BAB II KERANGKA TEORITIS

dokumen-dokumen yang mirip
II. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual,

PROMOSI DAN PEMASARAN EKOWISATA KONSERVASI PENYU DI PANTAI GOA CEMARA, KABUPATEN BANTUL Dini Rahmawati 1, Rina Dwi Handayani 2, Yuli Sariwaty S 3

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

BAB II LANDASAN TEORI. masa dan merupaka salah satu bidang paling dinamis dan manajemen, Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat strategi baru bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dan untuk

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

(Studi Kasus di Taman Wisata Goa Maharani Paciran Lamongan) Oleh: M. Nadhor, SE ABSTRAK

Strategi Pemasaran dalam Persaingan Bisnis Modul ke:

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan marketing mix atau bauran pemasaran. Menurut Kotler & Armstrong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB І PENDAHULUAN. Industri pariwisata menjadi perhatian khusus dalam Pemerintahan

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam perekonomian Indonesia. Terlebih dengan telah di

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat terutama pada sektor jasa. Semakin maju suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia bisnis, kenaikan volume penjualan menjadi keinginan dari

Studi Kelayakan Bisnis. Aspek Pasar dan Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Definisi Marketing Mix

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. bisnis pariwisata. karena saat ini semua orang butuh berwisata. Berbagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang

Pengertian Pemasaran Sejumlah kegiatan yang maksudnya untuk mempengaruhi, mengimbau dan merayu wisatawan potensial sebagai konsumen agar mengambil

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para

BAB I PENDAHULUAN. global. Adapun pengertian Industri Pariwisata menurut Undang-Undang RI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Berdasarkan pernyataan dari Menteri Pariwisata dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang dimulai dari skala kecil seperti warung-warung

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada konsumen, misalnya

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan kondisi persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dari sudut pandang ruang dan waktu. Persaingan yang ketat inipun tidak hanya

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

BAB V PEMBAHASAN. tamu sangatlah ditentukan oleh siapakah yang melayani tamu tersebut. Penampilan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. sukses menjadi pemimpin pasar. Konsep pemasaran yang baik dan terstruktur dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya guna mengkonsumsi produk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian ini, penulis menggunakan pengertian pariwisata menurut Undang Undang No. 10

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tidak ada satupun perusahaan yang akan mampu bertahan lama bila

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri)

BAB I PENDAHULUAN. wahana hiburan bukanlah satu hal yang baru, di mana di setiap tempat daerah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. nama RODEX Tours & Travel merupakan perusahaan jasa yag memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi kokoh, sejak Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan terbuka. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk

5. RENCANA PEMASARAN (Marketing plan) 5.1. Pengertian Marketing Plan Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang

BAB IV PEMBAHASAN. A. Analisis Strategi Pemasaran Produk Asuransi Pendidikan di AJB. Bumiputera Syari ah Cabang Pekalongan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB IV. ANALISIS PEMASARAN PRODUK TABUNGAN ib MUAMALAT PRIMA DI BANK MUAMALAT INDONESIA KCP MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. sektor jasa. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari hari bahwa segala

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat kita rasakan, sehingga tampak persaingan tajam dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran terdapat berbagai permasalahan yang penting dan harus segera diselesaikan,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai gaya yang diinginkan masyarakat Indonesia. Kebutuhan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Peran sekolah dinilai sangat penting bagi maju dan berkembangnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan masyarakat kelas menengah (middle class) Indonesia dewasa

BAB I PENDAHULUAN. satu di Medan. Kota Medan memiliki objek wisata yang bernilai lebih di mata

BAB II KERANGKA TEORITIS. masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Transkripsi:

BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Penelitian Terdahulu Mica (2005) melakukan penelitian dengan judul Analisis Segmentasi Pasar Wisatawan Mancanegara Terhadap Daerah Tujuan Wisata Sumatera Utara tentang adakah perbedaan pola perjalanan, kebiasaan, tingkat kepuasan dan rencana kedepan wisatawan mancanegara di DTW Sumatera Utara. Hasil penelitian didapat bahwa pola perjalanan, kebiasaan atau aktivitas dan atraksi, tingkat kepuasan, dan rencana kedepan wisatawan ketiga benua memperlihatkan perbedaan. Kristian (2005) melakukan penelitian dengan judul Analisis Kebijakan Produk dan Produksi dalam Upaya Meningkatkan Arus Pariwisata di Pulau Samosir Sumatera Utara, tentang bagaimana kebijakan produk dan promosi yang dilakukan Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir dalam upaya meningkatkan arus pariwisata di Pulau Samosir. Hasil penelitian didapat bahwa kebijakan Produk dan Promosi yang dilakukan Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir belum maksimal walaupun dalam kebijakan produk Dinas Pariwisata sudah melakukan pembinaan SDM pelaku pariwisata, pembenahan fisik dermaga, pemasangan lampu-lampu di sekitar dermaga, dan pembekalan promosi. Felix (2011) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan dan Loyalitas Wisatawan di Pemandian Air Panas Alam Berastagi tentang sejauh mana faktor kualitas pelayanan mempengaruhi loyalitas wisatawan di pemandian air panas alam/ hot spring Berastagi. Hasil penelitian 5

didapat bahwa kepuasan wisatawan, hambatan peralihan, keluhan secara bervariasi mempengaruhi loyalitas wisatawan. 2.2 Pengertian Pariwisata Pariwisata adalah sektor yang bisa menunjang kemajuan suatu daerah, terutama dengan adanya peraturan mengenai otonomi daerah. Dalam Undang- Undang No. 9 tahun 1990 mengenai kepariwisataan Bab I, pasal 1 dijelaskan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek atau daya tarik wisata. Sedangkan pada pasal 2 dijelaskan bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Dengan merujuk pada pengertian yang terkandung pada Undang-Undang tersebut, maka unsur-unsur didalam pariwisata sendiri terdiri dari: 1. Kegiatan perjalanan, maksudnya adalah suatu kegiatan yang bisa dilakukan perorangan ataupun perkelompok. Kegiatan tersebut adalah mendatangi suatu tempat yang dituju. 2. Dilakukan dengan sukarela, maksudnya adalah tidak ada paksaan untuk wisatawan agar datang ke tempat wisata. 3. Bersifat sementara, maksudnya wisatawan yang datang hanya untuk berkunjung tanpa menjadi penduduk daerah tersebut. 4. Perjalanan dilakukan dengan tujuan untuk menikmati objek wisata. Sedangkan pengertian wisatawan (tourist) menurut Yoeti (1985:123) yaitu pengunjung sementara yang paling sedikit tinggal selama 24 jam di negara yang 6

dikunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan kedalam klasifikasi berikut ini: a. Pesiar (leisure), seperti untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan dan olah raga. b. Hubungan dagang (business), keluarga, konperensi dan missi. 2.3 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Menurut Kotler (1999) yang dikutip oleh I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta (2009) pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka, dengan cara membuat dan mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok dari sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan konsumennya. Untuk berhasilnya pemasaran perlu dibuat perencanaan strategik yang dibutuhkan sebagai proses untuk mengembangkan dan memelihara strategi yang cocok antar sasaran serta kemampuan organisasi dan peluang pemasaran yang berubah-ubah. Tujuan perencanaan strategik adalah mencari jalan yang memungkinkan organisasi menggunakan kekuatannya dengan baik dan mamanfaatkan peluang yang menarik yang ada di lingkungan. Fungsi pemasaran dalam organisasi pariwisata nasional atau dalam suatu badan usaha pariwisata lain, (hotel, perusahaan angkutan, usaha-usaha perjalanan dan sebagainya) harus tunduk pada pola pikir dan kaidah-kaidah manajemen modern, yang mencakup: 7

