ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE CAMELS-M

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS)

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CAMELS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tingkat resiko yang dihadapi oleh bank-bank yang ada di Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE CAMELS-M

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada tahun 2009 & 2010 Bank Mandiri Mendapat peringkat 2 artinya Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI, DAN BNI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. keputusan operasional taktis stratejik manajerial, alat prediksi kinerja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing

Menurut Marrie Muhamad Mantan Menteri Keuangan mengatakan bahwa ada dua pihak yang kontra-privatisasi, dan pihak yang pro-privatisasi. Pihak yang kont

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

ANALISIS KINERJA BANK

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGANMENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK YUDHA BHAKTI. Fanny Nawang Wulan Radi Sahara, SE.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN METODE CAMELS ( Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan memegang peranan yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH BERDASARKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) Pengaruh LDR, IPR, NPL, APYD, IRR, BOPO, FBIR,NIM, PR, dan FACR

III. METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kasmir, 2012:2) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditulis oleh Amalina Alyani Yusrina (2013) yang berjudul "Pengaruh LDR, IPR,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BANK. Alat likuid: uang kas di bank dan rekening giro yang disimpan di Bank Indonesia

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, penelitian terdahulu yang menjadi rujukan penulis yaitu penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja Keuangan Bank Syariah Berdasarkan CAMELS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan kinerja keuangan, diantaranya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Laporan Keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMELS PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

ANALISIS RASIO KEUANGAN PERBANKAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN BANK (Studi Kasus PD. BPR Bank Daerah Lamongan Periode )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK DANAMON DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PERIODE TAHUN

Maria Sibuea EB11 Pembimbing : Agustin Rusianasari, SE., MM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB II. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui kinerja. kinerja keuangan Bank yang telah dilakukan oleh peneliti antara lain:

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DI JAKARTA TAHUN

Transkripsi:

ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE CAMELS-M ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh: ANANG TRI PUJI LAKSONO B 100 090 044 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 1

HALAMAN PENGESAHAN Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca Artikel Publikasi Ilmiah dengan judul : ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE CAMELS-M Yang ditulis oleh: ANANG TRI PUJI LAKSONO B 100 090 044 Penandatanganan berpendapat bahwa Artikel Publikasi Ilmiah tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima. Surakarta, 18 Maret 2014 Pembimbing (Sri Murwanti, SE., MM) 2

ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE CAMELS-M Oleh: Anang Tri Puji Laksono ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui kinerja keuangan atau tingkat kesehatan Bank Rakyat Indonesia dengan menggunakan metode CAMELS-M dan menilai kinerja Bank Rakyat Indonesia apakah sudah memenuhi standart Bank Indonesia (BI). Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan yang akan diterapkan diperusahaan dan dapat memberikan wacana tentang pentingnya kinerja perusahaan yang dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian penjelasan (eksplanatory). Populasi penelitian ini adalah perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena penelitian ini merupakan studi kasus, maka sampel pada penelitian ini adalah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Data yang digunakan terdapat di BI yang berupa laporan keuangan tahunan dari Bank Rakyat Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa: 1) Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk dilihat dari aspek capital pada Bank Rakyat Indonesia adalah Kurang Sehat, sehingga H 1 ditolak; 2) Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk dilihat dari aspek assets pada Bank Rakyat Indonesia adalah Cukup Sehat, sehingga H 2 ditolak; 3) Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk dilihat dari aspek earning pada Bank Rakyat Indonesia adalah Sehat, sehingga H 3 diterima; 4) Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk dilihat dari aspek liquidity pada Bank Rakyat Indonesia adalah Sehat, sehingga H 4 diterima; 5) Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk dilihat dari aspek sensitivity to market risk pada Bank Rakyat Indonesia adalah Cukup Sehat, sehingga H 5 ditolak; dan 6) Kinerja keuangan Bank Rakyat Indonesia termasuk dalam kategori Cukup Sehat berdasarkan standar kesehatan Bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, sehingga H 6 ditolak.. Kata kunci: PENDAHULUAN capitas, assets, earning, liquidity, market risk. Perkembangan dunia perbankan saat ini sangat pesat dan tingkat kompleksitas yang tinggi dapat mempengaruhi performa atau kinerja suatu bank. Kompleksitas usaha perbankan yang sangat tinggi dapat menyebabkan tingkat resiko yang dihadapi oleh bank-bank yang ada di Indonesia. Permasalahan perbankan di Indonesia dapat disebabkan oleh depresiasi rupiah, peningkatan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sehingga dapat menyebabkan meningkatnya kredit bermasalah. Kondisi internal bank yang sangat lemah 1

