POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR

dokumen-dokumen yang mirip
Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR


Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami

Drs. Morhan Tambunan, M.Si

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si.

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Drs. H. Basiran Suwandi

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage :

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage :

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO

Seuntai Kata. Gorontalo, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Muji Lestari, SE, MA

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage :

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Jumlah rumah tangga usaha pertanian. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan sebanyak 19 Perusahaan

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kota Pariaman Tahun 2013 sebanyak Rumah Tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

KOTA BUKITTINGGI. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bukittinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Jakarta, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Kabupaten Malinau. Suryamin

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Ir. Rahmadi Agus Santosa, M.Si

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013)

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pematangsiantar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Buru Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Kabupaten Sijunjung. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Sijunjung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc.

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jeneponto Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Transkripsi:

5106006.1300 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT

Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode 2006 2015. Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada bulan Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada bulan November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada bulan Juni Juli 2014. Diseminasi hasil ST2013 dilakukan secara bertahap dimulai dengan diseminasi angka sementara, angka tetap dan populasi menurut subsektor. Buku ini memuat potret usaha pertanian di Provinsi Sumatera Barat hasil ST2013 menurut subsektor yang terdiri dari Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Perikanan serta Kehutanan. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website http://st2013.bps.go.id. Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari berbagai publikasi yang akan diterbitkan BPS Provinsi Sumatera Barat terkait dengan pelaksanaan ST2013. Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berpartispiasi dalam menyukseskan Sensus Pertanian 2013. Padang, Juli 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat Yomin Tofri, MA

Daftar Isi - Gambaran Umum 17 - Subsektor Tanaman Pangan 43 - Subsektor Hortikultura 53 - Subsektor Perkebunan 67 - Subsektor Peternakan 85 - Subsektor Perikanan 95 - Subsektor Kehutanan 115 - Hasil Survei Pendapatan Usaha Rumah Tangga Pertanian 2013 125

Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari seri publikasi yang diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013.

Diseminasi Angka Tetap Rangkaian Kegiatan ST2013 Pengolahan ST2013-L di Provinsi Diseminasi Angka Sementara ST2013 Pengolahan ST2013-P di Kabupaten/Kota Pelaksanaan Sensus Pertanian 1-31 Mei 2013 Pemutakhiran ST2013-P Pencacahan ST2013-L Pelatihan Petugas Pencacah Lengkap (PCL) 1. Pelatihan Petugas Pengolah 2. Monitoring Kualitas 3. Evaluasi Pasca Survey 4. Editing/ Coding (Coaching) Pelatihan Instruktur Daerah (INDA) Keterangan: ST2013-P adalah daftar pemutakhiran rumah tangga pertanian ST2013-L adalah daftar pencacahan lengkap usaha pertanian. Refreshing Instruktur Nasional (INNAS) Pembahasan Konsep dan Definisi ST2013 Workshop Internal BPS dan Rapat Interkementerian/Lembaga

1963 Sensus pertanian yang pertama. Cakupan wilayah: daerah perdesaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya (Papua). Satuan wilayah sensus terkecil adalah lingkungan. Tujuan utama: mendapatkan data statistik di sektor pertanian yang dapat menggambarkan struktur pertanian di Indonesia. Data yang dikumpulkan: penggunaan lahan, irigasi, penggunaan pupuk, ternak, rumah tangga pertanian, tenaga kerja pertanian, fasilitas transportasi untuk menjual hasil pertanian, alat-alat pertanian. Hasil sensus belum sempurna, disebabkan antara lain presisi sampling design rendah, response rate belum optimal, dan adanya Landreform yang dilancarkan pemerintah dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang berpengaruh terhadap jawaban responden. 1973 Sensus Pertanian yang kedua. Cakupan wilayah: daerah perdesaan dan perkotaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Pengumpulan data pada pertanian rakyat, perkebunan rakyat dan perkebunan besar, perikanan laut dan perikanan tambak dilakukan secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda. Pencacahan perkebunan besar dilakukan secara lengkap, sedangkan untuk perikanan laut dan tambak hanya dilakukan pada blok sensus terpilih di Sumatera, Jawa, dan Bali. Data yang dikumpulkan: (a) struktur pertanian rakyat yang meliputi data penguasaan dan penggunaan lahan pertanian; struktur tanaman musiman dan tahunan; peternakan; perikanan laut dan darat; peralatan pertanian; pengairan; pemupukan; dsb. (b) Potensi pertanian masingmasing desa yang meliputi luas dan penggunaan lahan; keadaan pengairan dan potensi pengairan; fasilitas pengolahan; pemasaran; pengangkutan dan penggudangan; mekanisme pertanian; perikanan; koperasi; dsb. (c) Data perkebunan besar seperti struktur perkebunan; jenis tanaman; luas dan produksi; pengolahan hasil perkebunan dan pemasarannya; dsb. (d) Data perikanan laut yang meliputi rumah tangga perikanan; alatalat penangkap ikan; perahu/kapal perikanan; penanaman modal; dan jumlah nelayan. 1983 Sensus pertanian yang ketiga. Cakupan: semua kegiatan di sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perburuan) di seluruh Indonesia, termasuk Irian Jaya dan Timor Timur, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Data yang dikumpulkan: sama dengan Sensus Pertanian 1973. Konsep pertanian 1983 rumah tangga pertanian mencakup: - Rumah tangga pertanian pengguna lahan: Tanaman padi/palawija, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/sawah, dan budidaya ikan/biota lain di tambak air payau. - Rumah tangga pertanian yang tidak menggunakan lahan: Budidaya ikan/biota lain di laut, budidaya ikan/biota lain di perairan umum, penangkapan ikan/biota lain di laut, dan penangkapan ikan/biota lain di perairan umum. Pengumpulan data pokok di sektor pertanian, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dilakukan melalui pendaftaran rumah tangga pertanian pada blok sensus terpilih. Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap untuk perusahaan pertanian, KUD, Podes dan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian.

1993 Sensus pertanian yang keempat. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian hanya dilakukan di wilayah kabupaten daerah perdesaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah wilayah pencacahan (wilcah). Sebagai persiapan pencacahan, setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran wilcah. Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha budidaya kayu-kayuan kehutanan, dan setiap komoditas yang diusahakan harus memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) sedangkan untuk rumah tangga pertanian tidak menggunakan lahan ditambah dengan usaha pemungutan hasil hutan dan atau penangkapan satwa liar serta usaha di bidang jasa pertanian. 2003 Sensus pertanian yang kelima. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dilaksanakan pada Mei 2004. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan perkotaaan kecuali daerah perkotaan bukan pantai dan nonkonsentrasi pertanian dilakukan secara sampel. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilaksanakan pada Mei 2004. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus sebagai persiapan pencacahan. Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian 1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah yang dilakukan dalam Sensus Pertanian hanya updating direktori perusahaan pertanian, (b) kegiatan listing dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan, (c) penarikan sampel untuk subsektor palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan dilakukan per komoditas sedangkan perikanan menurut jenis budidaya atau sarana penangkapan, (d) jumlah komoditas yang dicakup diperluas. Konsep rumah tangga pertanian sama dengan 1993. Pengolahan data dilakukan dengan scanner. 2013 Sensus Pertanian yang keenam. Pelaksanaan di seluruh wilayah Indonesia pada Mei 2013. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Dalam pelaksanaan pencacahan lengkap, dilakukan dua kali kunjungan yaitu pertama melakukan pemutakhiran rumah tangga dan identifikasi rumah tangga pertanian. Kunjungan kedua melakukan pencacahan lengkap usaha pertanian. Dalam pelaksanaan pemutakhiran wilayah administrasi dikelompokkan berdasarkan konsentrasi pertaniannya. Untuk daerah konsentrasi usaha pertanian, dilakukan secara door to door, dan untuk daerah nonkonsentrasi secara snowball. Cakupan: usaha pertanian rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya yang dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan, pemeliharaan, pengembangbiakan, pembesaran/penggemukan komoditas pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dan termasuk jasa pertanian. Pengolahan data dilakukan dengan scanner.

Konsep dan Definisi Sensus Pertanian 2013 Sensus Pertanian adalah pencacahan secara lengkap terhadap seluruh usaha pertanian yang berada di wilayah Indonesia. Sensus Pertanian dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka 3. Pada bulan Mei 2013 dilaksanakan sensus pertanian yang keenam, yang pertama dilakukan tahun 1963. Dalam sensus pertanian dikumpulkan data dari enam subsektor pertanian, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan termasuk jasa pertanian. Cakupan unit usaha pertanian dalam Sensus Pertanian 2013 adalah rumah tangga usaha pertanian, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya. Dalam pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 dilakukan pemutakhiran data jumlah sapi dan kerbau yang berada di seluruh wilayah Indonesia. Pada kegiatan ST2013, pencacahan rumah tangga usaha pertanian dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dan status pengelola usaha pertanian. Rumah tangga yang dicakup sebagai rumah tangga usaha pertanian dalam ST2013 adalah rumah tangga usaha pertanian yang berstatus sebagai mengelola usaha pertanian milik sendiri, mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan mengelola usaha pertanian dengan menerima upah. Disamping itu pada kegiatan ST2013 ini tidak mensyaratkan Batas Minimal Usaha dari setiap komoditi pertanian yang diusahakan oleh rumah tangga, namun untuk syarat komoditi pertanian yang dijual masih tetap berlaku dalam ST2013. Konsep dan definisi dari usaha pertanian dijelaskan di bawah ini. Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha. Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian.

Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda. Usaha pertanian lainnya adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan rumah tangga dan bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, seperti: pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tangsi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakan pertanian. Rumah Tangga Petani Gurem adalah rumah tangga pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar. Penghitungan jumlah rumah tangga petani gurem berdasarkan jumlah luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga baik lahan pertanian dan lahan bukan pertanian. Rumah tangga pertanian yang hanya melakukan kegiatan budidaya ikan di laut, budidaya ikan di perairan umum, penangkapan ikan di laut, penangkapan ikan di perairan umum, pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar, dan jasa pertanian dikategorikan rumah tangga pertanian bukan pengguna lahan. Petani Utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian. Lahan yang Dikuasai adalah lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal dari pihak lain, dikurangi lahan yang berada di pihak lain. Lahan tersebut dapat berupa lahan sawah dan/atau lahan bukan sawah (lahan pertanian) dan lahan bukan pertanian. Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan adalah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan satu atau lebih kegiatan usaha tanaman padi, palawija, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/tambak air payau, dan penangkaran satwa liar. Rumah Tangga Usaha Jasa Pertanian adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak/secara borongan, seperti melayani usaha di bidang pertanian. Jumlah Sapi dan Kerbau adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara oleh rumah tangga, perusahaan, dan lainnya pada tanggal 1 Mei 2013 baik untuk usaha (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha (konsumsi/hobi/angkutan/perdagangan/ lainnya).

Perbedaan ST2003-ST2013 Rincian ST2003 ST2013 (1) (2) (3) 1. Cakupan Kotamadya perkotaan bukan pantai non konsentrasi dengan sampel Desa non konsentrasi pertanian di daerah urban dalam kabupaten dan blok sensus non konsentrasi pertanian di kota dicacah dengan snowballing/getok tular, wilayah desa dan blok sensus lain dicacah lengkap. 2. Unit Pencacahan Seluruh rumah tangga yang ada kegiatan pertanian (padi, palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan). Hanya mencakup rumah tangga biasa Hanya rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk usaha (dijual/ditukar). Mencakup rumah tangga biasa, perusahaan, dan lainnya (yayasan, pesantren, dan sebagainya) 3. Petugas Pencacahan tidak menggunakan tim Pencacahan dilakukan secara tim 4. Konsep Rumah Tangga Pertanian 5.Populasi Komoditi Pertanian Rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk dijual dan memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) yang telah ditetapkan Seluruh populasi dari rumah tangga pertanian baik diusahakan maupun tidak Rumah tangga pertanian tidak menggunakan Batas Minimal Usaha Hanya mencakup populasi rumah tangga usaha pertanian (sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar) 6. Daftar Preprinted Tidak ada informasi awal keberadaan rumah tangga untuk melakukan pencacahan Digunakan Daftar Preprinted yang memuat informasi daftar rumah tangga hasil Sensus Penduduk 2010

Catatan: 1. Dalam publikasi hasil Sensus Pertanian 2003 yang diterbitkan BPS, metode pencacahannya adalah sebagai berikut: Kegiatan pencacahan Sensus Pertanian 2003 dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dimana setiap rumah tangga usaha pertanian dilakukan pencacahan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tersebut berada. Kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga tangga usaha pertanian yang berada di luar wilayah (Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi) tempat tinggal rumah tangga tetap dicatat sebagai kegiatan usaha pertanian di tempat tinggal dimana rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha pertanian mengacu pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU) dan dijualnya suatu komoditi pertanian. Penentuan syarat rumah tangga usaha pertanian ini tidak berlaku untuk kegiatan usaha di subsektor tanaman pangan. 2. Dalam tabel-tabel di buku ini, data rumah tangga pertanian 2003 dihitung dengan menggunakan konsep ST2013 dan master wilayah ST2013.

Jumlah Usaha Pertanian Gambaran Umum Hasil ST2013 menunjukkan bahwa usaha pertanian di Sumatera Barat didominasi oleh jenis usaha rumah tangga. Hal ini tercermin dari besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum atau usaha pertanian lainnya, yaitu selain rumah tangga dan perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sumatera Barat hasil ST2013 tercatat sebanyak 644.610 rumah tangga, menurun sebesar 9,13 persen dari hasil Sensus Pertanian 2003 (ST2003) yang tercatat sebanyak 709.351 rumah tangga. Sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 tercatat sebanyak 71 perusahaan dan usaha pertanian lainnya sebanyak 302 unit. Berdasarkan hasil ST2013, Kabupaten Pesisir Selatan tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu sebanyak 71.563 rumah tangga. Sedangkan Kabupaten Pasaman Barat tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak dan Kabupaten Dharmasraya tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak. Peningkatan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar terjadi di Kabupaten Kepulauan Mentawai, dengan pertumbuhan jumlah rumah tangga usaha pertanian sebesar 12,34 persen. Gambar 1 Jumlah Rumah Tangga Pertanian dan Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum di Provinsi Sumatera Barat, ST2003 dan ST2013 800 700 600 500 400 300 200 100 0 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Rumah Tangga (ribu) Perusahaan

Tabel 1 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Pelaku Usaha di Provinsi Sumatera Barat, ST2003 dan ST2013 No Kabupaten/Kota ST2003 Rumah Tangga Usaha Pertanian (Rumah Tangga) ST2013 Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) Perubahan Perubahan ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % Usaha Pertanian Lainnya ST2013 (Unit) *) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 [01]Kepulauan Mentawai 13 580 15 256 1 676 12,34 0 0 - - 2 2 [02]Pesisir Selatan 79 878 71 563-8 315-10,41 1 7 6 600,00 1 3 [03]Solok 65 136 63 106-2 030-3,12 2 3 1 50,00 28 4 [04]Sijunjung 36 833 36 373-460 -1,25 0 1 - - 4 5 [05]Tanah Datar 66 878 60 182-6 696-10,01 2 3 1 50,00 6 6 [06]Padang Pariaman 67 593 55 428-12 165-18,00 2 5 3 150,00 8 7 [07]Agam 72 793 65 051-7 742-10,64 7 4-3 -42,86 16 8 [08]Lima Puluh Kota 70 288 69 793-495 -0,70 22 2-20 -90,91 18 9 [09]Pasaman 46 373 46 556 183 0,39 0 0 - - 9 10 [10]Solok Selatan 25 668 24 440-1 228-4,78 0 9 - - 7 11 [11]Dharmasraya 30 179 31 703 1 524 5,05 0 12 - - 79 12 [12]Pasaman Barat 60 085 58 376-1 709-2,84 0 14 - - 13 13 [71]Padang 40 025 19 576-20 449-51,09 7 8 1 14,29 12 14 [72]Solok 4 142 2 590-1 552-37,47 16 1-15 -93,75 1 15 [73]Sawah Lunto 7 415 6 558-857 -11,56 38 1-37 -97,37 12 16 [74]Padang Panjang 2 197 1 775-422 -19,21 0 0 - - 6 17 [75]Bukittinggi 2 239 1 850-389 -17,37 0 0 - - 16 18 [76]Payakumbuh 11 732 9 895-1 837-15,66 2 1-1 -50,00 62 19 [77]Pariaman 6 317 4 539-1 778-28,15 0 0 - - 2 Sumatera Barat 709 351 644 610-64 741-9,13 99 71-28 -28,28 302 Note : *) Terjadi revisi data usaha pertanian lainnya sehingga mengakibatkan perubahan jumlah usaha pertanian lainnya.

Gambar 2 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian di Provinsi Sumatera Barat, ST2013

Jumlah Rumah Tangga (ribu) Subsektor Perkebunan terlihat mendominasi usaha pertanian di Sumatera Barat. ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di Sumatera Barat adalah di Subsektor Perkebunan dan Subsektor Tanaman Pangan. Jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan adalah sebanyak 446.287 rumah tangga dan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Tanaman Pangan adalah sebanyak 426.135 rumah tangga. Subsektor Kehutanan memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian paling sedikit diantara subsektor lainnya di Sektor Pertanian. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga Subsektor Kehutanan adalah sebanyak 59.018 rumah tangga. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar hasil ST2013 dibandingkan ST2003 terjadi di Subsektor Hortikultura, yang mencapai 28,75 persen (105.451 rumah tangga). Sedangkan pada periode yang sama, Subsektor Kehutanan mengalami penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian paling rendah, yaitu tercatat hanya sebesar 10,27 persen (6.753 rumah tangga). Subsektor Perkebunan merupakan satu-satunya subsektor yang mengalami peningkatan jumlah rumah tangga usaha pertanian, yaitu 7,83 persen (32.408 rumah tangga). Gambar 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Provinsi Sumatera Barat Menurut Subsektor ST2003 dan ST2013 800 700 600 500 400 300 200 100 0 Pertanian*) Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Budidaya Ikan Penangkapan Ikan Kehutanan Jasa Pertanian ST2003 ST2013 *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha

Jumlah Perusahaan (ribu) Banyaknya perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013, terlihat didominasi oleh perusahaan di Subsektor Perkebunan. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perkebunan hasil ST2013 adalah sebanyak 44 perusahaan. Subsektor Hortikultura dan Perikanan ternyata merupakan subsektor yang memilki jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum paling sedikit. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Hortikultura hasil ST2013 tercatat sama dengan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perikanan, yaitu 2 perusahaan. Perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 dibandingkan hasil ST2003 secara total mengalami penurunan sebesar 28,28 persen, yang terjadi hanya pada Subsektor Kehutanan dan Subsektor Perkebunan. Penurunan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tertinggi terjadi di Subsektor Kehutanan, yang mencapai 54,55 persen (6 perusahaan), kemudian diikuti oleh Subsektor Perkebunan yang mencapai 45,68 persen (37 perusahaan). Pertumbuhan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tertinggi terjadi di Subsektor Peternakan, yang mencapai 250 persen (10 perusahaan), kemudian diikuti oleh Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura, masing-masing sebesar 100 persen. Gambar 4 Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum di Provinsi Sumatera Barat Menurut Subsektor ST2003 dan ST2013 120 100 80 60 40 20 0 Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Budidaya Ikan Penangkapan Ikan Kehutanan ST2003 ST2013

No Tabel 2 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Subsektor dan Pelaku Usaha di Provinsi Sumatera Barat, ST2003 dan ST2013 Sektor/Subsektor Rumah Tangga Usaha Pertanian (Rumah Tangga) Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) Perubahan Perubahan ST2003 ST2013 Absolut % ST2003 ST2013 Absolut % *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsector **) Terjadi revisi data usaha pertanian lainnya sehingga mengakibatkan perubahan jumlah usaha pertanian lainnya. Usaha Pertanian Lainnya ST2013 (Unit) **) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Sektor Pertanian*) 709 351 644 610-64 741-9,13 99 71-28 -28,28 302 Subsektor 1. Tanaman Pangan 476 738 426 135-50 603-10,61 2 4 2 100,00 53 Padi 428 679 385 314-43 365-10,12 1 4 3 300,00 28 Palawija 107 956 79 933-28 023-25,96 1 0-1 -100,00 36 2. Hortikultura 366 749 261 298-105 451-28,75 1 2 1 100,00 46 3. Perkebunan 413 879 446 287 32 408 7,83 81 44-37 -45,68 28 4. Peternakan 344 299 280 250-64 049-18,60 4 14 10 250,00 132 5. Perikanan 84 940 63 252-21 688-25,53 0 2 - - 56 Budidaya Ikan 53 949 51 626-2 323-4,31 0 2 - - 56 Penangkapan Ikan 32 202 12 501-19 701-61,18 0 0 - - 0 6. Kehutanan 65 771 59 018-6 753-10,27 11 5-6 -54,55 7 7. Jasa Pertanian 37 357 49 377 12 020 32,18 0 0 - - 51 Dari hasil ST2013, Subsektor Peternakan memiliki jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak, yaitu sebanyak 132 unit usaha, diikuti oleh Subsektor Perikanan yang tercatat memiliki jumlah usaha pertanian sebanyak 56 unit usaha. Sedangkan Subsektor Kehutanan pada ST2013 merupakan subsektor dengan jumlah usaha pertanian lainnya paling sedikit (7 unit usaha).