a. mengorganisir fungsi pemasaran b. menyediakan staf organisasi pemasaran c. mengembangkan rencana jangka pendek dan menengah d. memimpin operasi pemasaran e. mengukur penampilan dan melakukan pengawasan. (Wahab, 1989) Selanjutnya menurut Kotler (1993:421), fungsi pemasaran dalam organisasi seharusnya tak hanya membuat rencana pemasaran yang efektif, tetapi juga melaksanakannya dengan baik. Pelaksanaan pemasaran merupakan proses merealisasikan rencana pemasaran ke usaha-usaha nyata, yang juga menunjukkan siapa mengerjakan apa, kapan dan bagaimana. 2.4 Pengertian Jasa Menurut Kotler (1993) Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses produksinya mungkin dan mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik. 2.5 Bauran Pemasaran Jasa Menurut Kotler yang dikutip oleh Pitana dan Surya Diarta (2009), bauran pemasaran merupakan salah satu konsep kunci dalam teori pemasaran modern. Setiap orang yang memutuskan untuk membeli produk pariwisata dipengaruhi oleh promosi penyedia produk, menilai produk yang ditawarkan, mempertimbangkan apakah akan membeli produk pada tingkat harga yang ditawarkan, dan akhirmya berpikir tentang seberapa mudah produk tersebut 8

didapat dan dibeli. Setiap aspek diatas secara hati-hati direncanakan oleh pemasar pariwisata dalam rangka meyakinkan wisatawan potensial untuk membeli produknya. Setiap aspek tersebut merupakan elemen dasar dari bauran pemasaran pariwisata (Pitana dan Surya Diarta, 2009) Secara tradisional, kebanyakan pemasar telah memikirkan empat komponen dasar atau unsur-unsur bauran pemasaran: produk, harga, promosi dan tempat. Namun dalam pemasaran jasa empat komponen dasar tersebut diperluas menjadi 7 P yaitu: Produk (Product), Harga (Price), Tempat (Place) atau Distribusi, Promosi (Promotion), Orang (People), Proses (Process) dan Physical evidence. 2.5.1 Produk Produk merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran. Produk dapat berupa barang dan dapat pula berupa jasa. Efektivitas perencanaan bauran pemasaran sangat tergantung pada kemampuan memilih target pasar, yang berarti juga kemampuan dalam mendiversifikasi produk, sehingga mampu memuaskan konsumen dalam level yang tinggi. Produk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pariwisata atau jasa yang dihasilkan dalam lingkup pariwisata dan jasa tidak diproduksi oleh satu perusahaan melainkan oleh berbagai badan usaha. Ada 4 (empat) ciri/syarat yang sangat diperlukan dalam produk pariwisata yaitu: 1. Akses 2. Sarana dan Prasarana 3. Tourist/Objek 4. Peranan Pemerintah/Assosiasi 9

Dilihat dari sudut pandang seorang wisatawan, produk wisata itu meliputi pengalaman yang paripurna sejak dia meninggalkan rumah sampai saat dia kembali lagi ke rumahnya. 2.5.2 Harga Harga ditentukan oleh penjual dan pembeli setelah negosiasi. Harga umumnya memiliki peranan tertentu dalam pilihan pembelian karena harga dapat diubah dengan cepat, tidak seperti bauran pemasaran yang lain. Itu sebabnya mengapa harga disebut varabel bauran yang paling fleksibel. Pitana dan Surya Diarta (2009), menyatakan bahwa penentuan harga bagi produk pariwisata harus memperhitungkan kompleksitas yang ditimbulkan oleh sifat musimannya, perbedaan dalam segmen pasar (liburan atau perjalanan bisnis), dan sebagainya. Beberapa metode penentuan harga yang biasanya dipakai adalah sebagai berikut: a. cost-oriented pricing cost-plus pricing, yaitu penentuan harga produk dalam hubungannya dengan marginal cost atau total cost, termasuk biaya overhead. Rate of return, yang berfokus pada penciptaan keuntungan yang dihubungkan dengan modal yang diinvestasikan. b. Demand-oriented pricing Discrimination pricing, dimana produk dijual dalam dua atau lebih tingkat harga yang berbeda. Backward pricing, dimana harga ditentukan berdasarkan apa yang konsumen ingin beli. 10