manajemen yang kurang memadai, penerbitan kredit kepada kelompok usaha serta modal yang tidak dapat memenuhi terhadap resiko-resiko yang dihadapi oleh bank yang menyebabkan kinerja bank tersebut menurun. Dengan kinerja bank yang menurun dapat menyebabkan tingkat kepercayaan nasabah terhadap bank juga menurun. Maka dari itu sebuah bank harus dapat mandiri dan mempunyai manajemen yang baik untuk membangun bank tersebut secara baik. Kinerja bank atau kondisi kesehatan bank dapat kita analisa melalui laporan keuangan. Salah satu tujuan dari laporan keuangan itu sendiri adalah untuk memberikan informasi bagi para pengguna laporan keuangan untuk pengambilan keputusan. Berdasarkan keputusan peraturan bank Indonesia Nomor: 3/22/PBI/2001 Tentang Transparasi Kondisi Keuangan Bank, Bank harus wajib menyusun laporan keuangan dan menyajikan laporan keuangan dalam bentuk dan cakupan yang ditetapkan dalam peraturan Bank Indonrsia yang terdiri dari; (1) Laporan Tahunan; (2) Laporan Keuangan Publikasi Triwulan; (3) Laporan Keuangan Publikasi Bulanan; dan (4) Laporan Keuangan Konsolidasi. Laporan keuangan yang telah dibuat bertujuan untuk mengetahui dapat mencerminkan kinerja bank yang sebenarnya. Dengan melihat laporan keuangan tersebut dapat dilihat apakah kinerja bank tersebut baik atau tidak, dengan menggunakan sumber-sumber dana yang ada apakah sudah dapat dikelola secara optimal. Bank yang memiliki tingkat kesehatan yang baik dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik pula. Untuk menilai kinerja perbankan umumnya menggunakan enam aspek penilaian yang harus dilakukan yaitu CAMELS (Capital, Aset, Manajemen, Earning, Liquidity dan Sensitivity Market Risk). Semua aspek tersebut dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kesehatan suatu bank, dan dapat menilai kinerja suatu bank, ini merupakan alat ukur resmi yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk menghitung kesehatan suatu bank di indonesia. Namun dalam penelitian ini peneliti hanya menganalisa dari aspek keuangan saja, jadi aspek manajemen tidak digunakan hanya aspek Capital, Aset, Earning, Liquidity, Sensitivity Market Risk. 2

TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Pengertian kinerja (performance) menurut Drucker (1973,p.134) adalah Tingkat presentasi atau hasil nyata yang dicapai kadang dipergunakan untuk memperoleh hasil positif. Kinerja juga didefinisikan sebagai keberhasilan personal dalam mewujudkan sasaran strategis di empat faktor perspektif: keuangan, konsumen, proses serta pembelajaran dan pertumbuhan (Mulyadi, 2007, p.363). Kinerja bank secara umum merupakan gambaran prestasi yang dicapai oleh bank dalam operasionalnya. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Kinerja menunjukan sesuatu yang berhubungan dengan kekuatan serta kelemahan suatu perusahaan. Metode CAMELS-M 1. Capital (Permodalan) KPMM = x 100 Dimana: M tier1 : Modal inti (modal disetor, agio saham, modal sumbangan, cadangan umum,cadangan tujuan, laba ditahan, laba tahun berjalan) Mtier2 : Modal pelengkap (cadangan revaluasi aktifa tetap, penyisihan penghapusan aktifa produktif, modal pinjaman, pinjaman subordinasi) Penyertaan : Penanaman dana Bank dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan atau jenis transaksi tertentu yang berakibat Bank memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. ATMR : Aktiva Tertimbang Menurut Risiko Kriteria penilaian peringkat: 3

