BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iii. HALAMAN MOTTO... iv. KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara-negara di dunia sebagai pengganti pembangunan global Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan suatu negara salah satunya dapat dilihat dari tingkat

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya, karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sama. Angka tersebut yang akan menjadi indikator penilaian derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa negara di dunia mencerminkan ketidakadilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Menurut Bank Dunia (2000) dalam Akbar (2015), definisi kemiskinan adalah

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Millenium Development Goals (MDGs) merupakan komitmen

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN. miskin mulai dari awal peradaban hingga sekarang ini. Kemiskinan

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

BAB I PENDAHULUAN. 11 bulan) per kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Lienda Wati, FKM UI, 2009 UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

I. PENDAHULUAN. akibat komplikasi kehamilan dan persalinan (Priyanto, 2009). World. Singapura sudah sangat baiksebesar 6 per KH.

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

BAB I PENDAHULUAN. kematian anak. Derajat kesehatan suatu negara dapat diukur dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Tingginya jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah kenyataan fisik sekaligus keadaan mental (state

menikah di usia muda di Indonesia dengan usia tahun pada tahun 2010 lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP

BAB I PENDAHULUAN. PBB termasuk Indonesia sepakat untuk menghadapi Deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak telah

BAB I PENDAHULUAN. masalah infrastruktur yang belum merata dan kurang memadai. Kedua, distribusi yang

KONTRIBUSI KB DALAM PENINGKATAN HDI PROVINSI DIY. Oleh ASISTEN PEMERINTAHAN DAN KESRA

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB I PENDAHULUAN. antara gram), dan berat badan lebih (berat lahir 4000 gram). Sejak

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. millenium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses multidimensional

PENCAPAIAN TARGET MDGs DALAM RPJMN

Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No Sutaryat Trisnamansyah, 2 Tri Jeni Fitriani

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan

Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. 1 Universitas Indonesia. Analisis pelaksanaan..., Rama Chandra, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan keluarga. Setelah era Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Indikator suatu

BAB I PENDAHULUAN. tahun Penurunan angka kematian ibu per kelahiran bayi. Millenium (Millenium Development Goals/MDGs).

BAB I PENDAHULUAN. bayi berat lahir rendah (BBLR), dan infeksi (Depkes RI, 2011). mampu menurunkan angka kematian anak (Depkes RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MGD s) atau tujuan pembangunan milenium

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu bersalin (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai individu yang berada pada rentang usia tahun (Kemenkes RI, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. dan atau perkembangan fisik dan mental anak. Seseorang yang sejak didalam

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan serta penanganan ketimpangan pendapatan. dunia. Bahkan dari delapan butir Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia Angka Kematian Ibu

BAB I PENDAHULUAN. dukungan kesehatan prima dapat menciptakan suatu inovasi dan terobosan baru. menciptakan perubahan dari kondisinya sekarang ini.

I. PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa dan diproyeksikan bahwa jumlah ini

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Alsagaff,H, 2006). Penyakit ini juga

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan wanita. Menurut World Health Organization (WHO), setiap hari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

Menurut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan jumlah kematian ibu melahirkan di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kematian ibu di dunia pada tahun 2000 disebabkan kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Pada September 2000 sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) adalah sebuah komitmen bersama masyarakat internasional untuk mempercepat pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan. MDGs ini telah disepakati oleh 189 negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi pada bulan September tahun 2000 (Wiku, 2008). Salah satu negara yang ikut menyepakati adalah Indonesia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2003 ada delapan tujuan yang telah disepakati sebagai isi MDGs yaitu: 1) Memberantas kemiskinan dan kelaparan eksterem 2) Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua 3) Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan 4) Menurunkan Angka Kematian Anak 5) Meningkatkan kesehatan ibu hamil 6) Memerangi HIV dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya 7) Memastikan kelestarian lingkungan 8) Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan Seperti yang telah diuraikan, setiap tujuan tersebut memiliki satu atau lebih target serta indikatornya yang terukur secara kuantitatif sebagai sarana pencapaian komitmen yang telah disepakatai dalam MDGs. Salah satu tujuan MDGs yaitu menurunkan Angka Kematian Anak (AKA), yang dicerminkan dengan penurunan Angka Kematian Balita (AKBA) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar dua pertiga dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2015. Salah satu indikator AKA yang paling penting adalah AKB karena mempunyai peran penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat, serta pembangunan di suatu wilayah yang juga dapat dilihat dari AKB dan Angka Harapan Hidup (AKH) (Bappenas, 2010). 1

