BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

dokumen-dokumen yang mirip
KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI PENGUSAHAAN HUTAN ALAM CV. Pangkar Begili, Kalimantan Barat IDA FITRIYANI

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG.

BAB IV. 4.1 Letak PT. Luas areal. areal kerja PT. PT Suka Jaya. areal Ijin Usaha. Kabupaten

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kapur IX adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota,

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

BAB III KONDISI UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

BAB II TINJAUAN UMUM

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah

4.1. Letak dan Luas Wilayah

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

BAB III LOKASI DAN KEADAAN UMUM

BAB III METODE PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

FORMAT PENYUSUNAN USULAN RENCANA KERJA USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN RAKYAT (RKUPHHK-HTR)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didirikan pada akhir abad ke-18, berdasarkan hasil mufakat Tokoh Adat pada saat

KEADAAN UMUM 3.1 Lokasi, Administrasi, dan Transportasi 3.2 Geologi dan Bahan Induk

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

Transkripsi:

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Secara administratif pemerintah, areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dibagi menjadi dua blok, yaitu di kelompok Hutan Sungai Serawai dan Sungai Melawi yang berlokasi di Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang dan Kecamatan Menukung, Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat. Secara geografis wilayah areal kerja IUPHHK-HA ini yang terbagi dua, yaitu 1. Blok I : 112 11 35-112 31 21 bujur timur dan 0 11 25-0 19 22 lintang selatan. 2. Blok II ; 112 21 54-112 35 32 Bujur Timur dan 0 33 30 Lintang Selatan. Adapun batas - batas wilayah adalah sebagai berikut: 1. Sebelah utara berbatasan dengan hutan lindung 2. Sebelah timur berbatasan dengan hutan lindung 3. Sebelah selatan berbatasan dengan Taman Nasional Bukit Baka 4. Sebelah barat berbatasan dengan APL dan HPT. Keseluruhan informasi tentang batas administratif dan batas wilayah dapat dilihat pada Lampiran 15. 4.2 Tanah dan Geologi Berdasarkan peta geologi Indonesia Provinsi Kalimantan Barat skala 1: 300.000 tahun 1993, formasi geologi yang terdapat di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili adalah batuan pasir alat, tonalit sepauk, formasi payak, formasi tebidah, rombakan lereng dan batuan terobosan Sintang. Informasi lengkap mengenai formasi geologi di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili disajikan pada Tabel 5 dan Lampiran 16.

Tabel 5 Formasi geologi di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Formasi ha % 1 Batuan Terobosan Sintang 452,9 1,5 2 Batuan pasir Alat 7.313,20 24,2 3 Formasi Payak 3.713,90 12,3 4 Formasi Tebidah 5.616,30 18,6 5 Rombakan Lereng 1.841,80 6,1 6 Tonalit Sepauk 11.256,70 37,3 Jumlah 30.195,00 100 Sumber: Peta Geologi Indonesia Provinsi Kalimantan Barat skala 1:300.000 Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung (1995) Berdasarkan Peta Tanah Eksplorasi Kalimantan Barat skala 1: 300.000 yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor (1994) jenis tanah di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili terdiri atas tanah jenis dystropets, hydrandepts, troparthents dan tropudults. Distribusi luas areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dalam RKU Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi CV. Pangkar Begili disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6 Distribusi tanah di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Formasi ha % 1 Dystropepts 3.714 12,3 2 Hydrandepts 845 2,8 3 Troporthents 11.746 38,9 4 Tropudults 13.890 46 Jumlah 30.195 100 Sumber: Peta Tanah Pulau Kalimantan 1:1.000.000 Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (1993) 4.3 Fungsi Hutan dan Kondisi Vegetasi Hutan Berdasarkan SK Menhut. 259/Kpts-II/2000 kawasan hutan produksi di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili yang berada di Kelompok Hutan Sungai Serawai dan Sungai Melawi termasuk dalam fungsi Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi (HP). Adapun perincian fungsi hutan dalam RKU Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi CV. Pangkar Begili disajikan dalam Tabel 7 dan Lampiran 17.

