emplasemen stasiun Wonokromo, Sepanjang, Boharan dan Krian sebagai berikut : Lama Baru Stasiun Sepur Wesel Sepur Wesel Wonokromo 5 13 5 14 Sepanjang 4 8 5 15 Boharan 3 4 4 11 Krian 6 14 6 0 C. Perencanaan Geometrik Jalan Rel Dalam perencanaan geometrik jalan rel dibahas meliputi alinemen horizontal dan alinemen vertikal. Alinemen Horizontal Pada perencanaan alinemen horizontal disini akan dibahas bagaimana desain lengkung yang digunakan dengan menggunakan parameter lengkung horizontal spiral-cirlespira dan full circle. Adapun langkah-langkah dalam menghitung parameter lengkung tersebut diatas adalah sebagaimana berikut : Contoh perhitungan untuk PI PI x y Koordinat Awal (A) 68300,3983 918950,87 PI-1 6838,079 918101,738 PI- (B) 681747,1594 9181796,41 Koordinat awal PI o Δx 674,3193, Δy 848,549 o Δx/Δy 0,7946 o Atan (Δx/Δy) 38,473⁰ α 1 PI B o Δx 580,9196, Δy 305,9196 o Δx/Δy 1,8989 o Atan (Δx/Δy) 6,746⁰ α Δ PI-01 α 1 - α 38,473-6,7463 3,8014⁰ L titik awal ke PI-1 X X L titik PI-1 ke PI- ( 1 A) + ( Y1 YA) 674,3193 + 1083,8551 m 848,549 ( X X + Y B 580,9196 + 656,761 m 1 ) ( YB 1) 305,9196 Setelah didapatkan sudut PI, kemudian dilanjutkan perencanaan lengkung horizontal. V rencana 10 km/jam R taksir 1000 m...(syarat PD-10) Sehingga dapat dihitung : h 85,68 mm Lh 10,8 m θs,94695 ⁰ Lc 31,386 m p 0,4394 m k 65,859 m Ts 6,158 m E,4147 m Ys 1,7618 m

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (014) 1-5 3 Xm Ts6,158 3,801 o Ys1,7618 Xs71,4 E,4147 p0,4394 S C k51,377 m Lc 31,386 m θs θs R1000 R1000 Lh 10,8m Lh10,8 T S Ym,5 m ) 0,053 m Untuk hasil perhitungan dapat dilihat dalam tugas akhir penulis. Gambar 3. Skema lengkung horizontal Untuk perhitungan lengkung yang memiliki sudut lebih kecil dari θ s maka lengkung yang digunakan adalah full circle. contoh perhitungan lengkung full circle seperti P1 direncanakan sebagaimana berikut: Dengan data perencanaan untuk P1 (FC): V rencana 10 km/jam R rencana 370 m Δ 1,9799 ⁰ Didapatkan parameter untuk lengkung horizontal sebagai berikut; h 109,846 mm Lh 131,8154 m Lc 8,897m Ts 40,9531 m E 0,3583 m D. Perencanaan Konstruksi Rel Pada perencanaan jalan rel ini didesain dengan kriteria jalan rel kelas I, dengan data-data sebagaimana berikut : (PD10) Rel Digunakan R54 dengan spesifikasi: Berat rel teoritis (W) : 54,43 kg/m Momen inersia searah sumbu X ( I x ) :,345 cm 4 Luas penampang melintang (A) : 69,34cm Tegangan ijin rel (σ) : 135 kg/cm Modulus elastisitas :,1 x 10 6 kg/cm Gambar 4. Lengkung Full Circle Untuk hasil perhitungan lengkap dapat dilihat dalam tugas akhir penulis. Perhitungan lengkung vertikal pada STA 17 + 400 e - 0,0045 e 0,00000 V Rencana 10 km/jam R Lengkung 10000 m Gambar 5. Penampang rel R.54 Digunakan tipe rel R54 dengan kecepatan rencana 10 km/jam. Tekanan gandar 18 ton, transformasi gaya statis roda menjadi gaya dinamis roda digunakan persamaan Talbot sebagai berikut: V rencana 10 km/jam Pd P + 0,01 P (V-5) Pd ( 9 + 0,01. 9. ((10/1.609) 5) ) ton 19,73707 ton 19737,07 kg k λ 4 4E. 180 4 9,777. 10-3 cm -4 6 4x,1.10 x345 Pd 19737,07kg Mo 504673,1 kg cm 1 4λ 4x0,009777cm