Market penetration pricing, yaitu harga ditetapkan lebih rendah dari semua kompetitor dalam rangka membuat pertumbuhan yang tinggi atas produk perusahaan. Skimming price, dipergunakan jika terdapat keterbatasan suplai produk atau jika permintaan akan produk tidak dipengaruhi oleh pengenaan harga yang tinggi. 2.5.3 Distribusi Secara garis besar pendistribusian diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Karena sifat dan karakteristiknya yang khusus, produk pariwisata memerlukan bentuk distribusi yang juga khusus. Produk pariwisata merupakan suatu produk khusus, tidak ada transfer kepemilikan, tetapi produk dan pelayanannya secara langsung disewa atau dikonsumsi. Hanya saja sebelum dapat dikonsumsi, produk tersebut harus tersedia dan dapat diakses. Dalam pendistribusian produk wisata, harus dipahami beberapa karakteristik berikut: a. Tidak ada produk nyata yang akan didistribusikan. b. Pariwisata umumnya melibatkan proses pembelian produk, tinggal, dan kembali ke tempat asal wisatawan. Proses pendistribusian produk harus mencakup semua tahapan ini. c. Sebagian besar biaya distribusi produk terserap untuk biaya pembuatan barang cetakan yang menginformasikan produk pariwisata tersebut. Brosur biasanya tersedia di agen perjalanan. 11

d. Pendistribusian produk pariwisata sering dikendalikan oleh agen, bukan oleh penyedia produknya. 2.5.4 Promosi Promosi pada zaman pemasaran modern sekarang ini tidak dapat diabaikan. Antara promosi dan produk tidak dapat dipisahkan, ini dua sejoli yang saling berangkulan untuk menuju suksesnya pemasaran. Promosi merupakan kegiatan komunikasi dimana organisasi penyelenggara pariwisata berusaha mempengaruhi calon pelanggan agar bersedia untuk membeli produk yang ditawarkan. Dalam kegiatan promosi, beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: - Efek komunikasi Penggunaan surat, pembddbnagian brosur-brosur objek wisata, telepon, faksimili, e-mail dan alat penghubung non personal lain untuk berkomunikasi secara langsung atau mendapatkan tanggapan langsung dari wisatawan. - Advertising Merupakan setiap bentuk komunikasi non personal dan dibayar melalui media massa, seperti surat kabar, majalah, radio dan sebagainya. - Promosi penjualan Melibatkan semua aktifitas yang menawarkan insentif untuk mempengaruhi konsumen, perantara produk atau mencapai target penjualan. 12

- Personal selling Merupakan usaha untuk mendapatkan keuntungan melalui bentuk face to face atau telepon antara perwakilan penjual dengan calon pembeli. - Humas Berbagai program untuk mempromosikan dan melindungi citra organisasi. 2.5.5 Orang (People) Rekrutmen, seleksi, pelatihan dan pengembangan serta pemotivasian karyawan sangat penting. Yang termasuk dalam elemen orang (people) dalam geladikarya ini adalah pegawai pemerintah kota (Pemko), pegawai perusahaan bidang pariwisata dan masyarakat setempat. Orang yang berhubungan dengan konsumen, baik langsung maupun tidak langsung, dapat dikatakan sebagai tenaga penjualan. Dalam hal ini tenaga penjualan termasuk pegawai Pemko, pegawai organisasi pariwisata dan masyarakat. Idealnya, seorang tenaga penjualan harus memiliki kemampuan, sikap peduli, inisiatif, dan bertanggungjawab dalam melayani. Jika hal ini sudah terpenuhi, maka tenaga penjualan sebenarnya sedang memasarkan pariwisata. 2.5.6 Proses Menurut Bilson Simamora (2001), proses mencakup prosedur pelayanan, termasuk tahap-tahap yang dilalui serta lay-out ruangan. Layanan yang sama hasilnya bisa berbeda nilainya kalau prosesnya berbeda. Kecepatan dan ketepatan proses dapat dijadikan alat untuk merangsang minat konsumen. Dari semua elemen bauran pemasaran jasa, elemen proses mencerminkan bagaimana semua elemen pemasaran dikoordinasikan untuk menjamin kualitas 13

dan konsistensi jasa yang diberikan kepada konsumen. Dengan demikian bagian pemasaran harus dilibatkan ketika desain proses jasa dibuat, karena pemasaran juga sering terlibat atau bertanggungjawab dalam pengawasan kualitas jasa. 2.5.7 Physical Evidence (Pendukung Fisik) Pendukung fisik sangat perlu mengingat layanan tidak memiliki wujud sehingga menyebabkan jasa sulit untuk dievaluasi. Bukti fisik memberikan tandatanda, misalnya kualitas jasa. 14