Jumlah Rumah Tangga Apabila diklasifikasikan menurut golongan luas lahan, hasil ST2003 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 2 hektar (20.000 m 2 ) mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sumatera Barat. Kondisi yang hampir serupa terjadi pada hasil ST2013, dimana jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai kurang dari 0,10 hektar (1.000 m 2 ) sebanyak 76.192 rumah tangga, mengalami penurunan sebesar 46,58 persen dibandingkan hasil ST2003, yang tercatat sebanyak 142.641 rumah tangga. Rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai antara 0,10 0,19 hektar (1.000 1.999 m 2 ) pada ST2013 adalah sebanyak 58.641 rumah tangga, menurun sebesar 20,73 persen dibandingkan dengan ST2003 yang tercatat sebanyak 73.972 rumah tangga. Golongan luas lahan 0,20 0,49 hektar (2.000 4.999 m 2 ) tercatat mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak 144.162 rumah tangga pada ST2013, menurun sebanyak 6,58 persen jika dibandingkan ST2003. Rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai antara 0,50 0,99 hektar (5.000 9.999 m 2 ) pada ST2013 adalah sebanyak 145.548 rumah tangga, menurun 2,57 persen dibandingkan dengan ST2003. Sedangkan untuk golongan luas lahan yang dikuasai lebih dari 1 hektar (10.000 m 2 ), jumlah usaha rumah tangga pertanian hasil ST2013 mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil ST2003. Gambar 5 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai di Provinsi Sumatera Barat ST2003 dan ST2013 180 000 160 000 140 000 120 000 100 000 80 000 60 000 40 000 20 000 0 ST2003 ST2013 <1 000 1 000 1 999 2 000 4 999 5 000 9 999 10 000 19 999 20 000 29 999 30 000

Tabel 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai di Provinsi Sumatera Barat ST2003 dan ST2013 Perubahan No. Golongan Luas Lahan (m2) ST2003 ST2013 Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 <1 000 142 641 76 192-66 449-46,58 2 1 000 1 999 73 972 58 641-15 331-20,73 3 2 000 4 999 154 313 144 162-10 151-6,58 4 5 000 9 999 149 391 145 548-3 843-2,57 5 10 000 19 999 124 172 137 809 13 637 10,98 6 20 000 29 999 40 746 47 328 6 582 16,15 7 30 000 24 116 34 930 10 814 44,84 JUMLAH 709 351 644 610-64 741-9,13 Hasil ST2013 pada tabel 3 menunjukkan bahwa rumah tangga usaha pertanian paling banyak menguasai lahan dengan luas antara 0,50 0,99 hektar, yaitu sebanyak 145.548 rumah tangga. Berbeda dengan yang terjadi pada ST2003, jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak adalah yang menguasai lahan dengan luas antara 0,20 0,49 hektar, yaitu sebanyak 154.313 rumah tangga. Untuk rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan lebih dari 0,50 hektar hasil ST2003 adalah sebanyak 338.425 rumah tangga. Angka ini mengalami peningkatan (8,03 persen) pada ST2013, yaitu menjadi sebanyak 365.615 rumah tangga. Hal yang menarik yang perlu dicermati adalah masih terdapat rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 0,10 hektar pada ST2013, meskipun jumlahnya menurun tajam dibanding ST2003.

Gambar 6 Perbandingan Rumah Tangga Pertanian Pengguna Lahan dan Petani Gurem di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 0.61% Pengguna Lahan 57,06% Bukan Pengguna Lahan 99,39% 42,94% Pengguna Lahan Petani Gurem Pengguna Lahan Bukan Petani Gurem Rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan ternyata mendominasi rumah tangga usaha pertanian di Sumatera Barat. Dari sebanyak 644.610 rumah tangga usaha pertanian di Sumatera Barat, sebesar 99,39 persen merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan (640.695 rumah tangga). Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukan pengguna lahan hanya sebesar 0,61 persen, atau sebanyak 3.915 rumah tangga. Rumah tangga pertanian pengguna lahan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,50 hektar) dan rumah tangga bukan petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan 0,50 hektar atau lebih). Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebesar 99,39 persen rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan, sebesar 42,94 persennya (275.135 rumah tangga) merupakan rumah tangga petani gurem, sedangkan rumah tangga bukan petani gurem sebesar 57,06 persen (365.560 rumah tangga).

Tabel 4 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan dan Rumah Tangga Petani Gurem Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat, ST2003 dan ST2013 No Kabupaten/Kota ST2003 Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan ST2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Rumah Tangga Petani Gurem Perubahan Perubahan ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % (7) (8) (9) (10) 1 [01]Kepulauan Mentawai 12 790 14 966 2 176 17,01 3 337 4 052 715 21,43 2 [02]Pesisir Selatan 77 998 71 052-6 946-8,91 36 081 26 313-9 768-27,07 3 [03]Solok 64 697 63 050-1 647-2,55 30 319 33 640 3 321 10,95 4 [04]Sijunjung 36 396 36 173-223 -0,61 10 449 6 926-3 523-33,72 5 [05]Tanah Datar 66 332 60 106-6 226-9,39 38 205 30 095-8 110-21,23 6 [06]Padang Pariaman 66 981 55 221-11 760-17,56 37 326 26 405-10 921-29,26 7 [07]Agam 71 981 64 338-7 643-10,62 46 751 35 501-11 250-24,06 8 [08]Lima Puluh Kota 69 655 69 742 87 0,12 39 557 37 904-1 653-4,18 9 [09]Pasaman 45 858 46 521 663 1,45 22 901 17 196-5 705-24,91 10 [10]Solok Selatan 25 390 24 422-968 -3,81 9 506 7 925-1 581-16,63 11 [11]Dharmasraya 29 401 31 526 2 125 7,23 7 750 5 502-2 248-29,01 12 [12]Pasaman Barat 57 708 57 584-124 -0,21 16 041 13 014-3 027-18,87 13 [71]Padang 36 985 18 935-18 050-48,80 33 621 13 322-20 299-60,38 14 [72]Solok 4 138 2 587-1 551-37,48 2 980 1 842-1 138-38,19 15 [73]Sawah Lunto 7 404 6 555-849 -11,47 4 064 2 877-1 187-29,21 16 [74]Padang Panjang 2 195 1 774-421 -19,18 1 890 1 267-623 -32,96 17 [75]Bukittinggi 2 210 1 842-368 -16,65 1 972 1 597-375 -19,02 18 [76]Payakumbuh 11 615 9 894-1 721-14,82 10 227 6 877-3 350-32,76 19 [77]Pariaman 6 005 4 407-1 598-26,61 4 820 2 880-1 940-40,25 Sumatera Barat 695 739 640 695-55 044-7,91 357 797 275 135-82 662-23,10

Gambar 7 Peta Sebaran Rumah Tangga Petani Gurem di Provinsi Sumatera Barat, ST2013

Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebanyak 802,2 ribu orang petani di Sumatera Barat, petani masih didominasi oleh petani laki-laki, yaitu sebanyak 569,24 ribu orang (70,96 persen). Sedangkan jumlah petani perempuan hanya sebanyak 232,97 ribu orang atau sebesar 29,04 persen. Dominasi petani laki-laki di Sektor Pertanian juga terjadi di seluruh Subsektor Pertanian. Persentase jumlah petani laki-laki terbesar berada di Subsektor Perkebunan yang mencapai 76,18 persen, sementara persentase petani laki-laki paling sedikit berada di Subsektor Hortikultura yang mencapai 69,78 persen. Gambar 8 Jumlah Petani Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 29% 71% Laki-Laki Perempuan

Tabel 5 Jumlah Petani Menurut Subsektor dan Jenis Kelamin di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 No Sektor/Subsektor Laki-Laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Sektor Pertanian*) 569 237 70,96 232 971 29,04 802 208 100,00 Subsektor 1. Tanaman Pangan 356 604 73,55 128 261 26,45 484 865 100,00 2. Hortikultura 204 748 69,78 88 665 30,22 293 413 100,00 3. Perkebunan 377 425 76,18 117 987 23,82 495 412 100,00 4. Peternakan 228 322 72,60 86 154 27,40 314 476 100,00 5. Perikanan Budidaya Ikan 44 142 81,08 10 298 18,92 54 440 100,00 Penangkapan Ikan 12 237 91,60 1 122 8,40 13 359 100,00 6. Kehutanan 50 483 80,29 12 389 19,71 62 872 100,00 *) Satu orang petani dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah petani secara keseluruhan di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan petani dari masing-masing subsektor.

Tabel 6 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Petani Utama di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 No Kelompok Umur Petani Utama Laki-Laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 <15 12 100,00 0 0,00 12 100,00 2 15 24 3 746 87,85 518 12,15 4 264 100,00 3 25 34 69 481 92,24 5 844 7,76 75 325 100,00 4 35 44 148 443 89,39 17 616 10,61 166 059 100,00 5 45 54 146 889 83,08 29 921 16,92 176 810 100,00 6 55 64 108 883 78,19 30 369 21,81 139 252 100,00 7 65 57 250 69,07 25 638 30,93 82 888 100,00 JUMLAH 534 704 82,95 109 906 17,05 644 610 100,00 *) Petani utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian Dari sebanyak 644,61 ribu rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013, sebanyak 534,70 ribu rumah tangga usaha pertanian memiliki petani utama berjenis kelamin laki-laki dan 17,05 juta rumah tangga memiliki petani utama berjenis kelamin perempuan. Kecenderungan bahwa petani utama laki-laki lebih tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan petani utama perempuan, terjadi hampir serupa di masing-masing kelompok umur. Jumlah rumah tangga usaha pertanian kelompok umur kurang dari 15 tahun, petani utama hanya dilakukan oleh laki-laki tercatat sebesar 12 rumah tangga. Sama halnya bila dirinci menurut kelompok umur petani utama, kelompok usia produktif (15 64 tahun) terlihat mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian. Tercatat sebanyak 561,71 ribu rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur petani utamanya antara 15 64 tahun. Jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama kurang dari 15 tahun, yaitu sebanyak 12 rumah tangga, sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama di atas 64 tahun adalah sebanyak 82,88 ribu rumah tangga.

Jumlah Sapi/Kerbau (ekor) Gambar 9 Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Sumatera Barat 250 000 200 000 Jantan Betina 150 000 100 000 50 000 0 Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jumlah sapi dan kerbau pada 1 Mei 2013 tercatat sebanyak 414,11 ribu ekor, terdiri dari 326,67 ribu ekor sapi potong, 1,10 ribu ekor sapi perah, dan 86,33 ribu ekor kerbau. Jumlah sapi dan kerbau betina lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah sapi dan kerbau jantan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah sapi dan kerbau betina adalah sebanyak 283,39 ribu ekor dan jumlah sapi dan kerbau jantan sebanyak 130,71 ribu ekor. Kabupaten/Kota dengan jumlah sapi dan kerbau terbanyak adalah Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu sebanyak 83,29 ribu ekor. Sedangkan Kota Bukittinggi adalah Kabupaten/Kota dengan jumlah sapi dan kerbau paling sedikit (582 ekor). Jumlah sapi potong terbanyak juga terdapat di Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu sebanyak 77,54 ribu ekor, dan jumlah sapi perah terbanyak terdapat di Kabupaten Solok, dengan jumlah sapi perah sebanyak 258 ekor.

Tabel 7 Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin di Provinsi Sumatera Barat No Kabupaten/Kota Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jumlah Sapi Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah dan Kerbau (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 [01]Kepulauan Mentawai 386 682 1 068 0 0 0 35 73 108 1 176 2 [02]Pesisir Selatan 20 848 56 691 77 539 0 0 0 1 585 4 163 5 748 83 287 3 [03]Solok 12 487 19 754 32 241 77 181 258 2 630 5 406 8 036 40 535 4 [04]Sijunjung 4 397 10 304 14 701 0 0 0 4 095 7 397 11 492 26 193 5 [05]Tanah Datar 13 497 15 820 29 317 21 147 168 3 278 5 124 8 402 37 887 6 [06]Padang Pariaman 10 836 23 076 33 912 0 14 14 3 901 6 851 10 752 44 678 7 [07]Agam 11 015 16 427 27 442 61 126 187 5 425 8 763 14 188 41 817 8 [08]Lima Puluh Kota 3 335 25 136 28 471 1 6 7 3 241 8 855 12 096 40 574 9 [09]Pasaman 2 281 3 189 5 470 0 0 0 676 1 244 1 920 7 390 10 [10]Solok Selatan 3 616 5 061 8 677 0 0 0 2 000 3 879 5 879 14 556 11 [11]Dharmasraya 5 675 20 509 26 184 44 60 104 1 141 2 231 3 372 29 660 12 [12]Pasaman Barat 4 335 9 103 13 438 0 0 0 496 863 1 359 14 797 13 [71]Padang 4 176 8 978 13 154 14 60 74 183 336 519 13 747 14 [72]Solok 464 1 190 1 654 0 0 0 15 18 33 1 687 15 [73]Sawah Lunto 1 498 4 029 5 527 12 32 44 482 984 1 466 7 037 16 [74]Padang Panjang 294 108 402 31 169 200 60 12 72 674 17 [75]Bukittinggi 224 246 470 3 15 18 38 56 94 582 18 [76]Payakumbuh 480 3 595 4 075 7 20 27 94 202 296 4 398 19 [77]Pariaman 1 022 1 910 2 932 0 0 0 201 297 498 3 430 Sumatera Barat 100 866 225 808 326 674 271 830 1 101 29 576 56 754 86 330 414 105

Gambar 10 Peta Sebaran Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Sumatera Barat

Rata-Rata Luas Lahan (m 2 ) Lahan pertanian merupakan salah satu modal dalam usaha di bidang pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian mengalami peningkatan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan hasil ST2003. Rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013 adalah sebesar 9,63 ribu m 2, naik sebesar 106,52 persen dibandingkan hasil ST2003 yang tercatat sebesar 4,96 ribu m 2. Untuk daerah kabupaten di Sumatera Barat, rata-rata luas lahan sawah yang dikuasai rumah tangga usaha pertanian adalah sebesar 2,24 ribu m 2, jauh lebih rendah dibandingkan dengan lahan bukan sawah yang sebesar 8,45 ribu m 2. Sedangkan di daerah kota, rata-rata luas lahan bukan sawah sebesar 2,48 ribu m 2, lebih tinggi bila dibandingkan dengan lahan sawah yang tercatat sebesar 2,12 ribu m 2. Gambar 11 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Wilayah dan Jenis Lahan di Provinsi Sumatera Barat, ST2003 dan ST2013 (m 2 ) 9 000 8 000 7 000 6 000 5 000 4 000 2003 2013 3 000 2 000 1 000 0 Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Lahan Bukan Pertanian Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Lahan Bukan Pertanian Kabupaten Kota

Tabel 8 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian (m 2 ) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Lahan di Provinsi Sumatera Barat, ST2003 dan ST2013 Jenis Lahan Lahan Bukan Lahan yang dikuasai Lahan Pertanian No Kabupaten/Kota Pertanian Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Jumlah ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 [01]Kepulauan Mentawai 2 966,59 331,56 451,36 363,23 12,881,63 12,430,72 13 332,99 12 793,94 16 299,59 13 125,50 2 [02]Pesisir Selatan 921,34 338,08 2 038,70 2 280,64 3,453,34 7,427,43 5 492,03 9 708,08 6 413,38 10 046,15 3 [03]Solok 886,07 164,48 2 675,93 3 020,09 2,957,72 3,673,07 5 633,65 6 693,16 6 519,72 6 857,64 4 [04]Sijunjung 1 523,38 345,17 2 590,49 2 901,09 5,175,49 12,048,54 7 765,98 14 949,63 9 289,36 15 294,80 5 [05]Tanah Datar 451,50 161,31 2 197,32 3 619,04 1,812,05 3,193,70 4 009,37 6 812,74 4 460,87 6 974,06 6 [06]Padang Pariaman 514,83 209,73 1 853,92 2 837,90 2,736,70 4,063,64 4 590,62 6 901,54 5 105,44 7 111,27 7 [07]Agam 399,74 191,14 1 443,90 2 590,21 1,804,25 4,439,91 3 248,15 7 030,12 3 647,88 7 221,27 8 [08]Lima Puluh Kota 704,57 190,26 1 738,99 2 111,67 3,619,68 5,224,59 5 358,67 7 336,26 6 063,24 7 526,52 9 [09]Pasaman 541,08 156,88 2 258,45 2 345,12 3,781,05 7,699,95 6 039,50 10 045,06 6 580,58 10 201,94 10 [10]Solok Selatan 1 379,13 312,16 2 732,90 2 497,37 4,075,86 9,546,65 6 808,76 12 044,01 8 187,89 12 356,17 11 [11]Dharmasraya 1 512,22 614,18 1 174,71 1 082,40 8,981,76 19,162,85 10 156,47 20 245,25 11 668,69 20 859,43 12 [12]Pasaman Barat 890,73 293,43 1 625,41 1 217,36 6,191,19 12,532,11 7 816,60 13 749,48 8 707,33 14 042,91 13 [71]Padang 194,13 195,79 146,41 2 116,15 107,56 1,982,24 253,97 4 098,39 448,11 4 294,18 14 [72]Solok 342,22 285,76 524,87 1 760,90 722,43 2,631,75 1 247,30 4 392,65 1 589,52 4 678,41 15 [73]Sawah Lunto 482,48 146,79 1 118,11 1 848,47 2,236,21 6,673,82 3 354,32 8 522,29 3 836,80 8 669,08 16 [74]Padang Panjang 184,04 158,12 275,31 2 294,44 233,26 1,562,79 508,56 3 857,22 692,61 4 015,34 17 [75]Bukittinggi 211,00 130,68 28,86 1 262,56 171,47 1,506,55 200,33 2 769,12 411,32 2 899,79 18 [76]Payakumbuh 341,94 212,70 596,73 2 829,01 384,90 1,333,45 981,63 4 162,46 1 323,57 4 375,15 19 [77]Pariaman 298,63 175,96 658,47 2 756,71 1,117,58 1,695,14 1 776,05 4 451,85 2 074,68 4 627,80 Sumatera Barat 656,89 247,79 1 480,34 2 383,54 2 827,69 6 994,67 4 308,03 9 378,20 4 964,91 9 625,99

Jumlah Rumah Tangga (ribu) Gambar 12 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Subsektor di Provinsi Sumatera Barat ST2013 30 25 20 15 10 5 0 Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Tanaman Pangan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak. Hasil ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga jasa pertanian Subsektor Tanaman Pangan adalah sebesar 26,19 ribu rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Peternakan, yaitu sebanyak 1,56 ribu rumah tangga. Subsektor Hortikultura tercatat memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian sebanyak 2,42 ribu rumah tangga, sedangkan Subsektor Perkebunan, Perikanan, dan Kehutanan memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian masingmasing sebanyak 17,19 ribu, 3,84 ribu, dan 5,54 ribu rumah tangga. Apabila dikaji menurut Kabupaten/Kota, terlihat bahwa Kabupaten Pasaman Barat merupakan Kabupaten/Kota dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak (9,77 ribu rumah tangga), sedangkan Kota Padang Panjang merupakan Kabupaten/Kota dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit (68 rumah tangga).