Tabel 7 Fungsi hutan di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Formasi Ha % 1 Hutan Produksi Tetap (HP) 3.135 10,4 2 Hutan Produksi Terbatas (HPT) 27.060 89,6 Jumlah 30.195 100 Sumber: Peta Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Kalimantan Barat dan Peta Areal Kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.4 Topografi Lapangan Areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili sebagian besar memiliki 645 mdpl. Dalam RKU Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi CV. Pangkar Begili, kondisi kelas lereng berdasarkan hasil analisis pada fisiografi lapangan yang datar sampai berbukit dan berada pada ketinggian 27 mdpl sampai dengan 645 mdpl. Adapun data mengenai topografi lapangan disajikan dalam Tabel 8 dan Lampiran 18. Tabel 8 Topografi lapangan di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Kelas Lereng Kelerengan (%) ha % 1 Datar (A) 0-8 0 0 2 Landai (B) Sep-15 3.200 10,6 3 Agak Curam (C) 16-25 26.995 89,4 4 curam (D) 26-40 0 0 5 Sangat curam (E) >40 0 0 Jumlah 30.195 100 Sumber: Peta RBI skala 1: 100.000 4.5 Iklim Informasi iklim di kawasan IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili diperoleh dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Bandar Udara Sintang. Berdasarkan data iklim tahun 2008 rata-rata curah hujan tahunan di daerah ini adalah 3.142,7 mm/tahun dengan rata-rata curah hujan tahunan 261,89 mm/bulan dan rata-rata curah hujan harian 19,83 mm/hari. Curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan Oktober dengan curah hujan 453,9 mm/hari dan curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari dengan curah hujan 100,4 mm/hari. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmith dan Fergusson dalam RKU Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi CV. Pangkar Begili, wilayah ini

termasuk ke dalam tipe iklim A. Jumlah curah hujan dalam satu tahun di atas 3.142,7 mm. 4.6 Hidrologi Areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili berada di hulu DAS Kapuas dan Sub DAS Melawi. Karena merupakan daerah hulu, kondisi perairan sungan merupakan mata air dan banyak terdapat sungai kecil dan dangkal, sempit dan berkelok- kelok dengan dasar sungai terdiri atas pasir dan bebatuan. Sungai- sungai yang terdapat di areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili merupakan anak Sungai Melawi yaitu sungai Serawai dan Sungai Keruap. Adapun informasi secara lengkap mengenai keadaan hidrologi di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili disajikan pada Tabel 5 dan Lampiran 19. Tabel 9 Data curah hujan di areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan (hari) Unsur Iklim Suhu Maksimum ( C) Kelembaban Relatif (%) 1 Januari 269,2 21 30,3 86 2 Februari 100,4 19 30,3 86 3 Maret 420,3 24 26,6 87 4 April 186,2 20 30,6 85 5 Mei 175,1 13 31,9 83 6 Juni 152,6 16 30,9 84 7 Juli 226,8 16 31,9 85 8 Agustus 327,3 21 30,9 83 9 September 265,6 16 31,2 83 10 Oktober 453,9 24 31,3 86 11 vember 312,8 24 30,9 85 12 Desember 252,5 24 30,7 87 Jumlah 3.142,7 238 Rata-rata 261,89 20 Sumber: Data Curah Hujan dan Hari Hujan stasiun Meteorologi dan Geofisika Bandar Udara Sintang 4.7 Sarana Transportasi dan Aksesibilitas Areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili berada di Kabupaten Sintang. Untuk menuju areal tersebut dari Pontianak dapat ditempuh dengan menggunakan bus selama ± 10 jam sampai Nanga Pinoh. Selanjutnya dari Kecamatan Nanga

Pinoh menuju Kecamatan Serawai dapat ditempuh melalui jalur sungai dengan menggunakan speed boat selama ± 3,5 jam. Sedangkan alat transportasi yang digunakan oleh penduduk sekitar IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili berupa alat transportasi sungai seperti perahu sampan, tug boat dan motor temple dan sarana komunikasi di sekitar areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili berupa handphone. 4.8 Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya 4.8.1 Pusat Kegiatan Perekonomian Sarana dan prasarana perekonomian di desa-desa sekitar areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili secara umum masih relatif terbatas baik ragam maupun jumlahnya. Hal ini disebabkan karena desa-desa di daerah ini relatif jauh dari pusat perekonomian dan jumlah penduduknya relatif sedikit, serta keterbatasan sarana dan prasana transportasi. Adanya keterbatasan akses, tingkat pendidikan yang relatif rendah dan belum memadainya sarana dan prasarana perekonomian menyebabkan aktivitas perekonomian di sekitar IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili kurang berkembang. Sarana perekonomian seperti warung dan toko masih dapat dijumpai di desa-desa, tetapi untuk pasar hanya dapat dijumpai di ibukota kecamatan. Kelancaran arus distribusi barang masih sangat rendah, walaupun sarana jalan yang dapat menghubungkan desa dengan kota kecamatan sudah dibangun. 4.8.2 Mata Pencaharian dan Perekonomian Lokal Mata pencaharian sebagian besar penduduk desa sekitar areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili sebagai petani ladang berpindah. Selain itu terdapat juga masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pedagang, karyawan perusahaan IUPHHK, PNS dan penambang emas. Pada umumnya masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani berladang masih menggunakan caracara tradisional dalam melakukan budidaya pertanian sistem berladang. Tanaman yang dibudidayakan dalam kegiatan berladang selain padi adalah jenis sayuran seperti kacang panjang, bayam, terong, cabe, singkong dan lain- lain. Kegiatan sambilan yang dilakukan oleh petani berladang antara lain menorah karet dan berburu. Pada umumnya, hasil pertanian dan ladang hanya digunakan untuk

