RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

dokumen-dokumen yang mirip
RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini mulai bermunculan di Indonesia yaitu Baitul Ma>l wat. BMT adalah singkatan dari Baitul Ma>l wat Tamwi>l yaitu

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB III MUSIMAN BERMASALAH DI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING CABANG BALONGPANGGANG : KOPERASI BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING

BAB IV DI BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA. A. Analisis tentang Prosedur-Prosedur Pemberian Pembiayaan Mura>bah}ah di

MUD{A<RABAH PADA NASABAH BERMASALAH DI BMT MUDA

mura>bahah terdapat berbagai formulasi definisi yang berbeda-beda

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DUA AKAD DALAM SATU TRANSAKSI KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah. Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No.

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional. Kegiatan utama dari perbankan syariah adalah

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dual-banking

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah diuraikan pada bab. sebelumnya maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Implementasi Produk Jasa Letter of Credit (L/C) di Bank Syariah

BAB IV STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL USAHA DI BMT SM NU CABANG BOJONG PEKALONGAN

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen risiko menurutbank Indonesia adalah. serangkaianprosedur dan metode yang digunakanuntuk mengidentifikasi,

A. Analisis Mekanisme Angsuran Usaha Kecil dengan Infaq Sukarela pada Bantuan Kelompok Usaha Mandiri di Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

No. 13/ 18 / DPbS Jakarta, 30 Mei 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan analisis terhadap penggunaan

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DENDA PADA PEMBIAYAAN BERMASALAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO 17/DSN MUI/IX/2000 DI KJKS MADANI KOTA PEKALONGAN

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

Konversi Akad Murabahah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

No. 14/ 16 /DPbS Jakarta, 31 Mei 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, Prenadamedia Group, Jakarta, 2011, hlm 29-30

BAB IV PEMBAHASAN. A. Faktor Yang Menyebabkan timbulnya Pembiayaan Bermasalah. diperlukan adanya pertimbangan serta kehati-hatian agar kepercayaan

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

c. QS. al-ma idah [5]: 6: 78.9&:;8&<,-.,, &DEF2 4A0.0BC 78#1 #F7"; 1, 4&G5)42 # % J5#,#;52 #HI Hai orang yang beriman, janganlah ke

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

No. 10/ 34 / DPbS Jakarta, 22 Oktober S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB IV. ANALISIS PENYELAMATAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK GRIYA ib HASANAH DI PT BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat

(dari mengambil riba), maka bagiannya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang me

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PT. BPR Syariah Karya Mugi

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUD}A<RABAH BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG TUBAN

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB V PEMBAHASAN. Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Izza Sejahtera ini bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Dari hasil wawancara langsung yang penulis lakukan pada pihak BNI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

BAB I PENDAHULUAN. syariah membawa konsekuensi adanya penghapusan bunga secara mutlak. 1. Firman Allah swt. dalam surah Ali Imran ayat 130:

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lembaga Keuangan Syariah secara informal dimulai sebelum

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam. memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.

BAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBIAYAAN BERMASALAH PRODUK KPR AKAD DAN PENYELESAIANNYA

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

maka dalam bab ini penulis akan menganalisis praktek denda pada pembiayaan

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik

BAB III PEMBAHASAN. I. Pengertian, Unsur, Tujuan dan Fungsi Pembiayaan. penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV ANALISIS BESARAN UJRAH DI PEGADAIAN SYARIAH KARANGPILANG SURABAYA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002

Rizky Andrianto. Evony Silvino Violita. Program Studi Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah dalam bentuk lembaga keuangan syari ah, yang sudah

MUD}A>RABAH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pinjam meminjam menjadi salah satu cara terbaik untuk

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PENENTUAN PEMBAYARAN MARGIN PADA PROSES RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN BERMASALAH DI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING CABANG BALONGPANGGANG A. Mekanisme Penentuan Pembayaran Margin pada Proses Rescheduling Pembiayaan Mura>bahah Musiman Bermasalah di KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Cabang Balongpanggang Operasional BMT pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan operasioanl Bank Syariah yang berlandaskan hukum-hukum Syariah. Namun, orientasi lembaga keuangan ini yang utama berada dalam aspek sosialnya. KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring cabang Balongpanggang ini merupakan salah satu melopori larangan riba di dalam transaksinya. Akad yang digunakan KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring cabang Balongpanggang yaitu Mura>bahah, Wadi> ah, Ija>rah, Qardh dan Rahn. Untuk penghimpun dana KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring cabang Balongpanggang menggunakan akad Wadi ah dan untuk penyaluran dana menggunakan akad Mura>bahah, Ija>rah, Qardh dan Rahn. Produk yang dominan atau yang banyak dimanfaatkan oleh nasabah khuhusnya produk penyaluran dana adalah mura>bahah. Hal itu bisa dilihat 57