Peringkat 1 = KPMM 12% Peringkat 2 = 9% KPMM < 12% Peringkat 3 = 8% KPMM < 9% Peringkat 4 = 6% < KPMM < 8% Peringkat 5 = KPMM 6% (Harnanto, 1991) Kriteria penetapan peringkat faktor permodalan: a. Peringkat 1, mencerminkan tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang. b. Peringkat 2, mencerminkan tingkat modal berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat ini serta membaik dari tingkat saat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang. c. Peringkat 3, mencerminkan tingkat modal berada sedikit diatas atau sesuai dengan ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada pada tingkat ini selama 12 (dua belas) bulan mendatang. d. Peringkat 4, mencerminkan tingkat modal sedikit dibawah ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan mengalami perbaikan dalam 6 (enam) bulan mendatang. e. Peringkat 5, mencerminkan tingkat modal berada lebih rendah dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat ini atau menurun dalam 6 (enam) bulan mendatang. (Kusumo, 2008) 2. Asset (Aktiva) KAP = 1- Dimana: ( ) a. APYD: Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan, meliputi: 1) 25% dari aktiva produktif yang digolongkan Dalam Perhatian Khusus. 2) 50% dari aktiva produktif yang digolongkan Kurang Lancar. 3) 75% dari aktiva produktif yang digolongkan Diragukan. 4

4) 100% dari aktiva produktif yang digolongkan Macet. b. Aktiva Produktif : Penanaman bank dalam bentuk kredit, surat berharga, penyertaan dan penanaman lainnya yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan. c. KAP adalah Kualitas Aset Produktif Kriteria penilaian peringkat: Peringkat 1 = KAP > 0,99 Peringkat 2 = 0,96< KAP 0,99 Peringkat 3 = 0,93< KAP 0,96 Peringkat 4 = 0,90< KAP 0,93 Peringkat 5 = KAP 0,90 (Harnanto, 1991) Kriteria penetapan peringkat faktor kualitas aset produktif: a. Peringkat 1, mencerminkan kualitas aset sangat baik dengan risiko portofolio yang sangat minimal. Kebijakan dan prosedur pemberian pembiayaan dan pengelolaan resiko dari pembiayaan telah dilaksanakan dengan sangat baik dan sesuai dengan skala usaha bank, serta sangat mendukung kegiatan operasional yang aman dan sehat dan didokumentasikan dan diadministrasikan dengan sangat baik. b. Peringkat 2, mencerminkan kualitas aset baik namun terdapat kelemahan yang tidak signifikan. Kebijakan dan prosedur pemberian pembiayaan dan pengelolaan resiko dari pembiayaan telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan skala usaha bank, serta mendukung kegiatan operasional yang aman dan sehat dan didokumentasikan dan diadministrasikan dengan baik. c. Peringkat 3, mencerminkan kualitas aset cukup baik namun diperkirakan akan mengalami penurunan apabila tidak dilakukan perbaikan. Kebijakan dan prosedur pemberian pembiayaan dan pengelolaan resiko dari pembiayaan telah dilaksanakan dengan cukup baik dan sesuai dengan skala usaha bank, namun masih terdapat kelemahan yang tidak signifikan dan atau didokumentasikan dan diadministrasikan dengan cukup baik. 5