Tabel 9 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 No Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 [01]Kepulauan Mentawai 315 199 33 52 14 44 38 2 [02]Pesisir Selatan 5 210 2 091 178 1 256 207 1 329 1 116 3 [03]Solok 3 965 2 432 433 1 492 6 14 7 4 [04]Sijunjung 6 772 2 455 44 3 742 16 0 1 269 5 [05]Tanah Datar 3 751 3 309 345 345 14 81 4 6 [06]Padang Pariaman 3 125 1 946 176 1 138 9 1 85 7 [07]Agam 2 520 1 925 269 49 102 220 157 8 [08]Lima Puluh Kota 1 380 1 073 48 170 88 76 123 9 [09]Pasaman 3 856 1 914 109 1 530 77 299 451 10 [10]Solok Selatan 2 620 1 601 141 969 74 79 134 11 [11]Dharmasraya 3 795 1 037 137 2 083 209 57 864 12 [12]Pasaman Barat 9 771 4 682 353 4 193 469 1 578 1 004 13 [71]Padang 882 649 72 3 194 32 2 14 [72]Solok 79 57 5 8 5 0 8 15 [73]Sawah Lunto 74 55 6 9 5 0 3 16 [74]Padang Panjang 68 47 23 0 0 0 0 17 [75]Bukittinggi 71 60 13 1 2 0 0 18 [76]Payakumbuh 724 442 18 130 50 12 138 19 [77]Pariaman 399 211 12 24 14 19 142 Sumatera Barat 49 377 26 185 2 415 17 194 1 555 3 841 5 545

Gambar 13 Peta Sebaran Usaha Pertanian Rumah Tangga Jasa Pertanian di Provinsi Sumatera Barat, ST2013

Jumlah Rumah Tangga Gambar 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Subsektor di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 30 000 25 000 20 000 15 000 10 000 5 000 0 Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Tanaman Pangan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian terbanyak. Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian pada Subsektor Tanaman Pangan tercatat sebesar 28,50 ribu rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Kehutanan, yaitu sebanyak 2,01 ribu rumah tangga. Subsektor Perkebunan tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian sebanyak 27,93 ribu rumah tangga, sedangkan Subsektor Hortikultura, Peternakan, dan Perikanan memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian masing-masing sebanyak 2,60 ribu, 3,44 ribu, dan 2,28 ribu rumah tangga.

Tabel 10 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 No Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian (1) (2) (3) Subsektor Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 [01]Kepulauan Mentawai 5 141 889 608 3 945 348 449 1 016 2 [02]Pesisir Selatan 6 968 4 256 156 2 839 179 149 61 3 [03]Solok 5 609 3 714 231 2 097 122 227 11 4 [04]Sijunjung 1 281 1 016 166 81 16 10 15 5 [05]Tanah Datar 2 877 1 980 104 669 124 38 29 6 [06]Padang Pariaman 6 086 2 892 366 2 020 696 359 329 7 [07]Agam 2 347 301 81 1 878 23 42 53 8 [08]Lima Puluh Kota 10 564 3 617 190 6 670 432 12 159 9 [09]Pasaman 6 382 3 759 121 2 909 73 397 77 10 [10]Solok Selatan 738 227 50 125 76 141 132 11 [11]Dharmasraya 2 455 671 74 1 829 70 3 7 12 [12]Pasaman Barat 7 006 3 817 129 2 464 790 151 76 13 [71]Padang 1 452 952 65 2 452 21 0 14 [72]Solok 17 9 8 0 0 0 0 15 [73]Sawah Lunto 154 95 42 17 0 0 8 16 [74]Padang Panjang 16 6 3 0 6 0 1 17 [75]Bukittinggi 27 15 11 2 0 0 0 18 [76]Payakumbuh 776 136 48 357 18 247 21 19 [77]Pariaman 356 151 150 23 10 37 18 Sumatera Barat 60 252 28 503 2 603 27 927 3 435 2 283 2 013

Gambar 15 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian di Provinsi Sumatera Barat, ST2013

Padi - Padi Sawah - Padi Ladang Palawija - Jagung - Kedelai - Kacang Tanah - Kacang Hijau - Ubi Kayu - Ubi Jalar - Sorgum - Gandum - Talas - Ganyong - Garut - Lainnya Rumah Tangga Subsektor Tanaman Pangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan meliputi usaha tanaman padi dan palawija. Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa rumah tangga tanaman pangan di Sumatera Barat didominasi oleh rumah tangga yang mengelola tanaman padi. Dari keseluruhan rumah tangga yang mengelola tanaman pangan sebanyak 426.135 rumah tangga, 90,42 persen (385.314) diantaranya mengelola tanaman padi, sedangkan rumah tangga yang mengelola tanaman palawija adalah sebanyak 18,76 persen (79.933) dari seluruh rumah tangga tanaman pangan. Gambar 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 400 000 350 000 300 000 250 000 200 000 150 000 100 000 50 000 0 Padi Palawija

Jenis tanaman padi di Sumatera Barat terdiri dari padi sawah dan padi ladang. Jenis padi sawah lebih banyak diusahakan oleh rumah tangga bila dibandingkan dengan padi ladang. Menurut data ST2013 dari 385 ribu rumah tangga tanaman padi di Sumatera Barat, sekitar 97,59 persen (376 ribu) mengelola tanaman padi sawah, sedangkan padi ladang hanya dikelola oleh sekitar 2,61 persen (10 ribu) rumah tangga tanaman padi. Selain jumlah rumah tangga usaha pertanian tanaman pangan, ST2013 juga memberikan informasi mengenai luas tanam dari masing-masing komoditas tanaman pangan. Luas tanam untuk tanaman padi secara keseluruhan berjumlah 301 ribu hektar yang terdiri dari luas tanam tanaman padi sawah seluas 295 ribu hektar dan padi ladang seluas enam ribu hektar. Jika dilihat rata-rata luas tanaman padi per rumah tangga usaha dapat dilihat bahwa rata-rata luas tanam per rumah tangga tanaman padi sawah lebih besar dibandingkan tanaman padi ladang. Satu rumah tangga usaha tanaman padi sawah memiliki luas tanam sekitar 0,79 hektar, sedangkan luas tanam yang dimiliki oleh rumah tangga tanaman padi ladang hanya sekitar 0,60 hektar. Tanaman palawija meliputi kelompok biji-bijian, kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Dari 11 komoditas utama palawija, jagung merupakan komoditas yang paling banyak ditanam oleh rumah tangga palawija di Sumatera Barat diikuti oleh komoditas ubi kayu dan ubi jalar. Persentase jumlah rumah tangga pada tiga komoditas utama ini terhadap jumlah rumah tangga palawija masing-masing adalah 44,73 persen (35 ribu), 30,33 persen (24 ribu), dan 13,18 persen (10 ribu). Sedangkan komoditas palawija yang paling sedikit ditanam adalah ganyong dan sorgum. Jika dilihat dari besaran luas tanam per komoditas, jagung merupakan komoditas tanaman palawija yang memiliki luas tanam terbesar. Dari 41 ribu hektar luas tanam palawija, sekitar 77,85 persen (31 ribu hektar) merupakan luas tanam untuk komoditas jagung. Sementara itu, luas tanam terkecil adalah komoditas kedelai yang hanya seluas 181 hektar. Rata-rata luas tanam usaha tanaman palawija lebih kecil bila dibandingkan dengan tanaman padi, yaitu hanya sekitar 0,53 hektar. Menurut komoditasnya, tanaman palawija yang memiliki rata-rata luas tanam terbesar adalah jagung yaitu seluas 0,89 hektar per satu rumah tangga usaha tanaman jagung, sedangkan rata-rata luas tanam terkecil adalah ubi jalar yang rata-rata hanya ditanam seluas 0,17 hektar per rumah tangga tanaman ubi jalar.

Tabel 11 Jumlah Rumah Tangga, Luas Tanam, dan Rata-Rata Luas Tanam Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Jenis Tanaman Rumah Tangga Luas Tanam (m 2 ) Rata-Rata Luas Tanam (m 2 ) (1) (2) (3) Tanaman Pangan* 426 135 3 440 306 411 8 073,28 Padi** 385 314 3 019 572 722 7 836,65 Padi Sawah 376 012 2 958 800 003 7 868,90 Padi Ladang 10 070 60 772 719 6 035,03 Palawija** 79 933 420 733 689 5 263,58 Jagung 35 757 319 793 588 8 943,52 Kedelai 694 1 816 169 2 616,96 Kacang Tanah 9 223 26 213 314 2 842,17 Kacang Hijau 1 002 1 953 196 1 949,30 Ubi Kayu 24 240 43 408 154 1 790,77 Ubi Jalar 10 535 17 617 762 1 672,31 Sorgum 10 2 482 248,20 Gandum 0 0 0,00 Talas 10 881 8 152 397 749,23 Ganyong 13 2 938 226,00 Garut 0 0 0,00 Lainnya 699 1 773 689 2 537,47 *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya. (4)

Berbeda dengan subsektor lainnya, pada subsektor tanaman pangan, rumah tangga yang mengelola tanaman pangan dengan tujuan seluruh hasilnya digunakan untuk dikonsumsi sendiri (tidak dijual) juga tergolong sebagai rumah tangga usaha pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, terlihat bahwa sebagian besar rumah tangga tanaman pangan melakukan usaha tanaman pangannya dengan tujuan hasil panennya sebagian untuk dikonsumsi sendiri dan sebagian lagi untuk dijual. Dari 376 ribu rumah tangga usaha tanaman padi sawah, sekitar 60,24 persen rumah tangga bertujuan menjual sebagian hasil panennya. Rumah tangga yang menjual seluruh hasil panennya hanya sekitar 2,61 persen, sedangkan yang mengkonsumsi sendiri seluruh hasil panennya ada sekitar 37,15 persen. Sementara itu untuk tanaman padi ladang, dari 10 ribu rumah tangga, hanya 12,50 persen rumah tangga bertujuan menjual sebagian hasil panennya. Rumah tangga yang menjual seluruh hasil panennya hanya sekitar 3,53 persen, sedangkan yang mengkonsumsi sendiri seluruh hasil panennya ada sekitar 83,97 persen. Tabel 12 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Keterangan Penjualan Hasil Usaha di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Jenis Tanaman Padi Keterangan Penjualan Hasil Usaha Dijual Seluruhnya Dijual Sebagian Tidak Dijual (1) (2) (3) (4) (5) Jumlah Padi Sawah 9 821 226 509 139 682 376 012 Padi Ladang 355 1 259 8 456 10 070 Palawija Jagung 30 856 3 604 1 297 35 757 Kedelai 425 176 93 694 Kacang Tanah 6 289 2 126 808 9 223 Kacang Hijau 536 352 114 1 002 Ubi Kayu 13 111 4 921 6 208 24 240 Ubi Jalar 6 633 1 448 2 454 10 535 Sorgum 1 3 6 10 Gandum 0 0 0 0 Talas 2 194 2 277 6 410 10 881 Ganyong 0 7 6 13 Garut 0 0 0 0

Berbeda dengan rumah tangga padi, sebagian besar rumah tangga palawija jenis tanaman jagung (86,29 persen) menjual seluruh hasil panennya. Sementara itu, rumah tangga yang menjual sebagian hasil panen tanaman jagungnya ada sekitar 10,08 persen, sedangkan jumlah rumah tangga yang mengkonsumsi sendiri seluruh hasil panen tanaman jagungnya adalah sebesar 3,63 persen. Karakteristik penjualan hasil panen ini juga berlaku pada semua komoditas palawija. Sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman padi pada periode Mei 2012 April 2013 adalah dipanen sendiri. Jumlah rumah tangga tanaman padi sawah yang memanen sendiri hasil panennya mencapai 96,74 persen. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan atau menebaskan padinya. ST2013 mencatat sebanyak 0,46 persen rumah tangga menebaskan padinya, sedangkan rumah tangga yang mengijonkan tanaman padinya hanya sekitar 0,20 persen dari rumah tangga padi keseluruhan. Untuk tanaman padi ladang, 70,98 persen rumah tangga memaanen sendiri padinya. Jumlah rumah tangga tanaman padi yang usahanya tidak/belum panen selama periode Mei 2012 April 2013 ada sebanyak 9 ribu rumah tangga untuk tanaman padi sawah, 2 ribu rumah tangga untuk tanaman padi ladang, baik yang baru tanam maupun yang mengalami puso (hasil panen kurang dari 11 persen dari keadaan normal). Komoditas tanaman padi yang paling banyak tidak/belum panen adalah padi sawah. Tabel 13 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Jenis Tanaman Padi Sistem Pemanenan Utama Dipanen Sendiri Ditebaskan Diijonkan Tidak/Belum Panen (1) (2) (3) (4) (5) (6) Jumlah Padi Sawah 363 763 1 735 756 9 758 376 012 Padi Ladang 7 148 12 11 2 899 10 070

Seperti halnya padi, sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman palawija pada periode yang sama adalah dipanen sendiri. Jumlah rumah tangga tanaman palawija jagung yang memanen sendiri panennya mencapai 78,44 persen. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan atau menebaskan tanaman palawijanya. ST2013 mencatat bahwa sebesar 2,99 persen rumah tangga menebaskan tanaman jagungnya, sedangkan yang mengijonkan tanaman palawijanya hanya sekitar 0,35 persen. Rumah tangga usaha tanaman palawija yang pada periode Mei 2012 April 2013 mengalami puso juga dianggap tidak panen seperti halnya pada tanaman padi. Jumlah rumah tangga tanaman palawija jagung yang tidak/belum panen ada sebanyak 7,31persen rumah tangga. Jenis tanaman palawija yang paling banyak tidak/belum panen adalah kacang tanah. Sebanyak 12,07 persen rumah tangga yang menanam kacang tanah belum panen pada periode Mei 2012 April 2013. Tabel 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Sistem Pemanenan Utama Dipanen Jenis Tanaman Dipanen Muda Jumlah Bentuk Lain Dipanen Tidak/Belum Ditebaskan Diijonkan Sendiri Panen (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Palawija Jagung 3 177 723 28 048 1 069 126 2 614 35 757 Kedelai 66 539 9 1 79 694 Kacang Tanah 121 7 888 91 10 1 113 9 223 Kacang Hijau 882 2 1 117 1 002 Ubi Kayu 986 20 039 736 141 2 338 24 240 Ubi Jalar 67 9 098 391 35 944 10 535 Sorgum 0 10 0 0 0 10 Gandum 0 0 0 0 0 Talas 96 10 248 38 22 477 10 881 Ganyong 6 0 0 7 13 Garut 0 0 0 0 0

Rumah tangga tanaman padi paling banyak berlokasi di Kabupaten Pesisir Selatan (11,98 persen), Kabupaten Tanah Datar (11,06 persen), dan Kabupaten Lima Puluh Kota (10,90 persen). Kabupaten Pesisir Selatan selain sebagai sentra utama padi, kabupaten ini juga merupakan sentra komoditas jagung (16,46 persen). Sentra utama tanaman jagung di Sumatera Barat terdapat di Kabupaten Pasaman Barat (32,87 persen. Sementara itu, untuk komoditas ubi kayu, yang menjadi sentra produksi ubi kayu adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai (18,28 persen). Sentra utama tanaman ubi jalar di Sumatera Barat terdapat di Kabupaten Agam (26,11 persen).

No Tabel 15 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Tanaman Pangan Padi Padi Sawah Padi Ladang Palawija Jagung Kedelai (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 [01]Kepulauan Mentawai 11 711 2 701 2 671 34 11 218 296 51 2 [02]Pesisir Selatan 49 870 46 158 46 101 71 7 576 5 884 29 3 [03]Solok 43 521 41 442 41 437 11 5 094 770 23 4 [04]Sijunjung 24 672 24 050 24 047 15 1 493 236 41 5 [05]Tanah Datar 45 011 42 632 42 614 28 7 719 2 871 65 6 [06]Padang Pariaman 37 472 35 615 35 546 170 4 062 2 018 82 7 [07]Agam 44 450 40 949 40 809 155 8 030 2 871 66 8 [08]Lima Puluh Kota 44 737 42 002 42 002 0 6 880 2 782 37 9 [09]Pasaman 36 524 35 387 34 036 1 616 4 191 2 987 38 10 [10]Solok Selatan 17 881 17 571 17 328 277 1 725 863 82 11 [11]Dharmasraya 8 855 7 386 7 281 105 2 391 560 28 12 [12]Pasaman Barat 32 691 23 248 15 970 7 585 14 400 11 754 64 13 [71]Padang 12 191 11 471 11 468 3 1 838 952 50 14 [72]Solok 1 670 1 615 1 615 0 120 21 0 15 [73]Sawah Lunto 3 666 3 144 3 144 0 662 26 21 16 [74]Padang Panjang 1 200 1 078 1 078 0 321 73 5 17 [75]Bukittinggi 1 198 788 788 0 520 194 4 18 [76]Payakumbuh 6 233 5 603 5 603 0 1 485 548 3 19 [77]Pariaman 2 582 2 474 2 474 0 208 51 5 Sumatera Barat 426 135 385 314 376 012 10 070 79 933 35 757 694 *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya.

Gambar 17 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013

Subsektor Hortikultura Berdasarkan jenis tanaman, tanaman hortikultura dibedakan menjadi tanaman tahunan dan semusim. Tanaman hortikultura tahunan adalah tanaman hortikultura yang umur tanamannya lebih dari satu tahun sedangkan tanaman yang umurnya kurang dari satu tahun digolongkan menjadi tanaman hortikultura semusim. Tanaman hortikultura (tahunan dan semusim) meliputi buah-buahan, sayuran, obatobatan, dan tanaman hias. Berdasarkan hasil ST2013, dari 50 jenis tanaman hortikultura semusim utama, cabai besar merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (33,12 ribu rumah tangga atau sekitar 12,68 persen dari total rumah tangga hortikultura). Selain cabai besar, cabai rawit dan bawang merah juga tergolong jenis tanaman hortikultura semusim yang paling banyak dikelola rumah tangga usaha hortikultura. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah semangka, diikuti dengan tanaman mentimun suri dan stroberi. Untuk tanaman sayuran semusim, cabai besar merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kunyit, sedangkan mawar tercatat sebagai jenis tanaman hias semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura. Pada tanaman hortikultura semusim, potensi dan besaran produksi suatu tanaman dapat dilihat dari luas tanamnya. Dalam keadaan normal, semakin besar luas tanam maka produksi yang dihasilkan akan semakin banyak. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura semusim yang memiliki luas tanam terbesar adalah cabai besar, sedangkan yang terkecil adalah tanaman temulawak. Hal ini berarti potensi terbesar dari tanaman hortikultura semusim di Sumatera Barat terletak pada jenis tanaman cabai besar. Selanjutnya, dilihat dari besaran rata-rata luas tanam yang dikelola per rumah tangga, maka tanaman bawang merah adalah tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan per rumah tangga usaha hortikultura dan yang terkecil adalah temulawak.