58 dari banyaknya peminat pembiayaan ini pada tahun 2015 yang berjumlah 100 lebih. 1 Operasional pembiayaan mura>bahah pada KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring cabang Balongpanggang mengacu pada jual beli mura>bahah, yaitu: Apabila nasabah Andri (inisial) ingin menambah modal usahanya, kemudian nasabah ingin mengajukan pembiayaan mura>bahah dengan alasan ingin menambah modal usahanya kepada KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring cabang Balongpanggang. Pada saat perjanjian pembiayaan nasabah diharuskan untuk menjelaskan tujuan pengajuan pembiayaan. Setelah persyaratan sudah dipenuhi oleh nasabah maka selanjutnya BMT menggunakan akad mura>bahah yakni lembaga memberikan pembiayaan kepada nasabah untuk menambah modal dengan memberi emas sebesar modal yang dibutuhkan oleh nasabah jika dirupiahkan. 2 Syarat, rukun dan prosedur pembiayaan mura>bahah yang telah ditentukan oleh KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring cabang Balongpanggang masih sesuai dengan ketentuan yang diperbolehkan syariah. Perjanjian akad pembiayaan yang dilakukan KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring cabang Balongpanggang dengan nasabah tidak sesuai dengan Firman Allah Surat An-Nisa ayat 29: 1 M. Khoirul Zuhad, (Legal KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring cabang Balongpanggang), Wawancara, Gresik, 04 Desember 2015. 2 Heny Fauziah, (Legal KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring cabang Balongpanggang), Wawancara, Gresik, 04 Desember 2015.

59 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. 3 Ketentuan KJKS tidak sesuai dengan Firman Allah di atas dikarenakan salah satu nasabah yang melakukan rescheduling pembiayaan ada yang merasa keberatan jika mereka harus melakukan pembayaran margin dua kali. Karena di saat nasabah harus melakukan pelunasan angsurannya, nasabah masih dalam keadaan tidak punya uang untuk melunasi. Di saat nasabah daam keadaan tersebut, pihak KJKS tidak memberikan keringanan pembayaran justru lembaga menambah beban margin dua kali. Setiap pembiayaan dalam lembaga keuangan syariah tidak luput dari resiko, walaupun sebelum persetujuan pembiayaan dilakukan survey terlebih dahulu. Resiko yang biasanya muncul dalam pembiayaan adalah resiko yaang terkait dengan pembayaran angsuran. Faktor yang sering ditemui ketika nasabah tidak mampu membayarnya yaitu nasabah yang terkena musibah, di PHK, collaps, atau nasabah nakal yang tidak mau membayar angsurannya. Untuk mengatasi masalah di atas tentu KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring cabang Balongpanggang harus melakukan langkah-langkah yang sesuai, salah satunya yaitu dengan cara penjadwalan ulang (recheduling) 3 Kementrian Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, Jilid 2, (Jakarta: Widya Cahaya, 2011), 122.

60 pembiayaan. Penjadwalan ulang (rescheduling) yang dilakukan oleh BMT merupakan upaya lembaga kepada nasabah yang mempunyai iktikad baik untuk melunasi angsurannya akan tetapi tidak memiliki kemampuan untuk membayar angsuran dengan jadwal yang sudah diperjanjikan. Solusi yang diberikan oleh lembaga kepada nasabah yang macet telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No 10/18/PBI/2008 tentang Restrukturisasi pembiayaan bagi bank syariah dan unit usaha syariah. Restrukturisasi pembiayaan adalah upaya yang dilakukan bank dalam rangka membantu nasabah agar dapat menyelesaikan kewajibannya, antara lain melalui: 1. Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu perubahan jadwal pembayaran kewajiban nasabah atau jangka waktunya. 2. Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan sebagian atau seluruh persyaratan pembiayaan, antara lain perubahan jadwal pembayaran, jumlah angsuran, jangka waktu dan/atau pemberian potongan sepanjang tidak menambah sisa kewajiban nasabah yang harus dibayarkan kepada bank. 3. Penataan kembali (restructuring), yaitu perubahan persyaratan pembiayaan tidak terbatas pada rescheduling atau reconditioning. 4 Pada praktik pembiayaan mura>bahah bersalah yang terjadi di KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring cabang Balongpanggang, pihak bank melakukan penjadwalan kembali (rescheduling) dengan cara nasabah yang tidak bisa melunasi angsurannya pada waktu jatuh tempo, nasabah 4 Peraturan Bank Indonesia No 10/18/PBI/2008 tentang Restrukturisasi pembiayaan bagi bank syariah dan unit usaha syariah.