d. Peringkat 4, mencerminkan kualitas aset kurang baik dan diperkirakan akan mengancam kelangsungan hidup bank apabila tidak dilakukan perbaikan secara mendasar. Kebijakan dan prosedur pemberian pembiayaan dan pengelolaan resiko dari pembiayaan dilaksanakan dengan kurang baik dan atau belum sesuai dengan skala usaha bank, serta terdapat kelemahan yang signifikan apabila tidak segera dilakukan tindakan korektif dapat membahayakan kelangsungan usaha bank dan atau didokumentasikan dan diadministrasikan dengan tidak baik. e. Peringkat 5, mencerminkan kualitas aset tidak baik dan diperkirakan kelangsungan hidup bank sulit untuk dapat diselamatkan. Kebijakan dan prosedur pemberian pembiayaan dan pengelolaan resiko dari pembiayaan dilaksanakan dengan tidak baik dan atau tidak sesuai dengan skala usaha bank, serta terdapat kelemahan yang sangat signifikan dan kelangsungan usaha bank sulit untuk dapat diselamatkan dan atau didokumentasikan dan diadministrasikan dengan tidak baik. (Kusumo, 2008). 3. Earning (Rentabilitas) NOM = ( ) ROA = ROE = BOPO = ( ) Dimana: NOM : Net Operating Margin PO : Pendapatan Operasional DBH : Distribusi Bagi Hasil BO : Biaya Operasional Rata-rata Aktiva Produktif: merupakan rata-rata aktiva produktif 12 bulan terakhir. ROA : Return On Assets 6

ROE : Return On Equity Beban operasional diperoleh dengan menjumlahkan neraca laporan laba rugi (beban bungan) Pendapatan operasional diperoleh dengan menjumlahkan neraca laporan laba rugi (pendapatan bunga) Kriteria penilaian peringkat: Peringkat 1 = NOM > 3% Peringkat 2 = 2% < NOM 3% Peringkat 3 = 1,5% < NOM 2% Peringkat 4 = 1% < NOM 1,5% Peringkat 5 = NOM 1% (Harnanto, 1991) Kriteria penetapan peringkat faktor rentabilitas: a. Peringkat 1, mencerminkan kemampuan rentabilitas sangat tinggi untuk mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal. Penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keuntungan (profit distribution) telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Peringkat 2, mencerminkan kemampuan rentabilitas tinggi untuk mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal. Penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keuntungan (profit distribution) telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c. Peringkat 3, mencerminkan kemampuan rentabilitas cukup tinggi untuk mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal. Penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keuntungan (profit distribution) belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. d. Peringkat 4, mencerminkan kemampuan rentabilitas rendah untuk mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal. Penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan 7

pembagian keuntungan (profit distribution) belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. e. Peringkat 5, mencerminkan kemampuan rentabilitas sangat rendah untuk mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal. Penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keuntungan (profit distribution) tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Idroes, et al. 2007). 4. Liquidity (Likuiditas) STM = CR = LDR = LAR = Dimana: STM : Short Term Mismatch Aktiva Jangka Pendek: aktiva likuid kurang dari 3 bulan selain kas, SWBI dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Kewajiban Jangka Pendek: kewajiban likuid kurang dari 3 bulan CR : Cash Ratio LDR : Loan to Deposit Ratio Dana pihak ketiga mencakup giro, tabungan, deposito (tidak termasuk antara bank) LAR : Loan to Assets Ratio Jumlah Aset = total aktiva Kriteria penilaian peringkat: Peringkat 1 = STM > 25% Peringkat 2 = 20% < STM 25% Peringkat 3 = 15% < STM 20% Peringkat 4 = 10% < STM 15% Peringkat 5 = STM 10% (Harnanto, 1991) Kriteria penetapan peringkat faktor likuiditas: 8

a. Peringkat 1, mencerminkan kemampuan likuiditas bank untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan manajemen risiko likuiditas sangat kuat. b. Peringkat 2, mencerminkan kemampuan likuiditas bank untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan manajemen risiko likuiditas kuat. c. Peringkat 3, mencerminkan kemampuan likuiditas bank untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan manajemen risiko likuiditas memadai. d. Peringkat 4, mencerminkan kemampuan likuiditas bank untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan manajemen risiko likuiditas lemah. e. Peringkat 5, mencerminkan kemampuan likuiditas bank untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan manajemen risiko likuiditas sangat lemah (Idroes, et al. 2007). 5. Sensitivity to market risk (sensivitas terhadap resiko pasar) MR = Dimana: MR : Market Risk Ekses Modal: kelebihan atas modal minimum yang ditetapkan untuk mengkover risiko pasar akibat pergerakan nilai tukar. Potential Loss Nilai Tukar: risiko kerugian yang timbul akibat pergerakan nilai tukar yang berlawanan dengan perkiraan bank (gap position dari exposure banking book valas dikali fluktuasi nilai tukar). Kriteria penilaian peringkat: Peringkat 1 = MR > 12% Peringkat 2 = 10% < MR < 12% Peringkat 3 = 8% < MR < 10% Peringkat 4 = 6% < MR < 8% Peringkat 5 = MR < 6% (Harnanto, 1991) Kriteria penetapan peringkat faktor sensitivitas terhadap risiko pasar: 9