Tabel 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Mentimun Suri 54 84 114 1 557,00 Semangka 1 466 5 503 522 3 754,00 Stroberi 39 22 983 589,00 Bawang Bombay 62 46 885 756,00 Bawang Daun/Prei 9 808 14 772 933 1 506,00 Bawang Merah 10 421 44 638 324 4 283,00 Bawang Putih 110 83 313 757,00 Bayam 2 351 974 840 414,00 Brokoli 550 916 858 1 667,00 Buncis 6 052 8 890 908 1 469,00 Cabai Besar 33 123 55 889 904 1 687,00 Cabai Rawit 17 045 14 841 966 870,00 Jamur 81 36 721 453,00 Kacang Merah 126 190 687 1 513,00 Kacang Kapri 122 28 368 232,00 Kacang Panjang 6 648 4 600 350 691,00 Kailan 45 53 116 1 180,00 Kangkung 3 661 2 690 256 734,00 Kembang Kol 1 982 4 462 905 2 251,00 Kentang 3 480 6 465 441 1 857,00 Kubis 9 399 18 250 563 1 941,00 Labu Siam 1 575 574 439 364,00 Lobak 56 49 026 875,00 Ketimun 2 942 3 979 498 1 352,00 Oyong/Gambas 559 234 945 420,00 Pak Choi 120 148 643 1 238,00 Paria/Pare 962 767 098 797,00 Petsai/Sawi Putih 1 036 2 187 854 2 111,00 Sawi 4 174 9 492 566 2 274,00 Seledri 3 334 7 116 630 2 134,00 Slada 371 506 094 1 364,00

Tabel 16 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Terung 9 672 10 088 418 1 043,00 Tomat 5 689 11 584 408 2 036,00 Wortel 5 237 7 587 026 1 448,00 Jahe 5 265 5 039 942 957,00 Keji Beling 42 2 693 64,00 Kencur 320 341 726 1 067,00 Kunyit 7 295 3 119 447 427,00 Kumis Kucing 88 26 852 305,00 Lengkuas 1 825 256 001 140,00 Temulawak 67 1 198 17,00 Anggrek 68 15 157 222,00 Aglaoenema 46 10 486 227,00 Kamboja Jepang/Adenium 69 1 989 28,00 Mawar 155 18 599 119,00 Melati 81 8 488 104,00 Nanas-Nanasan/Bromelia 31 2 402 77,00 Palm 36 23 779 660,00 Pakis-Pakisan 40 39 489 987,00 Talas-Talasan 43 4 529 105,00 Menurut hasil ST2013, pisang merupakan jenis tanaman hortikultura tahunan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (107,15 ribu rumah tangga). Selain itu, terdapat juga sekitar 66,49 ribu rumah tangga usaha hortikultura yang mengelola tanaman durian. Dari 50 jenis tanaman hortikultura tahunan utama, tanaman daun ungu merupakan jenis tanaman yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (12 rumah tangga). ST2013 memberikan informasi mengenai jumlah tanaman hortikultura tahunan yang sudah berproduksi. Dari tabel 17, terlihat bahwa jenis tanaman hortikultura tahunan yang memiliki jumlah pohon/rumpun/luas tanam sudah berproduksi terbesar adalah kapulaga dan yang terkecil adalah bambu hias. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan tahunan yang sudah berproduksi paling banyak

adalah tanaman pisang, diikuti dengan tanaman jeruk siam/keprok dan pepaya. Untuk tanaman sayuran tahunan, jengkol merupakan jenis tanaman yang paling banyak yang sudah berproduksi. Jenis tanaman obat-obatan tahunan yang paling banyak memilki pohon/rumpun yang sudah berproduksi adalah tanaman kapulaga, sedangkan anthurium bunga tercatat sebagai jenis tanaman hias tahunan yang paling banyak memiliki luas tanam yang sudah berproduksi. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura tahunan yang memiliki luas tanam yang diusahakan/dikelola terbesar adalah kapulaga sedangkan yang terkecil adalah tanaman apel. Ditinjau dari besaran rata-rata luas tanam yang diusahakan/dikelola per rumah tangga, tanaman yang memiliki jumlah pohon/rumpun/luas tanam terbesar per rumah tangga adalah markisa, sedangkan yang terkecil adalah tanaman apel dan blimbing wuluh. Tabel 17 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Satuan Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Diusahakan/Dikel ola Yang Sudah Berproduksi Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) Alpukat 27 844 pohon 297 937 152 541 10,00 Anggur 22 pohon 324 283 14,00 Apel 26 pohon 45 14 1,00 Belimbing 456 pohon 1 608 886 3,00 Buah naga 496 pohon 305 785 178 635 616,00 Buah nona/srikaya 64 pohon 222 99 3,00 Cempedak 1 552 pohon 18 184 6 273 11,00 Duku/langsat 14 786 pohon 182 612 117 150 12,00 Durian 66 490 pohon 674 016 366 193 10,00 Jambu air 6 582 pohon 14 990 11 779 2,00 Jambu biji 2 411 pohon 26 944 18 028 11,00 Jambu bol 927 pohon 4 847 4 054 5,00 Jeruk siam/keprok 20 093 pohon 1 550 168 811 042 77,00 Jeruk besar 529 pohon 3 726 2 099 7,00 Kedondong 1 023 pohon 2 859 2 168 2,00 Lengkeng 484 pohon 3 413 648 7,00 Mangga 26 673 pohon 188 439 108 523 7,00 Manggis 22 623 pohon 172 484 81 499 7,00

Tabel 17 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Satuan Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Diusahakan/Dike lola Yang Sudah Berproduksi Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) Markisa 1 796 pohon 2 023 332 381 776 1 126,00 Matoa buah 198 pohon 765 210 3,00 Nangka 8 401 pohon 37 790 23 835 4,00 Nenas 1 451 rumpun 101 452 71 712 69,00 Pepaya 7 884 pohon 633 201 394 800 80,00 Pisang 107 148 rumpun 4 477 944 3 122 805 41,00 Rambutan 26 924 pohon 174 251 125 330 6,00 Salak 526 rumpun 157 840 122 662 300,00 Sawo 10 801 pohon 52 225 41 435 4,00 Sirsak 2 256 pohon 27 925 7 405 12,00 Sukun 755 pohon 4 283 2 434 5,00 Terong brastagi 418 pohon 297 171 94 009 710,00 Blimbing wuluh 65 pohon 106 90 1,00 Jengkol 29 641 pohon 304 362 211 112 10,00 Kluwih 36 pohon 89 66 2,00 Melinjo 1 620 pohon 16 948 14 025 10,00 Petai 19 597 pohon 142 593 52 699 7,00 Daun ungu 12 m 2 719 152 59,00 Kapulaga 7 148 m 2 7 502 891 5 743 343 1 049,00 Mahkota dewa 108 m 2 441 268 4,00 Mengkudu/pace 100 m 2 266 227 2,00 Salam 63 m 2 1 225 327 19,00 Sereh 2 476 m 2 411 868 68 925 166,00 Sembung 103 m 2 39 015 32 112 378,00 Sirih 90 m 2 2 109 659 23,00 Anthurium bunga 62 m 2 32 200 25 698 519,00 Anthurium daun 99 m 2 4 601 1 562 46,00 Bambu hias 16 m 2 1 188 10 74,00 Bougenvillea spp 40 m 2 2 736 530 68,00 Caladium 33 m 2 703 237 21,00 Kaktus 45 m 2 3 754 109 83,00 Soka/ixora 16 m 2 403 252 25,00

Pada Mei 2013, jumlah rumah tangga usaha hortikultura di Provinsi Sumatera Barat adalah sebesar 261,30 ribu rumah tangga. Dilihat dari pola penyebaran, rumah tangga usaha hortikultura paling banyak dijumpai di Kabupaten Solok (38,27 ribu rumah tangga). Selain di Kabupaten Solok, pada sebagian besar kabupatenkabupaten di Sumatera Barat juga banyak dijumpai rumah tangga usaha hortikultura dengan jumlah yang cukup besar. Kabupaten tersebut di antaranya adalah Kabupaten Tanah Datar dengan persentase sebesar 14,15 persen dan Kabupaten Lima Puluh Kota dengan persentase 12,79 persen. Sedangkan kabupaten/kota yang memiliki jumlah rumah tangga hortikultura terkecil adalah Kota Solok dengan persentase sebesar 0,31 persen. Menurut hasil ST2013, kelompok tanaman hortikultura yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman buah-buahan 74,61 persen (194,96 ribu rumah tangga) dan yang paling sedikit diusahakan adalah kelompok tanaman hias (786 rumah tangga). Jika melihat perbandingan antara jumlah rumah tangga usaha tanaman hortikultura tahunan dan semusim dapat dilihat bahwa untuk kelompok tanaman buah-buahan, jenis tanaman tahunan lebih banyak diusahakan dibandingkan dengan tanaman semusim. Hal yang berbeda terjadi pada tiga kelompok tanaman hortikultura lainnya, karena dibandingkan dengan tanaman tahunan, tanaman semusim lebih banyak diusahakan pada kelompok tanaman sayuran, tanaman hias, dan obat-obatan. ST2013 mencatat bahwa dari keempat kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman buahbuahan merupakan kelompok tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura dengan persentase sebesar 73,83 (192,92 ribu rumah tangga). Potensi usaha kelompok tanaman buah-buahan tahunan terdapat di Kabupaten Lima Puluh Kota. Hal ini terlihat dari jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan di kabupaten tersebut yang mencapai 29,31 ribu rumah tangga. Untuk kelompok tanaman sayuran tahunan, Kabupaten Pesisir Selatan tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha tanaman sayuran tahunan terbanyak, yaitu sebesar 6,81 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman hias tahunan paling banyak dijumpai di Kabupaten Tanah Datar (55 rumah tangga), sedangkan rumah tangga usaha tanaman obat-obatan tahunan paling banyak terdapat di Kabupaten Solok (3,12 ribu rumah tangga). Berbeda dengan kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman sayuran. Dari 261,30 ribu rumah tangga usaha hortikultura, sebanyak 80,97 ribu rumah tangga mengusahakan kelompok tanaman sayuran semusim. Kelompok tanaman buah-buahan semusim diusahakan oleh sebanyak 2,04 ribu rumah tangga, sedangkan kelompok tanaman obat-obatan semusim diusahakan oleh 11,10 ribu rumah

Pisang Mangga Durian Rambutan Duku Cabai Rawit Cabai Besar Kacang Panjang Kunyit Jahe Jumlah Rumah Tangga tangga. Tanaman hias merupakan kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura di Sumatera Barat dengan 522 rumah tangga. Dilihat dari distribusi per kabupaten/kota, Kabupaten Pesisir Selatan merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan semusim terbesar (762 rumah tangga). Rumah tangga usaha tanaman sayuran semusim paling banyak ditemui di Kabupaten Solok (21,79 ribu rumah tangga). Kabupaten Solok juga merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman obat-obatan semusim terbanyak (2,22 ribu rumah tangga), sedangkan jumlah rumah tangga usaha tanaman hias semusim terbesar terdapat di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Gambar 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Jenis Tanaman Hortikultura di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 120 000 100 000 80 000 60 000 40 000 20 000 0 Hortikultura Tahunan Hortikultura Semusim Jenis Tanaman Hortikultura

Tabel 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Tahunan dan Semusim Menurut Kelompok Tanaman dan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Hortikultura Kelompok Tanaman Hortikultura Buah-buahan Sayuran Tanaman Obat-obatan Tanaman Hias Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) [01] Kepulauan Mentawai 12 474 12 437 81 1 319 1 370 15 1 048 1 117 [02] Pesisir Selatan 21 538 16 266 762 6 808 2 420 240 541 6 12 [03] Solok 38 272 19 432 28 2 867 21 794 3 121 2 220 17 27 [04] Sijunjung 15 347 13 846 23 5 865 1 969 767 641 5 4 [05] Tanah Datar 36 967 27 123 80 2 971 14 808 867 1 132 55 50 [06] Padang Pariaman 21 961 19 457 348 6 304 2 329 105 562 5 13 [07] Agam 23 302 12 765 235 783 12 188 1 210 818 18 39 [08] Lima Puluh Kota 33 418 29 307 19 4 614 7 841 304 786 6 15 [09] Pasaman 9 193 6 257 27 1 297 2 716 710 525 24 10 [10] Solok Selatan 8 793 5 465 58 704 3 258 1 564 552 0 3 [11] Dharmasraya 10 801 9 805 33 2 488 1 187 285 438 23 38 [12] Pasaman Barat 8 709 4 854 129 937 3 766 169 622 0 10 [71] Padang 7 038 5 056 161 1 460 2 340 249 360 11 78 [72] Solok 805 481 1 169 140 46 282 4 7 [73] Sawah Lunto 3 960 3 709 15 1 533 313 67 42 0 1 [74] Padang Panjang 1 141 540 4 37 857 31 131 31 35 [75] Bukittinggi 988 706 6 13 464 33 36 23 26 [76] Payakumbuh 4 722 3 925 2 542 1 087 179 311 33 32 [77] Pariaman 1 869 1 491 23 609 121 16 54 2 5 Sumatera Barat 261 298 192 922 2035 41 320 80 968 9 978 11 101 264 522

Berdasarkan hasil ST2013, dari kedelapan jenis tanaman hortikultura strategis, pisang, cabai, dan mangga merupakan jenis tanaman dengan jumlah rumah tangga usaha hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu masing-masing sebesar 107,15 ribu; 48,05 ribu; dan 26,67 ribu rumah tangga. Ditinjau menurut penyebaran pada tiap-tiap kabupaten/kota di Sumatera Barat, usaha tanaman pisang terpusat di Kabupaten Lima Puluh Kota dengan jumlah rumah tangga pengelola sebanyak 19,66 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman jeruk paling banyak berada di Kabupaten Tanah Datar, mencapai 6,64 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman mangga juga paling banyak dijumpai di Kabupaten Tanah Datar. Dari 20,09 ribu rumah tangga usaha tanaman mangga, 18,53 persen berada di Kabupaten Tanah Datar, 14,87 persen di Kabupaten Pesisir Selatan, dan sisanya menyebar di kabupaten/kota lainnya. Rumah tangga usaha tanaman cabai relatif banyak dan menyebar merata antar kabupaten/kota. Hal ini mengingat tanaman cabai sering digunakan oleh masyarakat Sumatera Barat sebagai bumbu masakan sehari-hari. Sentra rumah tangga usaha tanaman cabai terdapat di Kabupaten Tanah Datar dan Solok. Sedangkan untuk sentra rumah tangga usaha tanaman bawang merah dan kentang berada di Kabupaten Solok. Rumah tangga usaha tanaman kunyit dan anggrek paling banyak dijumpai masing-masing di Kabupaten Solok dan Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Tabel 19 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman Hortikultura Strategis yang Diusahakan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Hortikultura Jumlah Rumah Tangga Per Jenis Tanaman Hortikultura Strategis Pisang Jeruk Mangga Cabai Bawang Merah Kentang Kunyit Anggrek (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) [01] Kepulauan Mentawai 12 474 11 159 662 3 215 1 014 0 0 971 21 [02] Pesisir Selatan 21 538 8 032 399 3 966 993 28 2 369 0 [03] Solok 38 272 10 049 2 136 3 315 10 761 9 960 3 265 1 580 3 [04] Sijunjung 15 347 5 510 1 577 1 509 1 506 0 0 529 0 [05] Tanah Datar 36 967 11 099 6 636 4 943 10 782 118 50 292 2 [06] Padang Pariaman 21 961 14 660 328 1 291 953 18 0 506 0 [07] Agam 23 302 7 568 1 700 606 7 228 116 114 511 6 [08] Lima Puluh Kota 33 418 19 663 2 312 1 706 5 248 51 4 421 1 [09] Pasaman 9 193 1 871 236 1 147 2 067 3 1 210 2 [10] Solok Selatan 8 793 2 778 1 324 995 2 677 50 32 398 0 [11] Dharmasraya 10 801 4 229 562 1 175 385 1 0 370 4 [12] Pasaman Barat 8 709 2 135 697 727 2 075 5 2 251 0 [71] Padang 7 038 1 793 223 723 547 9 5 251 4 [72] Solok 805 160 28 51 112 7 1 277 2 [73] Sawah Lunto 3 960 1 331 851 898 223 28 0 33 0 [74] Padang Panjang 1 141 270 43 31 597 18 3 29 10 [75] Bukittinggi 988 545 41 28 236 7 1 20 9 [76] Payakumbuh 4 722 2 996 303 256 573 2 0 232 4 [77] Pariaman 1 869 1 300 35 91 69 0 0 45 0 Sumatera Barat 261 298 107 148 20 093 26 673 48 046 10 421 3 480 7 295 68

Jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang ada di suatu daerah secara normal dapat mengindikasikan besaran produksi tanaman pada daerah tersebut. Pada periode ST2013, dari jenis tanaman hortikultura strategis semusim, cabai, bawang merah, dan kentang merupakan jenis tanaman dengan jumlah tanaman hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu masing-masing sebesar 70,73 juta m 2, 44,64 juta m 2, dan 6,47 juta m 2. Tanaman hortikultura di Sumatera Barat berdasarkan hasil ST2013 tidak semua menyebar secara merata, terlihat bahwa usaha tanaman pisang terpusat di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kabupaten Lima Puluh Kota, dengan jumlah tanaman terbesar terdapat di Kabupaten Kepulauan Mentawai (1,61 juta tanaman). Tanaman jeruk paling banyak diusahakan di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Pasaman Barat. Jumlah tanaman jeruk di Kabupaten Tanah Datar mencapai 508,18 ribu tanaman dan di Kabupaten Pasaman Barat mencapai 277,93 ribu tanaman. Tanaman mangga paling banyak diusahakan di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dari 188,44 ribu tanaman mangga, 37,14 persennya berada di Kabupaten Kepulauan Mentawai, 15,78 persen di Kabupaten Tanah Datar, dan sisanya menyebar di kabupaten/kota lainnya. Tanaman cabai dan bawang merah relatif luas dan menyebar di semua kabupaten/kota. Hal ini mengingat tanaman cabai dan bawang merah sering digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masakan sehari-hari. Sentra tanaman cabai berdasarkan besarnya luas tanam terdapat di Kabupaten Tanah Datar dan sentra tanaman bawang merah berada di Kabupaten Solok. Tanaman kentang dan kunyit juga paling banyak ditemui di Kabupaten Solok, sedangkan tanaman anggrek paling banyak dijumpai di Kabupaten Agam dan Kota Padang dengan luas tanam masing-masing sebesar 9,13 ribu m 2 dan 5,04 ribu m 2.

Tabel 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura dan Jumlah/Luas Tanam Hortikultura Strategis Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Hortikultura Jumlah Tanaman Per Jenis Tanaman Hortikultura Strategis Jumlah Pohon (pohon) Luas Tanam (m 2 ) Pisang Jeruk Mangga Cabai Bawang Merah Kentang Kunyit Anggrek (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) [01] Kepulauan Mentawai 12 474 1 609 155 16 631 69 982 75 620 0 0 11 600 84 [02] Pesisir Selatan 21 538 189 265 20 204 24 597 1 622 559 30 852 1 100 43 843 0 [03] Solok 38 272 196 033 39 344 22 881 14 071 005 43 966 842 5 961 022 1 882 282 17 [04] Sijunjung 15 347 64 982 29 708 2 706 736 118 0 0 12 814 0 [05] Tanah Datar 36 967 167 488 508 184 29 734 23 314 682 249 485 87 550 12 957 18 [06] Padang Pariaman 21 961 778 586 8 105 7 045 822 477 37 507 0 21 704 0 [07] Agam 23 302 382 665 138 817 1 360 8 628 466 128 278 259 211 65 112 9 128 [08] Lima Puluh Kota 33 418 495 777 189 687 4 376 9 271 773 59 076 4 780 35 561 100 [09] Pasaman 9 193 68 023 28 507 4 448 1 496 387 881 2 500 9 175 5 [10] Solok Selatan 8 793 83 554 168 880 2 182 3 557 533 56 319 91 168 8 643 0 [11] Dharmasraya 10 801 32 753 27 030 2 298 329 845 2 500 0 6 619 13 [12] Pasaman Barat 8 709 150 706 277 932 2 337 4 016 460 1 850 5 500 40 244 0 [71] Padang 7 038 99 130 37 242 6 606 626 613 13 331 32 320 35 688 5 041 [72] Solok 805 3 703 1 722 363 138 005 16 050 10 000 916 653 60 [73] Sawah Lunto 3 960 15 039 32 813 3 434 263 241 32 454 0 375 0 [74] Padang Panjang 1 141 2 704 1 176 3 102 776 753 40 193 10 250 2 721 199 [75] Bukittinggi 988 19 843 6 746 64 220 907 1 996 40 5 480 316 [76] Payakumbuh 4 722 37 399 17 060 566 703 993 710 0 6 863 176 [77] Pariaman 1 869 81 139 380 358 59 433 0 0 1 113 0 Sumatera Barat 261 298 4 477 944 1 550 168 188 439 70 731 870 44 638 324 6 465 441 3 119 447 15 157

Gambar 19 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Hortikultura di Provinsi Sumatera Barat, ST2013

Jumlah Rumah Tangga Subsektor Perkebunan Hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan di Sumatera Barat sebanyak 446.287 rumah tangga. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman tahunan jauh lebih banyak dibandingkan jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim. Sebanyak 441.613 rumah tangga mengusahakan tanaman tahunan, sementara jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim sebanyak 11.257. Rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak di Sumatera Barat berada di Kabupaten Lima Puluh Kota sebanyak 58.817 rumah tangga. Kabupaten/kota dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan tanaman tahunan terbanyak kedua dan ketiga berturut-turut adalah Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 48.247 rumah tangga dan Kabupaten Pasaman Barat sebanyak 45.035 rumah tangga. Rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tanaman tahunan berada di Kabupaten Lima Puluh Kota (57.675 rumah tangga), sementara untuk tanaman semusim paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Agam (3.629 rumah tangga). Gambar 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 500 000 450 000 400 000 350 000 300 000 250 000 200 000 150 000 100 000 50 000 0 Perkebunan Tahunan Semusim Tahunan dan Jenis Tanaman Perkebunan Semusim

Tabel 21 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Total Tanaman Tahunan Tanaman Semusim (1) (2) (3) (4) [01] Kepulauan Mentawai 14 460 14 408 2 261 [02] Pesisir Selatan 48 247 48 188 152 [03] Solok 32 994 32 581 902 [04] Sijunjung 32 075 32 066 222 [05] Tanah Datar 38 464 37 705 1 410 [06] Padang Pariaman 34 126 34 100 172 [07] Agam 35 176 32 281 3 629 [08] Lima Puluh Kota 57 817 57 675 1 103 [09] Pasaman 36 264 36 205 166 [10] Solok Selatan 18 313 18 308 64 [11] Dharmasraya 29 336 29 329 151 [12] Pasaman Barat 45 035 44 911 497 [71] Padang 6 574 6 537 124 [72] Solok 1 318 1 318 4 [73] Sawah Lunto 5 824 5 823 152 [74] Padang Panjang 422 415 10 [75] Bukittinggi 529 482 65 [76] Payakumbuh 7 090 7 067 154 [77] Pariaman 2 223 2 214 19 Sumatera Barat 446 287 441 613 11 257

Secara umum, enam tanaman tahunan berdasarkan banyaknya rumah tangga yang mengusahakan di Sumatera Barat berturut-turut adalah kakao (184.435 rumah tangga), kelapa (151.641 rumah tangga), karet (149.745 rumah tangga), kelapa sawit (98.100 rumah tangga), pinang (77.237 rumah tangga), dan cengkeh (50.166 rumah tangga). Kabupaten/Kota dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan kakao adalah Kabupaten Lima Puluh Kota (46.756 rumah tangga), diikuti Kabupaten Tanah Datar (24.190 rumah tangga). Kelapa paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Padang Pariaman (28.467 rumah tangga), diikuti Kabupaten Lima Puluh Kota (18.408 rumah tangga). Tanaman karet paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Sijunjung (27.111 rumah tangga), diikuti Kabupaten Pasaman (23.858 rumah tangga). Kelapa sawit banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Pasaman Barat (38.131 rumah tangga) dan Kabupaten Pesisir Selatan (21.866 rumah tangga). Pinang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Lima Puluh Kota (14.360 rumah tangga), diikuti Kabupaten Sijunjung (9.412 rumah tangga). Cengkeh paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Solok (15.617 rumah tangga) dan Kabupaten Tanah Datar (10.692 rumah tangga).