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (014) 1-5 4 σ MI.y Dimana: P : gaya statis roda (ton) V : kecepatan kereta api (mil/jam) σ : tegangan yang terjadi pada rel MI : 0,85 Mo (akibat super posisi beberapa gandar) Y : jarak tepi bawah rel ke garis netral : momen inersia terhadap sumbu x-x MI.y σ 0,85* 504673,1* 5,443 345 σ 995,691 kg/cm Bantalan < tegangan ijin rel 135 kg/cm... OK Diambil data-data bantalan beton prategang spesifikasi WIKA dengan dimensi sebagaimana berikut: Passing ton tahunan : > 0 Juta Ton Beban gandar : 18 ton Lebar sepur : 1067 mm Gambar 6. Dimensi bantalan beton Panjang bantalan 000 mm 00 cm Kekuatan material: fc' 600 kg/cm Kemampuan momen yang diijinkan: - di bawah rel (positif) 1500 kg m - di bawah rel (negatif) 750 kg m - di tengah bantalan (positif) 930 kg m - di tengah bantalan (negatif) 660 kg m Besar momen dari bantalan sebagaimana berikut Momen pada daerah di bawah rel: 14997,089 kg cm < momen ijin 150000 kg cm...ok Momen pada daerah tengah bantalan: -48194,318 kg cm < momen ijin 66000 kg cm...ok Penjelasan lengkap mengenai perhitungan bantalan dapat dilihat pada buku Tugas Akhir penulis. Susunan Jalan Rel Untuk mendapatkan panjang minimum rel panjang L > L. Untuk rel R-54 dan menggunakan bantalan beton maka panjang rel panjang dimana L dapat dihitung dengan persamaan: F E. A. α. T L r 6 5,1.10 x76,87x1,.10 x(48 30) L 450 69.8947 m Panjang rel minimum rel panjang R-54 dengan bantalan beton x 1 x 69.8947 139.78944 m. Dibulatkan kelipatan 5 m menjadi 150 m. Untuk menyambung rel-rel pendek menjadi rel panjang digunakan las. Perencanaan Balas Balas atas Ada 3 perbandingan perhitungan yang digunakan, 1. Menurut Wahyudi (003) didapatkan hasil dengan tebal balas minimum 5 cm.. Menurut British regulation, didapatkan tebal balas minimum sebesar 38 cm 3. Standarisasi French didapatkan tebal balas minimal sebesar 55 cm Dari beberapa metode di atas maka diambil tebal ballas yang paling maksimum sehingga didapat tebal ballas adalah 0,55 m Lapisan balas bawah Untuk perencanaan balas bawah pada jalan rel ini diketahui data perencanaan sebagai berikut: Jalan kelas I, beban gandar 18 ton. Dipakai bantalan beton dengan data sebagai berikut: Lebar bantalan : 5 cm ; Panjang bantalan : 00 cm Bantalan dibuat dari beton pratekan dengan mutu beton K600 Modulus elastisitas (E) bantalan : 6400 600 156767,343 kg/cm Beban kereta sebagai beban dinamis didapatkan 15745 kg. Prosentase beban kereta yang membebani adalah 49 % 49 % Pd 7715,05 kg λ 4 ( 9* 5) /(4*156767,34*1939,75) (3) 0,015487 Sedangkan nilai a dan c diberikan pada Gambar 5. Gambar 7. Besar nilai a dan c pada bantalan σ 1 8,551 kg/cm d 1, 35 a 46,65 45 cm cm c 53,35 55 cm cm 58xσ 1 10 σ d 75,713 cm d d d1 > 15 cm t Tebal lapisan balas atas ditentukan berdasarkan perhitungan di atas yaitu setebal 55 cm. d 75,713 55 0,713 cm dipakai d 5 cm