a. Peringkat 1, mencerminkan risiko sangat rendah, dan penerapan manajemen risiko pasar efektif dan konsisten. b. Peringkat 2, mencerminkan risiko relatif rendah, dan penerapan manajemen risiko pasar efektif dan konsisten. c. Peringkat 3, mencerminkan risiko moderat atau tinggi, dan penerapan manajemen risiko pasar efektif dan konsisten. d. Peringkat 4, mencerminkan risiko moderat atau tinggi, dan penerapan manajemen risiko pasar yang kurang efektif dan kurang konsisten. e. Peringkat 5, mencerminkan risiko moderat atau tinggi, dan penerapan manajemen risiko pasar tidak efektif dan tidak konsisten (Kusumo, 2008). METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian penjelasan (eksplanatory). Populasi penelitian ini adalah perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena penelitian ini merupakan studi kasus, maka sampel pada penelitian ini adalah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, agenda dan sebagainya. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kinerja perusahaan perbankan dengan metode CAMEL-M. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kinerja bank secara umum merupakan gambaran prestasi yang dicapai oleh bank dalam operasionalnya. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Kinerja menunjukan sesuatu yang berhubungan dengan kekuatan serta kelemahan suatu perusahaan. Berdasarkan 10

hasil penelitian tentang analisis kinerja keuangan untuk menilai kinerja Bank Rakyat Indonesia dengan Metode Camels-M maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1 Kinerja PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Dengan Metode CAMELS-M tahun 2009 No Rasio CAMELS-M Nilai (%) Keterangan 1. Capial 7,34% Kurang Sehat 2. Assets 0,91% Kurang Sehat 3. Earning 1,92% Cukup Sehat 4. Liquidity 42,39% Sehat 5. Sensitivity 14,82% Sehat Sumber: data sekunder diolah, 2014 Berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2009 dengan menggunakan metode CAMELS-M menunjukkan bahwa kinerja keuangan pada aspek capital diperoleh nilai rasio sebesar 7,34%; sehingga kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2009 termasuk kategori kurang sehat berdasarkan aspek capital. Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2009 pada aspek assets diperoleh nilai rasio sebesar 0,91%; sehingga kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2009 termasuk kategori kurang sehat berdasarkan aspek assets. Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2009 pada aspek earning diperoleh nilai rasio sebesar 1,92%; sehingga kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2009 termasuk kategori cukup sehat berdasarkan aspek earning. Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2009 pada aspek liquidity diperoleh nilai rasio sebesar 42,39%; sehingga kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2009 termasuk kategori sehat berdasarkan aspek liquidity. Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2009 pada aspek sensitivity diperoleh nilai rasio sebesar 14,82%; sehingga kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2009 termasuk kategori sehat berdasarkan aspek sensitivity. Hasil Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2009 dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan perusahaan dalam aspek Capital dan Asset termasuk dalam kategori yang kurang sehat, hal ini menunjukkan bahwa tingkat 11