2 Dalam regional Asia Tenggara Indonesia termasuk terburuk dalam pencapaian Angka Kematian Ibu (AKI) dan AKB. Pada data yang dikumpulkan WHO tahun 2008-2011 menunjukkan bahwa Indonesia masih sangat tertinggal dibandingkan negara-negara seperti Thailand, Singapura, Vietnam, dan Malaysia. Banyak negara di Asia Tenggara seperti Thailand dan Filipina mampu mengembangkan upaya komprehensif yang mampu memberikan pengaruh signifikan bagi penurunan kematian ibu, bayi, dan balita. (dinkes.jogjaprov.go.id, 2012) Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DEPKES RI) mengungkapkan bahwa AKB di Indonesia termasuk salah satu yang paling tinggi di dunia. Dalam Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 diperoleh jumlah AKB di Indonesia sebesar 157.000 bayi meninggal per tahun. Menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2012 sebesar 50% jumlah kejadian kematian bayi di indonesia berasal dari Provinsi Jawa Barat, Jawa tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Banten (Kemenkes, 2014). Jawa Tengah menjadi provinsi penyumbang kejadian kematian bayi lebih dari sebagian besar AKB di Indonesia bersama dengan lima provinsi lainnya, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Banten. Selain itu Jawa Tengah juga menjadi salah satu provinsi dengan capaian AHH yang tinggi pada tahun 2012 dan 2013 bersama dengan Provinsi DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Kalimantan Timur. Ke empat provinsi ini dianggap mempunyai tingkat harapan hidup yang tinggi dibandingkan provinsi lain. Tingginya angka harapan hidup menunjukkan bahwa suatu daerah tersebut mempunyai tingkat kesejahteraan dan derajat kesehatan penduduk yang tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya jumlah kematian manusia di wilayah tersebut karena masyarakat yang sadar akan pentingnya kesehatan. Namun tingginya kesadaran masyarakat tersebut tidak diiringi dengan rendahnya AKB di Provinsi Jawa Tengah. Sehubungan dengan permasalahan AKB ini, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009 menyebutkan bahwa beberapa

3 permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh pemerintah adalah disparitas status kesehatan, kinerja pelayanan kesehatan yang rendah, perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat, rendahnya kondisi kesehatan lingkungan, rendahnya pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan, terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusinya tidak merata, serta rendahnya status kesehatan penduduk miskin. Selain faktor rendahnya pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan, faktor sosial ekonomi juga sangat mempengaruhi AKB dan AKBA. Hal ini dapat dilihat dari masih terdapatnya kesenjangan AKB dan AKBA yang cukup besar antar tingkat pendidikan, sosial ekonomi, antara perkotaan dan pedesaan (Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Sosial, 2009). Melihat tingginya AKB ini, maka masalah kematian bayi merupakan hal yang serius. Hal ini mengingat kelangsungan hidup anak sangat menentukan kualitas sumber daya manusia di masa yang mendatang. Oleh karena itu harus diupayakan penurunan AKB dengan strategi yang tepat, sehingga target MDGs dapat tercapai. Upaya ini dapat berjalan efektif apabila diketahui variabel-variabel yang signifikan mempengaruhi AKB. Penelitian mengenai AKB telah dilakukan sebelumnya, penelitian-penelitian sebelumnya sudah mempertimbangkan aspek spasial dalam membuat model AKB. Variabel-variabel yang mempengaruhi AKB di Jawa Timur dilakukan oleh Ardiyanti (2010) dan Septika (2010) menggunakan metode Geographically Weighted Poisson Regression (GWPR). Keduanya melibatkan efek spasial yang mungkin berpengaruh dan diperoleh model tunggal yang merupakan hasil seleksi model terbaik. Banyak penelitian diantaranya menunjukkan hasil bahwa kematian bayi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor medis, tetapi juga faktor non medis. SDKI tahun 2002-2003 mengumpulkan berbagai informasi, diantaranya tentang kematian bayi yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik sosial ekonomi dan demografis. Variabel ekonomi mencakup tempat tinggal, pendidikan, dan indeks kekayaan kuantil. Variabel demografi meliputi umur ibu, paritas, dan jarak kelahiran. Beberapa faktor lain yang berpengaruh terhadap kematian bayi antara

4 lain berat bayi saat lahir, pemeriksaan kehamilan, dan penolong kelahiran. (Permata, 2014) Metode yang digunakan untuk memodelkan AKB di Provinsi Jawa Tengah pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Geographically Weighted Poisson Regression (GWPR). GWPR adalah bentuk lokal dari regresi Poisson dimana informasi spasial atau lokasi diperhatikan. Berupa koordinat dua dimensi lintang (u i ) dan bujur (v i ) untuk masing-masing lokasi pengamatan ke-i. Koordinat dua dimensi ini dinotasikan sebagai U i = (u i, v i ), Prinsip dasar GWPR adalah memprediksi model terbaik berdasarkan ratarata terbobot dari seluruh model. Hasil dari estimasi mencakup semua model yang memungkinkan terbentuk, sehingga bisa mendapatkan hasil estimasi yang lebih baik. Oleh karena itu, pada penelitian kali ini peneliti menggunakan metode GWPR untuk memprediksi faktor-faktor yang mempengaruhi AKB di Provinsi Jawa Tengah. Kondisi geografis, sosial budaya dan ekonomi tentunya akan berbeda antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain, oleh karena itu sangatlah beralasan apabila faktor yang berpengaruh atau faktor yang signifikan terhadap variabel respon yang diamati akan berbeda antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode pemodelan statistik dengan memperhitungkan faktor spasial. Di samping itu, penelitian menggunakan metode GWPR ini masih tergolong jarang digunakan di Provinsi Jawa Tengah, terutama dalam kasus AKB di Provinsi Jawa Tengah.