memenuhi kebutuhan subsisten, sedangkan hasil dari kebun karet dijual kepada tengkulak yang ada di desa. 4.8.3 Kependudukan Penduduk kecamatan Nanga Serawai sebagian besar merupakan penduduk dari etnis Dayak dan Melayu. wilayah Kecamatan Nanga Serawai adalah 2.128 km² dengan jumlah penduduk pada tahun 2008 Berdasarkan data Kecamatan Serawai dan Menukung dalam angka tahun 2008 jumlah penduduk di Kecamatan Serawai dan Menukung menurut kelompok jenis kelaminnya disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis kelamin Kecamatan Sumber: Kecamatan Serawai dalam angka 2008 4.8.4 Kondisi Tatanan Kelembagaan Dalam Masyarakat Kelembagaan formal di wilayah desa-desa sekitar areal IUPHHK-HA telah terbentuk sejak lama. Kepala desa selaku tokoh formal terdekat dengan masyarakat biasa disebut penghulu. Terdapat tokoh yang dituakan sebagai panutan masyarakat dimana pengaruhnya cukup berperan dalam masyarakat. Tokoh ini disebut ketua adat, tidak dipilih secara formal akan tetapi biasanya tumbuh dengan sendirinya hasil dari pengakuan masyarakat itu sendiri yang tumbuh secara perlahan. Adanya tokoh informal tersebut bukannya mematikan wujud dan kiprah dari kegiatan-kegiatan lembaga formal yang ada, bahkan sebaliknya sangat mendukung kegiatan yang berhubungan dengan pemerintahan seperti di tingkat desa maupun di lingkup yang lebih kecil lagi. Penduduk (jiwa) Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Kec. Serawai Nanga Serawai 2.606 2.302 4.908 0,8 Tanjung Raya 526 486 1.012 0,9 Kec. Melawi Menukung 594 570 1.164 0,9 Lebih jauh lagi sosok tokoh informal sangat menunjang terutama dalam penyelesaian masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat setempat yang mungkin sewaktu-waktu dapat terjadi. Hal ini dapat dimengerti pula karena

keberadaan tokoh informal tersebut merupakan suatu tokoh panutan yang bersifat kekeluargaan atau kekerabatan. 4.8.5 Penduduk Menurut Agama Penduduk di desa-desa sekitar areal IUPHHK CV. Pangkar Begili, sebagian besar beragama Katolik, Kristen Protestan dan Islam. Desa-desa terbagi dalam dusun-dusun yang memiliki latar belakang etnis yang berbeda, yakni masyarakat yang berasal dari etnis dayak sebagian besar beragama Kristen, sedangkan yang berasal dari etnis melayu seluruhnya beragama Islam. Tempat ibadah berupa 1 buah masjid terdapat di dusun Nanga Serawai dan 5 buah gereja terdapat di Desa Tontang dan Karya Jaya. 4.8.6 Tingkat Pendidikan Masyarakat Tingkat pendidikan penduduk di desa-desa sekitar areal IUPHHK CV. Pangkar Begili umumnya masih relatif rendah, yakni sebagian besar masih berpendidikan SD ke bawah. Hal ini disebabkan karena saran prasarana pada sebagian besar desa masih terbatas sampai tingkat SD, sedangkan SLTP terdapat di Kecamatan Nanga Serawai yang jaraknya dari desa-desa lain cukup jauh dengan sarana perhubungan yang masih sangat terbatas. Di kecamatan ini belum terdapat SLTA, sehingga lulusan SLTP yang hendak melanjutkan pendidikan harus ke Kecamatan Nanga Pinoh atau ke ibukota kabupaten dan ke kota lainnya. 4.8.7 Adat Istiadat Penduduk dan etnis Dayak pada umumnya masih sangat kuat memegang tradisi yang berasal dan nenek moyangnya. Hal ini antara lain terlihat pada upacara-upacara adat ketika memulai membuka lahan untuk ladang, upacara adat setelah panen ladang, upacara perkawinan dan kematian, serta pengobatan secara adat oleh dukun. Disamping itu wilayah yang mereka klaim sebagai wilayah adat cukup luas, yakni meliputi wilayah yang secara turun temurun menjadi wilayah kegiatan sosial ekonomi dan budaya mereka, baik untuk kegiatan perladangan, berburu, mencari tanaman obat, pemakaman nenek moyang, atau bekas-bekas pemukiman lama.