modal sedikit dibawah ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan mengalami perbaikan dalam 6 (enam) bulan mendatang dan kualitas asset kurang baik dan diperkirakan akan mengancam kelangsungan hidup bank apabila tidak dilakukan perbaikan secara mendasar. Kebijakan dan prosedur pemberian pembiayaan dan pengelolaan resiko dari pembiayaan dilaksanakan dengan kurang baik dan atau belum sesuai dengan skala usaha bank, serta terdapat kelemahan yang signifikan apabila tidak segera dilakukan tindakan korektif dapat membahayakan kelangsungan usaha bank dan atau didokumentasikan dan diadministrasikan dengan tidak baik. Tabel 2 Kinerja PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Dengan Metode CAMELS-M tahun 2010 No Rasio CAMELS-M Nilai (%) Keterangan 1. Capial 6,68% Kurang Sehat 2. Assets 0,94% Cukup Sehat 3. Earning 17,21% Sehat 4. Liquidity 46,40% Sehat 5. Sensitivity 10,00% Cukup Sehat Sumber: data sekunder diolah, 2014 Berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2010 dengan menggunakan metode CAMELS-M menunjukkan bahwa kinerja keuangan pada aspek capital diperoleh nilai rasio sebesar 6,68%; sehingga kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2010 termasuk kategori kurang sehat berdasarkan aspek capital. Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2010 pada aspek assets diperoleh nilai rasio sebesar 0,94%; sehingga kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2010 termasuk kategori cukup sehat berdasarkan aspek assets. Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2010 pada aspek earning diperoleh nilai rasio sebesar 17,21%; sehingga kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2010 termasuk kategori sehat berdasarkan aspek earning. Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2010 pada aspek liquidity diperoleh nilai rasio sebesar 46,40%; sehingga kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 12

2010 termasuk kategori sehat berdasarkan aspek liquidity. Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2010 pada aspek sensitivity diperoleh nilai rasio sebesar 10,00%; sehingga kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2010 termasuk cukup sehat berdasarkan aspek sensitivity. Hasil analisis kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2010 dengan menggunakan metode CAMELS-M menunjukkan bahwa tingkat kemampuan perusahaan dalam aspek Capital termasuk dalam kategori yang kurang sehat, hal ini menunjukkan bahwa tingkat modal sedikit dibawah ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan mengalami perbaikan dalam 6 (enam) bulan mendatang. Tabel 3 Kinerja PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Dengan Metode CAMELS-M tahun 2011 No Rasio CAMELS-M Nilai (%) Keterangan 1. Capial 7,50% Kurang Sehat 2. Assets 0,93% Cukup Sehat 3. Earning 25,71% Sehat 4. Liquidity 45,54% Sehat 5. Sensitivity 6,79% Kurang Sehat Sumber: data sekunder diolah, 2014 Berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2011 dengan menggunakan metode CAMELS-M menunjukkan bahwa kinerja keuangan pada aspek capital diperoleh nilai rasio sebesar 7,50%; sehingga kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2011 termasuk kategori kurang sehat berdasarkan aspek capital. Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2011 pada aspek assets diperoleh nilai rasio sebesar 0,93%; sehingga kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2011 termasuk kategori cukup sehat berdasarkan aspek assets. Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2011 pada aspek earning diperoleh nilai rasio sebesar 25,71%; sehingga kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2011 termasuk kategori sehat berdasarkan aspek earning. Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2011 pada aspek liquidity diperoleh nilai rasio 13

sebesar 45,54%; sehingga kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2011 termasuk kategori sehat berdasarkan aspek liquidity. Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2011 pada aspek sensitivity diperoleh nilai rasio sebesar 6,79%; sehingga kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2011 termasuk cukup sehat berdasarkan aspek sensitivity. Hasil analisis kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2011 dengan menggunakan metode CAMELS-M menunjukkan bahwa tingkat kemampuan perusahaan dalam aspek Capital dan Sensitivity termasuk dalam kategori yang kurang sehat, hal ini menunjukkan bahwa tingkat modal sedikit dibawah ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan mengalami perbaikan dalam 6 (enam) bulan mendatang dan risiko moderat atau tinggi, dan penerapan manajemen risiko pasar yang kurang efektif dan kurang konsisten. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Sri Pujiyanti (2009) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode CAMEL (Studi Kasus Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Bank Bukopin Tbk periode 2006-2008,dengan kesimpulan bahwa PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT.Bank Bukopin Tbk dapat dikatakan sebagai bank yang sehat, tetapi jika dibandingkan dengan tingkat kesehatan kedua bank tersebut, maka PT. Bank Bukopin Tbk lebih sehat dibandingkan dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Hal ini dapat dilihat dari aspek Assets, Manajemen, Earning dan Liquidity yang dimiliki oleh PT. Bank Bukopin Tbk lebih baik daripada yang dimiliki PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis kinerja keuangan untuk menilai kinerja Bank Rakyat Indonesia dengan Metode Camels-M maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2009 pada aspek capital adalah 7,34%; kemudian mengalami penurunan menjadi 6,68% di tahun 2010 dan kembali mengalami peningkatan menjadi 7,50% di tahun 2011 14