Tabel 21.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Tahunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Tanaman Tahunan Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kakao Kelapa Karet Kelapa Sawit Pinang Cengkeh (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) [01] Kepulauan Mentawai 14 408 10 662 11 361 558 56 2 165 8 567 [02] Pesisir Selatan 48 188 5 799 14 845 12 173 21 866 8 328 1 812 [03] Solok 32 581 14 216 12 220 8 519 91 4 057 15 617 [04] Sijunjung 32 066 11 554 9 149 27 111 4 476 9 412 130 [05] Tanah Datar 37 705 24 190 12 954 9 891 103 2 777 10 692 [06] Padang Pariaman 34 100 10 834 28 467 2 785 3 665 9 099 1 817 [07] Agam 32 281 12 411 7 745 3 624 11 901 6 550 1 983 [08] Lima Puluh Kota 57 675 46 756 18 408 15 576 511 14 360 6 956 [09] Pasaman 36 205 16 732 6 266 23 858 4 397 7 771 119 [10] Solok Selatan 18 308 3 899 5 339 13 899 1 163 3 232 80 [11] Dharmasraya 29 329 7 450 7 026 21 688 11 365 3 238 50 [12] Pasaman Barat 44 911 3 009 5 128 6 619 38 131 1 897 116 [71] Padang 6 537 3 456 3 861 583 138 1 574 592 [72] Solok 1 318 983 562 104 10 284 528 [73] Sawah Lunto 5 823 4 455 3 307 2 686 74 1 657 783 [74] Padang Panjang 415 268 47 3 10 46 85 [75] Bukittinggi 482 412 17 5 11 17 26 [76] Payakumbuh 7 067 6 675 2 950 61 21 643 200 [77] Pariaman 2 214 674 1 989 2 111 130 13 Sumatera Barat 441 613 184 435 151 641 149 745 98 100 77 237 50 166

Empat tanaman semusim yang paling banyak diusahakan di Sumatera Barat berturut-turut adalah tebu (8.025 rumah tangga), nilam (2.210 rumah tangga), tembakau (908 rumah tangga) dan sereh wangi (105 rumah tangga). Kabupaten/Kota dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan Tebu adalah Kabupaten Agam (3.496 rumah tangga), diikuti Kabupaten Tanah Datar (1.228 rumah tangga). Nilam paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Kepulauan Mentawai (1.578 rumah tangga), diikuti Kabupaten Pasaman Barat (425 rumah tangga). Tembakau paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Lima Puluh Kota (563 rumah tangga) dan diikuti Kabupaten Agam (128 rumah tangga). Sereh wangi paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kota Sawahlunto (55 rumah tangga) dan diikuti Kabupaten Kepulauan Mentawai (22 rumah tangga).

Tabel 21.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Semusim Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Tanaman Semusim Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Tebu Nilam Tembakau Sereh Wangi (1) (2) (3) (4) (5) (6) [01] Kepulauan Mentawai 2 261 982 1 578 0 22 [02] Pesisir Selatan 152 98 51 0 2 [03] Solok 902 861 3 17 18 [04] Sijunjung 222 219 0 0 0 [05] Tanah Datar 1 410 1 288 1 122 4 [06] Padang Pariaman 172 165 1 1 4 [07] Agam 3 629 3 496 1 128 0 [08] Lima Puluh Kota 1 103 205 0 563 2 [09] Pasaman 166 50 102 11 2 [10] Solok Selatan 64 58 2 0 4 [11] Dharmasraya 151 151 0 0 0 [12] Pasaman Barat 497 69 425 2 2 [71] Padang 124 113 1 0 9 [72] Solok 4 4 0 0 0 [73] Sawah Lunto 152 31 45 55 34 [74] Padang Panjang 10 10 0 1 0 [75] Bukittinggi 65 62 0 1 0 [76] Payakumbuh 154 146 0 7 1 [77] Pariaman 19 17 0 0 1 Sumatera Barat 11 257 8 025 2 210 908 105

Jika dilihat dari jumlah tanamannya, populasi tanaman tahunan terbesar yang diusahakan oleh rumah tangga adalah karet, yakni sebanyak 72,18 juta pohon yang banyak berada di Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Sijunjung. Populasi terbesar kedua adalah tanaman gambir, yaitu sebanyak 50,07 juta pohon yang banyak diusahakan di Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kabupaten Pesisir Selatan. Tanaman kelapa sawit menempati posisi ketiga terbesar yang paling banyak diusahakan rumah tangga, yaitu sebanyak 21,10 juta pohon. Kelapa sawit paling banyak berada di Kabupaten Pasaman Barat 7,81 juta pohon, Kabupaten Pesisir Selatan 3,93 juta pohon dan Kabupaten Dharmasraya 3,84 juta pohon. Selain tanaman karet, gambir,dan kelapa sawit, potensi subsektor perkebunan juga pada komoditas kakao (20,14 juta pohon), kopi (6,92 juta pohon), dan kelapa (4,24 juta pohon). Komoditas kakao banyak diusahakan di Kabupaten Lima Puluh Kota (3,84 juta pohon), kopi banyak diusahakan di Kabupaten Solok Selatan (2,56 juta pohon) dan kelapa banyak diusahakan di Kabupaten Kepulauan Mentawai (1,34 juta pohon) dan Kabupaten Padang Pariaman (1,26 juta pohon).

Tabel 22 Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Karet Gambir Kelapa Sawit Kakao Kopi Kelapa (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) [01] Kepulauan Mentawai 118 158 75 4 019 3 746 940 5 421 1 345 495 [02] Pesisir Selatan 4 642 154 5 669 170 3 932 676 322 818 305 442 405 221 [03] Solok 2 717 896 20 19 373 907 129 1 493 825 123 927 [04] Sijunjung 13 948 713 2 003 1 075 698 395 871 27 404 65 736 [05] Tanah Datar 4 022 557 7 000 68 288 2 196 441 1 297 962 138 431 [06] Padang Pariaman 1 321 839 0 497 656 1 215 490 124 269 1 265 620 [07] Agam 1 089 647 289 802 2 109 297 1 075 574 172 692 179 617 [08] Lima Puluh Kota 5 833 820 42 001 830 94 317 3 840 229 402 690 177 977 [09] Pasaman 10 837 835 1 878 165 796 766 3 335 558 269 205 127 803 [10] Solok Selatan 6 451 802 40 433 342 423 028 2 563 956 45 251 [11] Dharmasraya 17 370 586 300 3 836 737 386 402 15 761 51 010 [12] Pasaman Barat 2 400 683 0 7 813 242 541 902 52 940 110 601 [71] Padang 241 865 161 327 280 893 467 187 27 916 54 579 [72] Solok 51 026 4 31 448 123 022 57 353 13 147 [73] Sawah Lunto 1 018 072 0 25 454 696 259 90 206 41 498 [74] Padang Panjang 3 350 0 4 591 34 715 5 762 847 [75] Bukittinggi 33 650 1 000 19 665 40 197 7 121 55 [76] Payakumbuh 66 395 58 000 14 259 355 607 1 834 28 303 [77] Pariaman 5 050 0 46 607 40 249 80 61 002 Sumatera Barat 72 175 098 50 068 736 21 104 328 20 144 618 6 921 839 4 236 120

Tabel 22.a Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Belum Berproduksi di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Karet Kakao Kelapa Sawit Kayu Manis Gambir Kopi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) [01] Kepulauan Mentawai 79 564 1 126 928 647 66 0 1 002 [02] Pesisir Selatan 1 730 071 61 904 756 467 62 333 249 246 59 674 [03] Solok 1 672 310 288 109 8 150 322 812 0 235 674 [04] Sijunjung 5 240 222 99 065 217 673 12 833 0 3 461 [05] Tanah Datar 1 550 198 706 363 14 070 362 700 2 000 131 516 [06] Padang Pariaman 426 471 241 176 140 356 25 930 0 83 175 [07] Agam 561 691 384 651 441 916 540 530 9 250 42 952 [08] Lima Puluh Kota 2 115 568 615 450 26 663 12 044 1 048 314 16 350 [09] Pasaman 3 577 418 815 825 142 906 45 823 175 715 41 205 [10] Solok Selatan 2 921 031 182 437 220 579 124 662 0 551 003 [11] Dharmasraya 4 237 288 40 425 594 020 11 0 2 550 [12] Pasaman Barat 710 225 50 892 1 188 828 1 618 0 3 587 [71] Padang 94 626 135 058 86 940 8 848 17 870 2 257 [72] Solok 26 990 30 381 8 159 186 4 589 [73] Sawah Lunto 533 269 152 831 15 218 4 567 0 787 [74] Padang Panjang 350 10 039 1 317 6 688 0 1 937 [75] Bukittinggi 25 500 20 958 5 312 1 070 0 1 656 [76] Payakumbuh 36 396 53 484 5 000 187 0 4 [77] Pariaman 0 10 097 4 263 92 0 10 Sumatera Barat 25 539 188 5 026 073 3 878 484 1 533 000 1 502 399 1 179 389

Hasil ST2013 menunjukkan bahwa tanaman perkebunan yang diusahakan sebagian besar sudah berproduksi. Hasil Sensus Pertanian 2013 memperlihatkan proporsi tanaman karet yang belum berproduksi sebesar 40,08 persen dari total tanaman yang diusahakan/dikelola, proporsi tanaman kakao yang belum berproduksi adalah sebesar 29,18 persen, dan proporsi tanaman gambir yang belum berproduksi sebesar 3,14 persen. Angka proporsi yang relatif cukup besar pada tanaman karet, menggambarkan banyaknya penanaman baru ataupun perluasan. Jumlah pohon karet yang belum berproduksi di Sumatera Barat sebanyak 25,54 juta pohon, dan paling banyak ditemukan di Kabupaten Sijunjung sebanyak 5,24 juta pohon, kemudian terbanyak kedua adalah di Kabupaten Dharmasraya sebanyak 4,24 juta pohon. Jumlah pohon kakao yang belum berproduksi adalah sebanyak 5,03 juta pohon, dan paling banyak ditemukan di Kepulauan Mentawai sebanyak 1,13 juta pohon. Selain karet dan kakao, pohon gambir juga banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha perkebunan di Sumatera Barat. Jumlah pohon gambir yang belum berproduksi di Sumatera Barat sebanyak 1,5 juta pohon, dan paling banyak ditemui di Kabupaten Lima Puluh Kota sebanyak 1,05 juta pohon. Selain di Kabupaten Lima Puluh Kota pohon gambir yang belum berproduksi dapat ditemui di Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman dan Kota Padang.

Tabel 22.b Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Sudah Berproduksi di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Gambir Karet Kelapa Sawit Kakao Kopi Kelapa (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) [01] Kepulauan Mentawai 50 21 359 3 100 2 009 718 3 108 961 519 [02] Pesisir Selatan 4 933 982 2 513 944 2 790 263 197 072 186 042 337 201 [03] Solok 20 604 320 7 514 488 195 1 037 913 90 085 [04] Sijunjung 2 003 7 532 355 771 799 252 858 23 570 47 307 [05] Tanah Datar 5 000 2 064 565 53 114 1 187 171 925 268 107 108 [06] Padang Pariaman 0 579 715 248 972 737 599 29 979 988 760 [07] Agam 274 552 429 481 1 434 911 556 809 119 689 153 750 [08] Lima Puluh Kota 39 264 707 2 867 188 63 116 2 749 315 308 155 142 942 [09] Pasaman 1 641 250 5 570 371 530 702 2 084 537 202 422 89 661 [10] Solok Selatan 40 2 785 873 156 955 200 474 1 755 646 32 032 [11] Dharmasraya 300 11 317 857 2 791 539 257 516 12 166 40 749 [12] Pasaman Barat 0 1 390 503 5 510 050 363 326 46 598 90 653 [71] Padang 131 557 107 583 172 362 267 237 23 821 39 597 [72] Solok 0 20 250 13 289 71 850 53 707 6 318 [73] Sawah Lunto 0 330 055 5 701 449 910 86 674 31 976 [74] Padang Panjang 0 3 000 2 272 12 359 3 625 797 [75] Bukittinggi 1 000 8 150 5 303 14 876 5 410 44 [76] Payakumbuh 57 500 27 615 8 735 270 148 701 24 052 [77] Pariaman 0 5 050 42 125 28 215 70 52 765 Sumatera Barat 46 311 961 38 179 234 14 611 822 12 199 185 4 824 564 3 237 316

Agak berbeda dengan kondisi tanaman perkebunan yang belum berproduksi, tanaman perkebunan yang sudah berproduksi paling banyak pada komoditas gambir, karet, dan kelapa sawit. Jumlah pohon gambir yang sudah berproduksi di Sumatera Barat sebanyak 46,31 juta pohon dan paling banyak ditemui di Kabupaten Lima Puluh Kota, yaitu sebanyak 39,26 juta pohon dan Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 4,93 juta pohon. Jumlah pohon karet yang sudah berproduksi di Sumatera Barat sebanyak 38,18 juta pohon, dan terbanyak ditemui di Kabupaten Dharmasraya sebanyak 11,32 juta pohon dan di Kabupaten Sijunjung sebanyak 7,53 juta pohon. Sedangkan jumlah pohon karet yang sudah berproduksi paling sedikit di Kota Padang Panjang dengan jumlah 3 ribu pohon. Selain gambir dan karet, pohon kelapa sawit juga merupakan tanaman perkebunan yang memiliki tanaman yang sudah berproduksi terbanyak ketiga. Jumlah pohon kelapa sawit yang sudah berproduksi di Sumatera Barat sebanyak 14,61 juta pohon dan terbanyak ditemui di Kabupaten Pasaman Barat, yaitu sebanyak 5,51 juta pohon. Sedangkan jumlah pohon kakao yang sudah berproduksi paling banyak ditemui di Kabupaten Lima Puluh Kota sebanyak 2,75 juta pohon dan paling sedikit di Kota Padang Panjang sebanyak 2,27 ribu pohon, dengan jumlah pohon kakao yang sudah berproduksi di Sumatera Barat sebanyak 12,20 juta pohon. Selain terlihat dari jumlah pohon/lajar/rumpun, potensi tanaman perkebunan juga dapat dilihat dari luas tanaman perkebunan. Total luas tanaman paling besar di Sumatera Barat (tanaman tahunan) yang digunakan rumah tangga untuk usaha perkebunan adalah luas tanaman karet, yaitu 135 ribu hektar. Meskipun rumah tangga di Sumatera Barat paling banyak mengusahakan kakao, namun demikian luas tanaman kakao secara keseluruhan bukan yang paling besar (hanya 26,92 ribu hektar) dan begitu pula ratarata luas tanamannya tidak begitu besar, yaitu hanya sekitar 0,15 hektar per rumah tangga.

Tabel 23.a Luas Tanam Tanaman Tahunan (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kelapa Sawit Karet Kakao Kelapa Gambir Kopi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) [01] Kepulauan Mentawai 83 856 1 641 753 37 847 193 48 154 707 0 98 411 [02] Pesisir Selatan 290 198 520 93 732 738 4 621 442 22 228 137 38 364 781 2 888 060 [03] Solok 439 494 39 952 416 9 114 572 1 765 940 4 000 14 225 599 [04] Sijunjung 73 649 531 269 677 425 3 964 231 340 119 5 000 309 888 [05] Tanah Datar 754 522 58 015 737 22 428 240 2 138 710 65 000 10 226 356 [06] Padang Pariaman 25 620 775 16 746 533 27 253 947 82 428 487 0 2 110 465 [07] Agam 154 873 124 23 176 464 15 021 826 13 058 152 3 834 602 3 097 499 [08] Lima Puluh Kota 3 286 914 111 232 499 47 247 475 2 422 116 122 392 024 2 895 188 [09] Pasaman 46 370 839 197 326 075 64 151 064 1 637 649 7 152 703 4 151 613 [10] Solok Selatan 24 963 321 129 776 318 8 659 414 251 836 0 36 028 564 [11] Dharmasraya 267 985 266 330 968 310 3 624 748 1 245 250 20 000 172 100 [12] Pasaman Barat 577 663 493 58 932 265 10 493 509 5 937 429 0 1 121 761 [71] Padang 3 480 791 3 801 172 3 536 376 1 013 490 462 735 155 825 [72] Solok 176 710 494 140 1 143 717 257 398 0 310 475 [73] Sawah Lunto 1 371 478 16 013 409 7 286 770 796 964 0 805 581 [74] Padang Panjang 217 000 65 000 187 948 366 0 73 805 [75] Bukittinggi 428 300 335 500 294 893 0 10 000 72 260 [76] Payakumbuh 109 201 529 241 1 997 270 119 849 155 000 3 864 [77] Pariaman 635 015 45 000 355 308 1 062 544 0 0 Sumatera Barat 1 472 308 150 1 352 461 995 269 229 943 184 859 143 172 465 845 78 747 314

Tabel 23.b Luas Tanaman Semusim (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Tebu Nilam Tembakau Sereh Wangi (1) (2) (3) (4) (5) [01] Kepulauan Mentawai 154 841 7 267 818 0 8 484 [02] Pesisir Selatan 10 197 448 018 0 40 [03] Solok 2 835 829 30 100 61 620 37 665 [04] Sijunjung 7 190 0 0 0 [05] Tanah Datar 3 798 840 250 508 850 11 [06] Padang Pariaman 24 952 2 500 400 2 508 [07] Agam 12 636 572 10 363 160 0 [08] Lima Puluh Kota 46 595 0 2 119 740 15 [09] Pasaman 22 345 551 002 7 062 5 [10] Solok Selatan 24 432 11 200 0 31 [11] Dharmasraya 40 658 0 0 0 [12] Pasaman Barat 17 307 1 407 642 7 500 52 [71] Padang 61 495 250 0 95 [72] Solok 37 0 0 0 [73] Sawah Lunto 519 84 000 159 360 280 000 [74] Padang Panjang 4 352 0 10 000 0 [75] Bukittinggi 4 789 0 50 0 [76] Payakumbuh 5 876 0 40 800 5 [77] Pariaman 14 255 0 0 50 Sumatera Barat 19 711 081 9 802 790 3 278 542 328 961

Tabel 24.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Menurut Kondisi Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Jenis Tanaman Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Jumlah rumah tangga Yang Diusahakan/ Yang Belum Yang Sudah Dikelola Berproduksi Berproduksi (1) (2) (3) (4) (5) Aren/Enau 2 629 85 815 45 023 33 853 Asam Jawa 66 609 65 509 Cengkeh 50 166 1 761 787 790 390 675 022 Gambir 12 532 50 068 736 1 502 399 46 311 961 Jambu Mete 17 162 116 29 Jarak Pagar 27 8 630 4 695 3 767 Kakao 184 435 20 144 618 5 026 073 12 199 185 Kapok 144 848 39 749 Karet 149 745 72 175 098 25 539 188 38 179 234 Kayu Manis 18 741 3 953 835 1 533 000 1 878 936 Kelapa Sawit 98 100 21 104 328 3 878 484 14 611 822 Kelapa 151 641 4 236 120 424 443 3 237 316 Kemenyan 6 49 23 26 Kemiri 6 418 94 760 18 406 65 232 Kemiri Sunan 6 20 12 8 Kenanga 17 54 4 46 Kina 13 236 84 149 Kopi 21 814 6 921 839 1 179 389 4 824 564 Lada 53 17 463 3 819 12 744 Lontar 9 249 11 238 Murbai 1 1 0 1 Panili/Vanili 4 215 40 175 Pala 10 513 335 416 163 853 125 701 Pandan Anyaman 641 14 640 1 242 12 293 Pinang/Jambe 77 237 2 676 743 480 828 1 863 128 Sagu 3 445 184 993 47 870 126 827 Soga 2 17 0 17 Teh 201 1 524 833 349 887 1 056 041