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (014) 1-5 5 Jarak dari sumbu jalan rel ke tepi atas lapisan bawah didapatkan sebagai berikut: Pada sepur lurus 65 cm Pada tikungan 70 cm Untuk hasil perhitungan dapat dilihat dalam tugas akhir penulis. Bangunan Bantu Untuk bangunan bantu yang ada pada jalur rel seperti jembatan tidak di hitung secara detail. Contoh bangunan bantu ini didapat dari bangunan yang sudah ada ataupun mengambil literatur dari daftar pustaka. Jembatan digunakan untuk jalur rel yang melewati sungai maupun jalan raya (arteri). Perencanaan jembatan disini hanya membahas jenis jembatan yang direkomendasikan. Pada jalan rel ganda yang akan dibangun kali ini, seluruh jenis jembatan meniru jembatan yang ada di jalur awal yaitu jembatan rangka dan girder. DAFTAR PUSTAKA [1] Bina Marga. 1997. Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota. Jakarta : Bina Marga. [] PJKA, 1986. Perencanaan Konstruksi Jalan Rel (PeraturanDinas no. 10). [3] PJKA, 1986. Penjelasan Perencanaan Konstruksi Jalan Rel (Penjelasan Peraturan Dinas no.10). [4] UU, 007. Perkeretaapian (UU. No. 3 Tahun 007). [5] Dodik Teguh, Desain Geometrik, Struktur Beserta Perkiraan Biaya Perencanaan Jalan Rel Sebagai Alternatif Transportasi Angkutan Tambang Pasir di Kabupaten Lumajang. Tugas akhir di Jurusan Teknik Sipil ITS. [6] Wahyudi, H. 1993. Jalan Kereta Api (Struktur dan Geometrik Jalan Rel). Surabaya: Jurusan Teknik Sipil-FTSP ITS [7] Wahyudi, H. 1997. Teknik Reklamasi. Surabaya: Jurusan Teknik Sipil- FTSP ITS. [8] Menteri Perhubungan, 011. Peraturan Menteri No. 83 Tahun 011 (Standart Biaya Kementrian Perhubungan 01). [9] Kartikasari, Dewi,007. Perencanaan Jalur ganda Kereta Api Dari Stasiun Pekalongan Ke Stasiun Tegal. Tugas Akhir di Jurusan Teknik Sipil UNDIP. E. Rencana Anggaran Biaya Daftar harga satuan dan rincian jenis pekerjaan mengacu pada PM. 83 Tahun 011 tentang Standart Biaya Kementrian Perhubungan Tahun Anggaran 01. Biaya yang dibutuhkan dalam pe mbangunan jalan rel ini sebesar Rp. 615.558.1.500,- Untuk penjelasan lebih nmendetail mengenai pekerjaan track akan dibahas sebagaimana dalam tugas akhir penulis III. KESIMPULAN/RINGKASAN Dari hasil perencanaan jalan rel baru dalam Tugas Akhir yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Jalan rel serta emplasemen stasiun baru untuk jalur ganda dapat digunakan dengan adanya penyesuaian desain sebagaimana tertera pada Ripnas, Peraturan Dinas PJKA, dan Keputusan Menteri Perhubungan.. Desain geometri jalan rel meliputi alinemen vertikal dan horizontal. Trase yang digunakan adalah desain trase eksisting. 3. Struktur yang digunakan didapatkan sebagaimana berikut : Digunakan R54 Passing ton tahunan : > 0 Juta Ton Beban gandar : 18 ton Lebar sepur : 1067 mm Jarak bantalan beton : 50 cm Tebal balas dibawah bantalan : 34 cm Lebar bahu balas : 50 cm Tipe penambat : Pandrol (Elastik ganda) Sambungan : las ditempat. Tebal balas atas : 55 cm Tebal balas bawah (sub balas) : 1 cm Jarak dari sumbu jalan rel ke tepi atas lapisan bawah didapatkan sebagai berikut: Pada sepur lurus 65 cm Pada tikungan 70 cm 4. Biaya yang dibutuhkan dalam pe mbangunan jalan rel ini sebesar Rp. 615.558.1.500,-