61 harus membayar margin (pembiayaan yang awal) sebesar margin yang sudah ditentukan di awal perjanjian dan biaya administrasi (pembiayaan yang kedua). Pembayaran margin yang awal ini dengan tujuan untuk melunasi margin yang pertama dan pokok akad yang kedua digunakan untuk melunasi pembiayaan pokok pada akad yang pertama. Setelah diakad ulang nasabah masih menanggung beban margin (akad yang kedua) sebesar margin yang pertama dan pokok pembiayaan sebesar akad yang pertama. Mekanisme rescheduling di atas menjelaskan bahwa peran rescheduling sangat membantu dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah. Tetapi di dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional yaitu Fatwa DSN No. 48/DSN-MUI/II/2005 tentang penjadwalan kembali tagihan mura>bahah, dijelaskan bahwa penjadwalan kembali tagihan mura>bahah bagi nasabah yang tidak bisa melunasi pembiayaannya dengan ketentuan: 1. Tidak menambah jumlah tagihan yang tersisa 2. Pembebanan biaya dalam proses penjadwalan kembali dalah biaya riil 3. Perpanjangan masa pembiayaan harus berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. 5 Mekanisme rescheduling dapat dilakukan dengan cara menambah jangka waktu pengembalian dan tidak menambah jumlah tagihan yang tersisa. Namun dalam praktiknya, rescheduling diterapkan supaya pokok pembiayaan dan margin pembiayaan nasabah yang bermasalah akan kembali. Dalam mengembalikan pokok pembiayaan, nasabah juga tetap dibebani biaya 5 Dewan Syariah Nasional, Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 48/DSN-MUI/II/2005 tentang Penjadwalan Kembali Tagihan Mura>bahah, 3.

62 margin di awal penjadwalan ulang dan di akhir waktu pelunasan, KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring cabang Balongpanggang seolah-olah hanya memperbaruhi akad pembiayaan dengan cara pembiayaan nasabah dilakukan dua kali. Jika dalam peraturan yang disampaikan DSN-MUI dalam masalah rescheduling tidak menambah jumlah margin yang ditanggung oleh nasabah, maka ketentuan KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring cabang Balongpanggang berbeda dengan fatwa DSN tersebut. Hal ini tentu tidak sesuai dengan firman Allah surat An-Nisa ayat 29: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. 6 Tetapi bank sudah membuat keputusan yang benar dengan pembayaran margin pada proses rescheduling, karena jika nasabah tidak bisa membayar hutangnya maka lembaga juga tidak lancar dalam pengelolaan keuangannya. Lembaga mewajibkan nasabah membayar margin tersebut supaya selama 4 bulan dalam jangka waktu itu lembaga bisa mendapatkan keuntungan. 6 Kementrian Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, Jilid 2, (Jakarta: Widya Cahaya, 2011),122.

63 B. Dampak Penentuan Pembayaran Margin pada Proses Recheduling Pembiayaan Mura>bahah Musiman Bermasalah di KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Cabang Balongpanggang Proses rescheduling pembiayaan yang dilakukan oleh KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring cabang Balonganggang ini berdampak kepada lembaga maupun nasabah. Menurut penulis dampak yang disebabkan oleh rescheduling pembiayaan, diantaranya yaitu: 1. Mengurangi kolektibitas pembiayaan bagi lembaga Lembaga yang melakukan proses rescheduling bagi nasabah yang mengalami kesulitan dalam mengangsur pembiayaannya bisa mengurangi kolektibitas lembaga. Dimana bisa dilihat pada akhir bulan Agustus 2015 nasabah pembiayaan mura>bahah musiman yang macet sebanyak 6 (enam) orang, dan pada bulan Desember nasabah yang mengalami macet hanya sebanyak 3 (tiga) orang. 2. Keuntungan yang tinggi bagi lembaga Dampak dari koletibitas nasabah yang mulai membaik sehingga mempengaruhi keuntungan lembaga akan meningkat dan modal lembaga menjadi lebih stabil. 3. Nasabah menanggung margin dua kali Dampak yang ditimbulkan oleh proses rescheduling bagi nasabah yaitu nasabah menanggung beban margin dua kali. Pada awal proses perjanjian rescheduling, nasabah harus membayar margin pembiayaan terlebih dahulu kemudian lembaga memproses rescheduling

64 pembiayaannya tersebut dengan menambah jangka waktu angsuran sesuai dengan kemampuan nasabah bisa melunasi pembiayaannya. Pada waktu pelunasan nasabah juga masih menanggung margin pembiayaan sebesar margin awal pembiayaan dengan kata lain nasabah melakukan gali lubang tutup lubang pembiayaannya. Sehingga beban yang ditanggung oleh nasabah tidak dipermudah, justru menambah beban yang tinggi. Hal tersebut tentunya tidak sesuai dengan Fatwa DSN yang ada dan juga Firman Allah surat Al-Baqarah ayat 280: dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. 7 7 Kementrian Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, Jilid 1, (Jakarta: Widya Cahaya, 2011), 429.