Tabel 24.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Luas Tanaman/Luas Tanam Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Jenis Tanaman Jumlah Rumah Tangga Luas Tanaman/Luas Tanam (m 2 Rata-Rata Luas Tanaman/Luas ) Tanam per Rumah Tangga (m 2 ) (1) (2) (3) (4) Aren/Enau 2 629 962 135 365,97 Asam Jawa 66 6 750 102,27 Cengkeh 50 166 54 856 098 1 093,49 Gambir 12 532 172 465 845 13 762,04 Jambu Mete 17 22 121 1 301,24 Jarak Pagar 27 8 244 305,33 Kakao 184 435 269 229 943 1 459,76 Kapok 144 4 257 29,56 Karet 149 745 1352 461 995 9 031,77 Kayu Manis 18 741 46 659 252 2 489,69 Kelapa Sawit 98 100 1472 308 150 15 008,24 Kelapa 151 641 184 859 143 1 219,06 Kemenyan 6 0 0,00 Kemiri 6 418 14 974 619 2 333,22 Kemiri Sunan 6 0 0,00 Kenanga 17 201 11,82 Kina 13 1 0,08 Kopi 21 814 78 747 314 3 609,94 Lada 53 122 469 2 310,74 Lontar 9 0 0,00 Murbai 1 0 0,00 Panili/Vanili 4 0 0,00 Pala 10 513 28 481 896 2 709,21 Pandan Anyaman 641 197 064 307,43 Pinang/Jambe 77 237 42 089 175 544,94 Sagu 3 445 8 132 184 2 360,58 Soga 2 0 0,00 Teh 201 3 150 275 15 673,01 Abaca/Manila 2 2 800 1 400,00 Akar Wangi 2 9 4,50 Jute 3 5 500 1 833,33 Kapas 35 8 997 257,06 Nilam 2 210 9 802 790 4 435,65 Rosela 7 487 69,57 Sereh Wangi 105 328 961 3 132,96 Tebu 8 025 19 711 081 2 456,21 Tembakau 908 3 278 542 3 610,73

Gambar 21 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Perkebunan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013

Jumlah Rumah Tangga Subsektor Peternakan Berdasarkan hasil ST2013, rumah tangga usaha pertanian Subsektor Peternakan memiliki jumlah rumah tangga usaha terbanyak ketiga (280,25 ribu rumah tangga) setelah Subsektor Tanaman Pangan. Ternak yang diusahakan/dipelihara oleh rumah tangga pertanian dibedakan ke dalam dua kelompok besar, yaitu ternak besar/kecil dan ternak lain. Ternak besar/kecil terdiri atas sapi potong, sapi perah, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi, sedangkan ternak lain terdiri atas ayam lokal (ayam kampung dan ayam lokal lainnya), ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik, itik manila, angsa, kalkun, burung merpati, burung puyuh, dan kelinci. Gambar 22 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 300 000 250 000 200 000 150 000 100 000 50 000 0 Jenis Ternak

Tabel 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kuda Kambing Domba (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) [01] Kepulauan Mentawai 8 479 322 0 34 0 86 0 [02] Pesisir Selatan 37 286 26 841 0 1 850 3 1 673 0 [03] Solok 27 110 16 748 54 3 407 54 2 566 0 [04] Sijunjung 14 714 5 361 0 2 635 0 2 561 95 [05] Tanah Datar 31 262 16 279 61 4 550 18 5 183 1 [06] padang pariaman 26 661 15 013 0 5 663 5 2 651 0 [07] Agam 26 053 12 280 98 8 111 20 1 895 0 [08] Lima Puluh Kota 37 939 15 953 0 6 171 35 4 755 1 [09] Pasaman 10 221 2 706 0 1 028 2 1 305 21 [10] Solok Selatan 10 185 3 247 0 2 387 0 1 529 0 [11] Dharmasraya 13 977 7 844 14 642 0 1 429 5 [12] Pasaman Barat 11 832 3 669 0 291 0 1 175 10 [71] Padang 10 002 5 222 17 190 0 2 430 29 [72] Solok 1 377 725 0 10 10 184 0 [73] Sawah Lunto 3 483 2 171 11 486 0 457 1 [74] Padang Panjang 828 208 31 55 3 106 0 [75] Bukittinggi 636 139 9 25 29 73 0 [76] Payakumbuh 5 778 2 120 14 178 69 620 0 [77] Pariaman 2 427 1 233 0 249 5 283 0 Sumatera Barat 280 250 138 081 309 37 962 253 30 961 163

Tabel 25 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Babi Ayam Lokal Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Itik Manila Lainnya (1) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) [01] Kepulauan Mentawai 4 105 6 969 0 10 474 11 8 [02] Pesisir Selatan 0 14 837 26 87 1 884 59 126 [03] Solok 0 10 713 12 57 3 279 32 218 [04] Sijunjung 0 6 842 19 57 1 182 38 77 [05] Tanah Datar 0 11 286 164 148 4 103 132 184 [06] padang pariaman 68 8 660 60 225 1 358 13 93 [07] Agam 0 6 267 34 116 2 516 141 278 [08] Lima Puluh Kota 0 19 096 856 754 5 765 105 542 [09] Pasaman 20 5 308 9 43 2 013 56 37 [10] Solok Selatan 0 4 626 4 18 1 064 14 45 [11] Dharmasraya 0 7 660 5 91 570 20 48 [12] Pasaman Barat 0 7 611 10 71 827 0 54 [71] Padang 0 4 576 23 115 1 623 15 177 [72] Solok 0 688 2 11 230 8 29 [73] Sawah Lunto 0 1 423 4 21 245 1 2 [74] Padang Panjang 0 438 1 5 171 114 21 [75] Bukittinggi 0 307 4 14 177 23 27 [76] Payakumbuh 1 2 778 158 296 1 937 227 137 [77] Pariaman 0 1 195 1 35 191 0 17 Sumatera Barat 4 194 121 280 1 392 2 174 29 609 1 009 2 120

Tabel 26 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Jenis Usaha Peternakan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Jenis Ternak yang Diusahakan 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) [01] Kepulauan Mentawai 5 144 3 127 199 8 1 [02] Pesisir Selatan 28 357 7 830 1 028 66 5 [03] Solok 19 287 5 889 1 682 222 30 [04] Sijunjung 11 251 2 833 568 56 6 [05] Tanah Datar 22 578 6 729 1 754 189 12 [06] padang pariaman 20 463 5 337 770 85 6 [07] Agam 21 247 4 010 700 83 13 [08] Lima Puluh Kota 25 197 9 792 2 549 381 20 [09] Pasaman 8 205 1 727 265 24 0 [10] Solok Selatan 7 924 1 820 391 50 0 [11] Dharmasraya 10 105 3 426 413 30 3 [12] Pasaman Barat 10 145 1 495 180 10 2 [71] Padang 6 626 2 477 744 137 18 [72] Solok 959 328 75 13 2 [73] Sawah Lunto 2 402 858 188 33 2 [74] Padang Panjang 570 197 53 7 1 [75] Bukittinggi 477 127 26 5 1 [76] Payakumbuh 3 689 1 520 467 92 10 [77] Pariaman 1 771 540 103 9 4 Sumatera Barat 206 397 60 062 12 155 1 500 136

Tabel 27 Populasi Ternak yang Dipelihara oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) [01] Kepulauan Mentawai 942 84 0 488 0 44 745 [02] Pesisir Selatan 76 779 5 650 3 7 909 0 0 [03] Solok 31 501 7 811 92 10 013 0 0 [04] Sijunjung 14 395 11 108 0 12 794 426 0 [05] Tanah Datar 29 239 8 331 26 22 873 1 0 [06] padang pariaman 33 576 10 598 7 10 935 0 564 [07] Agam 27 221 13 973 95 8 935 0 0 [08] Lima Puluh Kota 27 755 11 905 60 18 182 4 0 [09] Pasaman 5 383 1 880 4 5 135 111 276 [10] Solok Selatan 8 373 5 692 0 11 553 0 0 [11] Dharmasraya 25 591 2 808 0 7 558 38 0 [12] Pasaman Barat 12 526 1 136 0 7 261 78 0 [71] Padang 12 770 494 0 11 676 170 0 [72] Solok 1 626 33 16 786 0 0 [73] Sawah Lunto 5 322 1 460 0 2 345 2 0 [74] Padang Panjang 577 72 6 479 0 0 [75] Bukittinggi 427 94 143 539 0 0 [76] Payakumbuh 3 951 288 141 2 595 0 8 [77] Pariaman 2 903 497 8 1 316 0 0 Sumatera Barat 320 857 83 914 601 143 372 830 45 593

Tabel 27 (lanjutan) Populasi Ternak yang Dipelihara oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Ayam Lokal Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Itik Manila (1) (8) (9) (10) (11) (12) [01] Kepulauan Mentawai 141 841 0 7 750 6 526 186 [02] Pesisir Selatan 253 258 42 535 2 182 397 53 905 740 [03] Solok 152 891 54 678 643 524 73 443 291 [04] Sijunjung 94 864 44 555 2 732 525 20 746 426 [05] Tanah Datar 151 855 854 958 1 542 320 90 076 935 [06] padang pariaman 177 890 255 629 8 403 598 51 425 113 [07] Agam 102 623 140 168 916 490 84 837 1 829 [08] Lima Puluh Kota 439 881 4 423 172 12 852 700 112 374 678 [09] Pasaman 91 644 13 750 107 360 50 546 1 401 [10] Solok Selatan 66 671 2 660 45 000 15 305 128 [11] Dharmasraya 124 201 2 514 1 182 668 8 986 154 [12] Pasaman Barat 141 870 8 430 625 110 13 284 0 [71] Padang 225 800 228 633 1 684 327 43 310 252 [72] Solok 13 781 2 010 369 900 8 693 37 [73] Sawah Lunto 28 775 62 465 617 234 4 359 6 [74] Padang Panjang 6 101 20 24 820 2 455 2 373 [75] Bukittinggi 6 289 17 510 171 020 4 022 303 [76] Payakumbuh 55 421 911 748 5 162 000 54 916 1 692 [77] Pariaman 21 929 6 1 191 400 7 375 0 Sumatera Barat 2 297 585 7 065 441 40 462 143 706 583 11 544

Populasi Ternak (ribu ekor) Jika dilihat dari rumah tangga pertanian yang memelihara ternak, hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ternak besar yang banyak dipelihara oleh rumah tangga adalah sapi potong, tercatat sebanyak 138,08 ribu rumah tangga memelihara sapi potong. Ternak kecil yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga pemelihara ternak adalah domba, sebanyak 163 rumah tangga tercatat mengusahakan jenis ternak ini. Untuk ayam lokal yang merupakan gabungan dari ayam kampung dan ayam lokal lainnya, hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak 121,28 ribu rumah tangga mengusahakan jenis ternak ini. Ayam lokal merupakan jenis unggas yang paling banyak diusahakan rumah tangga. Jika dilihat dari jumlah ternak yang dipelihara oleh rumah tangga pertanian di Provinsi Sumatera Barat, sapi potong merupakan ternak paling banyak dipelihara, tercatat sebanyak 320,04 ribu ekor populasi sapi potong yang dipelihara. Untuk jenis unggas, ayam ras pedaging paling banyak dipelihara sebanyak 40,46 juta ekor. Gambar 23 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 40 000 35 000 30 000 25 000 20 000 15 000 10 000 5 000 0 Jenis Ternak

Gambar 24 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Peternakan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013

Subsektor Perikanan Kegiatan usaha pertanian di Subsektor Perikanan terdiri dari kegiatan Budidaya Ikan dan kegiatan Penangkapan Ikan. Dari kedua kegiatan tersebut, hasil ST2013 mencatat bahwa terdapat 63.252 rumah tangga yang berusaha di Subsektor Perikanan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan terlihat mendominasi usaha rumah tangga Subsektor Perikanan. Berdasarkan hasil ST2013, terdapat sebanyak 51.626 rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan dan jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Penangkapan Ikan adalah sebanyak 12.501 rumah tangga. Sebanyak 875 rumah tangga pertanian di Subsektor Perikanan mengusahakan kegiatan budidaya ikan sekaligus penangkapan ikan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan budidaya ikan, dapat di rinci ke dalam dua komoditas utama, yaitu bukan ikan hias dan ikan hias. Untuk kelompok bukan ikan hias, budi daya ikan laut belum berkembang dengan baik. Budidaya ikan air laut dengan jenis ikan utama adalah kerapu bebek terlihat mendominasi kegiatan budidaya ikan. Hal ini tercermin dari jumlah rumah tangga yang mengusahakan kerapu bebek sebagai ikan utama, yaitu sebanyak 35 rumah tangga. Selain Ikan Kerapu Bebek,Ikan Nila merupakan jenis ikan utama pada kegiatan budidaya ikan di tambak/air payau yang memiliki jumlah rumah tangga terbanyak, yaitu sebanyak 54 rumah tangga. Sedangkan untuk kegiatan budidaya di air tawar, Ikan Nila juga merupakan jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga, yaitu sebanyak 31.749 rumah tangga. Untuk kelompok ikan hias, jenis ikan utama yang banyak diusahakan oleh rumah tangga adalah Mas Koki dan Ikan Koi. Hasil ST2013 mencatat bahwa banyaknya rumah tangga yang mengusahakan Ikan Mas Koki dan Ikan Koi sebagai ikan utama adalah masing-masing sebanyak 16 rumah tangga.

Tabel 28 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Ikan Utama yang Diusahakan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Bukan Ikan Hias Air Laut Air Payau Air Tawar Ikan Hias Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Kerapu Bebek 35 Nila 54 Nila 31 749 Mas Koki 16 Kerapu Karang 10 Mujair 4 Gurami 8 592 Koi 16 Kepiting 5 Udang Putih 3 Mas 4 548 Cupang/Betta Laga 3 Udang Barong/ Udang Karang 5 Bandeng 1 Lele 4 328 Arowana (Green) 2 Tembang 3 Kerapu Karang 1 Mujair 989 Plati Variatus 2 Kerapu Sunu 1 Patin 785 Tiger Ceplok 1 Kuro/Senangin 1 Tawes 256 Tanaman Hias laut (Aquatic Plant) 1 Tongkol Abu-abu 1 Bawal Air Tawar 79 Udang Putih/ Jerbung 1 Belut 34 Udang Ratu/ Raja 1 Gabus 28

Apabila ditinjau menurut kabupaten/kota, hasil ST2013 menunjukkan bahwa Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan daerah yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan terbanyak (11.769 rumah tangga), diikuti oleh Kabupaten Padang Pariaman yang tercatat memiliki sebanyak 6.769 rumah tangga usaha budidaya ikan. Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan paling sedikit adalah Kota Bukittinggi, yaitu sebanyak 176 rumah tangga. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa untuk usaha budidaya bukan ikan hias di Sumatera Barat, paling banyak rumah tangga mengusahakan ikan di kolam/air tawar. Tercatat sebanyak 48.120 rumah tangga di Sumatera Barat mengusahakan budidaya ikan di kolam/air tawar, sedangkan sebanyak 2.065 rumah tangga di Sumatera Barat mengusahakan budidaya ikan di perairan umum. Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan daerah yang memiliki rumah tangga terbanyak yang mengusahakan budidaya bukan ikan hias di kolam/air tawar, yaitu sebanyak 11.716 rumah tangga. Sedangkan Kabupaten Agam paling banyak mengusahakan budidaya bukan ikan hias di perairan umum, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 1.720 rumah tangga. Hasil ST2013 juga mencatat bahwa terdapat sebanyak 51 rumah tangga usaha budidaya ikan hias. Usaha budidaya ikan hias di Sumatera Barat paling banyak diusahakan di Kabupaten Lima Puluh Kota, yaitu sebanyak 14 rumah tangga (27,45 persen). Selain Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kabupaten Dharmasraya merupakan daerah dengan jumlah rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias kedua terbanyak, yaitu sebanyak 9 rumah tangga (17,65 persen). Sedangkan daerah yang sama sekali tidak ada mengusahakan budidaya ikan hias adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Solok Selatan, dan Kota Pariaman.

Tabel 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Bukan Ikan Hias Di Laut Di Tambak Di Kolam Di Sawah Di Perairan Umum Ikan Hias (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) [01] Kepulauan Mentawai 943 38 4 902 0 0 0 [02] Pesisir Selatan 816 28 29 738 33 5 0 [03] Solok 2 955 0 5 2 784 85 105 1 [04] Sijunjung 2 874 0 0 2 754 121 7 0 [05] Tanah Datar 6 236 0 0 6 070 210 21 1 [06] padang pariaman 6 769 0 0 6 729 0 43 0 [07] Agam 5 024 0 17 2 811 720 1 720 3 [08] Lima Puluh Kota 11 769 0 0 11 716 59 18 14 [09] Pasaman 4 349 0 0 4 313 44 20 0 [10] Solok Selatan 1 892 0 0 1 741 172 1 0 [11] Dharmasraya 859 0 0 812 10 34 9 [12] Pasaman Barat 1 555 5 0 1 292 240 46 2 [71] Padang 1 783 5 9 1 742 17 21 7 [72] Solok 178 0 4 170 2 2 1 [73] Sawah Lunto 539 0 0 478 46 14 1 [74] Padang Panjang 333 0 0 332 0 1 2 [75] Bukittinggi 176 0 0 164 4 4 8 [76] Payakumbuh 2 040 0 0 2 036 7 3 2 [77] Pariaman 536 0 0 536 0 0 0 Sumatera Barat 51 626 76 68 48 120 1 770 2 065 51

Jumlah Rumah Tangga Gambar 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Budidaya di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 50 000 45 000 40 000 35 000 30 000 25 000 20 000 15 000 10 000 5 000 0 Rumah Tangga Perikanan Di Kolam/Air Tawar Di Tambak/Air Payau Di Laut Di Sawah Di Perairan Umum Bukan Ikan Hias Ikan Hias Jenis Budidaya Ikan

Tabel 30 Rata-Rata Luas Baku Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan (m 2 /rumah tangga di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Bukan Ikan Hias Kabupaten/Kota Di Laut Di Tambak/Air Payau Di Kolam/Air Tawar Di Sawah Di Perairan Umum Ikan Hias (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) [01] Kepulauan Mentawai 43,92 164,25 91,35 0,00 0,00 0,00 [02] Pesisir Selatan 12 684,57 409,38 318,21 465,27 246,40 0,00 [03] Solok 0,00 1 221,40 113,07 1 919,42 137,76 3,00 [04] Sijunjung 0,00 0,00 118,80 1 939,07 32,00 0,00 [05] Tanah Datar 0,00 0,00 149,85 2 652,77 1 454,71 6,00 [06] padang pariaman 0,00 0,00 292,58 0,00 353,33 0,00 [07] Agam 0,00 1 959,12 295,11 1 841,92 316,79 1 003,33 [08] Lima Puluh Kota 0,00 0,00 224,53 1 068,76 1 174,28 413,57 [09] Pasaman 0,00 0,00 3 356,69 860,23 408,15 0,00 [10] Solok Selatan 0,00 0,00 191,19 503,96 100,00 0,00 [11] Dharmasraya 0,00 0,00 486,37 921,70 634,85 18,11 [12] Pasaman Barat 98,80 0,00 237,83 3 008,99 228,22 62,50 [71] Padang 205,20 813,67 307,15 3 355,82 605,05 159,43 [72] Solok 0,00 641,25 161,48 270,00 105,00 4,00 [73] Sawah Lunto 0,00 0,00 96,94 3 256,13 54,71 12,00 [74] Padang Panjang 0,00 0,00 155,03 0,00 6,00 64,50 [75] Bukittinggi 0,00 0,00 240,04 790,50 912,00 40,00 [76] Payakumbuh 0,00 0,00 232,59 879,71 36,00 2,50 [77] Pariaman 0,00 0,00 200,15 0,00 0,00 0,00 Sumatera Barat 4 715,22 909,25 500,64 1 939,01 331,95 209,47

Luas baku budidaya ikan menunjukkan luas baku wadah (areal) yang digunakan untuk melakukan usaha budidaya ikan. Rata-rata luas baku budidaya ikan terbesar adalah untuk jenis budidaya bukan ikan hias di sawah, yaitu sebesar 1.939,01 m2/rumah tangga, sedangkan rata-rata luas baku paling kecil adalah untuk budidaya bukan ikan hias di perairan umum, dengan rata-rata luas baku sebesar 331,92 m2/rumah tangga. Sedangkan untuk rata-rata luas baku budidaya ikan hias yaitu sebesar 209,47 m2/rumah tangga. Jenis ikan yang dikembangkan dan masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebanyak 11 jenis yaitu: Nila, Lele, Ikan Mas, Bandeng, Kakap, Rumput Laut, Udang Windu, Udang Vaname, Gurame, Patin, dan Kerapu. Mengacu pada jenis ikan yang dikembangkan dalam Renstra KKP, rumah tangga usaha budidaya ikan dapat dirinci menurut jenis ikan utama yang diusahakan. Terlihat bahwa di Provinsi Sumatera Barat, jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha budidaya ikan adalah Ikan Nila, kemudian diikuti oleh Ikan Gurame, Ikan Mas, dan Ikan Lele. Sedangkan Ikan Kakap, Udang windu, Udang Vaname, dan rumput laut tidak ada diusahakan oleh rumah tangga di Provinsi Sumatera Barat. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan Nila, Gurame, Ikan Mas, dan Lele adalah masing-masing sebanyak 31.803 rumah tangga, 8.592 rumah tangga, 4.548 rumah tangga, dan 4.328 rumah tangga. Untuk komoditas Ikan Nila yang merupakan komoditas unggulan nasional (memiliki jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan terbanyak), Kabupaten Lima Puluh Kota tercatat sebagai daerah dengan jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Nila terbanyak, yaitu sebanyak 6.980 rumah tangga. Komoditas Ikan Gurame paling banyak ditemui di Kabupaten Padang Pariaman, yaitu sebanyak 4.071 rumah tangga. Rumah tangga usaha Budidaya Ikan Mas paling banyak ditemui di Kabupaten Pasaman yaitu sebanyak 2.678 rumah tangga, sedangkan rumah tangga usaha Budidaya Ikan Lele paling banyak ditemui di Kabupaten Lima Puluh Kota dengan jumlah rumah tangga sebanyak 1.087 rumah tangga. Untuk rumah tangga usaha Budidaya Patin banyak diusahakan Kabupaten Lima Puluh Kota (263 rumah tangga) dan Kabupaten Tanah Datar (197 rumah tangga). Sedangkan Ikan Kerapu banyak diusahakan di Kabupaten Kepulauan Mentawai (22 rumah tangga) dan Kabupaten Pesisir Selatan (19 rumah tangga).