sehingga kinerja keuangan aspek capital termasuk kategori kurang sehat. Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2009 pada aspek assets diperoleh nilai rasio sebesar 0,91%; mengalami peningkatan menjadi 0,94% di tahun 2010 dan sedikit mengalami penurunan di tahun 2011, sehingga kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk termasuk kategori cukup sehat berdasarkan aspek assets. Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2009 pada aspek earning diperoleh nilai rasio sebesar 1,92%; kemudian mengalami peningkatan menjadi 17,21% di tahun 2010 dan kembali mengalami peningkatan menjadi 25,71% di tahun 2011, sehingga kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk termasuk cukup sehat berdasarkan aspek earning. Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2009 pada aspek liquidity diperoleh nilai rasio sebesar 42,39%; kemudian mengalami peningkatan menjadi 46,40% di tahun 2010 dan sedikit mengalami penurunan di tahun 2011 menjadi 45,54, sehingga kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk termasuk kategori sehat berdasarkan aspek liquidity. Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2009 pada aspek sensitivity diperoleh nilai rasio sebesar 14,82%; kemudian mengalami penurunan menjadi 10% di tahun 2010 dan kembali mengalami penurunan di tahun 2011 menjadi 6,79%; sehingga kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2009 termasuk kategori kurang sehat berdasarkan aspek sensitivity. 2. Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk tahun 2009-2011 aspek capital termasuk kategori kurang sehat, cukup sehat berdasarkan aspek assets, cukup sehat berdasarkan aspek earning, sehat berdasarkan aspek liquidity dan kurang sehat berdasarkan aspek sensitivity, sehingga H 2 yang menyatakan bahwa kinerja keuangan Bank Rakyat Indonesia termasuk dalam kategori sehat berdasarkan standar kesehatan Bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia diterima kebenarannya. 15

Adanya berbagai keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk diharapkan senantiasa meningkatkan kinerjanya terutama dalam aspek capital, assets dan sensitivity, sehingga akan semakin meningkatkan kesehatan perusahaan. 2. Bagi para investor diharapkan lebih detail dan melakukan pengamatan lebih mendalam terkait dengan kinerja keuangaan perusahaan sebelum melakukan investasi, sehingga kerugian dari investasi akan dapat ditekan. 3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan semakin meningkatkan penelitian, dengan menambahkan perusahaan-perusahaan perbankan yang lain serta menambahkan periode pengamatan penelitian, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi untuk perusahaan perbankan secara umum. 16

DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki. 1992. Intermediate Accounting Edisi Ketujuh.Yogyakarta: BPFE Drucker, Peter F.1973. Management : Task, Responbilities, and Practices. New York : Harpes and Row Djarwanto Ps dan Pangestu S.1989. Statistik Induktif Edisi Empat.Yogyakarta : BPFE. 1983. StatistikNon Parametrik. Yogyakarta : BPFE Etty M. Nasser. 2003. Perbandingan Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta Dengan Rasio CAMEL Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi. Vol.3. No.3. Desember 2003: 217-236. Harnanto. 1987. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : BPFE. 1991. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : AMP YKPN Husein, Umar. 1999. Metode Penelitian: Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Idroes, Ferry N. 2007. Managemen Resiko Perbankan. Jakarta : Raja Grafindo Martono. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta : Ekonisia Mulyadi. 2007. Sistem Akutansi. Jakarta : Salemba Empat Nasser, Etty M dan Titik Aryati. 2000. Model Analisis CAMEL Untuk Memprediksi Financial Distress Pada Sektor Perbankan Yang Go Publik.. JAAI.Vol.4. No.2. Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. Wardani, Diah Kusumo. 2008. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan di Indonesia. Yogyakarta : Universitas UII Fakultas Ekonomi 17