5 1.2. Rumusan Masalah Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka perlu adanya suatu perumusan masalah yang jelas dan terarah. Adapun rumusan masalah yang ingin penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana deskripsi AKB di Provinsi Jawa Tengah dari sudut pandang kewilayahan? 2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi AKB di Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan pendekatan Geographically Weighted Poisson Regression (GWPR)? 3) Metode manakah yang lebih baik digunakan untuk analisis AKB di Jawa Tengah antara metode GWPR dan metode Regresi Poisson? 1.3. Tujuan dan Manfaat 1.3.1. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan AKB di Provinsi Jawa Tengah dari sudut pandang kewilayahan 2) Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB di Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan pendekatan Geographically Weighted Poisson Regression (GWPR) 3) Mengetahui metode yang lebih baik digunakan untuk menganalisis AKB di Jawa Tengah antara metode GWPR dan metode Regresi Poisson 1.3.2. Manfaat Dengan mendeskripsikan AKB di Jawa Tengah dari sudut kewilayahan, maka akan diketahui kabupaten/kota mana saja yang memiliki AKB yang tinggi. Sehingga, daerah-daerah tersebut akan mendapatkan perhatian khusus dalam kaitannya dengan penurunan AKB.

6 Dengan diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap AKB di masing-masing kabupaten/kota di Jawa Tengah, maka faktor-faktor tersebut dapat digunakan sebagai fokus untuk menurunkan AKB di Provinsi Jawa Tengah. Pemerintah masing-masing kabupaten/kota mengetahui faktor yang benar-benar menyebabkan tingginya AKB di daerah pemerintahannya. Sehingga upaya yang dilakukan dan kebijakan yang dibuat juga akan lebih tepat untuk daerah tersebut. Setiap kabupaten/kota memiliki faktor signifikan yang mungkin saja berbeda satu sama lain, sesuai dengan hasil analisis. Sehingga upaya penurunan AKB oleh pemerintah akan lebih terfokus kepada penanganan faktor-faktor yang berpengaruh di setiap kabupaten/kota. Diharapkan dengan dibuatnya kebijakan dan upaya penurunan AKB yang lebih tepat dan terfokus target MDGs dapat tercapai yaitu. Kemudian dengan diketahuinya metode yang lebih baik antara regresi Poisson dan metode GWPR dalam menganalisis AKB, diharapkan akan menghasilkan analisis yang lebih tepat sehingga dapat digunakan untuk pembuatan kebijakan sebagai upaya penurunan AKB. Dengan demikian salah satu target dari tujuan MDGs 4 yaitu berupa penurunan hingga tiga perempat Angka Kematian Anak dapat tercapai. 1.4. Batasan Masalah Batasan masalah diperlukan agar pembahasan masalah dalam penelitian tidak terlalu luas. Batasan masalah untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Data yang digunakan adalah data sekunder AKB, Sarana Kesehatan, Presentase Lama Pemberian ASI, Presentase persalinan dengan bantuan tenaga non medis, Presentase Penduduk Miskin, Indeks Pembangunan Manusia dan PDRB per kapita provinsi Jawa Tengah tahun 2012 yang dirinci berdasarkan 35 kabupaten/kota. 2) Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Poisson dan Geographically Weighted Poisson Regression. 3) Data diolah menggunakan bantuan aplikasi Ms. Excel 2007, GWR 4 dan Program SPSS 16.

7 1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah : BAB I PENDAHULUAN Bab ini mengungkapkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini mengemukaan landasan teori yang mendukung BAB III yaitu konsep mengenai Angka Kematian Bayi, kemudian dasar pemilihan metode penelitian dan dasar pemilihan variabel penelitian. BAB III LANDASAN TEORI Mengemukakan kajian teoritis mengenai Geographically Weighted Poisson Regression yang akan digunakan dalam menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Mengemukakan populasi penelitian, variabel-variabel penelitian, definisi operasional penelitian, metode pengambilan data, metode analisis data dan langkah-langkah analisis data. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Mengemukakan aplikasi Geographically Weighted Poisson Regression (GWPR) untuk menentukan variabel-variabel yang mempengaruhi Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi rumusan singkat hasil penelitian berupa kesimpulan dan saran.