Tabel 31 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Bukan Ikan Hias Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ikan Utama di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Ikan Utama Nila Lele Mas Gurame Bandeng Patin Kakap Kerapu Udang Windu Udang Vaname (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) [01] Kepulauan Mentawai 813 44 2 3 0 0 0 22 0 0 0 [02] Pesisir Selatan 534 189 17 20 1 14 0 19 0 0 0 [03] Solok 2 512 168 150 31 0 4 0 0 0 0 0 [04] Sijunjung 2 264 253 136 50 0 95 0 0 0 0 0 [05] Tanah Datar 4 493 300 290 826 0 197 0 0 0 0 0 [06] padang pariaman 2 059 442 27 4 071 0 27 0 0 0 0 0 [07] Agam 4 511 232 106 21 0 1 0 0 0 0 0 [08] Lima Puluh Kota 6 980 1 087 437 2 679 0 263 0 0 0 0 0 [09] Pasaman 1 309 101 2 678 66 0 1 0 0 0 0 0 [10] Solok Selatan 1 657 28 182 2 0 0 0 0 0 0 0 [11] Dharmasraya 453 222 14 46 0 83 0 0 0 0 0 [12] Pasaman Barat 834 265 359 18 0 13 0 2 0 0 0 [71] Padang 1 118 508 10 78 0 28 0 5 0 0 0 [72] Solok 111 47 8 7 0 3 0 0 0 0 0 [73] Sawah Lunto 350 32 65 42 0 24 0 0 0 0 0 [74] Padang Panjang 268 42 12 1 0 0 0 0 0 0 0 [75] Bukittinggi 105 47 8 2 0 1 0 0 0 0 0 [76] Payakumbuh 1 341 225 46 296 0 29 0 0 0 0 0 [77] Pariaman 91 96 1 333 0 2 0 0 0 0 0 Sumatera Barat 31 803 4 328 4 548 8 592 1 785 0 48 0 0 0 Rumput Laut

Dilihat dari jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan hias, di Provinsi Sumatera Barat budi daya ikan hias belum berkembang dengan baik, karena hanya terdapat beberapa rumah tangga yang mengusahakannya. Namun terdapat empat jenis ikan hias yang paling banyak diusahakan, yaitu Ikan Koi, Mas Koki, Cupang dan Arowana. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ikan hias utama yang diusahakan oleh rumah tangga usaha perikanan adalah Ikan Koi dan Ikan Mas Koki, yang masing-masingnya sebanyak 16 rumah tangga. Daerah yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan Koi sebagai komoditas utama adalah Kabupaten Lima Puluh Kota, yaitu sebanyak 6 rumah tangga. Sedangkan Ikan Mas Koki paling banyak diusahakan di Kota Bukittinggi, yaitu juga sebanyak 6 rumah tangga. Selain Ikan Koi, Ikan Cupang merupakan ikan hias yang banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha budidaya ikan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 3 rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias jenis Cupang sebagai jenis ikan utama. Budidaya Ikan Cupang ini hanya terdapat di Kota Padang (2 rumah tangga) dan Kota Payakumbuh (1 rumah tangga). Ikan hias lainnya yang diusahakan rumah tangga usaha perikanan adalah Ikan Arowana, yaitu sebanyak 2 rumah tangga mengusahakan Ikan Arowana dan kedua rumah tangga tersebut terdapat di Kabupaten Dharmasraya.

Tabel 32 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Hias Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ikan Hias Utama di Provinsi Sumatera Barat,ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Ikan Hias Utama Arowana Koi Mas Koki Cupang (1) (2) (3) (4) (5) [01] Kepulauan Mentawai 0 0 0 0 [02] Pesisir Selatan 0 0 0 0 [03] Solok 0 0 1 0 [04] Sijunjung 0 0 0 0 [05] Tanah Datar 0 0 0 0 [06] padang pariaman 0 0 0 0 [07] Agam 0 2 1 0 [08] Lima Puluh Kota 0 6 1 0 [09] Pasaman 0 0 0 0 [10] Solok Selatan 0 0 0 0 [11] Dharmasraya 2 1 3 0 [12] Pasaman Barat 0 0 1 0 [71] Padang 0 2 1 2 [72] Solok 0 1 0 0 [73] Sawah Lunto 0 0 1 0 [74] Padang Panjang 0 2 0 0 [75] Bukittinggi 0 2 6 0 [76] Payakumbuh 0 0 1 1 [77] Pariaman 0 0 0 0 Sumatera Barat 2 16 16 3

Gambar 26 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013

Selain kegiatan Budidaya Ikan, terdapat kegiatan Penangkapan Ikan di Subsektor Perikanan. Kegiatan Penangkapan Ikan terdiri dari dua jenis, yaitu kegiatan Penangkapan Ikan di Laut dan Kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Dari sebanyak 12.501 rumah tangga usaha Penangkapan Ikan, terdapat sebanyak 8.925 rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut dan sebanyak 3.480 rumah tangga mengusahakan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Sedangkan sebanyak 264 rumah tangga mengusahakan kegiatan Penangkapan Ikan baik di Laut maupun di Perairan Umum. Kondisi ini terjadi karena dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari 1 (satu) usaha penangkapan ikan dengan pengelolaan terpisah (unit usaha) yang dilakukan oleh anggota rumah tangga yang berbeda. Jadi dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari 1 (satu) unit usaha penangkapan ikan. Bila ditinjau per masing-masing kabupaten/kota, Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan daerah dengan rumah tangga usaha penangkapan ikan terbanyak, yaitu sebanyak 4.629 rumah tangga. Sedangkan Kota Bukittinggi merupakan daerah yang tidak memiliki rumah tangga usaha Penangkapan. Jika dirinci menurut jenis usaha penangkapan ikan, terlihat bahwa Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan daerah yang memiliki potensi usaha penangkapan ikan di laut karena memiliki jumlah rumah tangga usaha penangkapan ikan di laut terbanyak, yaitu sebanyak 4.348 rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 48,72 persen jumlah rumah tangga usaha penangkapan ikan di laut Provinsi Sumatera Barat. Untuk kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum, Kabupaten Solok merupakan daerah dengan jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum terbanyak, yaitu sebanyak 590 rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 15,36 persen jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum Provinsi Sumatera Barat. Selain Kabupaten Solok daerah dengan usaha penangkapan ikan di perairan umum yang termasuk besar adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai (511 rumah tangga/13,31 persen), dan Kabupaten Agam (532 rumah tangga / 13,85 Persen).

Tabel 33 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaetn/Kota dan Jenis Penangkapan Ikan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Jenis Penangkapan Ikan Di Laut Di Perairan Umum (1) (2) (3) (4) [01] Kepulauan Mentawai 4 629 4 348 511 [02] Pesisir Selatan 1 824 1 680 146 [03] Solok 590 0 590 [04] Sijunjung 269 0 269 [05] Tanah Datar 417 0 417 [06] padang pariaman 604 572 32 [07] Agam 836 305 532 [08] Lima Puluh Kota 186 0 186 [09] Pasaman 324 0 324 [10] Solok Selatan 115 0 115 [11] Dharmasraya 202 0 202 [12] Pasaman Barat 1 369 924 476 [71] Padang 886 868 18 [72] Solok 5 0 5 [73] Sawah Lunto 8 0 8 [74] Padang Panjang 3 1 2 [75] Bukittinggi 0 0 0 [76] Payakumbuh 6 0 6 [77] Pariaman 228 227 1 Sumatera Barat 12 501 8 925 3 840

Jumlah Rumah Tangga Gambar 27 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Jenis Penangkapan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 13 000 12 000 11 000 10 000 9 000 8 000 7 000 6 000 5 000 4 000 3 000 2 000 1 000 0 Usaha Penangkapan Ikan Di Laut Di Perairan Umum Jenis Penangkapan Ikan

Unit usaha penangkapan ikan adalah suatu kesatuan usaha penangkapan ikan yang dilakukan anggota rumah tangga dengan pengelolaan tersendiri dan menanggung resiko usaha. Dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari satu unit usaha. Karakteristik unit usaha penangkapan ikan di Subsektor Perikanan dapat dibedakan juga menurut jenis kapal/perahu utama yang digunakan. Kapal/perahu utama yang digunakan dapat berupa kapal motor, perahu motor tempel, perahu tanpa motor, dan tanpa perahu. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa perahu tanpa motor merupakan jenis perahu yang paling banyak digunakan untuk melakukan penangkapan ikan di laut, yaitu digunakan oleh sebanyak 4.277 unit usaha. Sedangkan unit usaha penangkapan ikan di laut yang tanpa menggunakan kapal/perahu menunjukkan jumlah yang paling sedikit di Sumatera Barat, yaitu hanya sebanyak 362 unit usaha. Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan daerah yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di laut dengan perahu tanpa motor sebagai jenis kapal/perahu utama yang digunakan, yaitu sebanyak 3.556 unit usaha. Lain halnya kondisi yang ditemui pada kegiatan penangkapan ikan di perairan umum. Unit usaha yang menggunakan tanpa perahu merupakan yang terbanyak dilakukan oleh unit usaha penangkapan ikan di perairan umum. Sebanyak 2.009 unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan tanpa perahu dalam melakukan kegiatan usaha di bidang penangkapan ikan di perairan umum. Sedangkan unit usaha yang menggunakan kapal motor tempel merupakan jenis yang paling sedikit ditemui di Sumatera Barat, yaitu hanya sebanyak 174 unit usaha. Kabupaten Pasaman Barat merupakan daerah yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum dengan menggunakan tanpa perahu, yaitu sebanyak 313 unit usaha.

Kabupaten/Kota Tabel 34 Jumlah Unit Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kapal/ Perahu Utama yang Digunakan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kapal Motor Perahu Motor Tempel Di Laut Perahu Tanpa Motor Tanpa Perahu Kapal Motor Di Perairan Umum Perahu Motor Tempel Perahu Tanpa Motor Tanpa Perahu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) [01] Kepulauan Mentawai 61 549 3 556 252 13 9 370 303 [02] Pesisir Selatan 317 1 045 328 48 18 0 31 100 [03] Solok 0 0 0 0 48 51 307 201 [04] Sijunjung 0 0 0 0 15 11 67 196 [05] Tanah Datar 0 0 0 0 34 29 130 234 [06] Padang pariaman 98 423 70 9 0 1 2 31 [07] Agam 70 88 141 22 11 7 456 73 [08] Lima Puluh Kota 0 0 0 0 28 36 44 88 [09] Pasaman 0 0 0 0 42 7 17 265 [10] Solok Selatan 0 0 0 0 6 2 9 98 [11] Dharmasraya 0 0 0 0 20 17 85 83 [12] Pasaman Barat 304 549 90 14 24 4 149 313 [71] Padang 196 590 76 15 1 0 6 11 [72] Solok 0 0 0 0 1 0 2 2 [73] Sawah Lunto 0 0 0 0 1 0 4 3 [74] Padang Panjang 1 0 0 0 1 0 0 1 [75] Bukittinggi 0 0 0 0 0 0 0 0 [76] Payakumbuh 0 0 0 0 0 0 0 6 [77] Pariaman 60 155 16 2 0 0 0 1 Sumatera Barat 1 107 3 399 4 277 362 263 174 1 679 2 009

Selain dibedakan menurut jenis kapal/perahu yang digunakan, karakteristik unit usaha penangkapan ikan dapat dibedakan menurut jenis alat tangkap utama yang digunakan. Jenis alat tangkap utama yang digunakan antara lain pukat, jaring, pancing, perangkap serta lainnya. Untuk kegiatan penangkapan ikan di laut, alat tangkap utama yang digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di Indonesia adalah jenis jaring. Sebanyak 3.729 unit usaha penangkapan ikan di laut menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan perangkap paling sedikit ditemui di Sumatera Barat, yaitu hanya sebanyak 134 unit usaha. Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan daerah yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 1.213 unit usaha. Sama halnya dengan kegiatan penangkapan ikan di laut, alat tangkap utama yang paling banyak digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum adalah jenis jaring. Sebanyak 942 unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan perangkap paling sedikit ditemui di Sumatera Barat, yaitu hanya sebanyak 533 unit usaha. Kabupaten Agam merupakan daerah yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 253 unit usaha.

Tabel 35 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Alat Tangkap Utama yang Digunakan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Di Laut Di Perairan Umum Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) [01] Kepulauan Mentawai 44 1 213 3 037 63 61 6 44 250 143 252 [02] Pesisir Selatan 642 754 271 25 46 4 41 15 29 60 [03] Solok 0 0 0 0 0 162 239 71 50 85 [04] Sijunjung 0 0 0 0 0 19 43 131 11 85 [05] Tanah Datar 0 0 0 0 0 121 65 33 20 188 [06] padang pariaman 130 395 68 4 3 2 18 5 9 [07] Agam 73 163 49 20 16 81 253 18 97 98 [08] Lima Puluh Kota 0 0 0 0 0 81 17 35 26 37 [09] Pasaman 0 0 0 0 0 3 39 80 46 163 [10] Solok Selatan 0 0 0 0 0 25 17 37 7 29 [11] Dharmasraya 0 0 0 0 0 28 47 76 12 42 [12] Pasaman Barat 255 635 17 9 41 13 122 91 81 183 [71] Padang 168 452 201 11 45 1 1 1 1 14 [72] Solok 0 0 0 0 0 1 2 0 2 0 [73] Sawah Lunto 0 0 0 0 0 1 5 0 1 1 [74] Padang Panjang 1 0 1 0 1 0 [75] Bukittinggi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 [76] Payakumbuh 0 0 0 0 0 0 4 0 0 2 [77] Pariaman 48 116 66 2 1 0 0 1 0 Sumatera Barat 1 360 3 729 3 709 134 213 546 942 856 533 1 248

Gambar 28 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013

Rumah Tangga (ribu) Subsektor Kehutanan R umah tangga usaha pertanian Subsektor Kehutanan mencakup ke dalam 4 (empat) jenis kegiatan, yaitu kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan, Menangkar Satwa/Tumbuhan Liar, Menangkap Satwa Liar dan Memungut Hasil Hutan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 59,02 ribu rumah tangga pertanian Subsektor Kehutanan. Dari sejumlah rumah tangga usaha Subsektor Kehutanan, sebanyak 51,08 ribu rumah tangga mengusahakan kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan. Jenis kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan tercatat sebagai kegiatan yang memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling banyak. Gambar 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Jenis Budidaya di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 60 50 40 30 20 10 0 Subsektor Kehutanan Budidaya Tanaman Kehutanan Penangkaran Satwa/Tumbuhan Liar Penangkapan Satwa Liar Pemungutan Hasil Hutan Jenis Budi Daya

Tabel 36 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kegiatan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Budidaya Tanaman Kehutanan Jenis Kegiatan Menangkar Satwa/Tumbuhan Liar Menangkap Satwa Liar (1) (2) (3) (4) (5) Memungut Hasil Hutan [01] Kepulauan Mentawai 6 959 4 701 28 338 4 178 [02] Pesisir Selatan 1 291 611 2 82 622 [03] Solok 7 436 7 033 12 70 567 [04] Sijunjung 3 681 2 681 0 182 881 [05] Tanah Datar 7 804 7 561 30 45 272 [06] padang pariaman 5 998 5 902 0 16 99 [07] Agam 7 129 6 846 22 31 377 [08] Lima Puluh Kota 8 554 8 026 24 112 454 [09] Pasaman 1 714 831 0 93 855 [10] Solok Selatan 2 311 2 053 54 91 160 [11] Dharmasraya 672 388 47 143 112 [12] Pasaman Barat 1 390 780 8 140 496 [71] Padang 590 271 0 39 298 [72] Solok 70 66 0 2 2 [73] Sawah Lunto 2 103 2 069 0 8 73 [74] Padang Panjang 201 195 0 0 19 [75] Bukittinggi 129 124 0 3 2 [76] Payakumbuh 677 660 3 13 6 [77] Pariaman 308 285 3 1 19 Sumatera Barat 59 017 51 083 233 1 409 9 492 (6)

Jika dirinci menurut kabupaten/kota, jumlah rumah tangga usaha kehutanan, paling banyak ditemui di Kabupaten Lima Puluh Kota, yaitu sebanyak 8,69 ribu rumah tangga. Kabupaten yang memiliki rumah tangga usaha kehutanan kedua terbanyak yaitu Kabupaten Tanah Datar dengan jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013 adalah sebanyak 7,8 ribu rumah tangga. Kedua kabupaten tersebut memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan yang cukup banyak karena kondisi alam/geografisnya yang masih memungkinkan untuk melakukan usaha tanaman kehutanan. Berbeda halnya dengan Kota Solok yang tercatat sebagai kabupaten/kota dengan jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling sedikit, yaitu sebanyak 70 rumah tangga. Hal ini dapat dimaklumi karena kepadatan penduduk dan lahan pertanian khususnya lahan kehutanan yang sudah semakin sedikit di wilayah ini. Selain Kota Solok, Kota Bukittinggi juga merupakan kabupaten/kota kedua yang memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling sedikit, yaitu sebanyak 129 rumah tangga. Seperti telah diuraikan sebelumnya, budidaya tanaman kehutanan merupakan jenis kegiatan di Subsektor Kehutanan yang memiliki rumah tangga usaha terbanyak (51,08 ribu rumah tangga). Selain Budidaya Tanaman Kehutanan, kegiatan memungut hasil hutan juga banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Sumatera Barat. Sebanyak 9,49 ribu rumah tangga tercatat mengusahakan kegiatan memungut hasil hutan, dimana Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan kabupaten/kota yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha pemungutan hasil hutan, yaitu sebanyak 4,18 ribu rumah tangga. Kegiatan menangkap satwa liar menempati posisi ketiga dalam urutan banyaknya jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013. Tercatat sebanyak 1,4 ribu rumah tangga yang mengusahakan kegiatan penangkapan satwa liar di Sumatera Barat. Seperti halnya kegiatan pemungutan hasil hutan, ternyata Kabupaten Kepulauan Mentawai juga merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan kegiatan penangkapan satwa liar yaitu sebanyak 338 rumah tangga. Hal ini sangat memungkinkan terjadi di Kabupaten Kepulauan Mentawai mengingat kondisi alam yang memungkinkan serta didukung oleh faktor lingkungan. Kegiatan lainnya di subsektor kehutanan adalah kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak 233 rumah tangga usaha kehutanan di Sumatera Barat mengusahakan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Kabupaten Solok Selatan tercatat sebagai kabupaten yang mendominasi jumlah rumah tangga usaha kehutanan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar terbanyak, yaitu sebanyak 54 rumah tangga.

Tabel 37 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-Rata Populasi per Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Komoditas Jumlah Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan Jumlah Populasi Rata-Rata Tanaman yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Rotan 2 651 1 500 289 565,00 Suren 22 572 553 535 24,00 Mahoni 12 999 480 729 36,00 Bambu 9 055 343 241 37,00 Jati 7 633 319 274 41,00 Bayur 7 472 123 420 16,00 Sengon/Jeunjing/Albazia 538 64 320 119,00 Pinus 341 61 015 178,00 Gaharu 672 32 863 48,00 Trembesi 14 30 591 2 185,00 Cempaka 2 30 001 15 000,00 Meranti 854 27 975 32,00 Jabon 22 20 440 929,00 Medang 360 14 098 39,00 Akasia 317 12 797 40,00 Kayu Putih 200 11 325 56,00 Sungkai 365 6 261 17,00 Cemara Kayu 41 3 845 93,00 Damar 421 3 455 8,00 Kruing 193 3 214 16,00 Mindi 275 1 778 6,00 Johar 6 1 014 169,00 Cendana 4 808 202,00 Mersawa 67 793 11,00 Rimba Campuran 39 539 13,00 Lamtoro 5 472 94,00

Tabel 38 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-Rata Populasi per Rumah Tangga Usaha Pembibitan Tanaman Kehutanan Menurut Komoditas di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Komoditas Jumlah Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan Jumlah Populasi Rata-Rata Tanaman yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Rotan 1 166 587 893 504,00 Mahoni 3 902 306 199 78,00 Suren 5 427 242 894 44,00 Jati 2 673 241 334 90,00 Gaharu 344 79 901 232,00 Jabon 14 54 056 3 861,00 Bayur 2 205 47 373 21,00 Sengon/Jeunjing/Albazia 181 33 745 186,00 Trembesi 7 30 483 4 354,00 Cempaka 2 30 001 15 000,00 Meranti 290 25 063 86,00 Bambu 1 595 18 397 11,00 Kayu Putih 54 6 593 122,00 Akasia 101 4 316 42,00 Kruing 66 3 771 57,00 Cemara Kayu 32 3 709 115,00 Sungkai 66 2 258 34,00 Mersawa 49 1 707 34,00 Medang 56 1 453 25,00 Pilang 5 1 283 256,00 Kenari 5 1 171 234,00 Lamtoro 2 1 100 550,00 Damar 62 1 063 17,00 Palapi 1 1 000 1000,00 Pinus 59 966 16,00 Cendana 2 900 450,00

. Tabel 39 Jumlah Tanaman Kehutanan yang Diusahakan Menurut Kabupten/Kota dan Jenis Tanaman di Provinsi Sumatera Barat, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman Rotan Suren Mahoni Bambu Jati Bayur Sengon Pinus Gaharu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) [01] Kepulauan Mentawai 1 495 827 30 1 099 307 576 12 434 0 642 18 9 065 [02] Pesisir Selatan 0 893 4 448 1 467 19 361 32 11 877 10 1 647 [03] Solok 1 69 243 91 178 3 884 48 160 10 909 3 545 3 027 338 [04] Sijunjung 10 227 13 760 4 776 24 102 596 10 9 316 [05] Tanah Datar 0 96 195 104 401 5 583 28 517 6 494 1 526 55 247 1 347 [06] padang pariaman 0 33 881 20 052 2 911 43 060 70 471 13 860 150 [07] Agam 0 125 000 71 795 9 574 19 811 24 513 4 446 688 4 556 [08] Lima Puluh Kota 30 49 497 73 723 3 619 20 279 636 2 454 1 979 1 331 [09] Pasaman 103 22 957 8 760 724 5 247 0 1 192 2 1 070 [10] Solok Selatan 0 136 299 15 577 178 6 237 40 4 135 0 530 [11] Dharmasraya 0 17 1 258 144 12 690 0 41 0 1 804 [12] Pasaman Barat 4 318 8 523 7 045 325 12 294 6 75 0 325 [71] Padang 0 266 45 401 834 34 062 3 082 20 113 0 100 [72] Solok 0 80 327 29 6 536 11 0 50 [73] Sawah Lunto 0 4 671 17 452 483 17 089 4 188 61 42 239 [74] Padang Panjang 0 3 327 2 061 138 1 435 439 0 74 [75] Bukittinggi 0 485 367 311 309 38 0 1 [76] Payakumbuh 0 1 772 1 889 684 2 542 0 130 1 894 [77] Pariaman 0 172 136 21 5 109 1 963 213 27 Sumatera Barat 1 500 289 553 535 480 729 343 261 319 274 123 418 64 320 61 015 32 863

Tanaman kehutanan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan adalah tanaman rotan. Dimana tanaman rotan tesebut sangat banyak digunakan untuk bahan baku mebel karena lebih ringan, kuat dan elastis bila dibandingkan dengan kayu. Sebanyak 1,5 juta tanaman rotan diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Sumatera Barat. Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman rotan sebanyak 1,49 juta tanaman rotan (99,7 persen). Selain Kabupaten Kepulauan Mentawai terdapat 4 daerah lain yang menghasilkan tanaman rotan yaitu: Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kabupaten Sijunjung. Tanaman Suren yang merupakan tanaman yang sangat baik untuk mebel dan furnitur tercatat diusahakan di Sumatera Barat sebanyak 553,5 ribu tanaman. Kabupaten Solok Selatan merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman suren. Sebanyak 136,3 ribu tanaman jati (24,6 persen) diusahakan di kabupaten tersebut. Sebaliknya, Kabupaten Dharmasraya memiliki jumlah tanaman suren paling sedikit, yaitu sebanyak 17 tanaman (0,003 persen). Tanaman Mahoni juga merupakan tanaman yang sangat baik untuk mebel dan furnitur selain tanaman Suren. Tanaman mahoni yang diusahakan di Sumatera Barat sebanyak 480,7 ribu tanaman. Kabupaten Tanah Datar merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman mahoni. Sebanyak 104,4 ribu tanaman mahoni (21,72 persen) diusahakan di Kabupaten Tanah Datar. Sebaliknya, Kota Pariaman memiliki jumlah tanaman mahoni paling sedikit, yaitu sebanyak 136 tanaman (0,028 persen). Tanaman Bambu yang merupakan tanaman yang sangat banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Sumatera Barat, tercatat diusahakan sebanyak 343,2 ribu tanaman. Seperti halnya tanaman rotan, Kabupaten Kepulauan Mentawai juga merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman bambu. Sebanyak 307,5 ribu tanaman bambu (89,6 persen) diusahakan di kabupaten tersebut. Sebaliknya, Kota Pariaman memiliki jumlah tanaman bambu paling sedikit, yaitu sebanyak 21 tanaman (0,006 persen). Tanaman Jati yang merupakan tanaman yang juga sangat baik untuk mebel dan furnitur tercatat diusahakan di Sumatera Barat sebanyak 319,3 ribu tanaman. Kabupaten Solok kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman jati. Sebanyak 48,1 ribu tanaman jati (15,0 persen) diusahakan di kabupa-

ten tersebut. Sebaliknya, Kota Bukittinggi memiliki jumlah tanaman jati paling sedikit, yaitu sebanyak 309 tanaman (0,097 persen). Tanaman Bayur tercatat sebanyak 123,4 ribu tanaman diusahakan di Sumatera Barat. Kabupaten Padang Pariaman merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman Bayur. Sebanyak 70,4 ribu tanaman Bayur (57,1 persen) diusahakan di Kabupaten Padang Pariaman. Sebaliknya, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Dharmasraya dan Kota Pariaman sama sekali tidak memiliki tanaman Bayur. Tanaman Sengon/Jeunjing/Albazia saat ini merupakan tanaman yang mulai banyak diusahakan di Sumatera Barat, dan biasanya digunakan untuk bahan baku utama industri kayu tercatat sebanyak 64,3 ribu tanaman. Kota Padang merupakan kota yang paling banyak mengusahakan tanaman Sengon/Jeunjing/Albazia. Sebanyak 20,1 ribu tanaman Sengon/Jeunjing/Albazia (31,27 persen) diusahakan di Kota Padang. Sebaliknya, Kota Solok, Kota Padang Panjang dan Kota Bukittinggi sama sekali tidak memiliki tanaman jabon. Tanaman Pinus merupakan tanaman yang juga banyak diusahakan di Sumatera Barat, dan biasanya digunakan getahnya untuk bahan baku industri cat tercatat sebanyak 61,0 ribu tanaman. Kabupaten Tanah Datar merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman Pinus. Sebanyak 55,2 ribu tanaman Pinus (90,55 persen) diusahakan di Kabupaten Tanah Datar. Selain di Kabupaten Tanah Datar Tanaman Pinus hanya diusahakan di kabupaten Kepuluan Mentawai, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Kabupaten Agam, Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota Sawahlunto. Tanaman Gaharu yang diusahakan di Sumatera Barat tercatat sebanyak 32,8 ribu tanaman. Kabupaten Sijunjung merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman Gaharu. Sebanyak 9,3 ribu tanaman Gaharu (28,35 persen) diusahakan di Kabupaten Sijunjung. Sebaliknya, Kota Bukittinggi sama sekali tidak memiliki tanaman gaharu.

Gambar 30 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Kehutanan di Provinsi Sumatera Barat, ST2013

Hasil Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013 Jumlah Rumah Tangga Pertanian yang Mempunyai Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sebagian besar (40,43 persen) rumah tangga pertanian (yang mempunyai sumber pendapatan utama dari usaha pertanian) memiliki pendapatan utama yang berasal dari usaha tanaman padi dan palawija. Sementara itu, sebanyak 41,02 persen rumah tangga pertanian mempunyai pendapatan utama dari usaha tanaman perkebunan. Usaha pertanian lain yang banyak menjadi sumber pendapatan utama rumah tangga pertanian adalah usaha tanaman hortikultura dan usaha peternakan masing-masing sebanyak 9,68 persen dan 3,36 persen rumah tangga pertanian. Sementara rumah tangga pertanian yang menjadikan usaha pertanian lain seperti budidaya ikan, penangkapan ikan, dan usaha di subsektor kehutanan sebagai sumber pendapatan utama masing-masing kurang dari 1 persen. Tabel 40 Jumlah Rumah Tangga Pertanian yang Memiliki Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian, Provinsi Sumatera Barat SPP2013 Sumber Pendapatan Utama Jumlah Rumah Tangga Pertanian Persentase (%) (1) (2) (3) Tanaman Padi dan Palawija 144 107 40,43 Tanaman Horti-kultura 34 488 9,68 Tanaman Perkebunan 146 206 41,02 Peternakan 11 971 3,36 Budidaya ikan di laut 0 0,00 Budidaya ikan di tambak/air payau 0 0,00 Budidaya ikan di kolam air tawar 3 280 0,92 Budidaya ikan di sawah 557 0,16 Budidaya ikan di perairan umum 358 0,10 Budidaya ikan hias 0 0,00 Penang-kapan ikan di laut 3 666 1,03 Penang-kapan ikan di perairan umum 931 0,26 Tanaman Kehutanan 206 0,06 Penang-karan Satwa/ Tumbuhan Liar 0 0,00 Pemungu-tan hasil hutan/ Penang-kapan satwa liar 2 469 0,69 Jasa Pertanian dan pembibitan tanaman 8 157 2,29 Jumlah 356 396 100,00

Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama dan Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu Secara umum, rata-rata pendapatan rumah tangga usaha pertanian berdasarkan hasil ST2013-SPP adalah sebesar Rp 30,54 juta per rumah tangga per tahun atau Rp 2,54 juta per rumah tangga per bulan. Pendapatan dari kegiatan usaha dikelompokkan menjadi dua yaitu usaha di sektor pertanian dan usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari usaha di sektor pertanian lebih tinggi jika dibanding rata-rata pendapatan/penerimaan dari usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian sebesar Rp 13,33 juta per rumah tangga per tahun (43,64%). Sedangkan Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di luar sektor pertanian sebesar Rp 5,7 juta per rumah tangga per tahun (18,68%). Tabel 42 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) di Provinsi Sumatera Barat No Sumber Pendapatan/Penerimaan Rata-Rata Pendapatan (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Usaha di Sektor Pertanian 13 326,73 43,64 2 Usaha di Luar Sektor Pertanian 3 Pendapatan/Penerimaan Lain dan Transfer 4 Buruh Pertanian 5 Buruh di Luar Pertanian 5 704,24 18,68 1 985,45 6,50 3 041,91 9,96 6 479,83 21,22 Jumlah 30.538,16 100,00 Pendapatan/penerimaan dari rumah tangga pertanian yang bersumber dari salah satu anggota rumah tangga yang menjadi buruh juga dikelompokkan menjadi dua yaitu buruh pertanian dan buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh pertanian lebih rendah jika dibanding rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh pertanian sebesar Rp 3,04 juta per rumah tangga per tahun (9,96%). Sedangkan Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh di luar pertanian sebesar Rp 6,48 juta per rumah tangga per tahun (21,22%).

Disamping itu, ada rumah tangga yang mempunyai pendapatan/penerimaan dari bukan usaha dan bukan buruh yaitu dari pendapatan/penerimaan lain dan transfer. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari lainnya dan transfer sebesar Rp 1,99 juta per rumah tangga per tahun (6,50%). Gambar 32 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) di Provinsi Sumatera Barat 60 000 50 000 40 000 30 000 20 000 10 000 0 Dilihat berdasarkan sumber pendapatan utama rumah tangga, rata-rata pendapatan rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya dari kegiatan usaha budidaya ikan disawah adalah sebesar Rp 50,98 juta per rumah tangga per tahun. Selanjutnya pada urutan kedua adalah rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari kegiatan budidaya ikan di perairan umum yaitu sebesar Rp 45,49 juta per rumah tangga per tahun. Dan urutan ketiga rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya juga berasal dari usaha di sektor pertanian, Rp 34,90 juta per rumah tangga per tahun. Sedangkan rata-rata pendapatan yang paling kecil adalah rata-rata pendapatan dari rumah tangga dengan sumber pendapatan utama dari luar sektor pertanian usaha pensiun, sewa lahan, bunga, transfer dan lain-lain yakni sebesar Rp 4,22 juta per rumah tangga per tahun.

Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu Rata-rata pendapatan per rumah tangga pertanian yang berasal dari usaha di sektor pertanian di Sumatera Barat sebesar 13,33 juta rupiah setahun. Dari besarnya pendapatan tersebut, jika dilihat dari jenis usaha di sektor pertanian, rata-rata pendapatan terbesar diperoleh dari usaha Tanaman Perkebunan, yaitu sebesar 5,6 juta rupiah setahun atau sekitar 41,76 persen. Setelah itu diikuti oleh usaha Tanaman Padi sebesar 3,15 juta rupiah (23,66 %), Hortikultura sebesar 1,6 3 juta rupiah (12,26 %), Palawija sebesar 433 ribu rupiah (3,26 %), Jasa Pertanian/Pembibitan Tanaman sebesar 370 ribu rupiah (2,78 %), Penangkapan Ikan di Laut sebesar 325 ribu rupiah (2,44 %), dan Budidaya Ikan di Kolam Air Tawar sebesar 208 ribu rupiah (1,57 %). Tabel 43 Rata-rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) di Provinsi Sumatera Barat No Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Rata-Rata Pendapatan Setahun (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Tanaman Padi 3 153,65 23,66 2 Tanaman Palawija 433,81 3,26 3 Tanaman Hortikultura 1 634,34 12,26 4 Tanaman Perkebunan 5 565,01 41,76 5 Ternak/ Unggas 1 373,08 10,30 6 Budidaya ikan di laut 0,04 0,00 7 Budidaya ikan di tambak/ air 0,74 0,01 8 Budidaya ikan di kolam air tawar 208,94 1,57 9 Budidaya ikan di sawah 46,83 0,35 10 Budidaya ikan di perairan umum 23,66 0,18 11 Budidaya ikan hias 0,12 0,00 12 Penangkapan ikan di laut 325,36 2,44 13 Penangkapan ikan di perairan 39,26 0,29 14 Tanaman Kehutanan 27,49 0,21 15 Penangkaran Tumbuhan Liar 0,00 0,00 16 Penangkaran Satwa Liar 0,00 0,00 17 Pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar 123,74 0,93 18 Jasa Pertanian dan Pembibitan tanaman 370,67 2,78 Jumlah 13 326,73 100,00

Sedangkan usaha yang menghasilkan rata-rata pendapatan relatif kecil (kurang dari 1 %) terdiri dari usaha Pemungutan Hasil Hutan/Penangkapan Satwa Liar, Budidaya Ikan di Sawah, Penangkapan ikan di perairan umum, Tanaman Kehutanan, Budidaya Ikan di Perairan Umum, di Tambak/Air Payau. Berdasarkan dari hasil tersebut menunjukkan bahwa secara makro subsektor perkebunan dan tanaman padi nampaknya merupakan sub sektor andalan di Sumatera Barat, khususnya dilihat dari kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian. Tabel 44 Rata-rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) di Provinsi Sumatera Barat No Sumber Pendapatan Utama Rata-Rata Pendapatan Setahun (000 Rp) (1) (2) (3) SEKTOR PERTANIAN 1 Tanaman Padi dan Palawija 10 845,77 2 Tanaman Hortikultura 20 736,97 3 Tanaman Perkebunan 20 020,17 4 Ternak/ Unggas 19 117,51 5 Budidaya ikan di laut 34 904,04 6 Budidaya ikan di tambak/ air payau 50 978,44 8 Budidaya ikan di sawah 31 773,05 9 Budidaya ikan di perairan umum 20 988,05 10 Budidaya ikan hias 21 255,11 11 Penangkapan ikan di laut 16 304,45 12 Penangkapan ikan di perairan umum 15 846,38 13 Tanaman Kehutanan 10 845,77 14 Penangkaran Satwa/Tumbuhan Liar 20 736,97 15 Pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar 20 020,17 16 Jasa Pertanian dan Pembibitan tanaman 19 117,51 DILUAR SEKTOR PERTANIAN 17 Industri Pengolahan Hasil Pertanian 8 038,09 18 Industri Pengolahan Bukan Hasil Pertanian 5 696,30 19 Pertambangan dan Penggalian 5 403,60 20 Listrik, Gas, Uap/Air Panas, dan Udara Dingin 9 787,87 21 Air, Daur Ulang, Pembangunan, dan Pembersihan Limbah dan Sampah 4 990,28 22 Konstruksi 6 884,07 23 Perdagangan, Akomodasi, Penyediaan, Makan minum 7 236,79 24 Transportasi, Pergudangan, Informasi, dan Komunikasi 6 224,46 25 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 8 011,53 26 Lainnya 9 930,14 PENDAPATAN/PENERIMAAN LAINNYA 27 Pensiun, sewa lahan, bunga, transfer dll 4 219,10 RATA-RATA 13 326,73

Namun dilihat secara mikro, jika rumah tangga pertanian diklasifikasikan menurut pendapatan utama, maka terlihat bahwa rumah tangga yang pendapatan utamanya dari budidaya ikan di tambak/air payau menunjukkan rata-rata pendapatan yang paling tinggi yaitu sebesar 50,8 juta rupiah setahun. Kemudian diikuti oleh kelompok rumah tangga yang pendapatan utamanya dari perikanan lain (budidaya ikan di laut maupun di kolam air tawar) menunjukkan rata-rata pendapatan yang cukup tinggi (berkisar 34 sampai 45 juta rupiah setahun). Selanjutnya untuk rumah tangga yang pendapatan utamanya di luar sektor pertanian mempunyai rata-rata pendapatan berkisar 4 sampai 9 juta rupiah setahun, dan untuk penghasilan utama dari penerimaan lain (pensiun, transfer, dll) rata-rata pendapatan rumah tangga sebesar 13,33 juta rupiah setahun.

Ucapan Terima Kasih Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam rangka menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan Sensus Pertanian 2013. Dalam kesempatan ini secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada: Kepala BPS Republik Indonesia Gubernur Provinsi Sumatera Barat Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Barat Para Kepala Dinas/Badan/Lembaga/Instansi dilingkup Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Kepala BPS Kabupaten/Kota Se-Provinsi Sumatera Barat Para Petugas Lapangan Sensus Pertanian 2013 Seluruh Warga Masyarakat Provinsi Sumetera Barat yang telah membantu menyukseskan Sensus Pertanian 2013

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT Jl. Khatib Sulaiman No.48 Padang, 25135 Telp. : (0751) 442158/442159, Fax. : (0751) 442161 Homepage : http://www.sumbar.go.id E-mail : sumbar@bps.go.id